Tetapi mendengar itu, Darwin tidak sependapat dengan perkataan Alice.
"Saling menguntungkan? Itu dari sudut pandangmu. Bagiku, ini namanya beramal. Maaf, ceritamu kurang menyedihkan sama sekali tidak menyentuh hati. Sekarang kau mau menjadi asisten, sungguh tidak pantas. Dan saranku, jika ingin melamar, gunakanlah pakaian yang rapi."
Darwin kemudian beranjak pergi meninggalkan Alice.
Alice terdiam. Ia merasa sangat sedih dengan perkataan Darwin tadi.
***
Alice tidak menyerah. Ia setiap selalu datang ke perusahaab sampai hal itu membuat Darwin merasa nggak nyaman.
"Selamat pagi direktur."
Darwin tidak menghiraukan Alice.
"Kenapa dia ada disini?" Darwin bertanya pada resepsionis.
Resepsionis itu hanya mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.
***
Sampai akhirnya Darwin mengeluhkannya pada asisten Mark.
"Dia mau apa? Dia masih tidak pergi juga?"
"Satpam sudah menahannya tapi dia tetap ada cara untuk masuk. Dia juga tidak mengganggu, diam didepan pintu saja."
"Suruh dia masuk."
"Direktur Hall."
Belum juga asisten Mark memanggil, Alice sudah keburu masuk duluan.
"Anda memanggilku?"
"Nona Alice Nelson. Aku kagum dengan kegigihanmu, tapi kau tidak cocok jadi asisten. Kau tidak taruh CV di tempat lain, kenapa harus disini terus?"
"Setelah sekian lama aku melamar di tempat lain, ini satu-satunya kesempatanku wawancara."
Darwin merasa kasihan pada Alice.
"Soal kejadian mewawancaraimu kemarin, aku minta maaf. Aku seharusnya tidak memberimu harapan."
"Aku tahu anda risih. Tapi ini satu-satunya kesempatanku. Lagi pula, aku disini sudah beberapa hari. Aku lihat hasil wawancara anda juga tidak baik. Bagaimana jika mencoba aku saja. Jika tidak cocok, tidak apa-apa."
Darwin beranjak dan berdiri tepat di depan Alice.
"Aku may asisten pribadi, lulusan S2, inggris profesional level 8, bisa masak dan beres-beres, pernah mendapatkan pelatihan profesional, siap siaga 24 jam, tidak ada waktu pribadi, kebutuhan pribadi, aku punya banyak kebiasaan yang khusus. Bukan karena akhirnya memakai jas yang rapi, jadi kompeten. Kau juga melihatnya. Aku sudah mewawancarai ratusan orang, semua orang lebih baik darimu."
"Tapi ratusan orang ini juga tidak memberimu kesempatan uji coba gratis. Tapi aku bisa. Direktur, silahkan beri aku tugas."
Alice menawarkan untuk melakukan uji coba gratis.
Sontak itu membuat Darwin kesal.
"Kau bersihkan seluruh ruangan, kamar mandi juga."
Alice tidak keberatan dengan itu.
"Baik. Akan aku kerjakan sekarang."
Alice langsung bergegas membersihkan semua ruangan.
Tapi dimanapun Darwin berada selalu saja ada Alice. Bahkan di toilet pria pun dia bertemu dengan Alice.
Dan itu membuat Darwin sangat kesal.
***
Ibu dari Darwin bersama pasukannya datang ke kantor.
"Presdir Sara."
Semua pegawai menyapa dengan menundukan kepalanya.
***
Darwin kembali ke ruangannya dan mendapati Alice sedang membersihkan kaca.
"Kenapa kau lagi? Selalu disekitarku."
"Direktur, aku tahu anda tidak ingin melihatku. Aku tidak sengaja. Aku pikir setelah anda pulang, baru bersih-bersih."
"Nona Alice, aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan lagi nanti. Aku mau kau bersihkan semua, karena ingin kau mundur. Aku tidak mau berhubungan denganmu."
Darwin tidak menyangka kalo ternyata Alice sangat keras kepala.
Alice terdiam. Ia lalu mengungkit tentang biaya ganti rugi mobil
"Bagaimana tidak berhubungan? Kita ada hubungan uang, 4 M. Ini hubungannya."
Lalu, tiba-tiba ibunya Darwin masuk.
"Kenapa jam pulang kerja malah disini? Kenapa kau terus tidak mengangkat telepon?."
"Aku tidak dengar."
"Kenapa tidak menelpon balik?"
"Ponselnya habis baterai"
"Apa yang kamu pegang itu mainan? Bukan ponsel?"
Darwin terdiam.
Alice lalu mendekat dan memberitahu Darwin kalo dia ada acara jamuan saat ini dan memintanya untuk segera pergi.
