Episode 02

(Villa Bali, malam pertama. Vienna berbaring di atas seprai sutra, memandang Ardi yang masih berdiri kaku di depan ranjang—badan berototnya berkeringat, tangan gemetar mencengkeram ujung sarung bantal.)
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(sambil memutar-mutar anggur di gelas) "Kamu pernah ciuman nggak, Clay?"
Ardi "Clay" Irawan
Ardi "Clay" Irawan
(mata membelalak, suara serak) "N-Nggak pernah yang… kayak ibu-ibu gitu."
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(tersenyum miring, meneteskan anggur ke lehernya sendiri) "Kayak ibu-ibu? Oh, maksud kamu perempuan yang tahu apa yang dia mau?" (menyodorkan gelas ke Ardi) "Minum. Biar nggak tegang."
Ardi "Clay" Irawan
Ardi "Clay" Irawan
(Ardi menenggak anggur dengan tergesa-gesa, sebagian tumpah ke dagunya. Vienna mendesis, menarik tubuhnya mendekat—jarinya mengikuti tetesan anggur dari leher ke dada Ardi.)
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(berbisik) "Aku bakal ajarin kamu semuanya. Dimulai dari…" (tanpa peringatan, bibirnya menyambar mulut Ardi—ciuman dalam, kasar, tangannya mencengkeram rambutnya.)
Ardi "Clay" Irawan
Ardi "Clay" Irawan
(kaget, tubuhnya kaku seperti tersengat) "Mmf—!" (tangannya refleks meraih pinggang Vienna, tapi malah salah—menggenggam paha belakangnya.)
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(memutuskan ciuman, mendengus) "Gerakan yang salah, anak baik." (menampar pelan tangan Ardi) "Tangan kamu tetap di pinggangku. Belum boleh keluyuran ke mana-mana."
(Ardi mengangguk cepat, napasnya terengah. Vienna menarik napas panjang, lalu tersenyum—ciuman berikutnya lebih lembut, menggoda, lidahnya menyentuh bibir Ardi seperti sedang menguji.)
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(sambil menarik napas) "Sekarang… coba ikutin gerakanku."
(Ardi mencoba meniru—gerakannya masih kikuk, mulutnya mencari-cari Vienna, gigi mereka hampir berbenturan. Vienna tertawa pendek, lalu membimbingnya dengan tangan di tengkuk. Perlahan, ciuman mereka mulai seirama—Ardi cepat belajar, tangannya mulai berani menyentuh tulang rusuk Vienna.)
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(berbisik di sela ciuman) "Anak pintar… Tapi besok harus lebih halus, ya?" (menggigit telinga Ardi pelan) "Atau bonusmu aku potong."
(Ardi mengerang pelan, kali ini dia yang mendorong Vienna ke kasur—naluri liarnya mulai muncul. Vienna tertawa puas, jarinya mengunci pergelangan tangan Ardi di atas kepala.)
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(berbisik) "Ada kemajuan… tapi kamu belum pantas buat jadi yang menguasai aku." (membalik posisi, kini dia berada di atas.)
(Villa Vienna – Kamar Utama, Tengah Malam)
NovelToon
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(berdiri di depan jendela besar yang menghadap laut, hanya mengenakan jubah sutra yang terbuka sebagian)
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
"Clay... Kemari." (suaranya rendah, tak menoleh sedikit pun)
Ardi melangkah mendekat, gerakannya berat dan penuh tekanan. Siluet tubuh Vienna yang tersapu cahaya bulan membuat tenggorokannya tercekat. Garis lekuk tubuhnya begitu jelas—terlalu indah untuk didekati tanpa gemetar
Ardi "Clay" Irawan
Ardi "Clay" Irawan
"Nyonya... saya harus— ah!"
Vienna tiba-tiba meraih tangannya, menekannya ke pinggulnya sendiri. Jubahnya bergeser, membuat kulit halusnya bersentuhan langsung dengan telapak tangan kasar Ardi.
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(berbisik di dekat telinganya, napasnya menyentuh daun telinga Ardi dengan lembut) "Hhhn... Rasakan ini. Ini harga yang harus kau bayar hanya untuk menyentuhku."
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(menggigit bibir bawahnya pelan) "Pelan-pelan... telusuri garis ini." (mengarahkan jari Ardi dari pinggul menyusuri ke bagian dalam pahanya)
Ardi "Clay" Irawan
Ardi "Clay" Irawan
(suaranya nyaris patah, pelipisnya berkeringat) "Seperti... ini?" (ujung jarinya menyentuh kulit halus Vienna, dan terdengar desahan kecil darinya)
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(kepalanya sedikit terlempar ke belakang, desahan lembut terdengar) "Mmmh... Hampir. Tapi kau melewatkan bagian— ah!"
(Tiba-tiba Ardi menunduk, mulutnya menyentuh tulang selangka Vienna—lidahnya menyusuri tulangnya perlahan dengan sentuhan menggoda.)
Ardi "Clay" Irawan
Ardi "Clay" Irawan
(suara seraknya terdengar saat bibirnya menari di kulit Vienna) "Kalau saya salah...
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(tangannya mencengkeram rambut Ardi, memaksanya menatap langsung ke matanya yang gelap dan tajam) "Anjing kecil yang berani."
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(menarik napas panjang) "Sekarang ulangi kata-kata ini..." (terdengar desahan singkat saat tangan Ardi tanpa sadar naik menyentuh bagian belakang pahanya)
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
"Hh... 'Aku hidup untuk melayani Nyonya'."
Ardi "Clay" Irawan
Ardi "Clay" Irawan
(matanya mulai berkaca-kaca, napasnya berat dan dalam) "Aku... hah... hidup untuk melayani Nyonya."
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(jarinya menelusuri leher Ardi hingga dada, lalu berhenti di sana) "Sekali lagi. Tapi kali ini...
Vienna Aurelia Tan
Vienna Aurelia Tan
(tiba-tiba mencubit put1ng Ardi, membuatnya mengerang pelan) "...lebih keras."
Ardi "Clay" Irawan
Ardi "Clay" Irawan
(menggigit bibirnya sendiri, namun tetap patuh) "Ahn—! Aku hidup untuk melayani Nyonya— ah!"
(Vienna tersenyum puas melihat Ardi mulai terurai di hadapannya. Cahaya bulan menyinari keduanya—kulit Vienna yang sempurna bersinar lembut, sementara tubuh Ardi mulai berkeringat dan goyah karena hasrat yang tertahan.)
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!