Bab 5. Ketakutan Cindy

"Suara apa itu Nek ?" tanya Cindy ketakutan, Cindy sudah berdiri disamping Nenek Mirna, tanpa sadar Cindy sudah memeluk lengan Nenek Mirna karena takut.

Nenek Mirna merasakan tangan Cindy gemetar dan dibangun, dia menepuk-nepuk tangan Cindy pelan dan berkata.

"Jangan takut, itu bukan apa-apa,itu hanya kelapa disamping gebuk jatuh."

"Tapi kenapa menabrak dinding Nek ?" tanya Cindy lagi, dia belum tenang, ketakutannya masih ada.

Nenek Mirna tersenyum, tangannya masih menepuk pelan tangan Cindy yang memeluk lengannya.

"Namanya kelapa, kalau jatuh pasti berguling dan menghantam dinding, itu sudah sering terjadi." Jawab Nenek Mirna, sembari membawakan Cindy duduk agar Cindy tenang.

Setelah tenang, Cindy mulai mengingat tentang kuburan yang dia lihat tadi dan ada juga perahu disana.

Cindy menatap wajah Nenek Mirna yang nampak sudah sangat keriput, dan tidak terurus, apa lagi Nenek Mirna sudah termakan usia.

"Nek, tadi aku melihat kuburan, disana ada dua kuburan, apa Nenek tau itu kuburan siapa ?" tanya Cindy penasaran.

Nenek Mirna, mengalihkan pandangannya menatap Cindy, kemudian dia beralih lagi, menatap lurus kedepan.

Mata Nenek Mirna mulai berkaca-kaca, dia tidak tahan kalau mengingat suami dan putrinya itu.

Cindy yang melihat mata Nenek Mirna mulai basah, dia menggenggam tangan Wanita tua itu.

"Nek, maaf," Cindy bingung, kenapa tiba-tiba Nenek Mirna menangis, padahal dia hanya bertanya pasal kuburan yang dia lihat tadi.

"Itu, kuburan suami, dan Putriku, mereka sudah tiada, Putriku, saat itu berumur 10 tahun, kami bertiga berliburan, kami menyewa sebuah kapal, saat kami sedang berlayar, tidak tau kenapa mesin kapal tiba-tiba mati."

Air mata Nenek Mirna sudah tidak bisa dibendung lagi, dia tidak sanggup mengingat Putrinya yang meninggal tepat di hari ulang tahunnya.

Mirna, masih setia mendengar, gadis itu tidak mengeluarkan suara atau bertanya lagi pada wanita tua itu.

"Suamiku seorang pengusaha, dia tidak mengerti soal mesin, kami mencoba menghubungi, kedarat, tapi katanya mereka akan tiba dalam beberapa jam, kami menunggu bantuan datang, hingga hari sudah mulai gelap, secara tiba-tiba terjadi angin kencang, hujat begitu lebat, laut menjadi kacau, ombak menjadi besar, dan kapal kami terseret arus dan ombak."

Nenek Mirna diam sesaat, matanya masih lurus kedepan, sesekali wanita tua itu menyeka air matanya dengan tangannya.

"Lalu apa yang terjadi dengan kapal Nenek ?" karena penasaran, Cindy bertanya lagi.

"Badai itu terjadi hingga pagi hari, kami tidak tau dimana kami bersama saat itu, ombak besar membuat kapal kami hancur, aku dan suamiku terhempas kelaut, sedangkan Putri kami terjebak didalam kabin kapal yang terbalik, suamiku mencoba mengeluarkannya, namun saat berhasil, Putriku sudah tidak bernyawa, berbekal life jacket, kami bertahan hingga sampai dipulau ini, namun saat itu Putri kami sudah tidak bernyawa." Nenek Mirna semakin terisak, dia sangat sedih mengingat semua itu.

