Sepupu Sialan!

Ayla segera pergi, langkahnya cepat, penuh dengan kekesalan yang terpendam. Setiap langkah yang dia ambil adalah bentuk kemarahan pada dirinya sendiri, merutuki kebodohannya yang telah merencanakan segalanya dengan begitu ceroboh. Rencananya yang seharusnya mulus kini berantakan, dan semuanya salah sasaran. Dalam perjalanan, pikirannya terus berputar, mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa dia bisa berakhir bersama pria asing itu, bukan dengan Sean yang seharusnya ada di sampingnya? Tapi setiap kali dia mencoba menggali kenangan itu, rasa sakit di kepalanya semakin menghentikan ingatannya. Semua terasa kabur, seperti sebuah kenangan yang hilang di balik tirai tebal yang sulit dijangkau.

Sakit kepalanya begitu mengganggu, membuatnya tak bisa berpikir dengan jelas. Pikiran-pikiran yang datang hanya datang dalam kepingan yang membingungkan. Rasanya seperti terjebak dalam ruang gelap, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi, tapi seolah setiap jejak yang dia temukan hilang begitu saja.

Aurora tiba di lift apartemennya. Suasana di apartemen itu masih sangat sepi, hanya ada gemerisik angin dingin pagi yang terasa di lorong-lorong sempit. Hari belum benar-benar terang, dan kebanyakan orang masih terlelap dalam tidur mereka. Aurora menekan tombol lift dengan cepat, tubuhnya terhuyung sedikit karena sakit kepala yang tak kunjung reda. Tangannya terkepal erat di samping tubuh, bibirnya yang digigit menahan resah yang tak terkendali.

Setiap detik terasa begitu berat, seperti waktu berjalan lambat, menekan dirinya untuk segera menemukan jawaban dari kebingungannya. Apa yang terjadi? Apa yang dia lakukan? Kenapa semuanya terasa begitu salah? Pikiran-pikiran itu membanjiri benaknya, namun tidak ada satu pun yang memberikan jawaban yang jelas.

Ketika pintu lift terbuka, Aurora langsung melangkah keluar, menuju pintu apartemennya. Dia membuka pintu dengan terburu-buru, namun dengan kekuatan yang lebih besar dari yang dia maksudkan. Pintu itu terbuka dengan keras dan langsung tertutup lagi, menciptakan suara benturan yang memecah keheningan pagi yang masih ada di sekitar. Suara itu begitu keras, menggema di seluruh apartemen, hingga membangunkan seseorang yang tengah terlelap di kamar.

Dari dalam kamar, terdengar suara terkejut, diikuti dengan suara wanita yang menggerutu dengan mata masih setengah terpejam. "Astaga! Apa-apaan kau, Aurora?! Apa kau begitu senang setelah tidur dengan Sean sampai harus menutup pintu sekeras itu?!" suara itu milik Yuki, wanita yang tinggal bersama Aurora, sepupunya yang telah lama tinggal bersamanya. Suaranya penuh kekesalan, tubuhnya yang setengah terbangun terlihat bingung dan terkejut.

Aurora menatap Yuki dengan mata yang dipenuhi amarah. Semua kemarahan yang menumpuk di dadanya sejak tadi meluap begitu saja. "Diam, kau!" teriak Aurora, suaranya keras dan penuh kebencian. "Apa kau mau tahu aku tidur dengan siapa? Dengan pria asing! Yuki sialan!!!"

Tubuh Yuki terlonjak kaget, matanya yang masih berusaha terbuka menatap Aurora dengan kebingungan yang semakin besar. Dalam keadaan setengah sadar, Yuki mencoba memahami apa yang baru saja didengarnya, namun tak bisa mencerna sepenuhnya. Aurora, dengan emosi yang tak terkendali, melangkah maju dan dengan kasar menyingkap selimut Yuki, membangunkannya secara brutal. Yuki terperanjat, tubuhnya merosot sedikit ke samping karena kaget, matanya terbuka lebar sekarang, menyadari bahwa sesuatu yang sangat aneh sedang terjadi.

Apa yang baru saja dikatakan Aurora?

Pria asing?

Bukan Sean?

Terpopuler

Comments

Cindy

Cindy

lanjut kak

2025-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!