Giska tidak konsentrasi dalam bekerja, pikiran nya selalu tertuju pada permintaan sahabatnya. Sudah dua kali Giska membuat ulang laporan keuangan, namun selalu saja rancu.
Giska akhirnya meminta ijin untuk pulang lebih cepat, beralasan sedang tidak enak badan. Untung saja atasannya memberikan ijinnya.
Bukan langsung pulang ke rumah kontrakannya, Giska memilih pergi ke sebuah kafe langganannya untuk menghilangkan kejenuhan nya.
" Giska!! " panggil seseorang.
Giska pun menoleh ke sumber suara itu. " Mas Abi. "
Abimanyu Hendrawan. Pria yang sudah lama di anggap kaka oleh Giska. Giska dan Abi bertemu pada saat perusahaan mereka menjalin kerjasama. Karena sering bertemu untuk urusan pekerjaan, mereka menjadi saling akrab.
" Giska, tumben di jam kantor kamu disini. " ucap Abi sembari duduk di sebrang Giska.
" Iya mas, lagi bete aja. "
" Bete kenapa Gis? "
" Ah bukan apa apa, oh iya.. mas Abi sendiri kok bisa di sini? gak kerja mas? " tanya Giska.
" Aku ada pekerjaan di luar kantor, mampir kesini bentar, tadinya mau beli kopi kesukaan, eh malah liat kamu. "
" Oh.. " Giska mengangguk.
Mereka pun melanjutkan obrolannya, bertemu dengan Abimanyu membuat Giska melupakan sejenak permasalahannya.
Abimanyu memang orang yang sangat humble. Selalu nyambung jika di ajak berbicara, dan tidak sungkan memberikan saran yang terbaik jika diminta pendapatnya.
Abimanyu seorang ayah dari satu anaknya dan sudah lama berpisah dengan istrinya. Usianya memang tidak muda namun juga tidak terlalu tua, 33 tahun.
***
Di tempat lain, Aurel mendatangi kantor Davon.
Aurel masuk ke dalam ruangan Davon, dia melihat suaminya tengah sibuk dengan pekerjaannya. Begitu tampan saat melihat suaminya sedang serius bekerja.
" Von, " suara Aurel menghentikan aktivitas Davon, dan menglihkan pandangannya ke arah Aurel yang baru saja masuk ke ruangannya.
" Ada yang ingin aku bicarakan. " Aurel menghampiri Davon dan duduk di kursi bersebrangan dengan Davon.
" Ada apa? " ucap Davon dengan wajah datarnya.
" Ini soal perempuan yang akan menikah dengan mu. "
Davon mendengus kesal mendengar persoalan ini lagi. " Aku tidak ingin mendengar nya, kau urus saja! "
" Kamu yakin gak mau tau siapa calon mu? "
" Tidak penting. " jawabannya sangat ketus, membuat Aurel semakin yakin jika pilihannya memang tepat.
Davon memang pria yang tidak mudah tertarik dengan wanita, sikapnya yang dingin dan acuh membuat Aurel tidak perlu cemas Davon akan mengkhianati nya.
" Baiklah, jika itu mau mu. " Aurel.
" Hem, " Davon hanya berdehem dan melanjutkan lagi pekerjaannya.
Davon sama sekali tidak menanyakan bagaimana perasaan Aurel tentang dirinya akan menikah lagi dengan perempuan lain. Perasaan Aurel tidaklah penting bagi Davon.
" Von, " panggil Aurel yang melihat Davon kembali sibuk berkutat dengan laptopnya dan mengacuhkannya yang masih ada di depannya.
" Hem, " jawabnya santai.
" Kamu masih sibuk? bisa temani aku pergi? "
" Aku sibuk! " jawabannya singkat.
Aurel menghela nafasnya dalam," Selalu begini. "
" Yasudah, aku pergi dulu. Selamat bekerja. " Aurel mengusap tangan Davon dan memberikan senyumnya, senyum yang terasa hambar.
Davon hanya menganggukan kepalanya.
Aurel mencoba menguatkan diri menghadapi sikap Davon yang terlalu acuh padanya. Seringkali Aurel berinisiatif untuk membuat Davon tertawa seperti dulu, namun usahanya sia - sia.
Davon yang dulu berbeda dengan yang sekarang, dulu sebelum menikah dengan dirinya, Davon selalu memberikan senyumannya dan bersikap baik padanya.
Bukan hanya dengan Aurel, Giska pun selalu ikut berlibur dengannya. Mereka bertiga berteman semenjak kuliah,dan kebetulan kuliah di Universitas yang sama.
Davon memang lebih tua Dua tahun dari Aurel dan Giska. Perbedaan usia tidak menghalangi mereka untuk menjalin pertemanan.
***
" Aurel.. " panggil Nyonya Jenny ketika melihat Aurel baru saja masuk ke rumah.
" Iya mah, " Aurel pun menghampiri Nyonya Jenny.
" Kamu dari mana? "
" Dari kantor Davon mah, " jawab Aurel.
