"Ayo kita masuk," ajak Veronica sambil mendorong pintu kaca kafe itu. Emilia mengikutinya dari belakang.
Karena sangat ramai, hanya tersisa 2 buah meja yang masih kosong di pojok ruangan, mereka memilih meja yang dekat dengan dinding kaca, sehingga mereka leluasa melihat keluar kafe.
Pelayan cafe mendekati mereka sambil menyodorkan buku menu.
"Selamat sore, silahkan di order," sapa pelayan cewek itu.
"Aku mau roti bakar selai strawberry dan es Milo." ucap Veronica sambil menutup buku menu.
"Aku mau pisang bakar susu keju dan jus timun ya," Emilia mengembalikan buku menu kepada pelayan kafe itu.
"Baik, mohon tunggu sebentar ya," jawab pelayan kafe itu sambil berlalu.
"Tidak kusangka dekat rumahku ada kafe seperti ini ya Ve," Emilia menyapu pandangannya ke seluruh ruangan.
"Iya Lia, tempatnya lumayan bagus ya, rasanya juga nyaman duduk di sini," Veronica melempar pandangannya keluar kafe.
"Lain kali kita ajak Jim ke sini ya," ucap Emilia.
"Iya Lia," jawab Veronica tersenyum menatap Emilia.
Tidak lama kemudian pesanan mereka sudah datang.
"Selamat menikmati," ucap pelayan itu sambil meletakkan pesanan di atas meja.
"Terima kasih," ucap Emilia dan Veronica bersamaan.
"Ve, Jim bilang mau ajak kita belajar bersama, dengan Anton juga, kamu mau tidak?" tanya Emilia sambil menyedot jus timunnya.
"Boleh, kapan?" Veronica memasukkan sepotong roti bakar ke dalam mulutnya.
"Mungkin mulai besok, biar Jim yang atur waktunya," jawab Emilia.
"Benar kata temanku, makanan di sini enak, lain kali aku mau coba makanan yang lain." Veronica memakan roti bakarnya dengan lahap.
"Iya Ve, kejunya juga banyak sampai pisangnya tertutup semua," jawab Emilia sambil menikmati pisang bakarnya. Tampaknya mereka berdua sangat puas dengan makanan yang mereka pesan.
"Oh iya Lia, hari Sabtu ini Jim ulang tahun loh, kamu tidak lupa kan?" tanya Veronica, dia menyuap potongan roti bakar terakhir ke dalam mulutnya.
"Wah, aku lupa Ve, untung kamu ingatin, kamu udah siapin kado?"
"Belum, bingung juga mau kasih dia apa," jawab Veronica.
"Atau kita belikan dia komik ya? Jim kan suka baca komik, setahu aku dia juga banyak mengoleksi komik," usul Emilia.
"Umur segini masih baca komik? apa tidak salah Lia," Veronica terkekeh.
"Jangan gitu Ve, komik kan tidak hanya komik anak-anak, Jim biasa baca yang action dan adventure punya," jelas Emilia.
"Masa sih Lia? aku tidak pernah baca begituan, jadi tidak tahu," ucap Veronica polos.
"Iya Ve, sepertinya ada komik dewasa yang romantis juga kalau kamu penasaran nanti aku sekalian beliin buat kamu," ledek Emilia.
"Tidak usah deh Lia, aku sama sekali tidak tertarik, nanti kita belikan buat Jim saja,"
"Kamu saja yang beli Ve, Jim akan sangat senang menerimanya," Emilia terkekeh.
"Memang ya, hanya Lia yang paling mengerti Jim," ledek Veronica.
"Ish, kamu nih, jadi gimana?" tanya Emilia sambil mencebik.
"Boleh juga, nanti pulang dari sini kita langsung pergi beli saja, tadi pas jalan ke sini aku lihat ada toko buku, hanya berjarak beberapa ruko dari sini." jawab Veronica. Emilia mengangguk sambil menyedot jusnya.
" Lia, tipe cewek yang Kak Tama suka seperti apa sih?" tanya Veronica dengan serius.
"Aku juga tidak tahu Ve, soalnya aku tidak pernah tanya pada Kak Tama, memangnya kenapa Ve?" Emilia menatap Veronica yang sedikit menundukkan wajahnya.
"Lia, kamu tahu kan kalau aku sudah lama menyukai Kak Tama, sudah hampir 3 tahun, sejak aku pertama kali melihatnya aku sudah suka, sampai sekarang juga aku masih suka, bahkan semakin suka."
"Kalau aku tahu cewek seperti apa yang Kak Tama suka, aku akan berusaha menjadi seperti itu," curhat Veronica.
"Aku tahu Ve, tapi aku juga tidak setuju kalau kamu harus berubah menjadi seperti orang lain untuk mendapatkan perhatian Kak Tama."
"Orang yang mencintai kita pasti akan menerima kita apa adanya, kalau Kak Tama tidak bisa menerimamu berarti kalian tidak berjodoh, kamu pasti akan bertemu dengan orang yang benar-benar cinta sama kamu."
" Jadi jangan terlalu memaksa diri ya Ve, aku ingin kamu bahagia, aku juga ingin kakak ku bahagia," Emilia menggenggam kedua tangan Veronica untuk menghiburnya.
"Tapi benarkan Kak Tama belum punya pacar?" tanya Veronica agak ragu.
"Setahuku sih belum punya Ve," jawab Emilia.
"Lia, nanti setelah kelulusan aku akan menyatakan perasaan kepada Kak Tama,"
"Baiklah, kamu tahu kan kalau aku selalu mendukungmu," Emilia mengedipkan matanya sambil tertawa.
"Bersiap-siaplah memanggilku kakak ipar, Kak Tama tidak mungkin menolak cewek cantik sepertiku," canda Veronica.
"Ish, kamu Ve," Emilia mencubit pipi temannya itu dengan gemas.
"Lia, kamu janji ya jangan cerita ke orang lain," ucap Veronica dengan wajah serius.
"Iya, aku janji Ve, ayo kita ke toko buku, takut nanti kemalaman," ajak Emilia setelah melihat jam kafe menunjukkan pukul 16:35.
Emilia dan Veronika segera menghabiskan minuman mereka lalu membayar ke kasir.
Kini mereka sudah berdiri di depan toko buku yang hanya berjarak 4 buah ruko dari kafe tadi. Emilia menatap papan nama yang terpampang di atas pintu toko itu.
"Comic Collectors, hmmm, nama yang unik," Emilia berucap pelan.
Veronica langsung mendorong pintu kaca toko itu, lalu melangkah masuk disusul Emilia. Terlihat banyak rak buku berjajar rapi seperti kebanyakan toko buku lainnya.
Di ujung ruangan berjajar beberapa sofa berwarna coklat, ada beberapa orang sedang duduk di situ sambil membaca. Di atas setiap rak tergantung keterangan genre komik.
Pandangan Emilia berhenti pada sosok seorang cowok yang sedang duduk di belakang meja kasir. Terlihat cowok itu sedang mengobrol dengan seorang cewek cantik yang berambut pendek.
Cowok itu sangat tampan dan terlihat dewasa, sesekali dia tersenyum manis pada cewek cantik yang berdiri di depannya itu.
Emilia seperti tersihir tidak bisa memalingkan pandangannya dari cowok itu, ada debaran tak jelas di hatinya.
"Jangan bengong di situ Lia," suara Veronica menyadarkan Emilia.
"Ayo kita ke sana," Veronica menunjuk keterangan genre adventure di atas rak ketiga dari tempat mereka berdiri.
Mereka berdua sibuk mencari komik yang mungkin disukai Jimmy. komik di toko ini sangat lengkap, dari komik adventure, action drama, fantasy, magic, comedy, romance dan masih banyak lagi yang lainnya.
Semuanya disusun berdasarkan batas usia pembaca sehingga memudahkan pembeli mencari buku yang diinginkan. Namun Emilia dan Veronika tetap kesulitan karena mereka berdua bukanlah penggemar komik.
"Ve, capek nih cari dari tadi, kita coba tanya sama kasir yuk, siapa tahu dia bisa merekomendasikan buku untuk kita," bisik Emilia.
"Iya, bingung juga mau beli yang mana," jawab Veronica sambil meletakkan kembali buku yang ada di tangannya.
"Hai Kak, maaf mengganggu," sapa Emilia setelah berdiri di depan meja kasir.
"Oh, hai juga, ada yang bisa saya bantu?" jawabnya ramah sambil meletakkan ponsel yang sedang dia mainkan ke atas meja.
Erick Anderson
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-11-11
2