Episode 4

Beberapa menit kemudian

To**kk tokk tokk...

"Masuk!" ucap Hans.

Aditia Candra Winata masuk ke ruangan Hans.

"Silakan duduk tuan, ada hal apa yang membuat tuan Winata menemui saya?" tanya Hans pada Aditia.

"Maaf mengganggu waktunya tuan, saya ingin bertanya tuan. Kenapa tadi malam tuan tiba-tiba menarik semua saham tuan di W' Corporation?" ucap Aditia yang langsung ke inti karena dia tahu tuan Adinata bukanlah orang yang suka basa-basi.

"Saya tidak mau menanam saham di perusahaan yang memiliki pemimpin atau calon pemimpin yaang yang suka melecehkan orang lain" ucap Hans pada Aditia.

"Maksud tuan Adinata bagaimana? Saya tidak mengerti tuan" tanya Aditia pada Hans.

"Saya tidak mau menanamkan saham saya di perusahaan anda karena kelakuan putra anda tuan" penjelasan Hans pada Aditia.

"Maksud tuan Gerry putra saya? Saya telah mendidiknya dengan baik tuan, jadi putra saya todak mungkin melakukan hal itu tuan" ucap Aditia membela putranya.

Hans menelpon seseorang dan berkata "Masuk ke ruanganku" dan menutup sambungan teleponnya.

Beberapa detik kemudian ada seseorang mengetuk pintuk.

Tokk tokk tokk...

"Masuk!" ucap Hans.

Johan kemudian masuk dan mendekat ke arah Hans.

"Johan, perlihatkan rekaman CCTV kemarin malam di cafe kepada tuan Winata!" perintah Hans pada Johan.

Johan memberikan sebuah tablet yang menampilkan rekaman CCTV kepada tuan Winata dan berkata "Silakan melihat rekaman CCTVnya tuan!".

Setelah melihat rekaman CCTV yang telah ditunjukan oleh Johan.

"Ini pasti bukan putra saya, tuan" ucap Aditia membela putranya.

"Ini benar-benar putra anda, tuan. Kita melihatnya sendiri" ucap Johan meyakinkan Aditia.

"Saya rasa putra saya bersikap wajar tuan, saya yakin pelayan itu bukan seorang gadis baik. Jika dia gadis yang baik, mana mungkin dia mau bekerja di cafe sampai malam seperti itu tuan" ucap Aditia membela putranya.

"Tutup mulutmu tuan! Dia bukan seorang gadis yang kau tuduhkan, dia adalah kekasihku" ucap Hans yang emosi mendengar kata-kata mengenai Mikayla.

"Apa?" ucap Aditia terkejut mendengar pengakuan dari tuan Adinata.

"Dengar tuan, lebih baik kau didik putramu itu dan jangan pernah mengganggu kekasihku! Atau kau tahu sendiri apa yang bisa aku lakukan pada perusahaanmu dan keluargamu. Dan cepat tinggalkan tempat ini!" perintah Hans penuh emosi pada Aditia Candra Winata.

Setelah mendengar ucapan Hans, Aditia meninggalkan ruangan Hans Christiano Adinata dengan wajah malu karena perilaku putranya.

"Sekarang aku tahu kenapa kau memintaku mencari dokumen identitas gadis itu, kau sangat tertarik padanya kan?" ucap Johan pada Hans.

Hans tersenyum tipis mendengar perkataan Johan, kemudian dia melanjutkan pekerjaannya. Dan Johan kembali ke ruangannya.

SKIP

ADITIA PROV.

Di kediaman Aditia.

Aditia memasuki rumahnya dan memanggil nama putranya berulang kali dengan keras.

"Gerry.... Gerry... Gerry..." panggil Aditia dengan keras.

Melìsa mendekat saat mendengar suara sang suami yang pulang dan memanggil nama putranya.

"Eh papa udah pulang..." ucap Melisa pada sang suami.

"Dimana anak tak tahu malu itu?" tanya Aditia pada sang istri.

"Anak tak tahu malu? maksud papa siapa?" tanya Melisa pada sang suami.

"Siapa lagi kalo bukan putramu itu" ucap Aditia pada sang istri.

"Iya pa..." ucap Gerry yang sedang turun dari tangga lalu menghampiri kedua orang tuanya.

Plakk...

Aditia menampar Gerry dengan keras.

Melisa yang melihat putranya ditampar oleh sang suami merasa tidak terima.

Melisa yang melihat putranya ditampar oleh sang suami merasa tidak terima, dia kemudian berkata "Papa ini kenapa? Pulang-pulang langsung marah sama anak sendiri".

“Gara-gara dia… perusahaan kita diambang kehancuran” ucap Aditia pada istrinya.

Sang istri dan anaknya terkejut saat mendengar kondisi perusahaan Aditia.

“Maksud papa apa?” tanya Melisa yang belum tahu kondisi perusahaan pada sang suami.

“Gara-gara kau, tuan Adinata menarik semua sahamnya yang ada pada perusahaan kita” ucap Aditia penuh emosi pada Gerry.

“Aku tidak pernah mengusik tuan Adinata, pa” ucap Gerry yang belum tahu pokok permasalahan pada Aditia.

“Sekarang papa tanya, tadi malam apa yang kau lakukan?” tanya Aditia dengan emosi pada Gerry.

“Semalam aku hanya pergi ke caffe untuk memesan segelas coffeelate dan meminta seorang pelayan unuk menemaniku, tapi pelayan itu menolak dan mempermalukanku, pa” ucap Gerry pada Aditiia.

“Apa kau tahu siapa dia?” tanya Aditia dengan emosi pada putranyanya.

“Tidak pa.. aku tidak tau, yang aku tau dia hanya seorang pelayan dan dia harus mendapatkan pelajaran karena telah mempermalukanku, pa” ucap Gerry pada Aditia Candra Winata.

“Apa kau tidak tahu kalo pelayan yang menolak permintaanmu adalah kekasih Hans Christiano Adinata?" ucap emosi Aditia menjelaskan pada Gerry.

“Apa? Itu tidak mungkin pa, tapi kalo memang iya aku akan tetap memberi pelajaran pada gadis itu” ucap Gerry pada Aditia dan kemudian meninggalkan orang tuanya.

"Apa kau bilang? Memberinya pelajaran, kau bahkan tak mengenal seperti apa Has Christiano Adinata" ucap Aditia yang terkejut mendengar perkataan putranya tanpa tahu seperti apa orang yang dilawannya.

"Aku tidak pernah takut pa" ucap Gerry pada sang ayah. Kemudian Gerry meninggalkan kedua orang tuanya dan menuju kamarnya.

“Kamu lihat kan kelakuan putramu yang selalu kau manjakan itu” ucap Aditia pada sang istri.

“Tunggu.. kenapa kau menyalahkan aku? Bukankah kau juga ikut memanjakannya" ucap Melisa tidak terima apa yang dikatakn suaminya.

“Mulai sekarang dia tanggung jawabmu!” ucap Aditia yang masih tersulut emosi pada sang istri.

“Terserah” ucap Melisa pada suaminya. Kemudian dia berjalan menuju kamar sang putra.

Di kamar Gerry.

Gerry memasuki kamarnya.

Brakk…

Gerry menutup pintu kamarnya dengan sangat keras.

“Aaaa……” ucap Gerry yang masih emosi

Tok tok..

“Sayang… buka pintunya, mama mau masuk” ucap Melisa yang berada di depan kamar sang putra.

Gerry membuka pintu kamarnya dan berkata “Ada apa ma? Mama mau memarahiku juga?”.

Melisa masuk kamar sang putra dan berkata “Tidak sayang.. mana mungkin mama memarahimu, nak”.

“Semua gara-gara gadis itu ma” ucap Gerry yang masih emosi pada mamanya.

“Mama juga tidak terima kau diperlakukan seperti itu” ucap Melisa pada putranya.

“Aku akan membuat gadis itu menderita karena sudah berani mempermalukan aku dan aku tidak peduli dia itu siapa” ucap Gerry yang masih emosi pada mamanya.

“Tentu sayang, mama akan selalu mendukung dan berpihak padamu” ucap Melisa pada putranya.

AUTHOR

Malam itu saat Johan berkunjung ke rumah Hans untuk mendiskusikan mengenai pekerjaan mereka di dunia gelapnya. Tiba-tiba Hans merasa gelisa, dia memiliki firasat burut terhadap gadis yang membuatnya tertarik. Akhirnya Hans pergi untuk memastikan keadaan Mikayla.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Linda yani

Linda yani

geri bejat banget kelakuanmu

2021-02-10

0

mentari

mentari

dah dig dug

2021-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!