Saat Dunia Gelap Menelan Cinta

Gavin menatap layar komputer di ruang kerjanya yang remang. Cahaya biru dari monitor menyorot wajahnya yang dingin, nyaris tanpa ekspresi. Di hadapannya, terpampang jelas foto Vanesa… mengenakan gaun pengantin putih. Bersanding dengan seorang pria bernama Damian. Ia tidak tahu kalau Angga di balik semua itu.

"Ini bohong," gumamnya pelan, tapi penuh tekanan. “Mana mungkin dia menikah dengan orang lain secepat itu.”

Felix berdiri di pojok ruangan, menunduk, tak berani menatap mata Gavin yang mulai memerah. Raga dan Zidan hanya diam. Semua orang tahu, amarah Gavin bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng.

Bunyi dentuman keras terdengar saat Gavin melempar laptopnya ke dinding.

"Dia menikah!" raungnya. "Setelah semua yang dia lakukan, setelah semua yang aku relakan, dia masih berani menyakiti aku lagi!"

“Aku dengar, pria itu pilihan orang,” ujar Felix pelan.

“Aku kalah dengan pria yang mengenalnya satu hari. Aku sudah bersamanya bertahun-tahun,” Gavin bergumam, rahangnya mengeras.

Langkahnya menghentak lantai marmer, napasnya memburu, hampir seperti binatang buas yang terluka. Tangannya mengepal begitu kuat hingga buku jarinya memutih.

“Felix,” katanya dingin. “Siapkan jet. Aku ke Rusia malam ini. Aku akan kuburkan Ibu di sana, di tempat asalnya. Setidaknya… dia pantas mendapatkan itu.”

Felix mengangguk pelan, namun sebelum sempat melangkah keluar, Gavin kembali bicara—suaranya tajam seperti pecahan kaca.

“Dan mulai hari ini... kita hidup dalam dua dunia. Dunia yang terang… dan dunia yang gelap. Temukan semua orang yang dekat dengan Vanesa … dan hancurkan itu satu per satu.”

**

Di Rusia, kampung halaman ibunda tercinta, Gavin berdiri di hadapan gundukan salju putih di pemakaman tua Saint Petersburg. Di depannya, nisan berukir nama Laura Mahesa berdiri sunyi.

“Ibu,” bisiknya, suaranya berat. “Aku gagal menjaga janji kita. Tapi aku bersumpah, mulai hari ini, aku bukan lagi Gavin yang dulu. Aku akan mengubah dunia. Dunia mereka. Vanesa dan keluarganya akan merasakan apa yang aku rasakan. Hancur. Sepi. Mati perlahan…”

Salju turun pelan saat Gavin menutup matanya. Dan sejak saat itu, Gavin Alvareza mati—digantikan oleh sosok yang tak lagi punya belas kasih. Sosok yang hidup hanya untuk membalas.

Di pinggiran ibu kota, sebuah rumah kecil bercat biru muda tampak sederhana, jauh dari kemewahan. Di dalamnya, Vanesa mengenakan celemek lusuh, sedang merapikan tumpukan kain motif batik hasil desainnya sendiri.

Damian, suaminya, menghampiri dari belakang sambil membawa dua cangkir teh.

“Kamu nggak pernah cerita soal masa lalu, Nes,” kata Damian, lembut.

Vanesa menunduk, menatap tangannya yang mulai kasar karena menjahit setiap hari.

“Aku dan keluargaku… bukan siapa-siapa. Usaha papi bangkrut, itu membuatnya depresi.”

Damian hanya mengangguk. Ia tak ingin memaksa. Vanesa mau menikah dengannya saja sudah membuatnya sangat senang. Tapi dalam hati Vanesa, luka itu masih menganga. Luka karena harus meninggalkan Gavin. Luka karena harus mengubur mimpinya menjadi dokter. Luka karena harus menyaksikan ayahnya terpuruk. Semuanya terpendam, membusuk dalam diam.

Di balik senyumnya yang lembut, Vanesa menyusun rencana. Diam-diam, ia membuka toko online, mendesain baju-baju yang mengingatkannya pada ibunya, Soraya. Ia ingin membuktikan sesuatu: bahwa tanpa Mahesa Group, tanpa Gavin, tanpa kekayaan keluarganya—dia bisa berdiri.

