Bab 3. Di Pulau

Kapal yang membawa Cindy ke pulau terus berjalan, sementara Cindy masih tidak sadarkan diri.

"Kita sebentar lagi akan sampai ke pulau itu, tapi gadis ini belum sadar, apa kita buang aja dia dalam keadaan seperti ini ?" tanya orang yang ingin membuang Cindy sebut saja nama Brewok.

Kapten yang mengemudi kapal itu melirik ke temannya sebelum menjawab pertanyaan dari temannya itu. Sebut saja kapten itu, Kasim.

"Itu akan lebih baik, kita tidak perlu repot-repot menghindari dia nanti." Jawab Kasim yang mengemudikan kapal.

Pekerjaan seperti ini bukan kali pertama yang mereka kerjakan, tapi sudah beberapa kali, dan saat mereka membuang orang yang ingin dibuang mereka selalu direpotkan oleh orang yang dibuangnya karena ingin kembali.

Makanya Kasim kapal mengatakan akan lebih baik Cindy pingsan, dan itu tidak membuatnya repot menghindari Cindy nantinya.

Tidak lama kemudian, kapal mereka sampai di pulau yang dituju, pulau yang tidak terlalu besar, namun pulau itu sangat jauh dari darat.

Pulau yang berposisi ditengah laut itu, membutuhkan 5 jam menggunakan speed boat jika kesana.

 Brewok langsung turun saat kapal mereka sudah mendarat di tepi pulau itu.

Brewok langsung mengikat kapal mereka pada pohon yang sudah mati yang berada ditepi laut pulau itu.

"Cepat angkat gadis itu, ambil barangnya juga, kita harus cepat, takut binatang buas datang." Ujar Brewok yang sudah mengikat kapal itu.

Sementara Kasim temannya langsung mengangkat Cindy dan diberikan pada Brewok yang sudah berada di darat.

Setelah selesai meletakkan tubuh Cindy yang belum sadarkan diri, dan juga barang Cindy, Brewok langsung naik ke kapal lagi, dan mereka segera meninggalkan pulau itu, kembali ke daratan.

"Bagaimana kalau gadis itu dimakan binatang buas ?" tanya Kasim pada Brewok.

Kasim sebenarnya merasa kasihan pada Cindy, karena Kasim lihat Cindy masih belia, tapi Kasim harus melakukan pekerjaan ini untuk bisa menghasilkan uang.

"Biarkan saja, yang penting kita sudah melakukan tugasnya,dan sebentar lagi kita akan mengambil sisa uang kita." Jawab Brewok sedikitpun tidak simpatik pada Cindy.

Kasim hanya mengangguk lemas, dan dia kembali fokus pada pelayarannya.

Setelah menghabiskan beberapa jam, akhirnya Kasim dan Brewok tiba di darat.

Keduanya langsung menghubungi Sera untuk meminta sisa uang mereka pada Sera.

***

Pagi telah menyapa, burung-burung berkicau ria, suara ombak yang menerjang karang terdengar gemuruh, matahari juga menyinari seluruh alam semesta.

Cindy yang berbaring di pasir tanpa alas, dia mulai membuka matanya pelan saat sinar matahari menerangi wajah cantiknya.

Pertama kali Cindy membuka mata, pemandangan yang dia lihat adalah langit yang hampa.

Telinganya menangkap suara kicauan burung dan gemuruh ombak yang menghantam karang ditepi pulau itu.

perlahan Cindy bangkit, dia memandangi disekitar dengan perasaan terkejut.

Yang dia lihat hanyalah hutan dan laut lepas disekitarnya. Cindy menepuk kedua pipinya memastikan apakah ini mimpi atau nyata.

Cindy merasakan sakit, ternyata dia bukan bermimpi, dia bingung kenapa dia berada disini.

"Dimana aku, kenapa aku berada disini ?" Gumamnya.

Cindy mencoba bangkit, namun kaki dan tubuhnya merasa sakit, dia menyibak celananya, ternyata kakinya sakit saat dia meronta ketika Brian ingin menodainya.

Cindy mulai mengingat apa yang terjadi tadi malam, dan dia juga ingat Sera Mama tirinya ingin membuang dirinya.

"Mereka membuang ku, aku sudah dibuang, tapi ini dimana, kenapa ada laut, bukan hanya hutan saja." Gumamnya, Cindy belum tau kalau dia sedang berada di pulau, Cindy pikir Sera membuangnya Hanau kehutan dan bukan di pulau ditengah laut dan jauh dari daratan.

Cindy berdiri, dia melihat ke sekitar, yang hanya nampak laut lepas, tidak ada apapun selain burung camar yang terbang mencari makan.

"Kenapa pemandangannya hanya laut, apakah aku sekarang." Cindy mulai ingat lagi kalau Sera mengatakan dia akan dibuang ke pulau.

"Aku sekarang di pulau, ternyata benar," air mata Cindy mulai turun, dia menangis, takut tentu saja saat ini menyelimuti dirinya.

