(Keesokan pagi, sinar matahari menyelinap melalui tirai jendela suite mewah. Vienna sudah berdiri di depan cermin, mengenakan blazer hitam ketat yang menonjolkan sosoknya yang anggun. Ardi masih tergeletak di atas kasur, tubuhnya lemas namun puas, bekas-bekas malam kemarin masih terlihat jelas di kulitnya.)
Jenny pelayan
(mengetuk pintu perlahan)
"Nyonya, mobil sudah siap di depan. Meeting dengan para founder dimulai dalam 45 menit."
Vienna Aurelia Tan
(tanpa menoleh, sambil memasang anting mutiaranya)
"Baik. Pastikan breakfast untuk Clay sudah diantar. High protein." (matanya akhirnya menatap Ardi yang masih setengah tidur, bibirnya melengkung senang melihat 'hasil karya'nya)
Vienna Aurelia Tan
Ardi "Clay" Irawan
(mengucek mata, suara serak)
"Nyonya... sudah mau pergi?"
Ardi "Clay" Irawan
Vienna Aurelia Tan
(berjalan mendekat, jari-jarinya yang bercat kuku merah menyentuh dagu Ardi)
"Meeting penting, sayang. Tapi jangan khawatir..." (membungkuk, bisikannya panas di telinganya) "...malam ini kita lanjutkan training-mu. Round four."
(Ardi merinding, ingatannya langsung melayang ke malam sebelumnya—tubuhnya seakan merespons dengan sendirinya. Tapi Vienna sudah berbalik, langkahnya cepat menuju pintu.)
Vienna Aurelia Tan
(berhenti di ambang pintu, tanpa menoleh)
"Oh, dan Clay?"
(senyum licik)
"Gue expect lo sudah berdiri di samping mobil dalam 5 menit. Full uniform. Gue butuh bodyguard hari ini—bukan toyboy."
Ardi langsung melompat dari kasur, tapi kakinya masih gemetar. Vienna tertawa melihatnya, lalu menghilang di balik pintu. Adegan berakhir dengan Ardi berusaha mengenakan seragamnya dengan cepat sambil menahan pegal di sekujur tubuhnya—dan senyum puas di wajahnya
(Ardi turun dari kamar utama, seragam bodyguard-nya sudah rapi, tapi masih ada bekas lipstick mark di lehernya yang tidak sepenuhnya terhapus. Beberapa pelayan berhenti bekerja, saling pandang dengan senyum kecut sebelum berbisik-bisik.)
pelayan 1
(berbisik, tapi sengaja cukup keras didengar Ardi)
"Wah, si Banteng Desa sudah selesai tugas malam-nya, nih..."
pelayan 2
(memamerkan sapu dengan gerakan sensual)
"Tugasnya ganda ya? Jaga nyonya di dalam dan di luar~"
(Ardi mengeratkan rahang, mencoba mengabaikan mereka—tapi telinganya memerah. Saat melewati dapur, Koki senior melemparkan smirk sambil menyerahkan kotak makan siang khusus.)
pelayan 1
(sarkastik)
"Extra protein buat tenaga ekstra. Nyonya pesan khusus."
(Di garasi, Vienna sudah duduk di mobil Mercedes hitam. Melihat Ardi mendekat dengan wajah flustered, dia mengangkat satu alis.)
Vienna Aurelia Tan
(dingin)
"Five minutes and seventeen seconds. Lo disappoint me, Clay."
Ardi "Clay" Irawan
(gugup, tapi mata mulai glinting dengan keberanian baru)
"Maaf, Nyonya. Tadi ada... gangguan."
Vienna Aurelia Tan
(langsung tahu, matanya menyipit)
"Oh?" (jari mengetuk-ngetuk jendela, memberi isyarat supir untuk keluar sebentar)
Begitu supir pergi, Vienna menarik Ardi ke dalam mobil. Pintu terkunci otomatis.
Vienna Aurelia Tan
(suara berbisik, tapi tajam)
"Besok, lo akan berjalan dari kamar gue dengan lebih perlahan. Biar mereka liat ini—" (tangan meraih dagu Ardi, jempol menggosok bekas lipstik di memotret) "—dan lo dengan bangga
(Ardi terkesiap. Vienna grin licik sebelum membuka kancing atas blazernya, memperlihatkan love bite yang lebih parah dari punya Ardi.)
Vienna Aurelia Tan
(memerintah)
"Sekarang, dorong aku. Dan berhentilah tersipu."
Comments
UhAhShit💩
OMO 🥵🥵🥵
2025-05-19
0