Acara resepsi sudah selesai, seluruh tamu undangan yang berasal dari luar kota di berikan voucher menginap di hotel milik Andrew dengan gratis.
Maria dan Simon sendiri menempati salah satu kamar honeymoon suite yang berada disana. Kamar yang berbeda dengan kamar mereka tadi siang.
“Tau gitu aku ga susun barang kakak ke lemari yang di kamar tadi,” keluh Maria yang hanya diangguki oleh Simon.
Setelah mereka berganti baju dengan stelan santai Maria dengan gamis rumahannya dan Simon dengan kaus dan celana chinos nya. Mereka lalu menaikin lantai teratas di hotel itu.
Setelah menempelkan kartu akses mereka memasuki kamar itu. Hanya berdua, barang barang mereka sudah di susun ternyata.
Kamar yang di hias oleh banyak bunga dan lilin itu terlihat sangat romantis, namun baik Maria maupun Simon sama sekali tidak bisa menikmati semua itu karena badan mereka yang sudah lelah.
“Ambil wuddu gihh” ucap Simon, dia membersihkan kelopak mawar berbentuk hati itu dan melapisi seprainya dengan sebuah kain berwarna gelap yang sengaja dia bawa.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka,
“Bathupnya bikin pengen mandi dehhh” ucap Maria,
“Nanti kita mandi disana” ucap Simon yang membuat Maria merona
“Sekarang kemarilah istriku..” ucap Simon, dia sudah duduk di atas kasur nya.
Maria menurut,
Dia duduk bersila dihadapan suaminya.
“Cantik sekaliii” ucap Simon, dengan tangan yang bergetar, dia menyentuh wajah Maria.
Maria tersenyum malu tapi tetap membiarkan Simon menyentuh wajahnya
“Mashaallah, kamu.. Beneran udah jadi istri aku?” ucap Simon sambil mengelus pipi sang istri
Maria balas tersenyum dan mengangguk.
Matanya berbinar bahagia.
“Can i..?” tanya Simon
Maria mengangguk lagi,
Dengan perlahan Simon mendekatkan wajahnya dan mendekati bibir Maria.
Mari tak menolak, dia menerima ciuman itu, ciuman pertama mereka.
Hanya sebuah kecupan dengan sekali hisapan.
Simon kembali menjauhkan wajahnya dan menatap istrinya dengan berkaca kaca.
“Maria, istriku… i love you” ucapnya parau, dia kembali mendekatkan wajahnya dan mencium Maria, kali ini dengan penuh perasaan. Menyesapnya dan memperdalamnya sampai mereka berdua kehabisan nafas.
Disela ciuman itu, mereka sama sama menangis haru. Mengeluarkkan semua perasaan cinta mereka dalam sebuah ciuman hangat dan panjang.
“K..kakk!” ucap Maria parau dia lalu memeluk suaminya dengan erat.
Simon balas memeluk Maria.
“I love you, so much” bisiknya.
Pelukan mereka kembali terurai.
Simon menatap Maria penuh hasrat.
“Kalau kamu lelah kita bisa menundanya besok”
Maria menggeleng,
“Kita lakukan sesuai anjuran agama?” ucapnya tersenyum menggoda,
“Kamuu..”
“Emang kakak aja yang udah belajar fikih pernikahan? Aku juga dong!” sahut Maria,
Simon tertawa pelan lalu mengingat perkataan Clara,
Simon kembali mencium kening Maria, kecanggungan yang tadi terasa kini sudah menguap entah kemana.
Mereka kembali bertatapan, kali ini penuh hasrat. Saling penasaran dengan ilmu yang selama ini hanya mereka pelajari tanpa praktekan dan sekarang, mereka bisa mempraktekannya.
Bercumbu mesra dan melakukan hubungan intim.
Simon benar benar melakukannya sesuai anjuran dalam kitab fathul izar. Sampai saat ia mengalami pelepasannya, dia lantas menatap istinya dengan penuh kasih.
“Terimakasih sayang” ucapnya lalu mencium kening Maria dan melepas penyatuan mereka.
Maria mengangguk,
“Kita harus bersihkan diri dulu, aku ambilin buat kamu ya.. Masih sakit kan?” tanyanya khawatir,
Maria kembali mengangguk, wajahnya memerah malu
Simon gemas sendiri melihatnya
Dia lalu bergegas menuju kamar mandi dan mengambil waslap lalu mengisi sebuah mangkok berukuran cukup besar untuk waslap tersebut. Entah siapa yang menyiapkannya, namun Simon sangat bertemakasih untuk itu.
Dia lalu kembali menuju kasur dan mendekati Maria, dia lalu duduk diantara kaki Maria,
“Ak..aku sendiri aja kak. Kakak jangan lihat” ucap Maria,
“Gapapa biar..”
“Aku malu kak Mon” ucap Maria manja.
Simon tersenyum lagi,
“Baiklaah, kalau begitu aku mandi dulu”
“I..iya,” balas Maria, dia lalu menggunakan washlap itu untuk membersihkan organ intimnya.
