Setelah makan dan memastikan Andreas baik-baik saja, Rara kembali ke boutique nya.
Baru saja ia sampai di boutique nya, ia melihat Nia yang sedang duduk menunggunya.
"Nia... kok gak ngomong mau kesini?"
Rara langsung memeluk sahabatnya itu.
"Iya nih, gue lagi ada keperluan di sekitar sini, gue mampir aja dulu ke boutique lu. Eh lu nya gak ada, baru aja gue mau pergi lu datang deh"
"Keperluan apa?"
Tanya Rara kepada Nia.
"Ada deh..."
Nia tersenyum jahil.
"Ih gitu ya, rahasia-rahasia an"
Rara mencubit lengan Nia.
"Ih sakit tau..!"
Nia melotot kepada Rara sambil mengusap-usap lengan nya. Rara pun tertawa puas.
"Eh ada gosip nih.., kabar nya nih ya, si Farah punya pacar"
"Oh ya..? kok dia gak cerita ya sama gue"
Ucap Rara sambil membesarkan kedua bola matanya.
"Iya kan belum ketemu aja sama kita kali. Gue juga tau dari sepupu gue, yang jadi ajudan pejabat itu"
Nia menceritakan dengan ciri khas bibirnya yang seperti tukang gosip.
"Tadi ketemu gue kok di gedung apartemen nya Andreas"
Nia menatap Rara dengan serius.
"Seriussss looo.... lah, dia ngapain ke apartemen Andreas? apa dia pacaran sam Andreas? upsss"
Nia langsung menutup mulut nya dengan kedua tangan nya.
Sedangkan Rara langsung menatap Nia dengan tak percaya.
"Gila kali lu ya? gak mungkin lah... orang dia itu dari apartemen saudaranya yang kebetulan di gedung yang sama dengan apartemen Andreas. Nah, gue tuh ketemu dia waktu gue mau naik lift dan dia mau turun"
Terang Rara dengan muka sebal.
"Oh... ya maaf.. gue kira lu ketemu Farah di apartemen nya Andreas"
Nia tertawa ala kuntilanak.
"Ya udah deh, gue cabut dulu ya, gue udah di tunggu nih sama klien.. lu baik-baik ya say... bye bye"
Nia memeluk dan mencium kedua pipi Rara.
Rara hanya menghela napas nya melihat Nia yang terburu-buru pergi dari boutique nya.
Begitulah Nia, di geng mereka, Nia lah tukang gosip nya.
Apa pun informasi-informasi yang tidak Rara dan teman-teman nya ketahui, pasti Nia duluan yang update.
Tetapi terkadang nyinyiran Nia benar adanya.
Walaupun ia nyinyir, tetapi ia sangat pandai membaca situasi dan gerak gerik orang yang ia gosip kan. Hingga hampir sembilan puluh persen gosip Nia benar adanya.
Rara duduk di ruangan nya. Sambil memandangi gaun nya yang hampir saja rampung.
Ia kembali kepikiran tentang bekas lipstik di tissue yang ia temui di tempat sampah toilet apartemen Andreas.
"Apa benar itu milik Rania?"
Rara pun tergoda untuk menghubungi Rania.
Ia meraih ponselnya dan langsung mencari nomor ponsel Rania.
Tangan nya gemetar, ia takut sekali apa bila kecurigaan nya benar adanya.
Tetapi demi membunuh rasa penasarannya, ia memutuskan untuk benar-benar menghubungi Rania.
"Hallo Ran... "
"Hallo mbak Rara, apa kabar?"
Terdengar suara adik bungsu Andreas yang terdengar sangat senang saat Rara menghubunginya.
"Baik, kamu apa kabar?"
"Baik mbak, gimana Persiapan pernikahan nya. aku kangen tau dengan mbak Rara"
Beberapa saat mereka berbasa basi.
Hingga akhirnya Rara tidak sabar lagi untuk bertanya tentang apa yang mengganjal dihatinya.
"Hmmmmm.. Ran, kemarin kamu apartemen nya Mas Andreas ya?"
Jantung Rara berdebar-debar menunggu jawaban Rania.
"Kemaren? iya Rania ke apartemen Mas Andreas"
Rara langsung bernafas lega.
"Kenapa mbak?"
Sambung Rania lagi.
"Oh, tidak apa-apa. Kok tidak bilang sih mau kesana, tau gitu aku menyusul deh"
Rara langsung mencari alasan yang tepat untuk ia sampaikan kepada Rania.
"Aku tuh buru-buru mbak. Mas Andreas menyuruh aku datang untuk mengambil daftar nama tamu undangan dan mau nitip cake kesukaan Mama. Karena Mas Andreas gak sempat mampir kerumah."
"Nitip? cake? "
Rara termenung. Bukan kah Andreas mengatakan bahwa Rania datang menjemput Mama nya.?
"Iya mbak, Mama kan minta di beliin cake sama Mas Andreas. Soalnya kalau Mama lagi gak enak badan, jadi suka manja gitu minta cake sama Mas Andreas."
Rania mencoba menjelaskan kepada Rara.
"Mama sakit.?"
jantung Rara kembali berdetak kencang.
"Sudah beberapa hari ini kok mbak, tetapi sekarang sudah baik-baik saja. Mungkin stress juga karena mikirin siapa aja keluarga dan teman yang mau di undang"
"Mama kemarin tidak arisan?"
tanya Rara penasaran
"Kan sakit, ya enggak lah"
Jawaban Rania membuat hati Rara seperti tertusuk paku.
"Oh, ok deh.. sampaikan salam ku kepada Mama ya Ran.. "
Rara mengakhiri panggilan telpon nya.
lalu menatap gaun pengantin yang melekat di patung manekin di depan nya.
"Kamu berbohong"
Ucap Rara dengan wajah yang sedih.
Selama ini Andreas tidak pernah berbohong kepada Rara. Tetapi entahlah, mungkin saja sudah sering. Tetapi baru kali ini Rara mendapati Andreas berbohong.
"Tetapi ia berbohong untuk apa? lipstik itu? wanita lain? kita akan menikah, mengapa?"
Pertanyaan-pertanyaan itu langsung memenuhi pikiran Rara.
"Aku harus mencari tahu"
Gumam Rara didalam hati.
Seperti biasa, Rara langsung mengumpulkan teman-teman nya bila dirinya sedang risau.
Kebetulan semua teman-teman nya dapat berkumpul di cafe Alin malam itu.
Rara mengendarai mobilnya menuju cafe milik Alin. Disana sudah ada Alin, Fathur, Nia, Farah ,dan Naya.
"Kenapa lu.. galau amat kelihatan nya"
Nia yang selalu nyablak langsung berkomentar saat melihat wajah Rara yang di tekuk.
"Iya ih.. masa mau nikah cemberut gitu. ada apaan Neng?"
Ucap Alin yang sedang duduk di depan Rara.
Sedangkan ke tiga teman nya yang lain cuma menatap Rara dengan wajah bingung mereka.
"Gue.. gue butuh logika kalian semua nih"
Ucap Rara masih dengan wajahnya yang lesu.
"Logika"
Fathur tertawa mendengar ucapan Rara.
Sontak saja Nia,Alin, Farah dan Naya melotot kepada Fathur.
Melihat ke empat teman nya melotot kepadanya, Fathur pun langsung berhenti tertawa dan langsung diam menunduk.
"Kenapa Ra? lu ada masalah sama Andreas?"
Nia langsung menebak inti dari penyebab wajah Rara bersedih.
Rara menatap wajah teman nya satu persatu. Saat pandangan nya tiba di wajah Farah, Rara memandang gadis itu lebih lama. Yang membuat Farah menjadi kebingungan.
"Ada apaan sih?"
Tanya Farah penasaran.
Rara pun kembali menundukkan kepalanya.
"Sudah lu ngomong aja, kita dengerin kok. Nanti gue kasih tahu logikanya gue"
Fathur kembali tersenyum jahil.
Rara langsung menatap Fathur dengan wajah bringas nya.
"Upssss Sorry"
Fathur langsung pura-pura menyeruput kopinya.
"Begini guys...gue kan tadi ke apartemen nya Andreas, terus gue ke toilet, cuci tangan. Waktu gue mau buang tissue, gue lihat ada bekas lipstik di tissue bekas yang di buang di bak sampah"
Semua teman Rara terdiam
"Nah, gue penasaran dong, sedikit cemburu sih, ya wajar lah ya, kan gue calon istrinya. Nah gue tanya deh itu masalah lipstik, Andreas bilang, itu milik Rania adik nya."
"Trusss..?"
Semua mendengarkan dengan serius.
"Ya terus gue tanya sama Rania. Rania bilang memang benar dia ke apartemen. Tapi, yang gue gak bisa terima disitu Andreas ketahuan bohong"
"Bohong gimana Ra?"
Tanya Alin penasaran.
"Iya kemarin waktu kita disini, dia bilang dia mau anterin Mama nya arisan. Tetapi kata Rania Mama nya itu sakit dan gak kemana-mana beberapa hari ini, kan dia bohong dong..."
Wajah Rara terlihat semakin sedih.
"Gue jadi kepikiran, apa lipstik itu bukan milik Rania ya?"
Kali ini semua teman-teman Rara terdiam.
"Maksud lu Andreas selingkuh padahal lu berdua mau nikah ?"
Rara menatap Fathur setelah Fathur mengatakan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
author seneng bikin teka teki silang nih..
2021-08-27
1
Muh. Yahya Adiputra
yaaa iyalah selingkuh si andreas...😈😈😈
2021-03-29
2
Arlita
kayaknya selingkuh sama alin deh
2021-01-16
1