Luka yang Tak Termaafkan

Hujan baru saja reda ketika Vanesa melangkah keluar dari butik kecilnya di pinggiran Jakarta. Rambut panjangnya dikuncir seadanya, wajahnya tampak letih namun bersih tanpa riasan. Di tangannya, kain batik bermotif klasik masih tergenggam erat, siap dibawa pulang.

Namun langkahnya terhenti.

Di depan gerbang besi yang mulai berkarat, sebuah mobil hitam mengilap terparkir diam. Bukan jenis mobil pelanggan butik biasa. Sopirnya berdiri tegak, bersetelan hitam, wajah kaku dan dingin.

Vanesa mengerutkan dahi, merapatkan cardigan  di tubuhnya. Saat hendak berbalik, suara sepatu kulit menghentikan langkahnya.

“Vanesa.”

Suaranya berat. Dalam. Sangat familiar, namun juga asing. Seperti luka lama yang tiba-tiba dibuka kembali.

Perlahan, Vanesa menoleh. Dadanya sesak, napasnya tercekat ketika melihat pria itu.

Gavin.

Berdiri di bawah payung hitam, mengenakan setelan jas Armani. Wajahnya tampak lebih tirus dari yang ia ingat, rahangnya tajam, mata biru itu… masih menusuk tajam, namun tak ada lagi kehangatan di sana. Hanya kehampaan. Kebencian yang membeku.

“A-apa yang kau lakukan di sini?” tanya Vanesa pelan. Tangannya bergetar, ia sembunyikan di balik kain yang dibawanya.

Gavin melangkah perlahan mendekat. Derap sepatunya seolah menggema dalam kepala Vanesa. Setiap langkah pria itu seperti membawa kenangan lama yang pernah  mereka lalui bersama. Langkah  yang berubah jadi luka.

“Melihat hasil akhirnya,” jawab Gavin ringan. “Dan... hasilnya tidak buruk.”

Vanesa mengernyit. “Apa maksudmu?”

Pria itu tidak menjawab. Ia hanya menatap butik kecil di belakang Vanesa, lalu menatap wanita itu dari ujung rambut sampai ujung kaki—yang kini berpakaian sederhana, jauh dari kemewahan masa lalu.

“Kau terlihat... menyedihkan. Apakah ini yang kau dapatkan setelah meninggalkanku di hari pernikahan kita? Aku pikir kamu kabur dari pernikahan kita kamu akan jadi dokter atau jadi orang sukses. Tapi sekarang kamu hanya wanita yang menyedihkan.”

Vanesa menggigit bibir bawahnya. “Kau tidak punya hak menilai hidupku.”

Gavin menyeringai kecil. “Aku punya hak atas semuanya, Vanesa. Bahkan atas kehancuranmu. Karena kamulah yang menghancurkan hidupku terlebih dulu.”

Suasana tiba-tiba mencekam. Vanesa memeluk kain di dadanya lebih erat.

“Aku sudah menikah,” bisiknya, seolah mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Tapi apa kamu tahu kalau laki-laki yang kamu pilih jadi suamimu seorang berengsek?”

“A-apa maksudmu?” tanya Vanesa dengan suara bergetar.”Apa kamu kenal Damian?”

“Aku tahu,” Gavin menanggapi cepat. “Bahkan sebelum kau tahu.”

Wajah Vanesa berubah pucat. “A-apa maksudmu?” tanya Vanesa lagi.

“Perempuan itu satu kantor dengan Damian. Laki-laki brengsek itu tidak pernah menganggapmu ada. Baru ditawarkan saja dia sudah menyantap tanpa memikirkanmu.”

Vanesa meremas jari-jarinya dengan kuat. “Jadi semua ini karena perbuatanmu?”

“Aku hanya mengetesnya. Ternyata dia tidak pernah menganggapmu sebagai istri. Sangat menyedihkan, saat aku menawarkanmu sebagai ratu, kamu malah memilih jadi babu. Aku yakin saat aku memberinya jabatan, tanpa ragu dia akan menceraikanmu.”

