Setelah sampai di warung makan. Nathan mencari tempat duduk. Sementara Cika berjalan ke arah tempat pemesanan makanan. Cika berbalik dan mulai mencari keberadaan Nathan.
Cika menepuk jidat ketika melihat Nathan tengah duduk santai di sebuah bangku yang telah di sediakan oleh pemilik warung.
"Astaga, Nathan, kamu mau makan apa tidak?" Tanya Cika.
"Ya, maulah, aku sangat lapar." mengelus perutnya "Namun kenapa pelayan di sini tak ada satupun yang datang menghampiriku." Nathang melihat sekelilin ketika mengatakan itu.
"Ya, tentu, ini bukan kota, dimana para pelayan yang datang menghampiri kita, ini desa." menatap sinis "Kalau bukan kamu sendiri yang memesannya sampai sore kamu tak akan makan. Sini cepat ikuti aku."
"Kemana? ngapain?"
"Aataga." menepuk jidat "Ikut saja." Setelah mengatakan itu Cika berlalu meninggalkan Nathan.
Mendengar ucapan Cika, Nathan pun berangjak dari tempat duduknya lalu berjalan mengikuti arah lankah
kah kaki Cika.
Setelah sampai di depan tempat pemesanan makanan. Cika mulai memesan makanan yang ingin Ia makan.
"Pak, saya pesan pecel lele, nasi putih dan juga sambal terasi." Ucap Cika pada pelayan warun.
Mendengar pesanan Cika. Nathan sedikit bingun lalu bertanya.
"Cika, makanan apa yang kamu pesan?" Tanya Nathan.
Mendengar pertanyaan Nathan, Cika tertawa, lalu berkata.
"Astaga, Nathan, ini adalah makanan ter enak di desa ini. Membayangkannya saja. Eum membuatku ileran," Cika membayangkang "Oya, kamu mau makan apa?" melihat ke arah Nathan.
"Ayam bakar, sama nasi putih, dan untuk minumnya jus jeruk saja."
Mendengar pesanan Nathan yang ala -ala kota itu, Cika pun berkata kembali pada Nathan.
"Ngak enak habis makan minum jus jeruk, bagaimana kalau teh hangat saja," Ucap Cikha sambil mengedipkan matanya.
"Baiklah, Nona Cika." mengatupkan tangannya "Untuk kali ini aku menerima semua yang anda kataka. Puas!" Ucap Nathang pasrah.
"Sangat puas." tersenyum manis.
Setelah memesan makanan, Cika dan Nathan menunggu sejenak. Setelah pesanannya siap. Mereka berdua kembali ke tempat duduknya untuk makan.
Nathan dan Cika mulai makan makanan yang mereka pesan. Sesekali Nathan melihat ke arah Cika yang tengah asyik memakan makananya.
Melihat itu Nathan melihat ke arah Cikha lalu berkata dalam hati.
"Cantik juga."
Menyadari dirinya di perhatikan, Cika pun betrkata.
"Hai." melambaikan tangan di depan wajah Nathan "Kamu lagi mikirin apa? sambil melihat wajah aku. Jangan terlalu lama melihatnya entar kamu jatuh cinta." menaikkan kedua alisnya sambil tersenyum.
Mendengar ucapan Cika barusan. Nathan merasa sedikit malu lalu berkata.
"Siapa juga yang liatin kamu?" gugup "Aku hanya berfikir, makanan sebanyak ini." menunjuk "Memang kamu bisa menghabiskannya? badan kamu kan kecil. Maksud aku, ya apa kamu bisa menghabiskan semuanya?"
Mendengar ucapan Nathan. Cika tertawa melebar sambil menepuk meja yang di tempatinya makan saat ini.
"Haha." Suara tawa Cikha "Kamu sangat lucu." menutup mulutnya dengan kedua tangannya "Ayo, cepat habiskan makananmu." setelah mengatakan itu Cika kembali memakan makanannya.
Mendengar ucapan Cika. Nathan kembali memakan makanannya hingga habis. Namun setelah suapan terakhir. Nathan meringgis kesakitan.
"Aduh." memegan perutnya.
Cika yang melihat Nathan, meringgis sambil memegan perutnya, sedikit panik, lalu berkata
"Kamu kenapa?"
"Aku tidak kenapa-napa, aku hanya terlalu banyak makan, dan sepertinya aku tak bisa berjalan" Nathang memegan perutnya ketika mengatakan itu.
Mendengar ucapan Natha, Cika tersenyum lembut lalu berkata.
"Ya, sudah kita tunggu mobil tumpangan di depan situ." menunjuk bangku koson "Kalau kita mujur, kita akan mendapatkannya."
Mereka berdua pun berjalan ke arah bangku koson itu. Hingga menjelang siang mereka menunggu, namun satu kendaraan pun tak ada yang lewat.
"Kita sudah sangat lama menunggu mobil." Nathang melihat ke arah Cika yang tengah duduk di sampinnya.
"Iya," Ucap Cika singkat.
"Oya, Nat, aku ke sana dulu." menunjuk kamar mandi yang ada di sampin warung "Aku mau mandi."
Nathang mengangukkan kepala mengiyakan ucapan Cika.
Selesai mandi Cika menhampiri Nathan lalu menyuruhnya untuk segera membersikan diri juga.
"Nat, kamu juga, sana mandi." melihat ke arah Nathan ketikan mengatakan itu.
Tampa menjawab. Nathan berjalan ke arah kamar mandi untuk segera membersikan diri.
Selesai mandi Nathan menghampiri Cika dengan wajah yang sangat tampan dan senyum tipis mengambang di bibirnya. Melihat itu Cika tersenyum, lalu berkata.
"Astaga ternyata kamu sangat tampan, gaya style kamu juga sangat sempurna, aku suka banget sama cowo yang berpenampilan seperti ini." Goda Cika pada Nathan.
Setelah itu Cika kembali berkata.
"Kamu mengingatkanku pada seseorang yang sangat? Ah, sudahlah."
Ucapan Cika mengantung sambil menundukkan wajahnya.
Nathan yang melihat perubahan pada wajah Cika pun bertanya.
"Kamu kenapa Cik?" Tanya Nathan.
"Hem, aku tak kenapa-napa." Cika tersenyum mencoba menupi kesedihannya.
"Kalau begitu ayo kita jalan," Ajak Nathan semangat.
Sementara Cika hanya terdiam mendengar ajakan Nathan. Lalu Ia ikut melangkah di belakang Nathan.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yann
Semangaat
2020-04-06
2
✧༺ Angga ༻✧
bagus ceritanya 👍 ,,,,, lanjut
2020-03-13
2