"Maafkan sikap cucuku Nak! Dia memang selalu seperti itu mungkin karena sangat mengkhawatirkanku." Ucap kakek dengan rasa penuh bersalah meminta maaf kepada Bella.
"Kakek tidak perlu meminta maaf kepadaku seperti ini! Aku bisa mengerti kek." Jawab Bella sambil meraih dan menggenggam tangan kakek dengan tersenyum.
"Emm..kalau begitu, aku pamit dulu ya kek, aku harus segera pulang, sudah sore!" Lanjut Bella berpamitan kepada kakek.
"Tunggu dulu sebentar disini!" Ucap kakek kemudian melepaskan tangan Bella dan bergegas naik kelantai atas.
Bella berdiri diam dengan mengernyitkan keningnya menunggu kakek. Entah apa yang sedang kakek itu lakukan?
Ricky yang belum pergi dan masih berdiri mengawasi kakeknya dari balik pilar, ia melangkah menuju ruang keluarga dan berhenti disudut ruangan. Ia memicingkan matanya memperhatikan kakeknya yang berjalan menuruni tangga membawa amplop berwarna coklat ditangannya kemudian menghampiri Bella.
"Nak, ini terimalah sebagai rasa terimakasihku kepadamu karena kamu sudah menolongku tadi dan mengantarku sampai kerumah, ambillah!" Kakek menyodorkan sebuah amplop berwarna coklat tetsebut kepada Bella dan Bella bisa menebak didalam amplop tersebut pasti isinya uang.
"Maaf kek, aku menolong kakek ikhlas dan sama sekali tidak mengaharapkan imbalan apapun atau balas budi dari kakek, jadi kakek simpan saja kembali ini..aku tidak bisa menerimanya!" Ucap Bella menolak pemberian kakek dengan sopan.
"Apa masih kurang? Aku bisa menambahkan isinya! Kau sebutkan saja nominalnya atau kau mau aku memberimu yang lain? Sebutkan saja aku akan memberikan untukmu!" Sambung Ricky dengan keras menatap Bella dengan wajah dinginnya.
Deg!
Tiba-tiba hati Bella serasa bagai disambar petir mendengar ucapan Ricky yang begitu tajam.
Bella menghela nafasnya dalam-dalam dan meremas kuat tasnya mencoba mengontrol emosinya. Ia bisa saja membalas ucapan Ricky, namun ia sangat menghormati kakeknya yang begitu baik kepadanya.
"Kek, aku pamit ya. Permisi!" Bella langsung berpamitan dengan menyalami kakek tak lupa mencium punggung tangan kakek. Kemudian dengan cepat ia berlari keluar dan pergi. Seketika airmatanya pun tumpah membasahi pipinya.
Kakek masih diam saat melihat Bella yang berlari pergi. Kemudian kakek menoleh menatap tajam Ricky. Kakek sedang menahan amarah untuk tidak membentak atau memarahi cucu kesayangannya ini.
"Kek aku..."
"Tidak seharusnya kamu bicara seperti itu Ricky! Kamu sadar? Kamu telah menyakiti gadis yang telah menolong kakekmu ini!" Sahut kakek menyambar ucapan Ricky dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya.
"Kek, aku hanya ...."
"Sudah diam! Apa kamu tidak bisa melihat ketulusannya? Bahkan dia menolak pemberian dari kakek ini!" Kakeknya kembali menyambar ucapan Ricky dengan membentaknya.
"Kek..
"Kakek tidak mau tau! Bagaimanapun caranya, kamu harus mencari gadis itu dan meminta maaf kepadanya!"
Ricky merasa terkejut dengan sikap kakeknya ini. Kakeknya baru bertemu sekali dengan gadis itu dan sikapnya kepadanya sudah langsung berubah seperti ini kepadanya. Bahkan kakeknya membentak dan memarahinya. Lebih parahnya lagi, kakek mintanya mencari gadis itu dan meminta maaf?
Kakeknya tidak menunggu jawaban dari Ricky. Ia langsung berbalik dan naik keatas menuju kamarnya ingin beristirahat karena kepalanya mendadak pusing.
'Apa-apaan kakek ini? Bahkan kakek memarahiku dan menyuruhku mencari gadis sialan itu lalu meminta maaf kepadanya? Lelucon macam apa ini?' Ricky menggerutu dalam hati merasa semakin kesal dan emosi kepada Bella.
'Kalau pun aku sampai bertemu lagi dengannya, aku akan memberikan pelajaran kepadanya!' Lanjut Ricky dalam hati dengan mengeraskan rahangnya dan mengepalkan kedua tangannya.
Ricky begitu kesal dan emosi. Ia ingin sekali memberi pelajaran kepada gadis itu kalau sampai bertemu dengannya kembali.
'Cih! Minta maaf padanya? Itu tidak akan pernah aku lakukan!' Lanjutnya lagi dalam hati kemudian melangkah pergi menuju ruang kerjanya dilantai tiga.
