Chapter 1

Seperti yang dikatakan seorang penyair jika masa remaja adalah masa yang paling terkesan. Masa pencarian jati diri. Lihat betapa banyak remaja yang mencari-cari jati dirinya. Ketika remaja akan memutuskan sesuatu, bukan tidak mungkin ia akan berganti keputusan bahkan setelah satu menit keputusan pertama dibuat. Remaja labil, begitu katanya. Satu hal lagi yang dilakukan remaja adalah pergi kesana kemari mencari teman yang dapat mengerti kepribadiannya. Namun yang dilihat oleh Teresa begini, seorang remaja mencari teman yang dirasa dapat berguna baginya, setelah tidak berguna baru mereka acuhkan. Ya, ini salah satu curahan hati seorang Teresa yang sudah benar-benar muak dimanfaatkan oleh sebagian temannya. Sebagai anak pedalaman ia sudah terbiasa dengan sikap mandiri dan…, tunggu, Teresa anak pedalaman kah? serius? anak pedalaman bersekolah di sekolah elite yang demi kodok berjenggot- sangat mahal itu? Ya, kalian tidak salah dengar.

Sepulang sekolah Andreas mengajak Teresa bersantai di Alkana Café. Mentah-mentah, Teresa pun menolaknya.

“Demi apapun, itu sangat membuang waktu, Andre. Dan lagi, kita jangan membuang-buang uang.”

“kalau uang habis, kita tinggal memanen emas ataupun perak bukan begitu Sony?” Andreas mengerling pada seorang pria yang lebih muda setahun darinya.

Ah iya, seperti biasanya mereka berempat, maksudnya Teresa, Andreas, Sony, dan Grace harus menjemput Lia di “Radiant elementary school” yang masih satu komplek dengan sekolah mereka. Lia adalah adik dari Andreas yang berusia 10 tahun. Elementary school sudah mengakhiri aktivitasnya tiga setengah jam yang lalu. Lia menunggu mereka di penitipan anak khusus yang disediakan sekolah. Lia atau Camelia Maxwell dan Andreas Maxwell benar-benar mirip bentuk wajahnya dengan bola mata berwarna coklat terang. Jangan meminta perbandingan karakternya, karena Teresa sendiri sudah menganggap Andreas sebagai rubah licik di awal cerita.

Perjalanan pulang benar-benar sangat panjang, jika dimulai dari kelas dimana Andreas dan Teresa berada, mereka harus melewati kawasan “Radiant high school” lalu melewati taman yang tidak bisa dikatakan taman “biasa saja” karena di dalamnya terdapat mini roller coaster. Roller coaster betulan , kalian tidak salah baca. Lalu melewati kawasan “Radiant junior high school” yang luasnya juga bukan main. Kali ini di depan pagar “Radiant junior high school” tidak ada taman, hanya ada papan kecil bertuliskan “akan disterilkan tanah ini, karena akan dibangun taman dengan bianglala menakjubkan”. Sungguh pesan yang mengharukan dari seonggok papan kecil. Bukannya pihak sekolah tidak menyediakan jalan khusus untuk masing-masing tingkatan sekolah. Toh mau lewat manapun mereka harus berjalan lagi untuk menemui Lia di “Radiant elementary school”. Tidak tahu kalau mungkin 5 tahun ke depan sekolah ini akan punya transportasi sendiri di sepanjang komplek sekolah.

Sudah kebiasaan bagi Grace jika sudah sampai di pagar utama akan meminta izin membeli milkshake di Alkana Cafe sementara  yang lain mengawasi apakah ada banyak orang yang akan pergi ke arah utara sekolah. Kawasan utara sekolah memang terlihat asing bagi banyak orang. Satu hal yang unik dari “Radiant school” adalah letaknya yang terpencil dekat hutan gomaku. Karena sebagian besar murid “Radiant School” berasal dari luar kota, suasana seperti sore sekarang pun lumayan sunyi. Bagaimana bisa sekolah elite yang sering menjadi perbincangan berita televisi ternyata terletak di kawasan terpelosok?

Satu-persatu murid berseragam dengan rok atau celana panjang kuning keemasan meninggalkan kawasan sekolah. Ini berarti murid sekolah menengah. Satu-persatu murid berseragam coklat tua juga meninggalkan kawasan sekolah, yang berarti murid sekolah atas. Sementara murid dengan seragam hijau emerald seperti yang dipakai Lia sudah pulang sejak tiga setengah jam yang lalu.

Setelah dirasa sepi dalam arti tidak banyak orang berlalu lalang, mereka, Andreas , Teresa, Sony, Grace, dan Lia berjalan tergesa ke arah utara. Arah utara yang asing bagi sebagian banyak orang. Mereka berjalan dengan percaya diri. Karena disanalah tempat tinggal mereka. Di dalam hutan gomaku.

Terpopuler

Comments

Alifia Sastia

Alifia Sastia

Kok tinggal dihutan sih? serem

2020-05-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!