Cindy, mengusap lembut pundak Nenek Mirna, dia merasa bersalah, pertanyaannya membuat Nenek Mirna mengingat masa menyedihkan dalam hidupnya, namun kalau Cindy tidak bertanya dia akan penasaran, Kuburan siapa itu, dan bagaimana bisa seorang Nenek tua berada disini.

"Maaf Nek, aku tidak bermaksud--"

"Tidak apa-apa, kamu memang harus tau, bagaimana Nenek berada disini, di pulau yang tidak berpenghuni ini."

Cindy masih mengusap pundak Nenek Mirna dan menenangkan wanita tua itu.

"Kami menguburkan Putri kami, setelah beberapa hari menunggu bantuan yang tidak kunjung datang, kami bertahan disini menunggu dan berharap ada yang datang, namun semua itu tinggal harapan, hari-hari berlalu, bulan berganti tahun, kami sudah pasrah, dan bertahan hidup disini, kami membuat sebuah perahu, dengan harapan kami bisa kembali ketempat kami, namun itu juga pupus, dihari kami ingin kembali menggunakan perahu yang kami buat, suamiku mengalami serangan jantung, dan dia meninggal, aku menguburkan dia dekat dengan Putri kami, kuburan yang kamu lihat itulah keluargaku." lanjut Nenek Mirna lagi.

Tidak sampai disitu, Nenek Mirna melanjutkan ceritanya lagi, dimana setelah suaminya meninggal dia memutuskan untuk tetap dipulau ini, dipulau yang jauh dari jangkauan manusia lain.

Nyonya Mirna ingin menghabiskan hidupnya disini, agar nanti dia bersama suami dan Putrinya, tahun berganti tahun, Nenek Mirna bertahan hidup disini, hingga pada hari ini dia bertemu dengan Cindy, gadis malang dan yatim piatu.

Mendengar cerita Nenek Mirna, Cindy terdiam, dia memikirkan dirinya, apakah dia kan bernasib sama seperti Nenek Mirna.

"Apakah aku juga tidak bisa pernah kembali seperti Nenek ini?" tanyanya dalam hati.

Lamunan Cindy buyar ketika pertanyaan Nenek Mirna terdengar ditelinganya.

"Kenapa kamu melamun ? aku bertanya padamu, apa yang membuat kamu berada disini ?" tanya Nenek Mirna, dia juga penasaran, kenapa gadis muda dan cantik sampai dipulau yang jauh dari daratan dan bukan hanya jarang, bahkan tidak ada yang kesini.

"Aku dibuang," Jawab Cindy singkat.

Nenek itu mengernyit, dia bingung dengan jawaban Cindy yang singkat, karena tidak mendapatkan jawaban yang puas, Nenek Mirna bertanya lagi.

"Siapa yang tega membuat gadis muda dan cantik sepertimu ?"

Cindy tersenyum sinis meremehkan Pujian Nenek Mirna yang mengatakan dia cantik.

Nenek Mirna menatap Cindy serius, dia menunggu jawaban dari gadis muda itu.

Melihat tatapan serius Nenek Mirna padanya, Cindy mulai bercerita, dimulai dari Papanya meninggal dan Mama tirinya selingkuh, hingga dia di masukkan kedalam mobil, dan saat dia terbangun pagi sudah tempat ini.

Mendengar cerita Cindy, Nenek Mirna kasihan sama Cindy, dia memeluk Cindy, dan dia berjanji akan menyayangi Cindy dan memikirkan cara untuk kembali kedarat agar gadis muda itu bisa menghabiskan hari-harinya dengan bahagia, tidak seperti dirinya.

***

Malam semakin berlalu, ngantuk sudah mulai menyerang kedua wanita beda usia itu, akhirnya keduanya memutuskan untuk tidur.

Digebuk itu tidak ada kasur empuk, disitu hanya ada tempat tidur yang terbuat dari kayu dan bambu, dan hanya beralaskan tikar dari daun kelapa.

Cindy tidak manja, dia sadar dimana posisinya saat ini, walaupun dia biasa tidur dikasur yang empuk, tapi dia juga nyaman tidur diatas tikar dari daun kelapa itu.

Cindy sangat bersyukur bertemu dengan Nenek Mirna, dan bisa tidur ditempat yang tidak terbuka.

Cindy tidak bisa membayangkan kalau tidak bertemu dengan Nenek Mirna, malam ini dia pasti sangat ketakutan, dan tidak mungkin dia selamat dari terkaman serigala, andai dia selamat waktu itu, mungkin saja dia tidak akan selamat malam ini.

Hutan yang begitu lebat, tidak mungkin tidak ada binatang buas, pikir Cindy.

Mata Cindy sudah semakin layu, lelah dan takut tadi, membuat Cindy cepat mengantuk.

Nenek Mirna, menutup tubuh Cindy dengan kain lusuh miliknya, agar gadis itu tidak kedinginan nantinya.

***

Tiga tahun sudah berlalu, Cindy sudah terbiasa hidup seperti gadis pulau, umur Cindy sudah bertambah, dia sekarang sudah 18 tahun lebih.

Gadis itu tumbuh begitu cantik, walaupun kehidupannya tidak seperti gadis pada umumnya.

Baju Cindy sudah lusuh, namun Cindy tetap harus memakainya karena disini tidak ada pilihan.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Siti Zaid

Siti Zaid

Author..tolong selamat kan cindy dan nenek Mirna..kesian mereka😭

2025-05-11

1

Abu Yub

Abu Yub

komen, iklan.semangat/Pray/

2025-05-19

1

Kasih Bonda

Kasih Bonda

next thor semangat.

