Sambil menjilati sekujur tubuh Getot, Udhet menyelesaikan tugas membersihkannya.
"Wajah pemuda ini terasa familiar. Namun, seharusnya ia sudah lanjut usia. Mungkinkah ini putranya?" gumam petapa itu dengan kerutan di dahi.
"Grokkk...grokkk"
"Ya, kemiripannya memang mencolok. Kau benar, kemungkinan besar ia adalah anaknya. Sungguh disayangkan jika orang tuanya tidak mengetahui apa yang telah terjadi padanya," ujar Ki Amuraka, tanpa menyadari bahwa kedua orang tua Getot telah lama berpulang. Ia hanya bisa menduga berdasarkan kemiripan wajah.
"Baiklah, Udhet, mari kita mulai ritual untuk memanggil Jin Qorin dari pemuda ini."
Makhluk itu pun bergerak merayap menuju lubang di dalam gua. Sementara Ki Amuraka menyiapkan dupa dan mengambil kitabnya.
Tak lama kemudian, Udhet kembali dengan membawa ratusan ulat hijau di mulutnya, lalu memuntahkannya ke jasad Getot.
Ulat-ulat hijau itu segera mengerumuni jasad, tampak menggigit dan membuatnya berubah kehijauan.
"Bagus, Udhet. Sekarang pergilah. Aku membutuhkan konsentrasi penuh agar Jin Qorinnya dapat kupanggil," perintah Ki Amuraka.
Udhet pun merayap menjauh. Ki Amuraka menyalakan dupa dan mulai membuka kitabnya. Sementara itu, tubuh Getot terlihat semakin menghijau.
Itulah cara Ki Amuraka untuk menyambung kembali urat-urat yang putus dan otot yang kendur di tubuh Getot dengan bantuan Udhet.
Terlihat Ki Amuraka berkomat-kamit sambil membaca kitabnya. Ia berkonsentrasi penuh hingga peluh membasahi tubuhnya.
Tak lama kemudian, jasad Getot Darjo terlihat bergetar. Begitu pula Ki Amuraka. Semakin kuat jasad Getot bergetar, semakin hebat pula getaran di tubuh Ki Amuraka.
Kini, kepulan asap tampak membubung dari ubun-ubun Ki Amuraka. Wajahnya semakin tegang. Tiba-tiba, gua itu terasa seperti dilanda gempa.
"Hahaha...Jin Qorin, hadirlah...hadiiirrr...!" seru Ki Amuraka.
Perlahan, tampak seperti ada arwah yang keluar dari tubuh Getot. Ki Amuraka dapat melihatnya dengan ilmu panca indra yang telah mumpuni.
"Hadir...aku hadir, Ki Amuraka...ada gerangan apa hingga kau memanggilku?" tanya Jin Qorin.
Dalam dunia persilatan, pemanggilan arwah atau jin Qorin sejatinya termasuk dalam praktik ilmu hitam.
Ki Amuraka, seorang penganutnya di masa lalu, kini telah lama meninggalkan gemerlap duniawi dan memilih mengasingkan diri di dalam gua.
Di zamannya, ia dikenal sebagai pesilat aliran hitam yang tangguh dan tak terkalahkan.
Namun, sebuah peristiwa membuatnya memilih jalan sunyi pengasingan diri.
Kini, menyadari usianya yang mungkin tak lagi panjang, ia mulai khawatir ilmunya takkan ada yang mewarisi.
Namun, ia telah pasrah. Mengasingkan diri di dalam gua adalah pilihannya. Tak ada manusia yang mungkin mendatanginya. Tetapi, siapa sangka, rezekinya justru tiba suatu hari.
Meskipun pemuda itu telah tak bernyawa, hal itu tak menjadi masalah baginya. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menghidupkannya kembali.
"Akhirnya kau menampakkan diri juga, Jin Qorin...siapa namamu?" tanya Ki Amuraka.
"Namaku Getot Darjo. Aku adalah jin kembaran dari jasad ini. Aku telah bersemayam di dalamnya sejak ia dilahirkan. Apa keinginanmu, Ki Amuraka?" jawab Jin Qorin.
"Jadi, kau mengenaliku?" tanya Ki Amuraka.
"Tentu saja. Siapa yang tak mengenal dedengkot aliran ilmu hitam?" jawab Jin Qorin.
"Hahaha, kau terlalu memujiku," sahut Ki Amuraka.
"Rupanya pengasingan dirimu tak mengubah sifat hitammu dahulu. Malah kini semakin pekat," ejek Jin Qorin.
"Jangan kau ajari aku tentang hitam dan putih. Aku memanggilmu bukan untuk mendengar ceramahmu," balas Ki Amuraka.
"Baiklah, kalau begitu, cukup basa-basi. Katakan apa maumu?" tanya Jin Qorin.
"Aku perintahkan kau untuk mengambil alih tubuh Getot," ujar Ki Amuraka dengan nada memerintah.
"Hahaha. Tentu saja, Ki Amuraka. Maksudku, tentu saja tidak bisa! Hahaha!" tawa Jin Qorin mengejek.
"Jadi, kau berani menolak perintahku, wahai Jin Qorin?" tanya Ki Amuraka dengan nada mengancam.
