Gua tersembunyi

Pertumbuhan kedua anak kembar itu semakin hari semakin menggemaskan apalagi Lia yang cerewet ada saja yang dia buat untuk menjernihkan suasana.beda dengan si Abang yang cenderung cuek dingin malas tau.

Pagi ini kakek Budi mengajak mereka ke hutan mencari bahan makanan untuk persediaan dirumah mereka dan mengambil kayu bakar sebagai bahan untuk memasak.

Lia yang paling semangat kalau diajak kehutan karena dia suka mencari tanaman herbal yang diajari oleh sang kakek Budi.

Lia yang selalu membawa tas anyaman yang dibuat oleh kakek Budi selalu menemani kalau Lia ke hutan mencari buah atau umbi umbian.sedangkan Lio lebih suka membawa karung untuk diisi buah atau umbi umbian yang dia kuat bawa.kakek Budi tidak pernah memaksa mereka untuk membawa yang berat berat karena umur mereka yang kecil dan belum mampu angkat yang berat berat.

Setelah mengunci pintu rumah kakek Budi dan kedua anak kembar itu menyusuri jalan setapak hingga sampailah mereka dihutan yang sangat lebat.kehidupan kakek Budi dan kedua cucunya bergantungan dengan hutan karena mereka akan mencari makan dihutan dengan buah buahan atau umbi umbian.

Dalam perjalanan mereka menemukan beberapa jamur yang baru tumbuh dan kakek Budi menyuruh Lia mengambilnya dan mengisi dalam tas anyamannya.

Lia yang begitu gembira seolah olah mendapat emas yang banyak sampai sampai mulut cerewetnya juga tidak bisa diam.

"Lia bisa diam gak." tegur Lio

"his Abang,adekan lagi panen jamur." gerutu Lia

"ya kalau ambil jamur Mulut itu diam,gak kaya kamu ribut aja." kesel Lio

"iya iya nih adek diam gak ribut." geram Lia yang masih aja ribut,sang kakek yang mendengar pertengkaran adek kakak itu hanya tersenyum senyum

"udah gak usah ribut ... Ayok ikut kakek ke atas kita lihat buah yang masak masak kita bisa ambil." ajak kakek Budi menengahi mereka.

Ketiganya naik keatas untuk melihat buah yang sudah pada masak masak.kakek Budi juga mengajak kedua anak itu terus masuk kedalam hutan dan tibalah disuatu tempat yang jauh dari pinggir kampung mereka.

Kakek Budi mengajak kedua anak itu terus masuk kedalam hutan dan tibalah disuatu tempat yang jauh Dari pinggir kampung mereka.

Suara desiran air terjun yang jatuh dari atas ketinggian dan disampingnya ada sebuah gua yang tidak terlalu tinggi untuk dijangkau oleh anak anak. Kakek Budi mengajak kedua anak itu untuk ikut dan berjalan hati hati karena bebatuan yang licin.

Kake Budi menebang rumput liar yang menutupi gua yang ada disamping air terjun.

Mereka bertiga masuk kedalam gua dan membersihkan kotoran yang masuk kedalam

sementara Lia yang masih bingung hanyak berdiri dimulut gua dan bertanya kepada sang kakek.

"kek, ini apa namnya kok seperti rumah tapi dari tanah dingin." tanya Lia ingin tau.

"ini namanya gua Lia,ini alami dan sudah ada sebelum kakek lahir.kake biasa kesini untuk latihan."ujar sang kakek

"hah latihan..emang kakek mau perang" tanya Lia lagi

Ummpppppttttftt......

Kakek yang mendengar pertanyaan Lia tak tahan dengan kepolosan anak itu, mau ketawa pasti nanti dia marah merasa diejek dengan pertanyannya

akhirnya sang kakek menjelaskan gua itu kenapa sampai membentuk seperti itu,dan Lia yang mulai mengerti pelan pelan dia masuuk kedalam.

Lia yang mulai ingin tau menelisik setiap ruang gua dan bertanya kenapa ada peralatan masak dan kenapa ada tempat tidur ada selimut ada baju yang disusun rapi.

Beberapa pertanyaan yang keluar dari mulut Lia tak satupun sang kakek mau menjawab.

Sebelum menjawab sudah ada pertanyaan yang baru sehingga kakek Budi hanya menunggu Lia selesai bertanya baru akan menerangkan semua pertanyaan.

Kakek Budi segera membuat api untuk membakar umbi yang sudah diambil dijalanan tadi.dan mencuci jamur yang didapat disepanjang jalan.

Lia segera ikut kakeknya memotong jamur yang diambilnya dan memasak untuk dimakan dengan umbi.sedangkan Lio yang sudah diajari kakek cara menangkap ikan dengan cekatan Lio sudah berhasil menangkap ikan yang ada di air terjun disamping gua.

Dengan semangat Lio membawa ikan hasil tangkapannya dan menyerahkan kepada sang kakek.

Horrreeeeeee........hooooorrrreeeeee

"Abang hebat,ikannya mau sama Abang,ikannya gak takut ya bang." tanya Lia

"mana ada ikan takut sama Abang,yang ada Abang akan jitak kepala ikan." ujar Lio

"kok dijitak sih bang kan kasihan." ujar Lia

"biar kita bisa makan dek,kalau gak ikannya kabur." gerutu Lio

"oh ,gitu" jawab Lia singkat dan berlalu masuk kedalam gua yang ada air didalam gua sehingga tak perlu keluar untuk cucian atau mandi.

Mereka menikmati ikan bakar hasil tangkapan Lio dan jamur yang ditumis apa adanya tanpa bumbu bumbu tapi soal rasa tak kalah enaknya itu yang dikatakan oleh kedua anak kembar itu.

Setelah kenyang Lia dan Lio langsung diajari cara masak dan mengkap ikan walaupun Lio sudahh bisa tapi kakek Budi mau lebih mahir tanpa membuat ikan lari,sedangkan Lia yang baru pertama kali diajari langsung masuk kedalam sungai itu dan berlari kesana kemarin.

Haahaahaahahaahahahahh....

Tawa Lia yang begitu gembira bisa bermain air sepuasnya bukannya mencari ikan malah main air,kakek Budi yang melihat itu hanya geleng kepala melihat tingkah Lia.

"Lia bulan begitu cara menangkap ikannya nak." seru kakek Budi

sedangkan Lia yang masih asik bermain air dan tanpa diketahui oleh kakek Budi dan Lio ditangan kirinya ada seekor ikan besar yang bergerak.

"Hhaahahahaahaahaahaa...kena kan makanya jangan bandel bandel kalau ditangkap,,,"ucap Lia yang bicara dengan ikan.

Kakek Budi dan Lio yang melihat itu hanya melongo melihat tingkah Lia bicara dengan ikan.

"HAH kok bisa ikan disalahkan" ucap Lio kepada sang kakek, sedangkan kakek hanya mengangkat bahu sambil tersenyum lebar.

"sudah Lia naik ikannya kasian tuh,nanti kehabisan nafas" ucap kakek yang melucu, Lio yang mendengar penuturan kakeknya jadii bingung dia langsung meninggalkan kedua orang itu dan langsung rebahan.kakek Budi yang melihat Lio tertawa lebar. Karena anak itu susah untuk diajak bergurau.

Setelah berganti baju Lia dan Lio diajari latihan gerakan gerakan untuk bertahan dari serangan.mulanya Lia malas karena capek lah ada saja alasan untuk tidak mau latihan tapi Lio yang marah akhirnya Lia mengikuti gerakan sang kakek.

"Huh dasar Abang galak." gerutu Lia sambil ikut gerakan kakek Budi.

"Ade yang serius loh,jangan asal gerak saja." tegur Lio kepada sang adik.

"iya iya .... Abang galak " kesel Lia

Kakek Budi yang tak tahan dengan ocehan Lia langsung tertawa lebar dan Lia yang melihat hal itu bertanya kepada kakek..

" kakek,apa yang lucu." tanya Lia yang merasa tak bersalah

" Adek tau gak sih,kakek tertawa itu gara gara adek tau" kesel Lio

kakek Budi yang masih tertawa belum bisa berhenti karena kelucuan Lia dan Lio yang tak mau kalah.

