4. Bukan Cinta dalam Sekejap

Robin memasukkan cincin itu ke dalam jemari Ratna. "Sekarang juga kita ke KUA yuk?"

Ratna yang masih mengalami trauma, seakan tanpa nyawa menoleh pada pria berambut putih itu. "Apa? KUA?" Pancaran matanya terlihat hampa.

"Iya, ayo!" Robin bangkit dan menggenggam tangan Ratna.

Namun, Ratna menarik tangannya kembali. Raut yang masih menyisakan trauma itu mulai mengerut. "Apa Bapak tahu, pernikahan itu bukan lah mainan?"

"Ya, tentu saja aku tahu. Karena aku tahu, ini bukan mainan, makanya aku pun serius mengajakmu menikah," potong Robin, suaranya terdengar lebih dalam, tetapi masih tetap tenang.

Ratna menggeleng pelan, napasnya masih tak beraturan. Ia menatap pria yang baru ia kenal satu hari kemarin, yang datang seolah bagai pahlawan, yang saat ini berbicara seolah-olah hidupnya bisa dibalik secepat membuka pintu warung.

"Bapak bahkan belum tahu nama lengkap saya," ucap Ratna lirih. "Belum tahu apa saya suka pedas atau manis. Belum tahu apakah saya masih sering mimpi buruk atau tidak."

Robin terdiam. Tatapannya tetap lembut, namun kali ini tampak mulai ragu. Sementara itu, Amora tak henti mengeluarkan cibiran.

"Saya bukan gadis muda yang bisa diajak menikah hanya karena detak jantungnya menjadi berdebar lebih cepat," lanjut Ratna.

"Saya pernah gagal, Pak. Bahkan saya pernah menghancurkan rumah tangga saya sendiri karena cinta yang saya kira akan membuat saya bahagia."

Robin membisu. Wajahnya seketika berubah. Tatapan yang semula antusias kini meredup. Ia menarik napas panjang, seperti mencoba menelan kenyataan menyadari ternyata baru saja ditolak oleh Ratna.

Ratna menghela napas berat. "Selama sepuluh tahun saya hidup tanpa suami. Mencoba menebus dosa dan rasa bersalah dengan tetap merawat Amora meskipun ia selalu membenci saya. Dan sekarang, saya tidak bisa membiarkan diri ini menikah hanya karena seseorang datang di saat saya lemah."

Robin mengangkat kedua tangannya, seakan menyerah pada waktu. "Maaf. Saya terlalu terburu-buru. Saya hanya takut kehilangan kesempatan."

Ratna menatapnya, pelan, dalam. "Kalau memang jodoh, dia tak akan ke mana."

"Duh, gemes juga gue pengen muntah denger obrolan kalian." potong Amora.

"Dia itu emang pernah selingkuh tuh, Pak. Lebih tepatnya jadi selingkuhan papa saya, karena suami sebelumnya miskin. Bayangkan, betapa menderitanya mama saya, dulu? Mereka menikah tanpa persetujuan kami dan akhirnya mama—"

"Amora? Cukup!" Raut wajah Ratna merah padam menahan malu.

Amora menatap ibu tirinya yang semakin gemetar, lalu memalingkan muka, masih dengan ekspresi tak peduli. “Aku memang bilang kalian berdua cocok. Hanya saja, saya pikir Bapak perlu tahu bagaimana masa lalunya. Biar Bapak gak merasa tertipu bila kalian memang telah menikah."

Amora merentangkan kedua tangannya. "Bapak juga harus tahu. Semua bagian dari warung ini dibuat dari uang papa saya—"

"Amora?" Penjelasan Amora terhenti karena ada suara yang begitu familiar di telinganya.

"Kenapa lama sekali?" Pria memakai kemeja biru muda dengan lengan digulung hingga siku, dan celana dasar bewarna abu-abu muncul dari antara kerumunan orang tadi.

Mata Robin, seakan mengenal pakaian tersebut memilih untuk memastikan lanyard yang menggantung di leher pria yang baru saja masuk ke warung ini.

"Mas Dirli?" gumam Amora sedikit kikuk mendapati sang suami memasang muka masam.

"Aku tungguin dari tadi, aku kan mau berangkat ke kantor dan gak boleh terlambat, tapi kamu malah singgah ke sini menemui—" Dirli menatap ke arah Ratna dengan senyum sumbang.

Robin berhasil menangkap ID card di lanyard yang tertulis, "R.H. Group." Sejenak, Robin tersenyum tipis. 'Dunia ini memang kecil,' batin Robin.

Amora segera mendekati suaminya. "Maaf, Mas. Tadi aku penasaran ada kejadian apa gitu kan? Ternyata, ada yang lagi caper," ucap Amora cuek.

"Cepat lah! Aku mau berangkat kerja," bentak Dirli.