"Siapa sudi memasuki jiwa sekotor itu? Jelas aku menolak, wahai petapa laknat!" jawab Jin Qorin dengan sinis.
"Baiklah, jika kau menolak. Namun, jangan sampai kau menyesal," ancam Ki Amuraka.
"Apa yang akan kau lakukan, Ki Amuraka?" tanya Jin Qorin, mulai merasa waswas.
"Sesuatu yang akan membuatmu berubah pikiran," jawab Ki Amuraka misterius.
Lalu, Ki Amuraka membuka kitabnya dan mulai melantunkan mantra-mantra di dalamnya. Jin Qorin yang mendengarnya seperti mengenali mantra tersebut, namun ia yakin Ki Amuraka takkan mampu melakukannya.
"Mantra penghancur jin? Kau pikir kau siapa, Ki Amuraka? Kau takkan bisa melakukannya!" ejek Jin Qorin.
"Hahaha, kita lihat saja, jin laknat!" balas Ki Amuraka dengan seringai.
Ki Amuraka kembali melafalkan mantra. Sementara Jin Qorin hanya mencibir dengan senyum merendahkan.
Tiba-tiba, setitik lubang cahaya muncul di dada Jin Qorin. Cahaya itu memancar kuat dari dalamnya. Seketika itu juga, Jin Qorin panik dan berusaha menutup lubang di dadanya dengan kedua tangannya.
"Kurang ajar! Hanya penghuni istana Jin yang bisa melakukan itu! Siapakah sebenarnya kau, Ki Amuraka?" seru Jin Qorin dengan nada terkejut dan marah.
Namun, Ki Amuraka tak menjawab dan terus melantunkan mantranya. Semakin lama, semakin banyak cahaya keluar dari tubuh Jin Qorin. Jin Qorin semakin panik dan tak menyangka Ki Amuraka mampu melakukan hal ini.
"Hentikan, Ki! Hentikan! Jangan diteruskan lagi!" pinta Jin Qorin dengan nada memohon.
Ki Amuraka pun menghentikan mantranya sejenak.
"Hahaha, bagaimana? Apakah sekarang kau sudah berubah pikiran?" tanya Ki Amuraka dengan nada kemenangan.
"Dasar petapa laknat! Baiklah, aku turuti kemauanmu. Tapi, ingatlah, semua perbuatanmu ini akan ada akibatnya nanti!" geram Jin Qorin.
"Lagi-lagi kau mengguruiku. Kau tak perlu tahu apa yang akan kulakukan. Segala sebab dan akibat, aku sudah memahaminya," jawab Ki Amuraka dengan tegas.
Kemudian, Ki Amuraka memanggil kembali Udhet. Makhluk itu pun keluar dari persembunyiannya. Jin Qorin yang melihatnya tak mengerti apa yang akan dilakukan Ki Amuraka.
"Apalagi ini?" tanya Jin Qorin dengan keheranan.
"Inilah caraku untuk menyatukan dirimu dengan tubuh Getot," sahut Ki Amuraka.
"Tak perlu! Aku bisa melakukannya sendiri!" bantah Jin Qorin.
"Hahaha...jangan kau pikir aku tak tahu apa yang akan kau lakukan. Jika kau menyatukan dirimu sendiri, sudah tentu kau bisa kapan saja keluar dari tubuh Getot," jelas Ki Amuraka.
"Grokk. Grokkk," suara Udhet terdengar.
Tiba-tiba, dengan gerakan cepat, Udhet meluncurkan lidahnya ke arah Jin Qorin.
"Bangsat! Kau tak bisa melakukan ini, petapa laknat!" bentak Jin Qorin.
Jin Qorin mencoba menghindar, namun juluran lidah Udhet sangat cepat dan tiba-tiba telah melilit tubuh jin itu.
"Bajingan...lepaskannn...!!!!!" Jin Qorin meronta-ronta.
"Ahahaha...sekali lilit, bahkan gunung pun tak akan bisa lepas darinya, Qorin. Sudahlah, kau tak usah melawan. Ikhlaskan saja arwahmu untuk ditelan oleh makhluk peliharaanku," ujar Ki Amuraka dengan kejam.
Udhet pun mulai menarik tubuh Jin Qorin menuju mulutnya yang besar.
"Tidakkk...tidakkk...aku tak mau masuk ke dalam tubuh berjiwa kotor itu selamanya...tidaaaakkk...!!!!"
Kembali Jin Qorin mencoba memberontak sekuat tenaga, namun lilitan lidah Udhet memang sangat kuat. Hingga akhirnya, jin itu tertelan juga.
"Grokk grokk...ahhh," suara Udhet setelah menelan Jin Qorin.
"Kerja bagus, Udhet. Kau tak pernah mengecewakanku. Nah, sekarang telan tubuh Getot. Kita butuh waktu seminggu untuk menyatukan jin itu dengan jasad Getot di dalam perutmu," perintah Ki Amuraka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
🟡 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
jd apakah getot yg baru nantinya? 🧐🤔 lanjutkan Thor..
2025-05-07
3
anggita
like, iklan.... 👍👆 utk novel laga lokal.
2025-05-07
3