Selesai makan, Emilia langsung ke teras rumah untuk menunggu Veronica. Tidak lama kemudian mobil Veronica memasuki pekarangan rumah Emilia.
"Hai Lia," siapa Veronica begitu keluar dari mobilnya.
"Iya Ve," Emilia tersenyum manis melihat kedatangan sahabatnya yang cantik itu.
"Pak Agus langsung pulang saja, nanti kalau sudah mau pulang Ve telepon bapak," ucap Veronica pada sopirnya.
Sopirnya mengangguk lalu melajukan mobil meninggalkan rumah Emilia.
"Ayo masuk Ve," Emilia yang menggandeng tangan Veronica masuk ke ruang tamu.
"Maaf Lia, kamu pasti sudah lama menungguku," ucap Veronica.
"Tidak Ve, aku juga baru selesai makan," jawab Emilia sambil menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.
"Apa Kak Tama-ku yang tampan sudah di rumah?" tanya Veronica sambil celingak-celinguk.
"Ish, kamu nih, Kak Tama belum pulang," jawab Emilia sambil mendorong pelan bahu Veronica, mereka tertawa bersama.
"Mau minum apa Ve?" tanya Emilia sambil bangun dari duduknya.
"Terserah, apa saja boleh Lia," jawab Veronica.
"Sebentar ya, aku ke dapur dulu," Emilia langsung melangkah ke dapur.
Terlihat bi Siti sedang membersihkan sayur yang akan dimasak untuk makan malam.
"Bi, lagi sibuk ya? tolong buatkan Lia 2 gelas es Honey lemon boleh?" tanya Emilia sambil menatap bi Siti.
"Bibi tidak sibuk non, sebentar ya bibi buatkan," jawab bi Siti tersenyum pada Emilia.
"Terima kasih Bi, maaf ya merepotkan bibi," Emilia membalas senyum bi Siti lalu kembali ke ruang tamu.
"Kita mau belajar apa dulu Ve?" tanya Emilia sambil duduk di samping Veronica.
"Kita belajar bahasa dulu ya," Veronica mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
"Boleh Ve, kita kerjakan soal-soal dulu ya, habis itu kita coba tanya jawab," Emilia juga mulai membuka buku soalnya, Veronica hanya mengangguk tanda setuju.
" Permisi Non, silahkan minumnya," bi Siti meletakkan dua gelas es honey lemon dan sepiring cookies Milo di atas meja.
"Terima kasih Bi," ucap Emilia dan Veronica bersamaan.
"Sama-sama Non," jawab bi Siti sambil berjalan kembali ke dapur.
"Ayo Ve silahkan dimakan," ucap Emilia sambil mengambil segelas es honey lemon.
"Sepertinya enak," Veronica mengambil sepotong cookies dan langsung dimasukkan ke dalam mulutnya.
"Lia, ini beli di mana? enak banget," tanya Veronica sambil mengunyah cookies.
"Itu buatan mamaku, kalau kamu mau beli bisa langsung ke toko kue mamaku, di toko banyak pilihan toppingnya." jawab Emilia.
"Iya, nanti pulang aku mampir, mamaku pasti juga suka, rasa Milo nya terasa banget, dan juga tidak terlalu manis."
"Toko mama buka sampai jam 5 ya Ve," Emilia tanpa kembali sibuk mengerjakan latihan soal yang ada di bukunya.
"Oke Lia," jawab Veronica singkat.
Veronica juga kembali mengerjakan soal setelah dia meneguk honey lemon untuk melegakan tenggorokannya.
"Aku pulang," tampak Pratama muncul di depan pintu rumah yang terbuka. Pratama berjalan mendekati adiknya.
"Lagi ngapain?" Pratama tersenyum sambil membelai lembut kepala adiknya itu.
"Belajar Kak, Kakak sudah makan?" Emilia mendongak sedikit untuk menatap wajah kakaknya.
" Belum, Kakak mau mandi dulu," Jawab Pratama.
"Hai Kak," sapa Veronica sambil tersenyum manis menatap Pratama dengan mata yang berbinar.
"Hai juga Ve," jawab Pratama dengan senyum simpul.
"Kakak naik dulu ya, selamat belajar," Pratama berjalan menaiki tangga.
"Iya Kak," jawab Emilia dan Veronica bersamaan.
Pandangan mata Veronica terus mengikuti Pratama sampai tidak terlihat.
"Wah, baru berapa hari tidak bertemu, kak Tama-ku semakin tampan saja," pekik Veronica sambil menutup wajahnya dengan gemas.
"Enak saja Ve, itu Kak Tama-ku, bukan Kak Tama-mu," Emilia memukul pelan lengan Veronica dengan buku.
"Eh, iya ya, bukan Kakak tapi calon pacarku," Veronica mengedipkan matanya sambil tertawa.
"Ish, kamu nih, awas nanti didengar sama Kak Tama," Emilia ikut tertawa.
"Lihat saja nanti Lia, Kak Tama pasti akan luluh dan jatuh cinta padaku," ucap Veronica dengan percaya diri.
"Jangan hanya ngomong saja Ve, mana tindakannya? aku sih tidak sabar menanti saat kamu menyatakan cinta pada kakakku," ledek Emilia.
"Sabar ya Lia, aku kan masih dalam proses, kalau prosesnya sudah selesai, aku akan melamar kakakmu yang super tampan itu," Veronica merangkul Emilia dengan manja.
"Makin ngawur saja omongannya, mana ada cewek yang melamar cowok," Emilia terkekeh.
"Maksudku melamar untuk menjadi pacar, bukan menjadi suami," Veronica ikut terkekeh.
"Sudah, ayo lanjutkan belajarnya, oh iya, kamu sudah tahu letak caffe itu Ve?" tanya Emilia sambil menulis jawaban di buku soalnya.
"Sudah, Kafe Santai namanya, nanti kita hanya perlu keluar komplek lalu menyeberang ke depan," jelas Veronica.
Mereka kembali sibuk mengerjakan soal-soal, hanya terdengar suara buku yang di bolak-balik mereka berdua saat mencari jawaban.
"Aku sudah selesai ya, ayo kita masuk ke sesi tanya jawab."
"Oke Ve, aku juga sudah, kita bergantian ya, kamu 1 soal lalu gantian aku, begitu dan seterusnya sampai soalnya habis," ucap Emilia sambil merenggangkan tangannya.
"Oke, aku duluan yang tanya."
Emilia mengangguk setuju, lalu sesi tanya jawab ala Emilia dan Veronica pun dimulai.
Jam dinding menunjukkan pukul 15:20, sesi tanya jawab sudah selesai, mereka segera mengemas buku masing-masing.
Emilia mengambil gelas dan piring kosong tempat cookies tadi untuk dibawa ke dapur. Ternyata Pratama sedang menikmati makan siang di meja makan.
"Kak, Lia mau keluar sebentar ya sama Ve," ucap Emilia sambil mencuci tangannya.
"Kemana? pakai apa perginya?" tanya Pratama menghentikan tangannya yang sedang mengambil sayur lalu menoleh kearah adiknya.
"Ke Kafe Santai, perginya jalan kaki Kak, Ve bilang hanya dekat saja," jawab Emilia.
"Oke, hati-hati di jalan ya, perginya jangan terlalu lama," ucap Pratama.
"Iya Kak," jawab Emilia sambil berlalu.
Emilia berlari pelan menaiki tangga menuju ke kamarnya untuk mengambil tas dan dompet nya. Tidak lupa dia mengganti celananya dengan celana panjang, Setelah siap dia langsung turun ke ruang tamu.
" Ayo Ve, kita berangkat sekarang," ajak Emilia. Veronica langsung bangun dari sofa mengikuti Emilia dari belakang.
Mereka berdua berjalan keluar komplek perumahan sambil bergandengan tangan, cuaca yang panas tidak mereka hiraukan, senyuman terus mengembang di wajah mereka. Setelah menyeberang sampailah mereka di komplek pertokoan.
"Dimana Ve?" tanya Emilia sambil mencari caffe yang Veronica maksud.
"Sebentar ya Lia, aku coba lihat di map dulu," jawab Veronica sambil sibuk mencari letak caffe itu di map ponselnya.
"Ayo, di depan sana, toko yang paling ujung," Veronica menarik Emilia untuk mengikutinya.
Kafe Santai tertulis di atas papan nama yang terbuat dari kayu, dari luar mereka bisa melihat pemandangan di dalam kafe dengan leluasa, karena kafe itu menggunakan kaca sebagai dinding. Keseluruhan kafe ini menggunakan desain yang bergaya klasik.
Saat ini kafe sedang ramai pengunjung. Tidak hanya remaja atau pasangan muda yang sedang berpacaran,tetapi ada juga yang datang bersama keluarga mereka.
Jimmy Atmaja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments