"Kenapa kamu selalu mengejarku?" menatap gadis yang kini tengah berdiri di sampinnya "Apa kamu bisa membiarkan aku sendiri?" setelah mengatakan itu Nathan kembali melanjutkan langkahnya
Mendengar ucapan Nathan, gadis itu hanya tertawa.
"Haha." tertawa sambil mengikuti langkah Nathan "Apa kamu ada masalah?" Bertanya sambil berjalan.
Mendengar pertanyaan gadis itu Nathan kembali terdiam, tak menanggapi.
Namun gadis itu kembali berkata.
"Hei, Bang, Mas jawab Aku." gadis itu sedikit meninggikan suaranya.
Nathan yang mendengarkan teriakan pelan gadis itu, berkata.
"Aku tak ada masalah." kesal "Namun kamulah masalahku." menatap wajah gadis yang ada di sampinnya "Karna kamu selalu mengganguku."
Setelah mengatakan itu Nathan melanjutkan langkahnya. Namun tidak dengan gadis itu. Melihat itu Nathan pun berkata.
"Apa kata-kataku teralu kasar? apakah Ia tersinggung dengan apa yang aku ucapkan?" berbalik melihat ke arah gadis itu.
Namun gadis yang di lihat Nathan malah tersenyum melihat ke arahnya. Melihat itu Nathan kembali berkata.
"Aneh, benar -benar gadis yang aneh" menyatukan kedua alisnya dia "Gadis itu masih mau terseyum padaku, dan bahkan berjalan menghampiriku."
Gadis itu pun berlari ke arah Nathan, lalu berkata. "Apa kamu menungguku?" menaikkan ke dua alisnya "Hem." tertawa.
Mendengar itu Nathan kebali berkata dalam hati.
"Hati gadis ini terbuat dari apa? apa dia tak tersinggun dengan semua kata-kataku?"
Nathan melihat ke arah gadis itu lalu berkata"Maaf, aku minta maaf karna telah berbicara kasar padamu."
Mendengar kata maaf keluar dari mulut Nathan, gadis itu kemabli tertawa, gadis itu pun berkata.
"Maaf, untuk apa?" tertawa "Aku tak merasa kamu berbicara kasar padaku."
Setelah mengatakan itu. Gadis itu kembali tertawa.
"Haha." suara tawa gadis itu "Santai saja" mengibaskan tangannya "Aku sudah terbiasa, memang banyak yan ngak suka padaku karna aku itu terlalu banyak bicara." tersenyum "Oya, boleh aku tau namamu? Aku tak ingin memanggilmu Abang ataupun Mas-mas." Setelah mengatakan itu gadis itu mengulurkan tangannya.
Nathan pun membalas uluran tangan gadis itu lalu berka.
"Nathan."
Namun belum sempat gadis itu mengatakan namanya, di belakan kami telah banyak penumpan yang bersama kami tadi di dalam bus berlari.
Melihat itu Nathan pun berkata. "Ada apa dengan mereka? kenapa berlari seperti itu?"
Tampa menjawab pertanyaan Nathan gadis itu menarik, lalu mengajak Nthan untuk segera berlari.
"Ayo, kita cepat lari, kita akan bersembunyi di balik pohon besar itu." menunjuk pohon sambil berlari dan menarik tangan Nathan.
Nathan yang mendengarkan hanya terdiam, lalu mengikuti arah langkah gadis itu. Namum di dalam hati Nathan sangat bingun dengan tinggkah semua orang yang bersamanya di dalam bus. Lalu Nathan kembali bertanya.
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Uss." menyumpan jari telunjuk di bibirnya "Kamu jangan berisik." berkata pelan "Nanti mereka mendengarkan kita."
Nathan yang mendengarkan kata dari mulut gadis itu, merasa bingun, hingga akhirnya ia berkata.
"Mereka? mereka siapa?" tanya Nathan dengan nada suara sedikit meninggi.
Mendengar suara Natahan yang cukup keras, membuat gadis itu menutup mulut Nthan dengan tangannya.
Gadis itu kembali berkata.
"Sudah kubilang, jangan berisik." berkata pelan "Nanti mereka bisa mendengar kita, nanti kalau sudah aman aku akan menjelaskan semuanya." ucap gadis itu dengan nada suara pelan.
Setelah menunggu beberapa saat, hari tengah mulai terlihat gelap, gadis itu pun berkata.
"Mungking mereka sudah pergi."
Mendengar kata yang keluar dari mulut gadis itu, Nathan kembali berkata.
"Mereka siapa?" menatap wajah gadis yang ada di hadapannya "Katakan padaku? mereka siapa?"
Mendengar pertanyaan Nathan, gadis itu mulai bercerita, siapa mereka? dan apa maunya.
"Mereka adalah rombongan para perampok, mereka tak akan segan -segan menyakiti, memperkosa bahkan membunuh orang yang mereka palak, kalau sampai tak mengikuti keinginannya, mereka akan melakukan hal yang sama seperti yang telah mereka lakukan pada...?" gadis itu menundukkan wajahnya ketika mengatakan kata terakhirnya. Terlihat jelas kesedihan yang terpangcar di wajahnya.
"Pada siapa?" menatapa wajah gadis yang ada di hadapannya "Apa yang ingin mereka lakukan?" Tanya Nathan penasaran.
Mendengar pertanyaan Nathan. Gadis itu hanya tersenyum tipis lalu berkata.
"Ya, sudah lah, yang ini tak usah di bahas, sebaiknya kita melanjutkan perjalanan kita mungking di jalan sudah aman."
Mendengar ucapan gadis itu. Nathan mengangukkan kepala dan mulai mengikuti langkah gadis itu.
Gadis itu kemudian berkata pada Nathan.
"Kamu mau kemana?" Tanya gadis itu.
"Entahla, aku juga tak tau kemana arah langkah kakiku akan membawaku." ucapnya pelan.
"Maksudnya?" berhenti berjalan "Kamu tak tau mau kemana?" Tanya gadis itu sambil menggaruk kepalanya.
"Hem. oya nama kamu siapa?" Tanya Nathang melihat ke arah gadis itu.
"Oya, ampun." menepuk jidat "Aku sampai lupa memberitahukanmu namaku." tersenyum "Kenalkan,namaku Cika Rahayu, biasa di panggil Cika bisa juga di panggil Ayu" sambil tersenyum manis melihat ke arah Nathan.
Setelah selesai memperkenalkan namanya. Cika dan Nathan berjalan menelesuri jalan setapak yang kini sudah terlihat sangat gelap.
Nathan pun bertanya pada Cika.
"Apa kamu tidak takut?" melihat ke arah Cika yang kini tngah berjalan di sampinnya.
"Takut apa?" berkata santai.
"Takut padaku, kita cuman berdua di jalan, dan di tengh hutan yang sepi ini."
Mendengar ucapan Nathan. Cika tertawa cukup keras.
"Haha." suara tawa Cika.
Mendengar suara tawa Cika. Nathan sendiri merasa ngeri.
Nathan lalu berkata dalam hati
"Bukan Cika yang takut tapi aku."
Cikha pun kemudian berkata.
"Aku tak takut padamu, karna aku yakin. Kamu pasti orang yang baik." Setelah mengatakan itu Cika tersenyum melihat ke arah Nathan.
"Kamu jangan terlalu mudah percaya pada orang lain, karna tidak semua orang memiliki hati baik." ucap Nathan pelan.
"Namun aku percaya padamu," Ucap Cikha pelan dan santai.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Any manyu
lanjut third aku suka
2020-02-03
2