"Direktur, anda masih ada makan malam bisnis. Jangan lupa, sudah mau terlambat." ujarnya.
Darwin mengiyakan.
Ibunya Darwin malah jadi memarahi Alice.
"Kita ibu dan anak sedang bicara apa ada giliranmu berbicara?"
"Maaf, Presdir Sara. Sebagai asisten direktur Darwin, aku menjalankan tugasku."
Sara hanya tersenyum. Ia tahu kalo Darwin menolak mempekerjakannya.
"Asisten? Asisten yang berhubungan dengan uang. Nona, aku tadi mendengar kalau dia tidak mau berhubungan denganmu dan juga tidak berencana mempekerjakanmu. Jadi kau asisten bagian apa?"
Alice membantahnya.
"Presdir Sara. Tadi itu tes yang di beri direktur Darwin."
Darwin kemudian membenarkan.
"Benar, dari 1/2 menit yang lalu aku memutuskan untuk memperkerjakannya. Tadi itu hanya sebuah tes. Aku sangat puas."
Ibunya tidak percaya dengan apa yang Darwin katakan.
"Kau bisa marah dengan cara lain. Jangan jadikan pekerjaan jadi mainan. Kau yakin mau dia jadi asistenmu?"
"Iya. Aku sudah wawancara dengan ratusan orang, aku memutuskan dia resmi jadi asistenku. Seharusnya adalah asisten pribadi yang sangat pribadi, yang sangat intim."
Sara sangat marah mendengar itu.
"Sembarangan!"
"Kami mau mengejar makan malam, kami pergi dulu."
Darwin mengaku sedang buru-buru. Ia lalu ngajak Alice untuk segera keluar.
***
Di luar, Alice menanyakan apa Darwin benar-benar akan mempekerjakannya.
"Direktur Hall. Aku.. Beneran jadi asistenmu? Direktur Hall."
Darwin sangat kesal pada Alice karena ia terus berbicara.
"Kau menyebalkan. Antar aku pulang."
Darwin melempar kunci mobilnya dan minta diantar pulang.
Alice sangat senang akhirnya ia mendapat pekerjaan juga.
***
Saat sampai dirumah, Alice menceritakan semuanya pada Anna. Namun Anna tidak setuju dengan pekerjaan yang Alice ambil.
"Aku tidak setuju. Penerima tamu saja aku tidak rela, kau malah... Mau menjadi pembantu orang kaya."
"Bukan pembantu, ini namanya asisten pribadi. Bisa dibilang asisten khusus, yang tiap hari jadi topik panas seperti sinetron-sinetron di televisi itu."
Alice menekankan kalo dia bukan jadi lembantu tapi asisten pribadi.
"Aku ingatkan padamu apa saja yang akan menjadi tugasmu yang nggak cuman berada di kantor tapi juga di rumah. Memasak dan mencuci untuknya nggak beda dengan jadi pelayan. Sampai harus tinggal bersama. Aku khawatir kamu akan jatuh dalam perangkap bosmu yang kabarnya dekat dengan banyak wanita."
"Tunggu."
Alice bangkit dan menunjukkan kartu nama Darwin Hall.
"Lihat ini." Alice mengulurkan kartu nama itu.
Anna mengambil kartu nama itu dan membacanya.
"Pfffftt. Baru kali ini aku lihat jabatan di kartu nama penerima tamu. Hahaha."
"Lihat baik-baik."
"Hmm Boleh juga. Sekali tabrak, mendapatkan berlian. Jika tidak salah tebak Darwin Hall ini anak dari Presdir Sara yang baru pulang dua tahun lalu."
"Benar. Umurnya 23 tahun, parasnya mirip aktor. Disisinya banyak wanita cantik dan pria tampan. Abaikan dulu dia seorang pria. Kau pikir dia bisa menyukaiku?"
"Ck lihatlah dirimu. Di hatiku... Kau wanita paling cantik."
Alice tersipu malu.
"Tapi mungkin benar, bosmu ini tidak memandangmu, bunga kecil. Tapi kurasa, dia cukup rendah hati. Tidak jadi putra mahkota yang baik, malah ke perusahaan kecil jadi direktur umum."
Alice duduk mendekat pada dan memberitahu alasannya menerima pekerjaan itu.
"Anna. Kita jangan gosipin bos lagi. Aku tahu kau mengkhawatirkanku, bunga kecil ini. Tapi aku tidak mungkin mengandalkanmu seumur hidup. Gaji yang dia berikan cukup besar. Aku sekarang ingin mandiri, dengan begini... Aku pasti akan cepat melupakan Harry."
"Baiklah. Tapi kita sudah sepakat, kalau merasa dirugikan, jangan dipaksakan."
Alice mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments