4. 500 juta

"Sudah Bella kau tidak bisa merengek begitu." ujar Vania.

"Tapi nyonya, saya benar - benar merasa bersalah pada tuan muda." Ujar Bella.

" Tapi penyesalanmu tidak ada gunanya." ujar Vania.

"Ah benar ya." Bella pun berhenti merengek lagi, dia kembali tenang.

Vania pun mengatakan banyak hal tentang anak nakalnya itu, jika anak itu sangat cerdas dan sudah memiliki pendirian sendiri.

"Apa anda dendam pada keponakan saya?" tanya Bella.

"Apa aku ini orang yang seperti itu?" tanya balik Vania.

"Saya rasa anda tidak akan mudah menyimpan dendam." ujar Bella tersenyum.

Namun tiba-tiba Bella menanyakan pendapat Vania tentang Divon.

"Nyonya, apa anda memilikinya kesan khusus pada Tuan Divon?" tanya Bella tampak sungguh - sungguh.

"Ya, dia bukan suami biasa!" jawab Vania, karena baru menikah sehari Divon sudah tahu asal dia seorang gelandangan.

"Anda menyukainya?" Bella tampak terkejut dan memasang wajah tidak senang.

"Tutup mulutmu Bella, aku tidak tertarik padanya!, kau jangan khawatir aku tidak akan ikut campur tentang urusanmu." ujar Vania.

"Ah, baik terimakasih nyonya, anda tidak boleh suka dengan Tuan Divon, atau nanti anda akan menderita." Ujar Bella.

"Apa kau harus membahas masalah perasaan di saat seperti ini?, biarkan aku tenang dulu dan mencoba beradaptasi dengan keluarga luar biasa ini." ujar Vania.

Bella pun mengangguk mengerti dan pergi, agar Vania bisa beristirahat dengan tenang.

Vania tidak tahu apa yang akan dilakukan Bella dengan keluarga itu, yang jelas dia tidak mau terlibat, dia hanya akan menikmati fasilitas yang ada dan menjinakkan anak tirinya, masalah Divon itu tidak perlu diambil pusing.

Baru mengucapkan hal itu, tiba-tiba Mutia datang membawa beberapa obat herbal untuk kesuburan.

Aku memang tidak bisa menganggap remeh, nenek tua ini memiliki harapan yang tinggi.

Dalam hati Vania.

"Ibu, aku kan tidak penyakitan, ibu kan juga lihat sendiri hasil cek medical nya." ujar Vania.

"Menantuku, apa kau tersinggung, aku tidak bermaksud menyinggung mu, tapi ini ada perhatian ku untukmu." ujar Mutia memberikan obat herbal kesuburan itu pada Vania.

"Aduh, Ibu sangat baik ya." Vania pun terpaksa menerima dan mengucapkan banyak terima kasih pada Ibu mertua nya.

Mutia pun banyak memberi pengertian pada Vania agar lebih berlapang dada dengan sikap anak Divon dan juga Divon itu sendiri.

" Tenang saja Bu, saya baik-baik saja." jawab Vania tersenyum.

"Aku tidak suka dengan orangmu itu, karena dia ada hubungannya dengan masalalu putraku, tapi kalau dia bisa membujuk dan membawa pergi anak itu, aku akan memberikannya kesempatan itu." Ujar Mutia tersenyum, dia tampak seperti ibu mertua yang sangat memihak menantunya.

"Memang Divon mengijinkan putranya di asuh orang lain?" tanya Vania.

"Kurang tahu juga Vania, tapi hanya anak dari dirimu saja yang akan aku akui." Tegas Mutia.

"Ya terimakasih Ibu." jawab Vania tersenyum.

"Kau mau istirahat ya, kalau begitu ibu keluar ya." ujar Mutia segera berjalan keluar kamar Vania.

"Huft... kenapa berputar-putar, Bella datang untuk mencari keadilan, tapi ibu mertua menginginkan anakku, dan berharap anak itu di buang, tapi ah ... ikut gila lama - lama aku ini!" Vania menjambak rambutnya karena sangat pusing.

Tiba-tiba ada yang mengetuk dahinya

"Apa kau gila, menarik rambutmu seperti itu?"

Vania terkejut melihat kedatangan Divon yang tiba-tiba saja sudah ada di hadapannya, dengan kertas andalannya.

"Keluarga mu yang gila!" ujar Vania kesal.

"Kenapa kau mau menikahi ku?" Tulis Divon.

"Aku kan dipaksa, kau tahu aku ini gelandangan bukan, aku tahu kau ini pasti sudah mencari tahu latar belakangku, aku tidak berpendidikan tapi aku bisa baca tulis dan berbahasa inggris." ujar Vania santai.

