~BAB 01~
Sinar matahari memaksa masuk ke kamar Dinda yang membuat gadis itu membuka mata nya, Dinda melihat jam di ponsel nya dan menunjukan sudah jam 8 pagi. Dinda pun bergegas untuk mandi, setelah 20 menit Dinda menyelesaikan acara mandi nya dan segera berpakaian, dia harus bersiap siap untuk menjalankan rutinitas nya sehari hari, yaitu bekerja di salah satu salon ternama di mall besar yg ada di Jakarta. Pelanggan nya dari berbagai kalangan, dari artis smpai pengusaha2 dan ibu2 sosialita.
Dinda pun segera turun ke bawah untuk sarapan, Kost2an yg di tempati Dinda cukup mewah, sebenarnya ini adalah sebuah rumah gedongan yang di jadikan kost2an khusus putri oleh pemiliknya. Pemilik kos tinggal di rumah kaca yg berada di halaman belakang kost bersama putra satu2nya, mereka hanya tinggal berdua karna suaminya sudah lama meninggal.
"Sarapan dulu mbak, hari ini menu sarapan nya nasi goreng." ucap bi Sari, pengurus kost.
"Engga usah bi, makasih. Aku minum susu nya aja." ucap Dinda dan menghabiskan segelas susu di tangan nya. Dinda pun pamit kpd bi Sari yg hanya di balas anggukan kecil oleh bi Sari.
Dinda menunggu ojek online di depan kost sambil memainkan ponsel nya, tiba2 Dinda di buat kaget oleh lelaki yang entah sejak kapan berdiri di samping nya.
"Kenapa lo? Kayak liat hantu aja." ucap Angga, anak pemilik kost, dengan alis yg terangkat satu.
"Kaget aku bang, sejak kapan abang datang? Gak kedengeran tuh langkah kaki nya."
Belum sempat menjawab pertanyaan Dinda, gadis itu lari ke luar gerbang karna ojek online yg tdi Dinda pesan sudah menunggu di luar.
"Aku duluan bang, byeee!!!" teriak Dinda sambil lari.
"Kirim salam sama Gea ya dek!" Angga balas teriak, entah Dinda dengar atau tidak.
"Dasar tu anak, untung sayang." gumam Angga.
Dinda dan Angga sangat dekat, sudah seperti kakak dan adik. Angga sudah menanggap Dinda seperti adiknya, begitupun sebaliknya. Karena Dinda sudah lama kost di rumah Angga.
Setengah jam menghabisakan waktu di jalan, Dinda pun sampai di salon tempatnya bekerja, terlihat Gea juga sudah tiba duluan.
"Selamat pagi Ge, dapet salam dari bang Angga." ucap Dinda, ternyata dia dengar teriakan Angga tadi.
"Pagi Din, salam balik yah." Gea tersenyum malu membuat muka nya merah padam.
"Ogah!"
Gea mendengus kesal kpd sahabat nya itu, Dinda tau kalo Gea dan Angga sama sama saling suka tapi tidak ada keberanian dari keduanya untuk memulai pendekatan. Dan hasilnya Dinda menjadi korban mereka berdua, maksud nya penyampai kode kode cinta di antara mereka.
Dinda sudah selesai mengganti pakaian casual nya ke seragam kerja, Dinda kembali kedepan untuk menunggu pelanggan datang. Karna masih jam 10 pagi salon masih sepi. Sambil menunggu pelanggan, Dinda memainkan permainan game di ponselnya.
Permainan game Dinda harus terhenti karena ada pelanggan yang datang.
Seorang wanita paruh baya yg masih terlihat cantik memasuki salon dan di sambut ramah oleh Dinda dan Gea yg di balas senyuman oleh wanita itu.
"Hai tante Retno, udah lama gak kesini. Dari mana aja?" tanya Dinda kpd Retno, dia adalah salah satu pelanggan high class.
"Halo sayang, tante sibuk banget akhir2 ini, sekarang tante mau memanjakan diri tante dulu, seperti biasa ya sayang." ucap Retno ramah kpd Dinda.
Di saat Dinda sedang mencuci rambut Retno sambil memijit nya, tiba2 Retno bertanya kpd Dinda.
"Gmna sayang? Kamu udah mikirin permintaan tante belom?"
Sontak saja Dinda terkejut mendengar pertanyaan tante Retno, lama Dinda terdiam dan akhirnya memberanikan diri mengatakan apa yang sudah ia pikirkan selama ini tentang permintaan tante Retno tempo hari. Ia mengambil napas panjang untuk mendapatkan keberanian untuk bicara.