" udah udah kakek gak akan paksa Ade,kalo adek gak mau ikut latihan" ucap kakek Budi.

"Baik kek,adek mau tidur boleh" tanya Lia

"Boleh sayang,Abang juga kalo capek boleh tidur" ucap kakek

"Gak kek,Abang mau latihan aja" ucap Lio

Kakek langsung mengangguk dan melanjutkan latihan sedangkan Lia yang tak terdengar suaranya sudah menikmati mimpinya dengan wajah teduhnya dia tersenyum.

sepanjang latihan tak ada keluh kesah yang disampaikan ke pada kakeknya,Lio latihan dengan semangat bahkan tak jarang dia akan mengulangi setiap gerakan yang diajari oleh sang kakek.

Karena sudah sore kakek Budi mengajak kedua cucunya untuk kembali kerumah.

Dan Lia yang sudah bangun langsung mengambil tas anyamannya yang berisi obat obatan dari herbal

"Kakek besok kita kesini lagi ya" ujar Lia dengan semangat.

"Hanya untuk pindah tidur saja kamu dek" tukas Lio.

"Biarin habisnya enak dingin sejuk,dekat air untuk mandi" sergah Lia.

"ya sudah besok besok kita kesini lagi dan bermalam ya" ujar kakek Budi.

Hoorreeeeeeee......hoooorrrreeeeee

Anak seusia mereka akan susah diajak kehutan mencari kayu bakar atau mencari makanan,tapi tidak dengan Lio dan Lia mereka akan bersemangat kalau diajak kehutan.

Sepanjang jalan mata Lia selalu keatas pohon kalau kalau ada buah yang masak bisa diambil untuk dibawa pulang.

Tak berapa lama mereka berjalan dan mendengar suara dari kejauhan seperti suara orang orang besar.

"Kalian cepat cari dimana kalian buang anak itu" suara laki laki bariton.

Deeeeeggggggh........

Hati kakek Budi mencelos mendengar suara laki laki yang mencari anak yang dibuang berapa tahun lalu.

Dengan berjongkok kakek Budi mensejajarkan tubuhnya dengan kedua anak itu.

"Kalian diam,kita kembali ke gua ya" ucap kakek Budi sambil menepuk jarinya didepan mulutnya,agar kedua anak itu takk bersuara.

Dengan langkah setengah berlari kakek Budi dan kedua anak itu menuju ke gua,tak berapa lama mereka pun sampai dan membuka kembali penutup gua itu dan kakek Budi menyuruh Lio dan Lia segera masuuk kedalam merebahkan tubuh mereka diatas pembaringan dan menyuruh mereka untuk tidak ribut agar mereka kalau bicara dengan suara pelan pelan.

Sementara Lia yang takut dipeluk sang abang dan mengusap kepala adeknya untuk tidak takut.

"jangan takut Abang akan menjaga adek"ucapnya lirih

"Abang jangan jauh dari adek" ucap Lia sendu.

Ade kakak itu saling berpelukan dan saling menguatkan sampai mereka tertidur,kakek Budi yang melihat keduanya tak tega melihat nasib kedua anak itu,apa salah mereka masih bayi sudahh dibuang dan mulai besarpun masih mau dicari lagi.