**

Setelah beberapa lama.

Damian masih penasaran dengan sang istri. Walau sudah menikah, Vanesa tetap tertutup padanya. Ia bahkan tidak pernah cerita kalau dia pernah hampir menjadi dokter. Kalau hari itu tidak ada tetangga mereka yang sakit. Damian tidak akan tahu kalau Vanesa kuliah kedokteran.

“Aku nggak ingin karierku begini-begini saja. Kantor kami di Jakarta memintaku pindah setelah kuliah selesai. Aku ingin kita pindah dari tempat ini, bersama ibu dan adikku. Boleh nggak?”

“Boleh, Mas,” jawab Vanesa tanpa menatapnya.

Namun setiap kali Damian mencoba mendekat, meminta haknya sebagai suami, Vanesa selalu menolak. Bahkan ia sengaja berpakaian kucel agar Damian tidak tertarik dengannya, berusaha menjaga jarak. Dalam hatinya, nama Gavin masih bersemayam—sekuat luka yang ia coba kubur.

*

Satu tahun kemudian.

Bandara Soekarno-Hatta terlihat lebih gelap dari biasanya, saat sebuah jet pribadi mendarat perlahan. Dari dalamnya, Gavin melangkah keluar dengan setelan hitam kelam. Wajahnya lebih tirus dan tajam. Rambutnya disisir rapi ke belakang. Di belakangnya, Felix, Raga, dan Zidan berjalan dengan langkah pasti.

"Selamat datang kembali, Bos," sapa Felix. "Markas baru sudah siap. Proyek pinjaman dana  dan distribusi senjata berjalan lancar. Kita juga sudah beli beberapa saham rumah sakit dan hotel... semua atas nama mendiang Ibu Anda."

Gavin tak menjawab. Ia hanya menatap malam Jakarta dari balik kaca mobil limusin.

“Bagaimana respons pasar?” tanyanya akhirnya.

“Stabil. Bahkan mendominasi. Tidak ada yang curiga. Semua pikir Anda hanya pewaris Mahesa Group.”

Gavin menyeringai tipis. Senyum itu lebih mirip cemooh. “Bagus. Sekarang kita mulai permainannya.”

Zidan memutar layar ponselnya. Menampilkan foto-foto: Vanesa di depan toko kecil, anak-anak jalanan mengenakan desain bajunya, dan Damian yang bekerja di kantor menengah.

"Dia hidup seperti rakyat jelata, meninggalkan sekolah dokternya," kata Zidan mencibir. "Hanya punya toko kecil, belajar jadi desainer. Tujuannya... mungkin ingin melawan Mahesa Group."

Mata Gavin menajam. “Bagus,” katanya lirih. “Biar dia mendaki. Biar dia merasa punya harapan. Karena semakin tinggi dia naik… akan semakin keras dia jatuh.”

Felix menelan ludah. Gavin bukan lagi pria yang sama. Ia telah menjadi bayangan kelam dari masa lalunya—dan dunia akan segera menyadarinya.

“Siapkan pertemuan dengan bandar senjata dari Balkan. Aku ingin jalur pengiriman makin kuat.”

“Baik, Bos.”

Gavin menatap ke luar jendela. Angin malam meniup rambutnya yang basah oleh kabut.

“Dan satu lagi…”

"Atur pertemuanku dengan Vanesa. Aku ingin melihat matanya saat aku hancurkan dunianya. Kita mulai dari adiknya Zein... lalu Angga... dan suaminya."

Bersambung

Episodes
1 Janji yang Kau Ingkari
2 Darah dan Dendam
3 Saat Dunia Gelap Menelan Cinta
4 Setelah Semua yang Kulakukan untukmu
5 Luka yang Tak Termaafkan
6 Harga Sebuah Kesetiaan
7 Yang Tak Pernah Bisa Kembali
8 Sepasang Sepatu di Depan Pintu
9 Jika Kamu Datang Nanti Aku Sudah Berubah
10 Satu Hari Sebelum Neraka
11 Hujan Ancaman di Tengah Malam
12 Tidak Ada Pilihan Lagi.
13 Jejak Luka dan Amarah
14 Di Antara Rel dan Dendam
15 Bayangan di Balik Ruko
16 Topeng yang Terkelupas
17 Sandiwara di Balik Tirai Kristal
18 Rumah itu Luka
19 Permainan Terakhir Vanesa
20 Istri Kontrak Sang Tiran
21 Segel Luka di Meja Kekuasaan
22 Aroma Cinta yang Belum Padam
23 Sayap yang Terluka
24 Bara di Balik Mata Biru
25 Di Balik Luka yang Tak Terucap
26 Luka yang Tak Terlihat
27 Tubuh yang Kurelakan, Demi Nyawa yang Kucinta
28 Menantang Badai di Langit Batam
29 Darah Dibayar Darah
30 Bayangan di Balik Gaun Baru
31 Langkah Sunyi Seorang Wanita yang Terluka
32 Muslihat di Balik Vanda”
33 Perang yang Tak Terlihat
34 Tali Pelana yang Tak Terputus
35 Dosa yang Tak Terlupakan
36 Api di Balik Senyum
37 Api dalam Sekat Dingin
38 Luka yang Disimpan Gaun Anggun
39 Rahasia Darah Biru Vanesa
40 Perang Dalam Balutan Gaun Sutra
41 Bara yang Kembali Menyala
42 Retakan yang Merambat"
43 Tebusan Luka, Harga Darah
44 Bara Dendam di Ujung Fajar
45 Perang Dingin yang Membara
46 Antara Dendam dan Pelarian
47 Terluka
48 Di Antara Bara dan Dingin Matamu
49 Jejak Dendam di Bawah Langit Kelabu
50 Penjara Emas Gavin
51 Luka Di Balik Cinta Terlarang
52 Jejak Luka Sang Mafia
53 Api di Balik Bayangan
54 Malam Berdarah dan Pengkhianatan
55 Jerat Pengkhianatan
56 Memburu Sang Pengkhianat
57 Tawanan dalam Kabut
58 Bayangan di Antara Gelombang
59 Dalam Dendam, Aku Bernapas
60 Dalam Dendam. Aku mencarimu
61 Aku Mencarimu
62 Darah di Balik Ingatan
63 Hantu dari Masa Lalu
64 Jejak Rindu di Balik Nama Baru
65 Hujan di Kalimantan
66 Jejak yang Menghilang
67 Jejak yang Hilang: Arvind dan Luka Lama
68 Rahasia Darah: Saat Takdir Membawa Pulang"
69 Di Sebuah Rest Area, Tengah Malam
70 Malam Berburu Jejak
71 Jejak Luka di Balik Mata Biru
72 Bara dalam Dada
73 Jejak yang Dilupakan, Luka yang Masih Menganga
74 Jejak Luka Vanesa
75 Ketika Masa Lalu Mengetuk Pintu
76 Bayang-Bayang Masa Lalu dan Luka yang Belum Pulih
77 Di Balik Luka, Ada Cinta yang Tak Bisa Pergi
78 Vanesa akhirnya pergi.
79 Luka yang Tak Terucap
80 Tak Ada Jalan Mundur
81 Luka, Cinta, dan Kebenaran
82 Pengkhianatan Berdarah, Cinta yang Membara
83 Perang dalam Diam”
84 Peluru untuk Cinta
85 Detak Terakhir Vanesa
86 Ruang Operasi.
87 Luka, Darah, dan Cinta yang Tidak Mati
88 Dosa Darah dan Api Dendam
89 Kembali ke Sisi Vanesa
90 Luka Lama dan Harapan Baru
91 Jejak Luka di Balik Tahta
92 Perang yang Dideklarasikan
93 Musuh dari Selatan
94 Ide Penculikan Hebat
95 Luka di Balik Tembok Batu
96 Luka yang Dibayar Damai
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Janji yang Kau Ingkari