"Sarapan dulu, Mas. Ayo kita pulang." Amora merangkul lengan Dirli dan sejenak melirik Ratna dengan senyum dingin.

"Bubar! Bubar! Bubar!' sorak Dirli mengusir para warga yang masih penasaran.

Setelah semua pergi, hanya menyisakan Ratna dan Robin, ada rasa canggung yang hebat menggantung di antara mereka berdua.

Ratna masih teringat semua ucapan yang keluar dari bibir Amora, anak tirinya. Kata-kata yang lebih tajam dari pisau kembali menoreh luka di hatinya. Semua yang dikatakan Amora tidak sepenuhnya salah. Masa lalunya memang seperti duri yang tak bisa dicabut begitu saja.

Namun, Robin melangkah pelan mendekat padanya. Ia sedikit menunduk agar sejajar dengan wajah Ratna. “Aku tahu, semua orang memiliki masa lalu. Tapi, kamu yang kulihat hari ini, bukan lagi kamu dengan masa kelam itu. Aku sendiri, memiliki masa lalu yang lebih kelam. Jika kamu ingin tahu, aku akan menceritakan semua, agar kamu tak terlalu kaget jika nantinya kita memang berjodoh."

Ratna memalingkan wajahnya, matanya berkaca-kaca. “Apa boleh, saya meminta tolong?" tanya Ratna, lirih.

"Tentu? Apa itu?"

"Tolong tinggalkan saya sendiri. Saya butuh waktu untuk menyendiri."

Robin tersenyum tipis. “Baik. Sepertinya saya masih harus menunggu. Aku akan menunggu kesiapanmu menerima aku."

Setelah semua sepi, Ratna memeluk dirinya sendiri. Tubuhnya bergetar dengan rasa yang tak bisa diungkapkan.

"Tuhan, masih belum lunas kah hutang dosa yang kumiliki? Masih kurang banyakkah air mata yang kutumpahkan selama sepuluh tahun ini sebagai penebus dosa itu?"

Ia terduduk di lantai warung yang dingin dan berdebu, matanya nanar menatap pintu yang tadi dibuka saat Robin keluar dari warung ini.

“Kenapa kamu harus datang saat aku belum selesai menyembuhkan diriku sendiri?” bisiknya lirih, hampir tak terdengar.

Bayangan masa lalu kembali melintas. Rumah yang pernah ia hancurkan, Hanza yang pernah ia tinggalkan di saat masih membutuhkan ASI, dan cinta yang dulu terasa besar tetapi berakhir menjadi mimpi buruk.

Ratna menunduk lebih dalam, menggenggam kedua lututnya. Hatinya dipenuhi rasa bersalah dan rasa takut berharap, takut percaya lagi.

"Aku lelah. Tapi aku juga takut, Tuhan ... takut menolak kebahagiaan yang mungkin Kau kirim lewat Robin."

Sementara itu di atas motor, ia masih mengingat suami dari Amora, yang dapat ia pastikan lewat obrolan mereka tadi.

"Sepertinya dia harus tau bagaimana cara mengajarkan istrinya untuk menghormati seorang ibu," bibirnya tersenyum penuh makna.

Terpopuler

Comments

MomyWa

MomyWa

mau diapain dirli idol gagal pak?

2025-05-30

0

MomyWa

MomyWa

malah dapat anak tiri yg ga ada akhlak

2025-05-30

0

MomyWa

MomyWa

udah tua ini lho, main apa juga tu

2025-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Hanya Ibu Tiri
2 2. Tukang Ojek Misterius
3 3. Pelukan dalam Jaket Hijau
4 4. Bukan Cinta dalam Sekejap
5 5. Konsekuensi
6 6. Akibat Ulah Istri
7 7. Terima!
8 8. Melamar Untuk Kedua Kali
9 9. Pernikahan Para Sepuh
10 10. Senja Menjadi Saksi
11 11. Salah Rumah
12 12. Malam Pernikahan Tak Sesuai Harapan
13 13. Aku Telah Memiliki Istri
14 14. Euro di Dompet Tukang Ojek
15 15. Suami Baru Penuh Rahasia
16 16. Full Service
17 17. Keponakan Dadakan
18 18. Menaikkan Harga Diri
19 19. Menggenggam Harga Diri
20 20. Persimpangan Takdir
21 21. Permintaan Robin
22 22. Nasi Uduk Porsi Kuli
23 23. Saatnya Menjadi Pelayan
24 24. Antara Warung Kopi dan Kantor Elite
25 25. Bekal dari Istri
26 26. Menanti Rezeki
27 27. Jam yang Diminta Kembali
28 28. Terpaksa Setuju
29 29. Terungkap Fakta
30 30. Pertemuan Setelah Dua Dekade
31 31. Siasat Amora
32 32. Nyonya Robin Hadinata
33 33. Bayang-bayang Masa Lalu
34 34. Tak Pernah Padam
35 35. Kehadiran Nancy dan Putranya
36 36. Siapa Bryan?
37 37. Anak sebagai Alat
38 38. Robin di Balik Layar
39 39. Kembalilah ke Tempatmu
40 40. Menopause
41 41. Bukan Lagi Surgaku
42 42. Anak yang Menjadi Harapan
43 43. Rencana Robin part xx
44 44. Pria Masa Lalu Ratna
45 45. Luka yang Tak Selesai
46 46. Di Balik Dapur Warung Kopi
47 47. Hadiah di Ujung Waktu
48 48. Detak yang Kembali
49 49. Ingin Mengenal Semua Duniamu
50 50. Ketika Mertua Amora Datang
51 51. Kebahagiaan Menjadi Ayah
52 52. Jika Hanza Menolakku Lagi ...
53 53. Belenggu Masa Lalu
54 54. Pelukan Setelah 15 Tahun
55 55. Dari Tempat yang Sama
56 56. Terminal Pemisah
57 57. Membuka Identitas
58 58. Bayangan di Balik Amora
59 59. Antara Ibu Mertua dengan Ibu Tiri
60 60. Vonis
61 61. Demi Buah Cinta
62 62. Mimpi Hanza
63 63. Selamat Datang di Rumah Kita
64 64. Curahan Hati Amora
65 65. Perubahan Amora
66 66. Mengasuh Bersama
67 67. Perjuangan Menjadi Ibu
68 68. Kita Akan Membesarkannya Bersama
69 69. Kepergian untuk Selamanya
70 70. Raffael tanpa Sentuhan Ibu
71 sekuel Pak Robin
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Hanya Ibu Tiri
2
2. Tukang Ojek Misterius
3
3. Pelukan dalam Jaket Hijau
4
4. Bukan Cinta dalam Sekejap
5
5. Konsekuensi
6
6. Akibat Ulah Istri
7
7. Terima!
8
8. Melamar Untuk Kedua Kali
9
9. Pernikahan Para Sepuh
10
10. Senja Menjadi Saksi
11
11. Salah Rumah
12
12. Malam Pernikahan Tak Sesuai Harapan
13
13. Aku Telah Memiliki Istri
14
14. Euro di Dompet Tukang Ojek
15
15. Suami Baru Penuh Rahasia
16
16. Full Service
17
17. Keponakan Dadakan
18
18. Menaikkan Harga Diri
19
19. Menggenggam Harga Diri
20
20. Persimpangan Takdir
21
21. Permintaan Robin
22
22. Nasi Uduk Porsi Kuli
23
23. Saatnya Menjadi Pelayan
24
24. Antara Warung Kopi dan Kantor Elite
25
25. Bekal dari Istri
26
26. Menanti Rezeki
27
27. Jam yang Diminta Kembali
28
28. Terpaksa Setuju
29
29. Terungkap Fakta
30
30. Pertemuan Setelah Dua Dekade
31
31. Siasat Amora
32
32. Nyonya Robin Hadinata
33
33. Bayang-bayang Masa Lalu
34
34. Tak Pernah Padam
35
35. Kehadiran Nancy dan Putranya
36
36. Siapa Bryan?
37
37. Anak sebagai Alat
38
38. Robin di Balik Layar
39
39. Kembalilah ke Tempatmu
40
40. Menopause
41
41. Bukan Lagi Surgaku
42
42. Anak yang Menjadi Harapan
43
43. Rencana Robin part xx
44
44. Pria Masa Lalu Ratna
45
45. Luka yang Tak Selesai
46
46. Di Balik Dapur Warung Kopi
47
47. Hadiah di Ujung Waktu
48
48. Detak yang Kembali
49
49. Ingin Mengenal Semua Duniamu
50
50. Ketika Mertua Amora Datang
51
51. Kebahagiaan Menjadi Ayah
52
52. Jika Hanza Menolakku Lagi ...
53
53. Belenggu Masa Lalu
54
54. Pelukan Setelah 15 Tahun
55
55. Dari Tempat yang Sama
56
56. Terminal Pemisah
57
57. Membuka Identitas
58
58. Bayangan di Balik Amora
59
59. Antara Ibu Mertua dengan Ibu Tiri
60
60. Vonis
61
61. Demi Buah Cinta
62
62. Mimpi Hanza
63
63. Selamat Datang di Rumah Kita
64
64. Curahan Hati Amora
65
65. Perubahan Amora
66
66. Mengasuh Bersama
67
67. Perjuangan Menjadi Ibu
68
68. Kita Akan Membesarkannya Bersama
69
69. Kepergian untuk Selamanya
70
70. Raffael tanpa Sentuhan Ibu
71
sekuel Pak Robin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!