Siang ini sepulang dari kampusnya, Bella mampir ke Cafe Star milik temanya yang tidak jauh dari kompleks perumahanya.
Bella ingin menemui Dimas yang merupakan teman dekatnya. Ia telah lama mengenal Dimas.
Ia juga sudah menganggap Dimas seperti kakaknya sendiri. Menurutnya, Dimas pria yang sangat baik juga selalu perhatian kepadanya seperti seorang kakak kepada adiknya.
"Siang mbak Bella!" Sapa Nia dengan sangat ramah kepada Bella.
Nia adalah salah satu karyawan Cafe Star yang sudah sangat akrab dengan Bella karena Bella sering sekali berkunjung kesini.
"Siang juga Nia!" Balas Bella dengan senyum manisnya.
"Pasti mbak Bella ingin menemui Pak Dimas ya?" Tanya Nia yang sudah mengenal baik Bella dan bisa menebak kedatangannya kesini.
Para karyawan disana memang sudah mengenal Bella dan tau kedekatan Bella dengan Dimas atasan mereka sekaligus pemilik Cafe Star ini.
"Tau saja kamu Nia! Kak Dimasnya ada kan?" Jawab Bella dengan tersenyum manis sambil manarik kursi lalu duduk.
"Ada Mbak! Tunggu sebentar ya, aku panggilkan Pak Dimasnya dulu!" Nia pun bergegas menuju ruangan Dimas setelah diangguki Bella.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" Seru dari dalam ruangan.
"Pak Dimas ada mbak Bella." Ucap Nia setelah masuk kedalam ruangan atasanya.
"Oh oke! Terimakasih Nia!" Ucap Dimas sembari bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari ruanganya diikuti oleh Nia.
Dimas menghampiri Bella.
"Hay manis, sudah lama?" Sapa Dimas kepada Bella sambil duduk dikursi berhadapan dengannya.
"Hay kak! Aku baru sampai kok. Kak Dimas ada apa minta aku datang kesini?" Tanya Bella kepada Dimas.
"Ini silahkan mbak, pesanannya!" Ucap Dika salah satu karyawan Cafe teman Nia mengantar pesanan Bella.
"Terimakasih ya Dika." Ucap Bella dengan tersenyum manis.
"Sama-sama mbak." Jawab Dika kemudian Dika segera meninggalkan meja Bella.
"Aku hanya ingin memberitahumu kalau besok pagi aku berangkat ke Singapura. Kamu mau dibawakan oleh-oleh apa dari sana?" Ucap Dimas dengan serius menatap Bella.
"Hah? Kak Dimas mau ke Singapura?" Tanya Bella dengan melebarkan bola matanya.
"Iya, aku ada urusan bisnis disana!" Jawab Dimas sambil melipat kedua tangannya diatas meja.
"Wah, enak dong ya bisa jalan-jalan ke Singapura?"
"Kalau kamu mau, aku bisa mengajak kamu kesana." Ucap Dimas dengan serius menatap Bella.
"Mau dong kak..hehehe!" Jawab Bella yang menanggapi ajakan Dimas hanyalah candaan basa basi saja sambil mengaduk ice coffe lattenya.
Dimas tersenyum dan mengacak pelan puncak rambut Bella. "Tapi, mana mungkin kamu diijinin orang tua kamu." Ucap Dimas yang juga sudah mengenal baik orang tua Bella.
"Kak Dimas sudah tau jawabannya kan?" Ucap Bella dengan tersenyum miring karena tidak perlu menjawab, sudah pasti Dimas tau kalau orang tuanya tidak akan memberinya ijin pergi dengan seorang pria apalagi sampai keluar negeri.
"O ya bagaimana dengan skripsimu?" Tanya Dimas.
"Hari ini baru selesai revisi bab tiga, ternyata bikin sakit kepala juga ya kak? Hufff!" Jawab Bella dengan menghembuskan nafas lesunya.
"Semangat dong manis! Aku yakin kamu pasti bisa menyelesaikan skripsimu!" Ucap Dimas memberikan semangat pada Bella.
"Kalau semangat itu pasti kak. Ya semoga aja aku selalu dipermudah. Dosen pembimbingku sangat galak kak!" Ucap Bella bercerita kepada Dimas sambil meminum ice coffee lattenya.
"Kamu jalani dan nikmati saja. Setelah itu, kamu bisa bernafas lega dan akan menemui petualangan hidup yang baru untuk masa depanmu." Ucap Dimas dengan tersenyum dan Bella mengangguk sambil tersenyum membenarkan ucapan Dimas.
"O ya, kak Dimas berapa hari ke Singapura?" Tanya Bella pada Dimas.
"Ehm..kurang lebih seminggu. Kamu mau dibawakan oleh-oleh apa?" Tanya Dimas kembali karena Bella belum memberinya jawaban.
"Emm..apa saja deh kak. Yang penting kak Dimas ikhlas..hehehe!" Jawab Bella kembali membuat Dimas semakin gemas kepadanya.
Sejujurnya, Dimas begitu mencintai Bella. Namun karena Bella tidak peka, kebaikan dan perhatian yang diberikan oleh Dimas kepadanya, selalu ia anggap sebagai perhatian seorang kakak kepada adiknya.
Bella sudah merasa sangat dekat dan akrab dengan Dimas. Ia juga tidak pernah merasa sungkan untuk menceritakan tentang kehidupanya kepada Dimas. Ia merasa kalau Dimas selalu bisa memberikan nasehat-nasehat yang baik kepadanya.
"Ya sudah ya kak, aku pamit pulang dulu, sudah sore, pasti ibuku sudah menungguku dirumah!" Pamit Bella yang diangguki oleh Dimas sambil tersenyum.
Kemudian Bella bergegas pulang kerumahnya dengan menaiki ojek online yang telah dipesannya.
***
Sesampainya depan rumah, Bella terpaku didepan pagar rumahnya.
"Eh..mobil siapa ini? Kenapa parkir didepan pagar rumahku? Keren sekali! Pasti sangat mahal!" Gumam Bella sambil mengamati mobil sport warna hitam yang terparkir tepat didepan pagar rumahnya.
Bella melangkah masuk melewati pagar rumahnya. Saat sampai didepan pintu runahnya, ia kembali terpaku.
'Ternyata ada tamu? Apa teman ayah ya?' Tanya Bella dalam hati.
"Aku pulang." Seru Bella membuat semua yang ada didalam ruang tamu rumahnya menoleh kearahnya bersamaan.
"Kamu sudah pulang sayang? Ayo kemari! Duduk disini!" Ucap Sofia dengan tersenyum sambil menepuk sofa disebelahnya.
Bella melangkah masuk dan ia merasa terkejut saat melihat tamu yang duduk dihadapan orang tuanya. Dua orang pria, yang satu sudah tua dan yang satunya lagi masih sangat muda. Terlihat sangat tidak asing baginya.
Ia terpaku sejenak menatap pria tua dengan melebarkan bola matanya.
"Loh kakek?" Sapa Bella dengan wajah terkejut sambil menunjuk kearah kakek yang kemarin ia antar sampai kerumahnya.
"Iya Nak, aku sengaja datang ingin bertemu denganmu juga orang tuamu." Ucap kakek dengan tersenyum. Kemudian Bella menyalami kakek itu dan mencium punggung tangannya dengan sopan.
Bella melirik sinis dan penuh kebencian kearah cucu kakek yang baginya sangat menyebalkan. Namun Ricky hanya fokus dengan ponselnya tidak menghiraukan kedatangan Bella.
'Si pria sombong ini ikut juga, ada apa ya?' Batin Bella kemudian berbalik tanpa menyalami Ricky.
Bella mendekat ke ayah dan ibunya menyalami mereka juga mencium punggung tangan orang tuanya. Kemudian duduk disebelah ibunya.
"Bu, apa yang mereka bicarakan tadi sebelum aku datang?" Tanya Bella berisik tepat ditelinga ibunya.
Ibunya menoleh dan menatap Bella dengan tersenyum tidak menjawab pertanyaan putrinya.
Kakek Ricky terlihat begitu senang dan selalu tersenyum saat melihat Bella.
Berbeda dengan wajah Ricky yang selalu dingin, acuh dan terlihat sombong.
Orang tua Bella sempat terkejut saat didatangi tamu yang ternyata pengusaha terkenal yang sering muncul dikoran, majalah bisnis juga ditelevisi.
Orang tua Bella sangat tau siapa Ricky karena sering membaca koran juga menonton berita.
Saat mendengar suara ketukan pintu tadi, Sofia segera membukakan pintu dan ia sangat terkejut melihat siapa yang datang kerumahnya. Setelah mempersilahkan Risky dan kakeknya masuk, ia segera menghubungi suaminya yang belum pulang.
Helmi yang masih berada disekolahannya sedang memberikan ekstra kurikuler segera mengakhiri pelajarannya dan beranjak pulang kerumahnya saat istrinya mengabari kedatangan Ricky dan kakeknya kerumah.
...*****...
...Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, terimakasih banyak!...
...🙏🏻😍😍😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Deni Erawati
ricky_bella_dimas......
Ricky yang judes
dan
Dimas yang penyayang dan penyabar....
tapi ending nya pasti sama yg judes😂
2021-01-06
6
Nenk Malla Ajja
Lanjutt
2020-12-20
1
Putri Zahwa
jejak
2020-12-12
1