" Emm, kamu sudah menemukan perempuan yang akan di nikahi Davon? "
" Sudah mah, " jawab Aurel dengan tatapan sendunya, terlihat jelas raut wajah tak relanya untuk berbagi suami dengan perempuan lain.
" Boleh mama tau, siapa perempuan itu? " Nyonya Jenny penasaran dengan perempuan pilihan Aurel, apakah sesuai dengan Nyonya Jenny atau tidak.
" Ini mah, " Aurel menunjukan foto Giska.
" Cantik, " ucap Nyonya Jenny setelah memperhatikan foto Giska.
Aurel tersenyum kecut mendengar pujian yang di berikan Nyonya Jenny untuk Giska.
" Apa dia mau dengan syarat yang kamu berikan, yang hanya menikah siri dengan Davon? "
" Aurel, sudah jelaskan semua mah, dan dia setuju untuk membantu Aurel. " Aurel berusaha meyakinkan Nyonya Jenny, padahal dirinya pun masih ragu dengan keputusan Giska yang akan membantunya.
" Baguslah, " Nyonya Jenny mengangguk. " Lalu, kapan mama bisa bertemu dengannya. "
" Emm, dia tinggal di luar kota mah.. " ujar Aurel.
" Tidak masalah, mama ingin bertemu dengannya sebelum pernikahan itu terjadi. "
" Iya mah, "
" Jadi, kapan mama bisa ketemu dengan nya. " tanya Nyonya Jenny untuk mendapatkan kepastian.
" Secepatnya mah, " ada keraguan di raut wajah Aurel, sehingga membuat Nyonya Jenny merasa curiga.
" Oke mama tunggu, kamu punya nomer ponselnya kan? "
" Punya mah, tapi buat apa? "
" Tentu saja mama mau Video call. " Nyonya Jenny segera mengutak atik ponsel milik menantunya yang ada di genggamannya.
" Siapa namanya? "
" Gisss... Giska mah. " jawab Aurel terbata.
Dengan cepat Nyonya Jenny pun melakukan panggilan Video call.
" Ya Tuhan, semoga Giska mau membantu ku. " batin Aurel.
" Tidak di jawab. " gerutu Nyonya Jenny yang tak kunjung diangkat panggilan nya oleh Giska.
" Mungkin dia sibuk mah. " Aurel merasa lega karena Giska tidak mengangkat panggilan itu.
Tiba - tiba saja ponsel Aurel berdering nyaring, dan ternyata panggilan itu dari Giska.
" Hallo Rel, tadi aku-- " belum sempat menyelesaikan ucapan nya, Nyonya Jenny menyerukan suara nya.
" Hallo ini benar Giska? "
" Ah, iya benar. bukannya ini ponsel Aurel? " tanya Aurel ketika mendengar suara yang menjawab panggilan nya bukan Aurel.
" Ini saya Jenny, ibu mertua dari Aurel. "
" Oh.. iya tan, "
" Tante cuma mau pastiin apa yang di katakan Aurel itu benar atau tidak. Apa benar kamu perempuan yang mau menikah dengan anak saya Davon? "
Giska nampak bingung menjawabnya, mendapat pertanyaan dari ibu mertua Aurel membuatnya gugup dan tidak tau harus berbicara apa.
Nyonya Jenny yang tidak mendengar jawaban dari Giska, langsung berbicara pada Aurel tanpa memutuskan panggilannya.
" Aurel, kamu bohongin mama? dia nggak mau kan nikah sama Davon? "
Aurel diam tak menjawab.
" Sudah mama bilang, kalau kamu gak bisa cari perempuan buat istri kedua Davon, biar mama yang cariin. " ketus Nyonya Jenny.
Aurel menunduk, menutupi kesedihannya.
Giska mendengar ucapan Nyonya Jenny pada Aurel, dan ikut merasakan kesulitan yang menimpa Aurel sahabat nya itu.
" Tante... " ucap Giska dari sebrang sana.
Nyonya Jenny yang mendengar Giska kembali bersuara. segera menyautinya.
" Iya. ada apa? " suara Nyonya Jenny terdengar begitu ketus.
" Saya bersedia tan, menjadi istri ke dua Davon. "
Aurel yang tadinya tertunduk, segera mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar.
" Baiklah. kapan kita bisa bertemu? "
" Lusa, saya akan cuti bekerja. "
" Tidak usah cuti, resign saja! sebentar lagi kamu juga akan pindah ke Jakarta. " ucap Nyonya Jenny .
" Nanti saya akan pikiran tan. "
" Baiklah. sampai bertemu, dan terimakasih. "
Nyonya Jenny memutuskan panggilannya.
*
*
*
Jangan lupa berikan dukungan kalian..
Bye.. bye..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
smile
bahagianya si davon
2021-12-02
0
Riyani Mam'y Tama Nasa
kegirangan bgd pasti davon
2021-11-25
0
Juan Sastra
giska di jadiin korban ini mah,,akankah davon lunak sama giska
2021-11-10
0