Dia belum pernah berada dalam situasi seperti ini. "Mama, Papa," Cindy teringat pada Mama dan Papanya yang selalu memanjakannya.

Beberapa menit kemudian, Cindy mengusap air matanya, dia menguatkan dirinya, dia tidak boleh lemas, dia harus mencari cara untuk kembali kerumahnya.

"Aku tidak boleh lemah, aku harus kuat, aku harus menghadapi ini semua, sekarang yang harus aku pikirkan gimana caranya kembali kerumah." Gumamnya.

Cindy mengambil kopernya, dan mulai berjalan memasuki hutan dipulau itu, dengan semangat dia melangkah memasuki hutan lebat didepannya.

Bermacam suara hewan terdengar ditelinga Cindy, terkadang Cindy merinding sendiri, namun dia tetap bertekad menyemangati dirinya agar tidak ketakutan.

"Jangan takut Cindy, itu hanya suara burung, kamu gadis yang kuat." Cindy menyemangati dirinya.

Langkahnya terus menyusuri lebih dalam dipulau itu. Nasib baik hingga saat ini tidak ada halangan apapun hingga Cindy merasa perutnya lapar, dia berteduh disebatang pohon besar dan lebat dengan ranting dan daun.

Cindy duduk istirahat, dia membuka kopernya dan mencari apa yang bisa dimakan.

Cindy menemukan roti dan air mineral yang dimasukkan kedalam kopernya oleh Bik Nuri, namun itu semua tidak akan cukup bertahan lama, tapi setidaknya dia punya makanan untuk beberapa hari kedepan.

Disaat Cindy sedang mengistirahatkan tubuhnya, dia mendengar suara persik dedaunan.

Cindy membuka matanya yang tadi terpejam, dia ketakutan, namun dia tidak bersuara sedikitpun, tubuhnya bergerak pelan bersembunyi dibelakang pohon, matanya terus fokus menatap pada suara persik yang dia dengar semakin mendekat dengannya.

Suara itu semakin dekat, dan pohon kecil mulai bergoyang, tiba-tiba seekor binatang berlari kencang kearahnya.

Cindy terkejut langsung menyatukan tubuhnya dengan pohon hingga binatang yang tidak lain adalah rusa lari lurus kedepan memasuki hutan disebelah Cindy.

Cindy menghembuskan nafas lega, tangannya memegang dada menetralkan degupan jantungnya yang tadi berdetak kencang karena takut.

Beberapa menit kemudian, Cindy gadis 15 tahun itu, kembali menjejaki langkahnya menyusuri hutan.

Waktu terus berjalan, Cindy juga terus berjalan menyusuri hutan hingga kembali melihat laut yang terbentang luas didepannya, namun bukan ditempat dia terbangun tadi pagi.

Laut yang sekarang dilihat Cindy adalah laut disebatang hutan yang dia telusuri tadi.

Cindy merasakan sangat kelelahan, kakinya sudah letih, Cindy duduk di pohon yang tumbang.

Matanya menatap laut, dan ombak yang pecah ditepi pantai itu. Udara begitu segar, namun semua itu tidak membuat hati Cindy tenang.

Cindy termenung memikirkan semua yang terjadi padanya, dimana dia dulu hidup bahagia semasa Mamanya masih ada, namun sekarang hidupnya seperti dineraka.

Cindy kembali melangkah, dia mencari tempat berteduh, karena hari sudah hampir gelap.

Tidak lama kemudian langkah Cindy terhenti saat melihat...

Bersambung.

Yang suka dengan cerita ini, mohon like, komen dan vote. Semoga cerita ini menghibur semua pembaca.

Terimakasih sudah membaca cerita autor, semoga selalu dalam lindungannya.

Terpopuler

Comments

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Apa cindy menemukan bangunan atau markas kn biasa gtu..😁😁

2025-05-11

1

Siti Zaid

Siti Zaid

Author sambungan terus ya...kakak suka cerita kamu...semangat💪💪💪

2025-05-11

1

neng ade

neng ade

semoga Cindy baik-baik aja selama dalam pembuangan di hutan itu dan semoga cepat datang pertolongan