"Kalau kau bisa menjaga Lenard dengan baik aku akan memberikanmu gaji bulanan 500 juta." Tulis Divon.

"Tunggu - tunggu, Li-li-lima, satu, dua, tiga, empat lima enam tujuh delapan ya enolnya?, kau tidak salah tulis?" Vania membolak-balikkan kertas Divon.

"Mau tidak?" Tulis Divon.

Vania langsung menyalami Divon dengan sangat bersemangat.

"Tapi aku tidak punya rekening, atau brangkas." ujar Vania.

"Tenang saja semua ada disini!" Tulis Divon sambil memberikan kartu debit pada Vania.

"Terima kasih, ehmm siapa aku harus memanggilmu?" tanya Vania.

"Terserah!" tulis Divon.

"Kalau begitu, suamiku ... Dimana anak kita?" tanya Vania bersemangat.

Mata Divon terbelalak, dia hampir saja kelepasan bicara, setelah bertahun-tahun pura-pura membisu.

Apa dia ini sungguh hidup dijalanan?

Dalam hati Divon.

Melihat Vania bersemangat mencari Lenard, Divon tersenyum.

"Lenard..." panggil Vania sambil berjalan mencari di sekitar kediaman Sandreas.

"Apa yang kau lakukan diatas pohon?, bagaimana kau sekecil itu bisa naik?" ujar Vania segera ikut memanjat pohon, memanjat pohon, dinding dan pagar itu bukan hal yang sulit untuk anak yang setiap hari hidupnya kejar tayang bersama Satpol-PP.

"Kau tidak bisa turun nanti nangis!" ujar Lenard.

"Aku ahlinya dalam hal ini, aku akan membuat rumah pohon di sini, ini tempatku sekarang, jika kau mau ke sini harus menjadi temanku." ujar Vania.

"Sudi!" sahut Lenard.

"Kalau begitu kau turun!" pinta Vania.

"Apa kau harus berebut dengan anak kecil?" ujar Lenard heran.

"Mana ada berebut, aku kan mengajakmu berteman, kan umur kita juga tidak jauh-jauh amat, kau 5 tahun, aku baru 20 tahun hanya beda 15 saja kan." Ujar Vania percaya diri.

"15 belas ?, 5 ke 20 itu jauh, aku saja mengerti, apa kau bodoh." ujar Lenard terkekeh.

"Ya, aku belum pernah bersekolah!" ujar Vania.

"Jangan omong kosong!" Lenard tidak percaya sama sekali.

"Kau mau ku beritahu soal rahasiaku?" ujar Vania.

"Tidak, aku masih kecil tidak mau kau Bebani dengan kerumitan mu." ujar Lenard memang tidak mau tahu.

"Aku pengganti kakakku, aku adalah anak haram yang tinggal menggelandang, dan tahu-tahu jadi ibu tiri mu dalam semalam." ujar Vania.

Lenard terdiam, tidak ada yang keluar dari bibirnya, namun tampaknya dia mendengarkan dengan baik.

"Aku harap kau mau bersekolah dengan baik, lalu kau bisa menceritakan padaku bagaimana bersekolah, dan bertemu teman sekolah, saat di usiamu aku sering dipukuli dijalanan, karena duduk di dekat sekolah, karena penasaran dengan sekolah, dan aku sering di usir karena kucel dan mengganggu pemandangan." Ujar Vania lanjut bercerita.

"Aku akan bersekolah." tiba-tiba saja Lenard mengatakan hal itu.

"Wah itu bagus, apa kita sekarang adalah teman?" tanya Vania senang.

"Ya, aku lapar apa kau bisa memasakan makanan?" tanya Lenard.

"Heheh, tidak bisa teman, maafkan aku." ujar Vania terkekeh.

"Kalau begitu bisakah kau meminta orang dapur memasakan paha ayam?" ujar Lenard.

"Baik teman, kita turun dulu, ayo kita ke dapur." ujar Vania bersemangat karena akhirnya dia bisa sedikit lebih dekat dengan Lenard, dengan menjual kesedihan.

Terpopuler

Comments

Cristella Tella

Cristella Tella

kok lma bru muncul thor

2025-05-27

0

Cristella Tella

Cristella Tella

moga lenard bsa mnjdi anak yg baik.... karna didikan vania

2025-05-27

0

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Kocak. Keahlian yg bermanfaat.

