Giska di Jakarta hanya satu hari, besok pagi dia harus kembali ke Bandung untuk mengurus surat resign di perusahaan tempatnya bekerja.
Sebelum kembali ke Bandung, malamnya Giska menyempatkan diri untuk mengunjungi sebuah cafe milik temannya.
Giska pun sudah bersiap, malam ini dia terlihat sangat cantik dengan menggunakan blus di padukan celana jeans, tidak lupa memakai heels yang membuatnya terlihat feminim.
Dengan menggunakan jasa taxi online, Giska sampai di tempat tujuan.
Giska memilih tempat duduk yang terlihat kosong, karena cafe ini memang lah selalu ramai meski bukan weekend.
Tidak terlalu lama teman Giska yang bernama Laura pun menunjukan batang hidungnya, dia nampak keluar dari sebuah ruangan yang sudah bisa di pastikan ruangan kerja miliknya.
" Hai Gis, " sapa wanita yang bernama Laura itu, kemudian bersalaman cipika cipiki.
" Hai Laura apa kabar? " Giska menyambut hangat Laura.
" Kabar gue baik, lo sendiri gimana? makin cantik aja. " ujar Laura meneliti dari atas sampai kebawah penampilan Giska.
" Ah lo bisa aja, Alhamdulillah gue baik. " ucap Giska. " Ra, cafe lo makin rame yah, tercapai juga nih jadi wanita sukses di usia muda. " ucap Giska sembari tersenyum.
" Yah, lumayan lah.. gue masih pengin banyakin cabang. " jelas Laura. " Gis, lo mau pindah lagi ke Jakarta? " tanya Laura.
" Sepertinya.. "
Laura mengangguk, " Oh iya, lo mau pesen apa? "
" Mmm.. menu andalan cafe ini deh.. "
" Oke! " Laura pun memanggil salah satu pegawainya.
Mereka melanjutkan obrolannya hingga waktu menunjukan pukul sembilan malam. Ingin rasanya berlama - lama menghabiskan waktu dengan teman lamanya itu, tapi Giska harus segera pulang dan beristirahat, mengingat besok pagi dia harus ke Stasiun agar tidak telat.
***
Keesokan Harinya Giska sampai di Bandung, tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, Giska segera membersihkan diri dan bersiap pergi ke kantor untuk menyerah kan surat pengunduran diri.
Sesuai harapan nya, Giska tidak mengalami kesulitan saat dirinya menyatakan pengunduran dirinya pada atasannya, karena jabatan Giska tidak cukup penting di perusahaan itu, dan pekerjaan nya pun dapat dengan mudah di kuasai karyawan lainnya.
Giska tidak pernah menyangka akan keputusan nya untuk menikah dengan Davon. Keputusan itu terlontar begitu saja saat mendengar Aurel mengalami kesulitan dengan pertanyaan dari Nyonya Jenny yang menyudutkan Aurel.
Entah kenapa dari dulu Giska tidak bisa melihat sahabatnya itu terlihat sedih. Apa karena Giska merasa hutang budi pada keluarga Aurel?
Giska sendiri tidak tau perasaan nya sendiri, apa dia benar menyayangi Aurel atau hanya ingin membalas budi keluarga nya saja. Yang jelas ia tau bahwa Aurel sangat baik padanya dan dia terlihat sangat tulus.
*
Hari ini, Giska tengah bersiap pergi ke Jakarta. Dia sudah mengemasi barang - barang yang ia perlukan saja, sebagian ia tinggal atau di berikan kepada tetangga yang membutuhkan.
Besok adalah hari dimana ia akan menikah dengan Davon.
Bahagia atau sedih?
Perasaan yang selalu berkecamuk di dalam hatinya.
Bahagia, iya. Giska bahagia karena akan menikah dengan orang yang paling di cintainya.
Sedih, iya. Giska sedih karena hanya menjadi istri sementara dan akan berpisah setelah melahirkan buah cinta mereka.
Namun keputusannya tidak bisa ia tarik kembali, bagai nasi telah menjadi bubur. Giska sudah bertekad akan menerima segala konsekuensi nya. Lebih tepatnya, sakit hati yang akan teramat sangat menyakitkan!
Setelah tiba di Jakarta, tujuan utama Giska adalah ke apartemen Davon, untuk mengistirahatkan diri dan menaruh barang bawaan miliknya yang tidak sedikit, tidak juga terlalu banyak.
Davon memang sudah lama tidak pernah lagi menempati apartemen itu, terlihat jelas pada saat Giska baru pertama kali masuk ke dalam apartemen itu, debu yang lumayan menumpuk mengotori setiap ruangan.
Untung saja waktu itu Giska membersihkannya, jadi kali ini Giska bisa beristirahat yang cukup tanpa harus bersih - bersih terlebih dahulu.
*
Keesokan harinya sesuai keinginan Nyonya Jenny, Giska datang ke rumah keluarga Alexander setelah adzan subuh berkumandang.
Akad nikah akan di langsung kan di rumah Davon.
Giska menginjakan kakinya di pintu utama, " Apa dia akan marah saat melihat ku. " gumam Giska. Giska kembali teringat kemarahan Davon saat mereka berpisah.
Kedatangan Giska di sambut oleh seorang pelayan dan langsung mengantarkan Giska ke kamar tamu untuk segera di rias.
Sementara Davon belum bangun dari tidurnya, dia sangat santai dan tidak menghiraukan pernikahannya.
Aurel dengan baik hati menemani Giska.
" Gis, lo terlihat cantik. " ucap Aurel yang melihat Giska yang hampir selesai di rias oleh MUA ternama.
Giska tersenyum. " Rel, lo baik baik aja kan? " Giska mencoba menelisik raut wajah Aurel.
Aurel mengangguk dan tersenyum. " Gue udah siap dengan segala resikonya. "
" Selesai.. " ucap seorang MUA yang telah selesai merias wajah Giska. " Cantik sekali. " pujinya.
" Rel, " panggil Giska. Giska berbalik menghadap ke arah Aurel dan meraih ke dua tangan Aurel.
" Rel, tegur gue jika lo merasa tersakiti dengan sikap gue. gue gak mau ada permusuhan di antara kita karena hubungan ini. " tutur Giska.
Aurel mengangguk, tak terasa buliran air mata terjatuh di pipinya. Aurel tidak bisa menahan kesedihannya sendiri lagi.
Mereka saling berpelukan untuk menguatkan satu sama lain.
" Aurel.. Giska.. acara akan segera dimulai. " ucap Nyonya Jenny yang baru saja datang.
" Baik mah. " Aurel, Giska hanya mengangguk.
*
Giska POV
Aku berjalan di dampingi oleh Aurel menuju ke ruangan di mana akad nikah akan di langsungkan. Dengan berbalut kebaya berwarna putih, aku terlihat seperti pengantin wanita pada umumnya.
Aku dengan jelas melihat punggung seorang pria yang akan menikahi ku. Meski aku hanya bisa melihatnya dari belakang, aku sudah yakin jika dia sekarang terlihat sangat tampan dengan pakaian yang di kenakannya dan sebuah kopiah yang menutupi kepalanya.
Semua mata tertuju padaku saat aku datang di ruangan itu, tapi tidak dengan calon suamiku. Dia nampak tenang duduk tanpa menoleh ke arah ku, sampai aku duduk di samping nya pun dia sama sekali tidak berniat untuk memandangku.
Aku tidak tau apa yang ada di pikiran nya, apa dia masih membenci ku? dan tidak senang dengan pernikahan ini? aku terdiam memikirkan semua itu, hingga suara pak penghulu membuyarkan lamunan ku yang akan segera memulai proses ijab qobul.
*
Davon POV
Aku sangat malas bangun dari tidur ku, mengingat hari ini adalah hari dimana aku menikah untuk ke dua kalinya dengan wanita yang tidak aku kenali.
Mama dengan cerewet menceramahi ku untuk segera bangun dan bersiap.
Dengan langkah enggan aku menuruni anak tangga, di ruang keluarga sudah terlihat beberapa orang telah berkumpul untuk menyaksikan pernikahan ku. Pernikahan yang tidak pernah ku harapkan, seperti pernikahan ku sebelumnya.
Aku duduk tepat di depan penghulu, menanti kedatangan pengantin wanita ku.
Aku melihat semua orang mengalihkan pandangannya ke arah belakangku, aku yakin jika mereka kini tengah menatap calon istri ku.
Aku mendengar beberapa orang tengah memuji kecantikannya. Tapi aku sama sekali tidak ingin dan tidak berniat untuk melihat wajah calon istri ku, hingga dia duduk di sampingku, aku pun masih saja tidak menoleh ke arahnya.
Pak penghulu pun sudah siap menikahkan kami.
Wahai saudara Davon Alexander bin Bramantyo Alexander, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Giska Mustika binti Cahyo Susanto dengan maskawin seperangkat alat solat dan uang sebanyak 200 juta di bayar tunai.
Aku sangat terkejut ketika mendengar penghulu mengucapkan nama lengkap calon istri ku, nama yang sangat aku kenal.
Aku pun segera menoleh ke arah sampingku, dan benar saja dia adalah Giska yang ku kenal, Giska yang ku cintai.
Dalam hati, aku bersorak kegirangan mengetahui Giska yang akan mencari istriku. Seketika bibir ku yang sedari tadi terlihat muram, melebarkan senyumannya.
Karena aku terlalu lama diam, penghulu mengulangi ijab qobulnya.
Wahai saudara Davon Alexander bin Bramantyo Alexander, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Giska Mustika binti Cahyo Susanto dengan maskawin seperangkat alat solat dan uang sebanyak 200 juta di bayar tunai.
Dengan lantang, penuh semangat dan ikhlas tentunya, aku mengucapkan ikrar suci itu.
Saya Terima nikah dan kawinnya Giska Mustika binti Cahyo Susanto dengan maskawin tersebut di bayar tunai.
Sah.. sah..
Giska ku, milik ku, istri ku. Aku sangat bahagia melebihi apapaun.
*
*
*
Jangan lupa berikan dukungan kalian..
kalo like banyak, up banyak.. ntar malem aku up lagi.
Bye.. bye..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
sherly
davon yg tdnya layu langsung on
2023-11-20
0
Hasrie Bakrie
Semoga SaMaWa Davon & Giska hingga ke Jannah-Nya 🤲🤲
2023-07-01
0
belum punya nama
aku baca keduakalinya tapi aku ingat ingat lupa ceritanya
2022-05-23
0