2025-06-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hari Buruk Cindy
2 Bab 2. Dimasukkan Kekapal
3 Bab 3. Di Pulau
4 Bab 4. Nenek Mirna
5 Bab 5. Ketakutan Cindy
6 Bab 6. Hilang Kontak
7 Bab 7. Pencarian Ditunda
8 Bab 8. Pencarian Dihentikan
9 Bab 9. Menolong Devan
10 Bab 10. Membuat Devan Sadar
11 Bab 11. Rencana Mencari Devan lagi
12 Bab 12. Cerita Cindy
13 Bab 13. Permintaan Nenek Mirna
14 Bab 14. Tangisan Cindy
15 Bab 15. Penyesalan Devan
16 Bab 16.
17 Bab 17. Kemarahan Brian
18 Bab 18. Sera Ketakutan
19 Bab 19. Nyonya Reisa Pingsan
20 Bab 20. Mencari Nuri
21 Bab 21. Anak Haram
22 Bab 22. Perasaan Bik Nuri
23 Bab 23. Devan Diikat
24 Bab 24. Obat Laknat
25 Bab 25. Senang Dan Sedih
26 Bab 26. Niat Buruk Brian
27 Bab 27. Brian Dan Olivia
28 Bab 28. Kerumah Bik Nuri
29 Bab 29. Tiba Didarat
30 Bab 30. Menelepon Andi
31 Bab 31. Mengerjai Andi
32 Bab 32. Terbakar
33 Bab 33. Bertemu Andi
34 Bab 34. Belanja
35 Bab 35. Menjadi Ojek
36 Bab 36. Menjodohkan devan
37 Bab 37. Menolak
38 Bab 38. Menerima
39 Bab 39. Di Intai
40 Bab 40. Tertabrak
41 Bab 41. Kritis
42 Bab 42. Koma
43 Bab 43. Pindah
44 Bab 44. Mencari Cindy
45 Bab 45. Tidak Bertemu
46 Bab 46. Andi Frustasi
47 Bab 47. Sadar
48 Bab 48. Menyesal
49 Bab 49. Tertangkap
50 Bab 50. Membuat Kopi
51 Bab 51. Bertemu Cindy
52 Bab 52. Cindy Dibawa Kerumah Sakit
53 Bab 53. Kembali Kekantor
54 Bab 54. Kerumah Cindy
55 Bab 55. Menangkap Brian
56 Bab 56. Devan Bertemu Cindy
57 Bab 57. Dibawa Kerumah sakit
58 Bab 58. Cindy Sadar
59 Bab 59. Cerita Nyonya Raisa
60 Bab 60. Syarat
61 Bab 61. Bertemu Dangan Bik Nuri
62 Bab 62. Masuk Kerja Lagi
63 Bab 63. Pak Ramon
64 Bab 64. Kejutan
65 Bab 65. Hukuman
66 Bab 66. Ke Pulau
67 Bab 67. Gara-gara Kopi
68 Bab 68. Tuduhan
69 Bab 69. Memecat
70 Bab 70. End
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Hari Buruk Cindy
2
Bab 2. Dimasukkan Kekapal
3
Bab 3. Di Pulau
4
Bab 4. Nenek Mirna
5
Bab 5. Ketakutan Cindy
6
Bab 6. Hilang Kontak
7
Bab 7. Pencarian Ditunda
8
Bab 8. Pencarian Dihentikan
9
Bab 9. Menolong Devan
10
Bab 10. Membuat Devan Sadar
11
Bab 11. Rencana Mencari Devan lagi
12
Bab 12. Cerita Cindy
13
Bab 13. Permintaan Nenek Mirna
14
Bab 14. Tangisan Cindy
15
Bab 15. Penyesalan Devan
16
Bab 16.
17
Bab 17. Kemarahan Brian
18
Bab 18. Sera Ketakutan
19
Bab 19. Nyonya Reisa Pingsan
20
Bab 20. Mencari Nuri
21
Bab 21. Anak Haram
22
Bab 22. Perasaan Bik Nuri
23
Bab 23. Devan Diikat
24
Bab 24. Obat Laknat
25
Bab 25. Senang Dan Sedih
26
Bab 26. Niat Buruk Brian
27
Bab 27. Brian Dan Olivia
28
Bab 28. Kerumah Bik Nuri
29
Bab 29. Tiba Didarat
30
Bab 30. Menelepon Andi
31
Bab 31. Mengerjai Andi
32
Bab 32. Terbakar
33
Bab 33. Bertemu Andi
34
Bab 34. Belanja
35
Bab 35. Menjadi Ojek
36
Bab 36. Menjodohkan devan
37
Bab 37. Menolak
38
Bab 38. Menerima
39
Bab 39. Di Intai
40
Bab 40. Tertabrak
41
Bab 41. Kritis
42
Bab 42. Koma
43
Bab 43. Pindah
44
Bab 44. Mencari Cindy
45
Bab 45. Tidak Bertemu
46
Bab 46. Andi Frustasi
47
Bab 47. Sadar
48
Bab 48. Menyesal
49
Bab 49. Tertangkap
50
Bab 50. Membuat Kopi
51
Bab 51. Bertemu Cindy
52
Bab 52. Cindy Dibawa Kerumah Sakit
53
Bab 53. Kembali Kekantor
54
Bab 54. Kerumah Cindy
55
Bab 55. Menangkap Brian
56
Bab 56. Devan Bertemu Cindy
57
Bab 57. Dibawa Kerumah sakit
58
Bab 58. Cindy Sadar
59
Bab 59. Cerita Nyonya Raisa
60
Bab 60. Syarat
61
Bab 61. Bertemu Dangan Bik Nuri
62
Bab 62. Masuk Kerja Lagi
63
Bab 63. Pak Ramon
64
Bab 64. Kejutan
65
Bab 65. Hukuman
66
Bab 66. Ke Pulau
67
Bab 67. Gara-gara Kopi
68
Bab 68. Tuduhan
69
Bab 69. Memecat
70
Bab 70. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!