Episodes
1 menemukan bayi
2 kakek mengetahui
3 Gua tersembunyi
4 pencarian
5 ditinggal kakek
6 Penyerangan
7 Menang
8 sebuah rahasia
9 pesan kakek
10 masak sepenuh hati
11 bos reno
12 kakek meninggal
13 kembali ke gua
14 pengungsian kembali
15 strategi
16 pencarian
17 tobat
18 korban kerakusan harta dan jabatan
19 pencarian jejak
20 pencuri
21 kecerdasan Lia menyusun strategi
22 menyerang
23 putus asa
24 Abang ADELIO
25 menemukan Emas
26 Bersiap siap
27 ke kota
28 bertemu dengan junet
29 mencari kerja
30 nenek peyot
31 Rahasia
32 kepala tanpa badan
33 Kartu ATM
34 orang misterius
35 hampir jatuh
36 mencari tau
37 menjalankan rencana
38 peluk ibu
39 berhasil mendapatkan informasi
40 mengawal tuan toni
41 mending cari tikus got
42 Pertengkaran
43 Lia marah
44 masuk got
45 Dedi kerumah nenek tiyem dan kakek darso
46 Bi Tuti bersyukur
47 mencintai papa si kembar
48 akhir nya Dedi tau soal kakek wijaya
49 junet pasrah kalau di pecat
50 menyelinap ke kantor
51 pamit ke bi tuti
52 junet berubah jadi lebih baik
53 akhirnya Dedi mengetahui siapa ayah nyaa
54 apa maksud bi tuti
55 nyawa jadi taruhan
56 Dedi balik ke kota
57 mobil baru
58 usil
59 Lia mual
60 mengganggu
61 Teror
62 kisah keluarga wijaya
63 kisah keluarga wijaya 2
64 lanjutan 3
65 di usir pak Darso
66 akhirnya bertemu opa
67 di kejar kucing
68 balik ke rumah opa
69 uang segepok
70 merah kebakaran
71 lahir di hutan
72 rencana Dedi dan Ikbal gagal
73 memulung
74 siapa sebenar nya mereka
75 akhir nya Lia bertemu papa alex
76 syarat
77 juned jatuh cinta
78 mama Marisa bunuh diri
79 bertemu di kampus
80 kambing hitam
81 akan kah bertemu mama
82 hampir saja bertemu
83 Ali menyamar
84 bunga teratai
85 sesak di dada
86 pergi dari rumah
87 pemilik perusahaan
88 jualan kue
89 mendatangi papa jaya
Episodes

Updated 89 Episodes

1
menemukan bayi
2
kakek mengetahui
3
Gua tersembunyi
4
pencarian
5
ditinggal kakek
6
Penyerangan
7
Menang
8
sebuah rahasia
9
pesan kakek
10
masak sepenuh hati
11
bos reno
12
kakek meninggal
13
kembali ke gua
14
pengungsian kembali
15
strategi
16
pencarian
17
tobat
18
korban kerakusan harta dan jabatan
19
pencarian jejak
20
pencuri
21
kecerdasan Lia menyusun strategi
22
menyerang
23
putus asa
24
Abang ADELIO
25
menemukan Emas
26
Bersiap siap
27
ke kota
28
bertemu dengan junet
29
mencari kerja
30
nenek peyot
31
Rahasia
32
kepala tanpa badan
33
Kartu ATM
34
orang misterius
35
hampir jatuh
36
mencari tau
37
menjalankan rencana
38
peluk ibu
39
berhasil mendapatkan informasi
40
mengawal tuan toni
41
mending cari tikus got
42
Pertengkaran
43
Lia marah
44
masuk got
45
Dedi kerumah nenek tiyem dan kakek darso
46
Bi Tuti bersyukur
47
mencintai papa si kembar
48
akhir nya Dedi tau soal kakek wijaya
49
junet pasrah kalau di pecat
50
menyelinap ke kantor
51
pamit ke bi tuti
52
junet berubah jadi lebih baik
53
akhirnya Dedi mengetahui siapa ayah nyaa
54
apa maksud bi tuti
55
nyawa jadi taruhan
56
Dedi balik ke kota
57
mobil baru
58
usil
59
Lia mual
60
mengganggu
61
Teror
62
kisah keluarga wijaya
63
kisah keluarga wijaya 2
64
lanjutan 3
65
di usir pak Darso
66
akhirnya bertemu opa
67
di kejar kucing
68
balik ke rumah opa
69
uang segepok
70
merah kebakaran
71
lahir di hutan
72
rencana Dedi dan Ikbal gagal
73
memulung
74
siapa sebenar nya mereka
75
akhir nya Lia bertemu papa alex
76
syarat
77
juned jatuh cinta
78
mama Marisa bunuh diri
79
bertemu di kampus
80
kambing hitam
81
akan kah bertemu mama
82
hampir saja bertemu
83
Ali menyamar
84
bunga teratai
85
sesak di dada
86
pergi dari rumah
87
pemilik perusahaan
88
jualan kue
89
mendatangi papa jaya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!