Setelah itu dia merebaahkan kembali badannya,
“Kamu ga mau pakai baju dulu ?” tanya Simon melihat Maria yang malah merebahkan dirinya dan memejamkan matanya.
“Mauu” cicitnya
Simon tersenyum lalu memberikan piyama kepada Maria.
“Mau aku pakaikan?” tanyanya dengan anda menggoda.
“Ihh kak Mon!!” rengek Maria
Simon tertawa.
“Tidurlah.. Hari ini kita tak usah tahajud..” ucap Simon lalu memeluk Maria dan mulai memejamkan matanya.
****
Suara lantunan ayat Al-Qur'an terdengar merdu pagi itu, sepasang pengantin baru iru melakukan tilawah bersama sambil murojaah. Beberapa kali mereka menterjemahkan ayat ayat yang mereka baca.
Selesai melakukan itu, mereka kembali bergumul di ranjang, menghabisakan waktu dan dahaga dari gairah seksual yang selama ini ditahan.
Mengulangi sampai beberapa kali dengan hanya diselangi wudhu sesuai anjuran agama.
Begitu seterusnya hingga 3 hari di kamar itu.
Suasana canggung sudah tidak mereka rasakan lagi seiring dengan kontak intim dari keduanya.
Hari ini mereka akan pulang ke rumah Maria terlebih dahulu.
Maria sudah membereskan barang barangnya dan Simon. Hari ini dia mulai mengaktifkan handphone nya begitu juga dengan Simon.
Selama 3 hari ini mereka berdua benar banar mendalami masing masing tanpa gangguan dari luar sedikitpun.
Notifikasi bermunculan, entah itu ucapan selamat maupun pesan pesan godaan dari teman teman mereka yang jahil.
“Kata Reno, kita harus bikin video unboxin kado” ucap Maria,
“Iya, nanti kita bikin” jawab Simon. dia lalu meraih Maria dalam pelukannya
“Masih pengen berduaan padahal, 3 hari sebentar banget ya!” ucapnya
“Itu mah kakak aja yang doyan!”
“Yaa siapa coba yang ga doyan?”
Maria tertawa kecil.
“Koper siapa yang bawa?” tanya nya
“Nanti aku minta OB aja, jangan cape cape..” ucapnya
Maria mengangguk.
“Apapun yang orang tua kita katakan, cukup jawab dengan senyuman oke?” ucap Simon mengingatkan
Maria mengangguk.
Mereka lalu beranjak menuju meja resepsionis untuk melakukan chekout.
Setelah itu langsung menuju mobil mereka dan menuju rumah Briyan.
Sesampainya dirumah Briyan mereka disambut hangat oleh Sofia, dia memeluk anak nya dengan penuh kerinduan..
“Mama kangen banget sayangg”
“Aku juga kangen mama, kangen masakan mama..” jawab Maria manja
“Gimana kak Mon baik kan?” tanya Sofia mengerling
Maria hanya mengangguk sambil tersenyum.
Sementara Simon menurunkan barang barang mereka.
“Mau langsung di ke kamarin?” tanya Sofia.
“Iya.. gapapa biar aku aja Ma” ucap Simon lalu membawa koper koper itu.
Sofia mengangguk.
“Sayang kak Mon mungkin ga tau kamar kamu yang mana” ucap Sofia.
Maria lalu mendahului Simon, walaupun sering ke rumah nya, namun tak pernah sekalipun Simon menginjakkan kaki di lantai 2 yang notabennya adalah lantai ‘perempuan’ karena hanya di lantai 2 lah baik Maria maupun Sofia diizinkan untuk tidak memakai kerudung oleh Briyan.
“Dilantai 2 cuma ada kamar aku dan kamar mama papa.. Yuk” ajak Maria lalu membuka pintu kamarnya
“Welcome..” ucapnya,
Simon mengamati sekeliling,
Beberpa foto menggantung di dinding. Nuansa cat nya berwarna soft blue dengan kasur dan bedcover berwarna biru navy bermotif bulan dan bintang.
“Mungkin karena mau ada kakak jadi motif seprainya ganti, hehe biasanya kalau engga pink mungkin biru muda”
Simon hanya tertawa lalu merantangkan tangannya.
Maria langsung memeluknya manja
“Sayang suamikuuu” ucapnya yang membuat Simon kembali bergairah. Namun dia sadar, mereka tidak mungkin langsung mengurung diri di kamar kan?
“Jangan menggoda ku, nanti malam setelah tahajud ga akan aku kasih ampun!!” ancamnya
Maria mengerucutkan bibirnya
“Kenapa kesana terus sihh, aku kan juga pengen bermanja tanpa kesana..”
Simon hanya menanggapinya dengan tawa.
“Yuk turun, nanti mama sama papa curiga lagi”
“Kalau curiga juga gapapa kali kak, kan udah halal”
“Kamu tuh yaa!!” Simon mencubit hidung Maria gemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments