3. Mulai menaklukkan

"Kau yang gila, aku bahkan tidak menyakitimu duluan, tapi kau menyakitiku." ujar Vania.

"Ayah, Ayah ..." Lenard segera pergi mencari ayahnya.

Oh iya, kenapa aku tidak melihat Divon, dari sejak aku bangun?

Dalam hati Vania.

"Ehm ... " Vania melihat di sekeliling, rasanya ada yang memperhatikan dirinya.

Namun Vania tidak sempat mencari sesosok itu, karena para pelayan segera meraih tangan Vania dan segera mengobatinya.

"Anak itu kemana?" tanya Vania.

"Tuan Divon ada di atas." jawab Pelayan.

"Oh iya, di mana Bella?" tanya Vania mencari - cari Bella, yang sejak datang tidak terlihat batang hidungnya .

"Tadi nyonya besar memanggilnya." jawab salah seorang pelayan.

Vania setelah diobati dan diperban dia pun kembali ke kamarnya.

Dia belum mandi dan belum sarapan tapi kediaman Sandreas sepagi itu sudah sangat gaduh dan membuat mood semua orang berantakan.

"Gila saja, semua orang kaya gila." ujar Vania sangat kesal.

Tok tok tok ...

"Nyonya Nia, ini saya Bella." terdengar suara Bella dari luar.

"Masuklah!" tegas Vania.

"Maaf Nyonya, saya baru selesai berbicara dengan nyonya besar, dan dia menyadari kehadiran saya." ujar Bella.

"Jadi dia tahu kamu saudaranya ibu Lenard?" tanya Vania.

"Iya, ... Dia meminta saya untuk merayu Lenard dan membawanya pergi." ujar Bella.

"Lenard siapa yang membesarkannya, anak itu sangat liar." ujar Vania.

"Itu, pengasuh dari nyonya Mutia, sudah pasti memang Lenard sengaja di didik seperti itu agar Tuan Devon tidak menyayanginya." ujar Bella.

"Ya aku tahu, agar Lenard tidak cocok untuk menjadi pewaris selanjutnya bukan, namanya saja sama denganmu, Bella Rans." ujar Vania.

Vania memegangi kepalanya yang sangat panas, karena di sekelilingnya tidak ada yang benar-benar waras.

"Oh nyonya, tangan anda kenapa?" tanya Bella khawatir .

"Digigit keponakanmu!" sahut Vania.

"Maafkan keponakan saya Nyonya, tolong jangan menyimpan dendam." ujar Bella memohon pada Vania.

"Aku tahu kau tenang saja, aku akan menjinakkan keponakanmu itu agar lebih tenang." ujar Vania.

Bella pun membantu Vania mandi dan berdandan, setelah itu menemani Vania turun ke bawah.

Rupanya sudah ditunggu oleh Mutia, Divon dan juga Lenard yang berada di pangkuan Divon.

"Menantuku, apa luka nya dalam?" tanya Mutia segera melihat luka Vania.

" Hanya gigitan serangga saja kok ibu. " jawab Vania sambil melirik ke arah Lenard.

" Apa, kau bilang aku serangga?" Lenard sangat tidak terima.

" Oops, apa aku mengatakan jika itu kau nak?, apa kau merasa seperti serangga? " ledek Vania .

" Sudah kau jangan ribut!, kau seharusnya meminta maaf pada Ibumu!" tegas Mutia.

" Tidak mau!" ujar Lenard.

Sementara Divon hanya diam saja, seakan hal seperti itu sudah biasa terjadi.

" Tidak apa-apa Ibu, ..." ujar Vania.

" Kau tidak boleh bermurah hati dengan anak tidak terdidik ini." tegas Mutia.

" Saya tahu." jawab Vania singkat.

Vania pun segera makan dengan lahapnya, karena dia sudah sangat lapar, sementara Divon dan Lenard memperhatikan Vania yang sangat nyaman makan dan sangat menikmati.

" Kenapa kau tidak makan?, apa mau aku suapi?" tanya Vania pada Lenard.

" Tidak sudi!" jawab Lenard.

" Divon, lihat anak dari istri pilihanmu itu!" ujar Mutia tampak sangat kesal dan tidak suka dengan Lenard.

Divon juga hanya diam saja, tidak memberikan pembelaan pada Lenard sama sekali.

" Lenard, ayo makan ini, kau lihat tubuhmu sangat kurus, jika kau mau mengalahkan ku, kau harus makan yang banyak, bukankah kau mau aku mati?" ujar Vania.

" Apa?, dia ingin membunuhmu?" Mutia tampak terkejut.

" Lihat itu anakmu yang tidak mirip denganmu!" Mutia terus menyalahkan Divon.

" Ibu sudahlah, aku kan sudah menjadi ibu Lenard, mulai hari ini Lenard akan menghabiskan waktu denganku." ujar Vania.

Hal itu membuat Divon dan sangat terkejut, bukankah seharusnya Vania merengek minta untuk dijauhkan dari Lenard karena sangat mengganggu.

Vania segera mengambil Lenard dari Divon dan mendudukkan dipangkuannya.

" Aghh, buka mulutmu, ayo makan atau ..." Vania belum selesai bicara Lenard langsung melahap makanan dari Vania.

" Oh anak pintar, kau tidak mau ku cium sampai makan begitu cepat sebelum aku selesai mengancam." Ujar Vania.

Lenard yang tidak pernah bisa dikenal itu hari ini sangat patuh pada Vania dan ikut makan dengan tenang dan habis.

" Bukankah seharusnya kau sudah sekolah?" tanya Vania.

" Tidak ada lagi sekolah yang mau menampung anak nakal seperti dia!" sahut Mutia.

" Kalau begitu besok aku akan membawamu ke psikiater anak dulu." ujar Vania.

Divon dan Mutia sangat terkejut dengan kecakapan Vania dalam mengurus anak dengan benar, seakan dia adalah seorang ibu yang mengupayakan apapun untuk anaknya.

"Jangan membuang-buang waktu Vania, anak itu tidak ada harapan, kau fokus saja memiliki anak dengan Divon, karena masa depan Sandreas ada pada dirimu." Ujar Mutia penuh harap.

" Hem, ya ... " Vania mengangguk saja, karena jika dia menyangkal itu akan menjadi perdebatan yang panjang.

" Karena sudah selesai saya akan mengajak Lenard jalan-jalan." ujar Vania segera menggendong Lenard yang mungil kurang gizi itu keluar dan menuju taman belakang.

Lenard sangat tenang, karena dia keheranan dengan sikap Vania yang seakan ingin melindunginya.

" Apa kau sedang ingin mencoba merayu ku?" ujar Lenard.

" Ehm, tidak aku tidak suka mengambil hati orang lain hanya saja, aku teringat masa kecilku yang kelam." ujar Vania.

" Kau kan anak orang kaya, ayah ibumu masih semua." celoteh Lenard.

Vania hanya tersenyum, Lenard anak yang sangat genius, dia panda berdebat dengan orang dewasa dengan pikiran yang seharusnya itu tidak ada pada anak 5 tahun, bakat genius ini sangat sayang jika salah didik.

" Mulai dari sekarang aku yang akan mengurus kau, mau tidak mau!" tegas Vania.

Lenard hanya diam saja, dia juga tidak bisa menolak, tapi dia juga tidak membenci Vania sama sekali.

" Diam, aku anggap setuju." ujar Vania.

Tak lama Bella pun tiba dan langsung memeluk Lenard.

" Lihat dia mirip dengan siapa?, meskipun kau tidak pernah bertemu ibumu, saat kau sudah mulai mengingat, tapi kau punya foto ibumu kan?" ujar Vania.

" Dia tidak mirip dengan ibuku, tapi kau yang mirip." ujar Lenard.

" Hah apa maksudnya?, kata Ayah kau eh tidak jadi." Lenard langsung membungkam bibirnya.

Tapi Vania tidak mau tahu itu, dan Vania pun memberitahu jika Bella itu adalah Bibinya, kakak kandung ibunya.

" Oh begitu, ..." Lenard seakan tidak terkejut dengan ucapan Vania, seakan dia sudah tahu.

" Kau tidak terkejut?" tanya Vania.

Lenard pun menggeleng kepalanya.

" Tuan muda, saya mulai dari sekarang akan melindungi anda." ujar Bella.

" Selama kau tidak ada aku baik-baik saja." ujar Lenard.

" Maafkan saya Tuan muda karena terlambat datang." sahut Bella merengek menangis dan memohon pada Lenard untuk memaafkannya.

Tapi Lenard pun tak menggubrisnya.

Terpopuler

Comments

Kᵝ⃟ᴸωα⏤͟͟͞R∂αн🦐

Kᵝ⃟ᴸωα⏤͟͟͞R∂αн🦐

bocil kematian ini dingin bener ,,pasti ada sebabnya si bocil kematian bersikap seperti itu ,,mungkin sebagai bentuk perlindungan diri supaya tidak gampang ditindas

2025-05-27

0

Eka suci

Eka suci

seperti nya si Bella ini punya niat jahat 🤔

2025-08-08

0

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Cara yg amazing utk membujuk agar mau makan.

2025-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mimpi yang nyata
2 2. Pembuat Gaduh
3 3. Mulai menaklukkan
4 4. 500 juta
5 5. Ibu sambung Aneh
6 6. Mama
7 7. Sekolah
8 8. Bully
9 9. Salah orang
10 10. Terkejut
11 11. Mengasuh 2 anak
12 12. Ketahuan
13 13. Sementara
14 14. Mencurigakan
15 15. Identitas misterius
16 16. Merajuk
17 17. Bekerja sama
18 18. Rencana
19 19. Bertengkar
20 20. Hasutan
21 21. Cemburu
22 22. Suami sukses
23 23. Baikan
24 24. Rumitnya dari pusat
25 25. Pujian yang mematikan
26 26. Jebakan
27 27. Silsilah yang Rumit
28 28. Fakta lain yang lebih rumit
29 29. Oh Kenyataan yang menyakitkan
30 30. Rumitnya cinta
31 31. Mengerikan
32 32. Kebetulan
33 33. Tanpa pamit
34 34. Hal sia-sia
35 35. Mengejutkan
36 36. Angan semu
37 37. Desa Sotana
38 38. Berlibur
39 39. Ketahuan sendiri
40 40. Masa lalu
41 41. Kedatangan Divon
42 42. Pengertian.
43 43. Nyawa yang dipermainkan
44 44. Pulang
45 45. Kegaduhan lagi
46 46. Yang tidak diketahui
47 47. Kekhawatiran
48 48. Dicaplok Divon
49 49. Gosip
50 50. Salah kaprah
51 51. Sungguh Polos
52 52. Drama gila
53 53. Divon ngamuk
54 54. Pertikaian
55 55. Bertemu
56 56. Eh ternyata Ditipu
57 57. Belajar
58 58. Cie menyesal
59 59.rencana
60 60. Otw ketemu mantu
61 61. Satu persatu terjawab
62 62. Mulai terkuak
63 63. Eh ketahuan
64 64. Terulang lagi
65 65. Terjawab lagi
66 66. Kembalinya pembuat Onar
67 67. Otw bales dendam
68 68. Tersesal
69 69. Mulai ceroboh
70 70. Genius tidak sempurna
71 71. Kamu salah orang
72 72. Di susul
73 73. Dua opsi
74 74. Nggak bisa tidur
75 75. Seperti orang lain
76 76. Wajah asli
77 77. Trauma mendalam
78 78. Bantuan
79 79. Garis keturunan yang diakui
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1. Mimpi yang nyata
2
2. Pembuat Gaduh
3
3. Mulai menaklukkan
4
4. 500 juta
5
5. Ibu sambung Aneh
6
6. Mama
7
7. Sekolah
8
8. Bully
9
9. Salah orang
10
10. Terkejut
11
11. Mengasuh 2 anak
12
12. Ketahuan
13
13. Sementara
14
14. Mencurigakan
15
15. Identitas misterius
16
16. Merajuk
17
17. Bekerja sama
18
18. Rencana
19
19. Bertengkar
20
20. Hasutan
21
21. Cemburu
22
22. Suami sukses
23
23. Baikan
24
24. Rumitnya dari pusat
25
25. Pujian yang mematikan
26
26. Jebakan
27
27. Silsilah yang Rumit
28
28. Fakta lain yang lebih rumit
29
29. Oh Kenyataan yang menyakitkan
30
30. Rumitnya cinta
31
31. Mengerikan
32
32. Kebetulan
33
33. Tanpa pamit
34
34. Hal sia-sia
35
35. Mengejutkan
36
36. Angan semu
37
37. Desa Sotana
38
38. Berlibur
39
39. Ketahuan sendiri
40
40. Masa lalu
41
41. Kedatangan Divon
42
42. Pengertian.
43
43. Nyawa yang dipermainkan
44
44. Pulang
45
45. Kegaduhan lagi
46
46. Yang tidak diketahui
47
47. Kekhawatiran
48
48. Dicaplok Divon
49
49. Gosip
50
50. Salah kaprah
51
51. Sungguh Polos
52
52. Drama gila
53
53. Divon ngamuk
54
54. Pertikaian
55
55. Bertemu
56
56. Eh ternyata Ditipu
57
57. Belajar
58
58. Cie menyesal
59
59.rencana
60
60. Otw ketemu mantu
61
61. Satu persatu terjawab
62
62. Mulai terkuak
63
63. Eh ketahuan
64
64. Terulang lagi
65
65. Terjawab lagi
66
66. Kembalinya pembuat Onar
67
67. Otw bales dendam
68
68. Tersesal
69
69. Mulai ceroboh
70
70. Genius tidak sempurna
71
71. Kamu salah orang
72
72. Di susul
73
73. Dua opsi
74
74. Nggak bisa tidur
75
75. Seperti orang lain
76
76. Wajah asli
77
77. Trauma mendalam
78
78. Bantuan
79
79. Garis keturunan yang diakui

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!