Vanesa merasa napasnya tercekat. 'Tidak, aku dan Damian tidak boleh bercerai,' ucapnya dalam hati.

Suara Gavin sangat tenang, terlalu tenang. Tapi justru di situlah letak kengerian paling dalam.

Vanesa menunduk. Ia merasa tubuhnya bergetar menahan rasa gugup bercampur takut. Ia merasa dahinya berkeringat, tapi ia cepat menyekanya. “Kenapa... kau lakukan ini padaku?”

“Apa kau lupa?” Gavin mendekat, kini hanya berjarak sejengkal. “Kau meninggalkanku. Menikah dengan pria lain. Mengubur masa lalu kita. Seolah aku tidak pernah ada.”

“Aku—aku tidak punya pilihan. Aku…” Vanesa tercekat.

“Kau memilih untuk tidak memilihku. Itu sudah cukup bagiku.”

Vanesa menunduk. Ia tidak sanggup menatap Gavin. Pria itu terlalu dingin, terlalu menusuk… terlalu penuh luka yang tak pernah ia sembuhkan.

“Aku bukan siapa-siapa lagi, Gavin. Aku bukan Vanesa yang dulu.” Suaranya pelan. “Aku bahkan tidak pantas menatapmu sekarang…”

Gavin terdiam sesaat. Dalam hening itu, angin malam mengibas rambut Vanesa. Di balik dinginnya sikap Gavin, ada sesuatu yang menekan di dadanya. Tapi ia terlalu keras untuk mengakuinya.

Amarahnya semakin membesar, sebab Vanesa tidak mengucapkan maaf padanya atas semua yang terjadi. Vanesa berpikir itu hanya masa lalu yang perlu mereka berdua lupakan. Vanesa tidak tahu betapa hancurnya Gavin saat ia meninggalkannya.

“Ternyata kamu kuat juga ya, hidup tanpa harta. Aku ingin lihat sekuat apa wanita yang mengkhianatiku ini,” ucap Gavin dengan senyuman sinis.

Vanesa terkejut.

“Apa yang kamu tahu tentang hidupku?”

“Kau bisa bertahan hidup tanpa harta, tanpa keluargamu, tanpa aku. Kau tidak pernah datang mencariku. Sekedar menjelaskan kenapa kamu pergi hari itu. Tidak sekalipun.” Gavin menarik napas tajam. “Kau pikir aku akan memaafkanmu hanya karena hidupmu menderita?”

Vanesa menggeleng. “Aku... hanya ingin hidup tenang.”

“Dan aku hanya ingin melihatmu menderita,” Gavin menukas. “Sampai kau merasakan perih yang aku telan bertahun-tahun.”

“Apa kamu datang hari ini untuk membalasku?”

Gavin menatapnya dalam-dalam, lalu mendekat sedikit, membisik pelan, “Karena ini baru awal, Vanesa. Aku ingin melihat matamu… ketika semua yang kau bangun perlahan-lahan aku hancurkan.”

Vanesa memejamkan mata, tubuhnya goyah. Tapi ia tetap berdiri, tetap menahan air mata, tetap tak ingin menunjukkan kelemahan.

“Kau bisa ambil semuanya, Gavin,” katanya perlahan. “Tapi satu hal yang tidak akan pernah bisa kamu lakukan. Kita tidak bisa mengubah masa lalu.”

Gavin membeku. Tapi wajahnya tetap datar, tak menunjukkan emosi apa pun. Ia berbalik, melangkah menuju mobilnya.

Tapi sebelum masuk, ia menoleh sejenak.

“Kalau begitu, lebih baik kau benci aku sepenuhnya, Vanesa. Karena cinta yang masih kau simpan... akan membunuhmu lebih pelan dari semua yang kulakukan.”