2
Darah dan Dendam
3
Saat Dunia Gelap Menelan Cinta
4
Setelah Semua yang Kulakukan untukmu
5
Luka yang Tak Termaafkan
6
Harga Sebuah Kesetiaan
7
Yang Tak Pernah Bisa Kembali
8
Sepasang Sepatu di Depan Pintu
9
Jika Kamu Datang Nanti Aku Sudah Berubah
10
Satu Hari Sebelum Neraka
11
Hujan Ancaman di Tengah Malam
12
Tidak Ada Pilihan Lagi.
13
Jejak Luka dan Amarah
14
Di Antara Rel dan Dendam
15
Bayangan di Balik Ruko
16
Topeng yang Terkelupas
17
Sandiwara di Balik Tirai Kristal
18
Rumah itu Luka
19
Permainan Terakhir Vanesa
20
Istri Kontrak Sang Tiran
21
Segel Luka di Meja Kekuasaan
22
Aroma Cinta yang Belum Padam
23
Sayap yang Terluka
24
Bara di Balik Mata Biru
25
Di Balik Luka yang Tak Terucap
26
Luka yang Tak Terlihat
27
Tubuh yang Kurelakan, Demi Nyawa yang Kucinta
28
Menantang Badai di Langit Batam
29
Darah Dibayar Darah
30
Bayangan di Balik Gaun Baru
31
Langkah Sunyi Seorang Wanita yang Terluka
32
Muslihat di Balik Vanda”
33
Perang yang Tak Terlihat
34
Tali Pelana yang Tak Terputus
35
Dosa yang Tak Terlupakan
36
Api di Balik Senyum
37
Api dalam Sekat Dingin
38
Luka yang Disimpan Gaun Anggun
39
Rahasia Darah Biru Vanesa
40
Perang Dalam Balutan Gaun Sutra
41
Bara yang Kembali Menyala
42
Retakan yang Merambat"
43
Tebusan Luka, Harga Darah
44
Bara Dendam di Ujung Fajar
45
Perang Dingin yang Membara
46
Antara Dendam dan Pelarian
47
Terluka
48
Di Antara Bara dan Dingin Matamu
49
Jejak Dendam di Bawah Langit Kelabu
50
Penjara Emas Gavin
51
Luka Di Balik Cinta Terlarang
52
Jejak Luka Sang Mafia
53
Api di Balik Bayangan
54
Malam Berdarah dan Pengkhianatan
55
Jerat Pengkhianatan
56
Memburu Sang Pengkhianat
57
Tawanan dalam Kabut
58
Bayangan di Antara Gelombang
59
Dalam Dendam, Aku Bernapas
60
Dalam Dendam. Aku mencarimu
61
Aku Mencarimu
62
Darah di Balik Ingatan
63
Hantu dari Masa Lalu
64
Jejak Rindu di Balik Nama Baru
65
Hujan di Kalimantan
66
Jejak yang Menghilang
67
Jejak yang Hilang: Arvind dan Luka Lama
68
Rahasia Darah: Saat Takdir Membawa Pulang"
69
Di Sebuah Rest Area, Tengah Malam
70
Malam Berburu Jejak
71
Jejak Luka di Balik Mata Biru
72
Bara dalam Dada
73
Jejak yang Dilupakan, Luka yang Masih Menganga
74
Jejak Luka Vanesa
75
Ketika Masa Lalu Mengetuk Pintu
76
Bayang-Bayang Masa Lalu dan Luka yang Belum Pulih
77
Di Balik Luka, Ada Cinta yang Tak Bisa Pergi
78
Vanesa akhirnya pergi.
79
Luka yang Tak Terucap
80
Tak Ada Jalan Mundur
81
Luka, Cinta, dan Kebenaran
82
Pengkhianatan Berdarah, Cinta yang Membara
83
Perang dalam Diam”
84
Peluru untuk Cinta
85
Detak Terakhir Vanesa
86
Ruang Operasi.
87
Luka, Darah, dan Cinta yang Tidak Mati
88
Dosa Darah dan Api Dendam
89
Kembali ke Sisi Vanesa
90
Luka Lama dan Harapan Baru
91
Jejak Luka di Balik Tahta
92
Perang yang Dideklarasikan
93
Musuh dari Selatan
94
Ide Penculikan Hebat
95
Luka di Balik Tembok Batu
96
Luka yang Dibayar Damai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!