2025-05-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hari Buruk Cindy
2 Bab 2. Dimasukkan Kekapal
3 Bab 3. Di Pulau
4 Bab 4. Nenek Mirna
5 Bab 5. Ketakutan Cindy
6 Bab 6. Hilang Kontak
7 Bab 7. Pencarian Ditunda
8 Bab 8. Pencarian Dihentikan
9 Bab 9. Menolong Devan
10 Bab 10. Membuat Devan Sadar
11 Bab 11. Rencana Mencari Devan lagi
12 Bab 12. Cerita Cindy
13 Bab 13. Permintaan Nenek Mirna
14 Bab 14. Tangisan Cindy
15 Bab 15. Penyesalan Devan
16 Bab 16.
17 Bab 17. Kemarahan Brian
18 Bab 18. Sera Ketakutan
19 Bab 19. Nyonya Reisa Pingsan
20 Bab 20. Mencari Nuri
21 Bab 21. Anak Haram
22 Bab 22. Perasaan Bik Nuri
23 Bab 23. Devan Diikat
24 Bab 24. Obat Laknat
25 Bab 25. Senang Dan Sedih
26 Bab 26. Niat Buruk Brian
27 Bab 27. Brian Dan Olivia
28 Bab 28. Kerumah Bik Nuri
29 Bab 29. Tiba Didarat
30 Bab 30. Menelepon Andi
31 Bab 31. Mengerjai Andi
32 Bab 32. Terbakar
33 Bab 33. Bertemu Andi
34 Bab 34. Belanja
35 Bab 35. Menjadi Ojek
36 Bab 36. Menjodohkan devan
37 Bab 37. Menolak
38 Bab 38. Menerima
39 Bab 39. Di Intai
40 Bab 40. Tertabrak
41 Bab 41. Kritis
42 Bab 42. Koma
43 Bab 43. Pindah
44 Bab 44. Mencari Cindy
45 Bab 45. Tidak Bertemu
46 Bab 46. Andi Frustasi
47 Bab 47. Sadar
48 Bab 48. Menyesal
49 Bab 49. Tertangkap
50 Bab 50. Membuat Kopi
51 Bab 51. Bertemu Cindy
52 Bab 52. Cindy Dibawa Kerumah Sakit
53 Bab 53. Kembali Kekantor
54 Bab 54. Kerumah Cindy
55 Bab 55. Menangkap Brian
56 Bab 56. Devan Bertemu Cindy
57 Bab 57. Dibawa Kerumah sakit
58 Bab 58. Cindy Sadar
59 Bab 59. Cerita Nyonya Raisa
60 Bab 60. Syarat
61 Bab 61. Bertemu Dangan Bik Nuri
62 Bab 62. Masuk Kerja Lagi
63 Bab 63. Pak Ramon
64 Bab 64. Kejutan
65 Bab 65. Hukuman
66 Bab 66. Ke Pulau
67 Bab 67. Gara-gara Kopi
68 Bab 68. Tuduhan
69 Bab 69. Memecat
70 Bab 70. End
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Hari Buruk Cindy
2
Bab 2. Dimasukkan Kekapal
3
Bab 3. Di Pulau
4
Bab 4. Nenek Mirna
5
Bab 5. Ketakutan Cindy
6
Bab 6. Hilang Kontak
7
Bab 7. Pencarian Ditunda
8
Bab 8. Pencarian Dihentikan
9
Bab 9. Menolong Devan
10
Bab 10. Membuat Devan Sadar
11
Bab 11. Rencana Mencari Devan lagi
12
Bab 12. Cerita Cindy
13
Bab 13. Permintaan Nenek Mirna
14
Bab 14. Tangisan Cindy
15
Bab 15. Penyesalan Devan
16
Bab 16.
17
Bab 17. Kemarahan Brian
18
Bab 18. Sera Ketakutan
19
Bab 19. Nyonya Reisa Pingsan
20
Bab 20. Mencari Nuri
21
Bab 21. Anak Haram
22
Bab 22. Perasaan Bik Nuri
23
Bab 23. Devan Diikat
24
Bab 24. Obat Laknat
25
Bab 25. Senang Dan Sedih
26
Bab 26. Niat Buruk Brian
27
Bab 27. Brian Dan Olivia
28
Bab 28. Kerumah Bik Nuri
29
Bab 29. Tiba Didarat
30
Bab 30. Menelepon Andi
31
Bab 31. Mengerjai Andi
32
Bab 32. Terbakar
33
Bab 33. Bertemu Andi
34
Bab 34. Belanja
35
Bab 35. Menjadi Ojek
36
Bab 36. Menjodohkan devan
37
Bab 37. Menolak
38
Bab 38. Menerima
39
Bab 39. Di Intai
40
Bab 40. Tertabrak
41
Bab 41. Kritis
42
Bab 42. Koma
43
Bab 43. Pindah
44
Bab 44. Mencari Cindy
45
Bab 45. Tidak Bertemu
46
Bab 46. Andi Frustasi
47
Bab 47. Sadar
48
Bab 48. Menyesal
49
Bab 49. Tertangkap
50
Bab 50. Membuat Kopi
51
Bab 51. Bertemu Cindy
52
Bab 52. Cindy Dibawa Kerumah Sakit
53
Bab 53. Kembali Kekantor
54
Bab 54. Kerumah Cindy
55
Bab 55. Menangkap Brian
56
Bab 56. Devan Bertemu Cindy
57
Bab 57. Dibawa Kerumah sakit
58
Bab 58. Cindy Sadar
59
Bab 59. Cerita Nyonya Raisa
60
Bab 60. Syarat
61
Bab 61. Bertemu Dangan Bik Nuri
62
Bab 62. Masuk Kerja Lagi
63
Bab 63. Pak Ramon
64
Bab 64. Kejutan
65
Bab 65. Hukuman
66
Bab 66. Ke Pulau
67
Bab 67. Gara-gara Kopi
68
Bab 68. Tuduhan
69
Bab 69. Memecat
70
Bab 70. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!