Pintu mobil ditutup, dan mobil hitam itu melaju perlahan, meninggalkan Vanesa yang berdiri kaku di bawah langit malam. Hujan turun lagi, membasahi kain di pelukannya, membasahi air matanya.

Tapi wanita itu tetap berdiri, walau seluruh dunianya baru saja dihancurkan oleh pria yang pernah ia cintai.

 “Karena cinta yang masih kau simpan... akan membunuhmu lebih pelan dari semua yang kulakukan.”

Bersambung

Terpopuler

Comments

Bella syaf

Bella syaf

sedih ngebayangin jadi vanesha

2025-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Janji yang Kau Ingkari
2 Darah dan Dendam
3 Saat Dunia Gelap Menelan Cinta
4 Setelah Semua yang Kulakukan untukmu
5 Luka yang Tak Termaafkan
6 Harga Sebuah Kesetiaan
7 Yang Tak Pernah Bisa Kembali
8 Sepasang Sepatu di Depan Pintu
9 Jika Kamu Datang Nanti Aku Sudah Berubah
10 Satu Hari Sebelum Neraka
11 Hujan Ancaman di Tengah Malam
12 Tidak Ada Pilihan Lagi.
13 Jejak Luka dan Amarah
14 Di Antara Rel dan Dendam
15 Bayangan di Balik Ruko
16 Topeng yang Terkelupas
17 Sandiwara di Balik Tirai Kristal
18 Rumah itu Luka
19 Permainan Terakhir Vanesa
20 Istri Kontrak Sang Tiran
21 Segel Luka di Meja Kekuasaan
22 Aroma Cinta yang Belum Padam
23 Sayap yang Terluka
24 Bara di Balik Mata Biru
25 Di Balik Luka yang Tak Terucap
26 Luka yang Tak Terlihat
27 Tubuh yang Kurelakan, Demi Nyawa yang Kucinta
28 Menantang Badai di Langit Batam
29 Darah Dibayar Darah
30 Bayangan di Balik Gaun Baru
31 Langkah Sunyi Seorang Wanita yang Terluka
32 Muslihat di Balik Vanda”
33 Perang yang Tak Terlihat
34 Tali Pelana yang Tak Terputus
35 Dosa yang Tak Terlupakan
36 Api di Balik Senyum
37 Api dalam Sekat Dingin
38 Luka yang Disimpan Gaun Anggun
39 Rahasia Darah Biru Vanesa
40 Perang Dalam Balutan Gaun Sutra
41 Bara yang Kembali Menyala
42 Retakan yang Merambat"
43 Tebusan Luka, Harga Darah
44 Bara Dendam di Ujung Fajar
45 Perang Dingin yang Membara
46 Antara Dendam dan Pelarian
47 Terluka
48 Di Antara Bara dan Dingin Matamu
49 Jejak Dendam di Bawah Langit Kelabu
50 Penjara Emas Gavin
51 Luka Di Balik Cinta Terlarang
52 Jejak Luka Sang Mafia
53 Api di Balik Bayangan
54 Malam Berdarah dan Pengkhianatan
55 Jerat Pengkhianatan
56 Memburu Sang Pengkhianat
57 Tawanan dalam Kabut
58 Bayangan di Antara Gelombang
59 Dalam Dendam, Aku Bernapas
60 Dalam Dendam. Aku mencarimu
61 Aku Mencarimu
62 Darah di Balik Ingatan
63 Hantu dari Masa Lalu
64 Jejak Rindu di Balik Nama Baru
65 Hujan di Kalimantan
66 Jejak yang Menghilang
67 Jejak yang Hilang: Arvind dan Luka Lama
68 Rahasia Darah: Saat Takdir Membawa Pulang"
69 Di Sebuah Rest Area, Tengah Malam
70 Malam Berburu Jejak
71 Jejak Luka di Balik Mata Biru
72 Bara dalam Dada
73 Jejak yang Dilupakan, Luka yang Masih Menganga