"Maaf tante, bukan nya aku mau nolak tapi aku merasa gak pantes, aku bukan siapa2 mana pantes untuk anak tante."
Kenapa harus aku? Pikirnya saat pertama tante Retno mengatakan hal itu, di luaran sana masih banyak gadis cantik yang selevel dengan tante Retno.
"Semua sama aja menurut tante, gak ada yang kaya dan miskin yg ada hanya yg baik dan jahat. Hari ini anak tante yg nganterin ke sini, nanti klo udh selesai tante kenalin kamu sama dia. Oke? Tante gak terima penolakan."
Ya, beberapa minggu yg lalu tante Retno ingin menjodohkan aku dengan putra nya, dia menyuruh ku untuk memikirkan jawaban nya baik2. berapa lama pun Dinda memikirkannya, jawaban Dinda tetap sama. Yaitu 'TIDAK' Dinda merasa sangat tidak pantas untuk anak tante Retno.
Setelah selesai mem-Blow rambut Retno, Dinda pun di tarik sampai ke meja depan tmpt orang2 yg menunggu teman, pacar atau kerabat yg sedang mempercantik diri di salon itu.
"Ehem..." Retno berdehem.
"Sayang perkenalkan ini Daffa, putra tante satu2 nya."
"Daffa perkenalkan ini Dinda, putri ketiga mama." lanjut nya memperkenalkan muda mudi itu.
Daffa tersenyum kecil dan mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan, berbeda dengan Dinda, gadis itu malah tercengang dan terkejut melihat pria tampan yang ada di depan nya saat ini. 'Oh my god! Ini cowok yang di restoran kemarin.' teriak Dinda dalam hati.
"Dinda? Kok bengong sayang, ada apa?." ucap Retno menyadarkan lamunan Dinda.
"Hah? I..iyaa tante maaf, gak ada apa2 kok."
Dinda pun lngsung membalas uluran tangan Daffa. Dinda tersenyum kikuk, ini adalah kedua kalinya dia bertemu pria ini, pertama di restoran sushi dan kedua di sini, di salon ini, dan langsung di perkenalkan oleh mama dari si pria tampan ini.
"Daffa." ucapnya memperkenalkan diri, suara berat nya langsung terngiang di telinga Dinda.
"Dinda." balas ku memperkenalkan diri.
"Oke, sudah cukup perkenalan hari ini.. Maaf ya sayang, tante sama Daffa lagi buru2 mau ke Bandung nih, bye sayang." Retno pamit kpd Dinda. Dinda terus memperhatikan smpai Retno dan Daffa tidak terlihat lagi.
**********
"Gimana? Cantik kan anaknya, baik lagi." ucap Retno memulai percakapan setelah dri tdi hening.
"Hmm"
"Hmm? Cuma hm doang? Bikin kesel aja jawabannya." kesal Retno
"Iya cantik, ma. Cuma sayang."
"Sayang kenapa?" tanya Retno penasaran.
"Pendek bgt ma, ntar kalo ciuman bisa sakit ni leher aku." ucap Daffa frontal
Retno langsung menarik telinga putra nakal nya itu.
"Dasar mesum! Tinggi segitu udh standar untuk cewe, kamu nya aja yg ketinggian kayak tiang listrik kalo kata Refan."
Daffa tertawa lepas membuat matanya yg sipit tenggelam.
"Kalo ketawa matanya di buka dong, bahaya tau! Lagi nyetir juga" ucap Retno dengan muka datarnya.
"Apasih ma ngejek2 mata aku terus, gak lucu tau!" ucap Daffa kesal.
Retno tertawa dan membuat Daffa makin kesal.
"Dan apa tadi kata mama pas kenalin dia ke aku? Putri ketiga? Maksud nya apa coba." tanya Daffa yg masih kesal.
"Lebih tepatnya calon mantu sih." jawab Retno dengan nada yang santai
"Whaaaaaaatttttttt??." Daffa melotot tak percaya pada mama nya itu.
Mama nya hanya mengedikan kedua bahunya, tidak memperdulikan tatapan tajam dari anaknya yang menuntut penjelasan.
TBC❤❤
Jangan lupa kritik dan saran nya. :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Yoli Detra
tertarik..😄😁
2020-07-11
0
Eka Zulaekha
Nah,,,,kyknya bagus nch critanya,lanjut thor😉
2020-06-20
0
Yuliana Ana
👍👍👍♥️
2020-06-04
0