2025-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mimpi yang nyata
2 2. Pembuat Gaduh
3 3. Mulai menaklukkan
4 4. 500 juta
5 5. Ibu sambung Aneh
6 6. Mama
7 7. Sekolah
8 8. Bully
9 9. Salah orang
10 10. Terkejut
11 11. Mengasuh 2 anak
12 12. Ketahuan
13 13. Sementara
14 14. Mencurigakan
15 15. Identitas misterius
16 16. Merajuk
17 17. Bekerja sama
18 18. Rencana
19 19. Bertengkar
20 20. Hasutan
21 21. Cemburu
22 22. Suami sukses
23 23. Baikan
24 24. Rumitnya dari pusat
25 25. Pujian yang mematikan
26 26. Jebakan
27 27. Silsilah yang Rumit
28 28. Fakta lain yang lebih rumit
29 29. Oh Kenyataan yang menyakitkan
30 30. Rumitnya cinta
31 31. Mengerikan
32 32. Kebetulan
33 33. Tanpa pamit
34 34. Hal sia-sia
35 35. Mengejutkan
36 36. Angan semu
37 37. Desa Sotana
38 38. Berlibur
39 39. Ketahuan sendiri
40 40. Masa lalu
41 41. Kedatangan Divon
42 42. Pengertian.
43 43. Nyawa yang dipermainkan
44 44. Pulang
45 45. Kegaduhan lagi
46 46. Yang tidak diketahui
47 47. Kekhawatiran
48 48. Dicaplok Divon
49 49. Gosip
50 50. Salah kaprah
51 51. Sungguh Polos
52 52. Drama gila
53 53. Divon ngamuk
54 54. Pertikaian
55 55. Bertemu
56 56. Eh ternyata Ditipu
57 57. Belajar
58 58. Cie menyesal
59 59.rencana
60 60. Otw ketemu mantu
61 61. Satu persatu terjawab
62 62. Mulai terkuak
63 63. Eh ketahuan
64 64. Terulang lagi
65 65. Terjawab lagi
66 66. Kembalinya pembuat Onar
67 67. Otw bales dendam
68 68. Tersesal
69 69. Mulai ceroboh
70 70. Genius tidak sempurna
71 71. Kamu salah orang
72 72. Di susul
73 73. Dua opsi
74 74. Nggak bisa tidur
75 75. Seperti orang lain
76 76. Wajah asli
77 77. Trauma mendalam
78 78. Bantuan
79 79. Garis keturunan yang diakui
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1. Mimpi yang nyata
2
2. Pembuat Gaduh
3
3. Mulai menaklukkan
4
4. 500 juta
5
5. Ibu sambung Aneh
6
6. Mama
7
7. Sekolah
8
8. Bully
9
9. Salah orang
10
10. Terkejut
11
11. Mengasuh 2 anak
12
12. Ketahuan
13
13. Sementara
14
14. Mencurigakan
15
15. Identitas misterius
16
16. Merajuk
17
17. Bekerja sama
18
18. Rencana
19
19. Bertengkar
20
20. Hasutan
21
21. Cemburu
22
22. Suami sukses
23
23. Baikan
24
24. Rumitnya dari pusat
25
25. Pujian yang mematikan
26
26. Jebakan
27
27. Silsilah yang Rumit
28
28. Fakta lain yang lebih rumit
29
29. Oh Kenyataan yang menyakitkan
30
30. Rumitnya cinta
31
31. Mengerikan
32
32. Kebetulan
33
33. Tanpa pamit
34
34. Hal sia-sia
35
35. Mengejutkan
36
36. Angan semu
37
37. Desa Sotana
38
38. Berlibur
39
39. Ketahuan sendiri
40
40. Masa lalu
41
41. Kedatangan Divon
42
42. Pengertian.
43
43. Nyawa yang dipermainkan
44
44. Pulang
45
45. Kegaduhan lagi
46
46. Yang tidak diketahui
47
47. Kekhawatiran
48
48. Dicaplok Divon
49
49. Gosip
50
50. Salah kaprah
51
51. Sungguh Polos
52
52. Drama gila
53
53. Divon ngamuk
54
54. Pertikaian
55
55. Bertemu
56
56. Eh ternyata Ditipu
57
57. Belajar
58
58. Cie menyesal
59
59.rencana
60
60. Otw ketemu mantu
61
61. Satu persatu terjawab
62
62. Mulai terkuak
63
63. Eh ketahuan
64
64. Terulang lagi
65
65. Terjawab lagi
66
66. Kembalinya pembuat Onar
67
67. Otw bales dendam
68
68. Tersesal
69
69. Mulai ceroboh
70
70. Genius tidak sempurna
71
71. Kamu salah orang
72
72. Di susul
73
73. Dua opsi
74
74. Nggak bisa tidur
75
75. Seperti orang lain
76
76. Wajah asli
77
77. Trauma mendalam
78
78. Bantuan
79
79. Garis keturunan yang diakui

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!