74 Jejak Luka Vanesa
75 Ketika Masa Lalu Mengetuk Pintu
76 Bayang-Bayang Masa Lalu dan Luka yang Belum Pulih
77 Di Balik Luka, Ada Cinta yang Tak Bisa Pergi
78 Vanesa akhirnya pergi.
79 Luka yang Tak Terucap
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Janji yang Kau Ingkari
2
Darah dan Dendam
3
Saat Dunia Gelap Menelan Cinta
4
Setelah Semua yang Kulakukan untukmu
5
Luka yang Tak Termaafkan
6
Harga Sebuah Kesetiaan
7
Yang Tak Pernah Bisa Kembali
8
Sepasang Sepatu di Depan Pintu
9
Jika Kamu Datang Nanti Aku Sudah Berubah
10
Satu Hari Sebelum Neraka
11
Hujan Ancaman di Tengah Malam
12
Tidak Ada Pilihan Lagi.
13
Jejak Luka dan Amarah
14
Di Antara Rel dan Dendam
15
Bayangan di Balik Ruko
16
Topeng yang Terkelupas
17
Sandiwara di Balik Tirai Kristal
18
Rumah itu Luka
19
Permainan Terakhir Vanesa
20
Istri Kontrak Sang Tiran
21
Segel Luka di Meja Kekuasaan
22
Aroma Cinta yang Belum Padam
23
Sayap yang Terluka
24
Bara di Balik Mata Biru
25
Di Balik Luka yang Tak Terucap
26
Luka yang Tak Terlihat
27
Tubuh yang Kurelakan, Demi Nyawa yang Kucinta
28
Menantang Badai di Langit Batam
29
Darah Dibayar Darah
30
Bayangan di Balik Gaun Baru
31
Langkah Sunyi Seorang Wanita yang Terluka
32
Muslihat di Balik Vanda”
33
Perang yang Tak Terlihat
34
Tali Pelana yang Tak Terputus
35
Dosa yang Tak Terlupakan
36
Api di Balik Senyum
37
Api dalam Sekat Dingin
38
Luka yang Disimpan Gaun Anggun
39
Rahasia Darah Biru Vanesa
40
Perang Dalam Balutan Gaun Sutra
41
Bara yang Kembali Menyala
42
Retakan yang Merambat"
43
Tebusan Luka, Harga Darah
44
Bara Dendam di Ujung Fajar
45
Perang Dingin yang Membara
46
Antara Dendam dan Pelarian
47
Terluka
48
Di Antara Bara dan Dingin Matamu
49
Jejak Dendam di Bawah Langit Kelabu
50
Penjara Emas Gavin
51
Luka Di Balik Cinta Terlarang
52
Jejak Luka Sang Mafia
53
Api di Balik Bayangan
54
Malam Berdarah dan Pengkhianatan
55
Jerat Pengkhianatan
56
Memburu Sang Pengkhianat
57
Tawanan dalam Kabut
58
Bayangan di Antara Gelombang
59
Dalam Dendam, Aku Bernapas
60
Dalam Dendam. Aku mencarimu
61
Aku Mencarimu
62
Darah di Balik Ingatan
63
Hantu dari Masa Lalu
64
Jejak Rindu di Balik Nama Baru
65
Hujan di Kalimantan
66
Jejak yang Menghilang
67
Jejak yang Hilang: Arvind dan Luka Lama
68
Rahasia Darah: Saat Takdir Membawa Pulang"
69
Di Sebuah Rest Area, Tengah Malam
70
Malam Berburu Jejak
71
Jejak Luka di Balik Mata Biru
72
Bara dalam Dada
73
Jejak yang Dilupakan, Luka yang Masih Menganga
74
Jejak Luka Vanesa
75
Ketika Masa Lalu Mengetuk Pintu
76
Bayang-Bayang Masa Lalu dan Luka yang Belum Pulih
77
Di Balik Luka, Ada Cinta yang Tak Bisa Pergi
78
Vanesa akhirnya pergi.
79
Luka yang Tak Terucap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!