***
Bella merasa begitu marah, kesal dan sakit hati kepada pria galak dan sombong macam Ricky.
'Jangan sampai aku bertemu dengannya lagi! Cukup ini pertama kalinya aku bertemu dengan serigala berwujud manusia macam dia!' Ucap Bella menggerutu dalam hati dengan nafas yang tidak beraturan karena sedang tersulut emosi.
Setelah sampai rumahnya, Bella langsung masuk kedalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang yang berukuran sedang.
Tak lama kemudian, Bella beranjak dari ranjangnya dan keluar menuju kamar mandi ingin menyegarkan tubuhnya juga hati dan pikirannya dengan mangguyur seluruh tubuhnya memakai air dingin.
Sofia, ibu Bella sedang membuat adonan kue pesanan dari pelanggannya untuk acara arisan.
Selesai mandi, Bella menghampiri ibunya dan seperti biasa, ia selalu membantu membuat kue pesanan dari para pelanggan ibunya.
"Dapat berapa pesanan Bu?" Tanya Bella kepada ibunya yang sedang membuat adonan kue.
Ibunya menoleh dan mendapati putrinya sudah berada disampingnya.
"Lumayan banyak sayang. Tolong kamu ambilkan cetakan dilaci dan kamu bantu ibu mencetak ini ya." Jawab Sofia dengan tersenyum dan menyuruh putrinya untuk membantunya.
"Oke Bos!" Ucap Bella dengan tersenyum lebar dan segera membantu ibunya.
Sofia memang sejak sebelum ia menikah dengan Helmi ayah Bella, ia sudah hobi memasak terutama membuat kue. Masakan dan kue buatannya begitu lezat. Banyak teman-teman sekolahnya yang menyukai kue buatannya, dan mereka menjadi pelanggan setia kue buatan Sofia hingga saat ini.
Bella yang sudah terbiasa membantu ibunya dirumah, ia pun tak jauh beda dengan ibunya. Bella juga begitu pandai memasak dan membuat kue.
"Semua ini pesanan dari siapa Bu?" Tanya Bella kepada ibunya sambil menata kue-kue yang sudah matang dan dingin lalu memasukkan kedalam toples mika.
"Pesanan Bu Romlah untuk acara arisan nanti malam. Setelah ini, kamu bantu ibu mengantar kue-kuenya ke rumah bu Romlah ya sayang!" Jawab Sofia dengan tersenyum.
"Siap Bu Bos!" Ucap Bella membuat Sofia terkekeh.
Setelah semua pesananan kue selesai dibungkus dan dikemas didalam toples mika. Bella bersiap mengantar kue pesanan tersebut ke rumah Bu Romlah yang letaknya dikompleks sebelah.
Sepulang dari mengantar kue, Bella kembali membantu ibunya menyiapkan makan malam yang sudah selesai dimasak ibunya. Ia menatanya diatas meja makan kemudian ia duduk diruang makan mininalis dengan empat kursi bersama ayah dan ibunya untuk makan malam bersama.
Selesai makan malam bersama, mereka duduk diruang tv. "Bagaimana kuliah kamu Nak?" Helmi ayah Bella bertanya kepada putri semata wayangnya sambil membelai rambut panjangnya dengan penuh kasih sayang.
"Baik Yah dan aku sedang bimbingan skripsi. Doakan aku ya Yah Bu supaya aku cepat lulus!" Jawab Bella sambil menyandarkan kepalanya dibahu sang ayah.
"Tanpa kamu minta..ibu dan ayah sudah selalu mendoakan kamu sayang!" Sambung Sofia sambil mengusap kepala Bella dengan penuh kasih sayang kemudian Bella memeluknya.
"Selalu jadilah pribadi yang baik dan santun Nak! Dan kamu juga harus selalu berhati-hati dalam bergaul!" Nasehat yang selalu ayah berikan kepada putri kesayangannya ini tak pernah Bella merasa bosan mendengarkannya.
Justru ia merasa sangat bahagia dan sangat bersyukur memiliki orang tua yang begitu menyayanginya dan selalu memberikan nasihat-nasihat baik kepadanya.
"Baik Ayah! Aku akan selalu mengingat nasehat dari Ayah, dan aku sangat menyayangi kalian!" Jawan Bella sambil memeluk kedua orang tuanya bersamaan karena ia duduk ditengah-tengah mereka. Mereka pun saling berpelukan.
Meskipun kehidupannya yang serba sederhana, Bella tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Itu sudah lebih dari cukup baginya!
"Aku sayang kalian..sangat!" Ucap Bella kembali kemudian mengecup pipi ayah dan ibunya bergantian.
...*****...
...Jangan lupa Like, Comment dan Vote ya!! 🙏🏻🙏🏻🙏🏻😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Deni Erawati
keluarga Bella sangat harmonis....🥰🥰🥰
2021-01-06
1
Alivaaaa
syukka
2021-01-02
1
Frida Ida
lanjut thor.. aku suka
2020-12-14
3