Jika ada yang bingung kenapa part nya tidak nyambung ini cerita alurnya maju mundur ya say.👌👍😉
HAPPY READING
🤗😚😊
"Aaakkhhhhh..." Pagi hari kembali terdengar suara teriakan Felicia dikediaman McKenzie.
"Oh Tuhan...kenapa putrimu itu suka sekali berteriak. Apa ia tidak takut pita suaranya bisa saja putus dan gendang telinga seisi rumah ini bisa rusak jika terus-terusan mendengar jeritannya itu" Felix menggeleng-gelengkan kepalanya. Mika tidak mengubris omongan Felix, ia lebih memilih menyuapi sarapan ke mulut Mike karena sebentar lagi mobil sekolah jemputannya akan datang. Jika berteriak tak tentu waktu adalah kebiasaan Feli maka protes dan merungut adalah kebiasaan suaminya. Tentu saja suaminya itu hanya berani protes jika tidak ada Feli dihadapannya.
"Jangan taunya hanya protes sama Mommy, jika berani protes langsung sana sama Feli" Darren melirik Daddy nya sekilas lalu menyesap susu yang ada dihadapannya. Ia memang tidak seperti Daddy nya Felix yang menyukai kopi hitam.
"Feli tiba-tiba berteriak adalah hal yang biasa. Itu tandanya Feli masih baik-baik saja. Nikmati saja teriakannya, anggap saja seperti kicauan burung yang harus diresapi dan dihayati maka akan terdengar sangat merdu"
"Daddy tahu kau sangat menyayangi adik mu itu, tapi tidak seharusnya kau membohongi pendengaran telingamu sendiri. Tidak mungkin kau tidak menyadari bahwa suara nya sangat tidak enak didengar. Suaranya tidak bagus buat buat kesehatan jantung dan telinga penghuni rumah ini"
"Apa khabar dengan Daddy, Daddy juga tidak berani protes dihadapan Feli, takut Feli tidak membicarakan Daddy, hhuh..."
"Wah..apa sekarang kau sedang mengajak Daddy berdebat?" Felix menatap Darren dengan tatapan menantang
"Tidak! aku mana berani" ucap Darren kesal. Felix tersenyum simpul.
Selain mendengar teriakan Feli yang tiba-tiba dan mendengar ocehan dan kekesalan Felix terhadap kelakuan putrinya itu, melihat Felix dan Darren meributkan hal yang tidak penting juga merupakan hal yang biasa Mika saksikan dikediaman McKenzie itu. Jika tidak mendengar teriakan Feli, ocehan Felix dan pertengkaran kecil antara Felix dan Darren dikediaman McKenzie rasanya ada yang kurang, rasanya sama seperti makan sayur tanpa garam. Hambar!
Satu-satunya manusia yang tidak peduli dan terpengaruh sama sekali dengan kebiasaan keluarganya itu adalah putra bungsunya Mike. Itu juga mungkin karena ia masih terlalu kecil, tidak tahu bagaimana menyuarakan suaranya atau Mike hanya belajar untuk menerima segala keanehan keluarganya itu. Diam dan menyaksikan dengan tenang adalah pilihannya.
"Kalau begitu katakan pada Feli agar mengatur jadwalnya jika ingin berteriak. Setidaknya Daddy juga bisa mempersiapkan jantung dan telinga Daddy untuk mendengar teriakannya itu." Kembali Felix menyuarakan kekesalannya
"Kenapa tidak Daddy saja yang mengatakan padanya langsung" tolak Darren
"Aku tidak ingin Feli mendiamkanku" ucap Felix jujur. Putri semata wayangnya itu memang sangat ahli dalam mendiamkan seseorang jika ia tidak menyukainya. Tidak ada yang bisa mengalahkannya dalam hal itu.
"Lalu bagaiman denganku. Aku juga tidak ingin Feli mendiamkan ku" protes Darren
"Dia akan mendengarkanmu dan ia lebih menyayangi mu tidak mungkin ia bisa mendiamkanmu. Kau satu-satunya dirumah ini yang tidak pernah jadi korbannya" Darren tersenyum penuh arti mendengar ucapan jujur Daddy nya itu.
Mike yang masih berumur 8 tahun saja pernah menjadi korbannya hanya gara-gara Mike kehabisan crayon warna merahnya lalu menggunakan lipstik milik Feli untuk mewarnai gambarnya. Feli mendiamkannya selama tiga hari. Mika yang menegurnya karna membawa peralatan make upnya kesekolah. Feli merajuk dan mendiamkan Mommy nya selama satu minggu. Akhirnya karna tidak tahan putrinya mendiamkannya Mika mengalah dan membelikan putrinya itu peralatan make up sendiri. Feli yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas memang sudah jago menggunakan alat kosmetik. Dan yang lebih parahnya adalah Daddy nya Felix. Feli mendiamkannya selama satu bulan full hanya gara-gara Felix memarahinya karna menggunakan kartu kreditnya sampai batas limit. Sebenarnya Felix tidak marah hanya gara-gara Feli menghambur-hamburkan uangnya. Ia bekerja keras memang untuk membahagiakan keluarganya agar tidak kekurangan. Tapi Felix hanya kesal karena kebodohan putrinya itu yang mau saja dimanfaatkan oleh teman-temannya. Jika tidak ada Darren yang membujuk dan menjelaskan kepada Feli tidak tahu nasib Felix mau sampai kapan didiamkan oleh putrinya itu. Dari situ Felix menyadari kalau putrinya itu sangat mendengarkan Darren.
"Aku juga tidak berniat untuk menjadi korban selanjutnya Dad" ucapan Darren itu menyadarkan Felix dari lamunannya betapa mengerikannya putrinya jika sedang marah.
"Sudah ku katakan, Feli tidak mungkin mendiamkan mu. Lagian bagaimana bisa ia tidak menyadari betapa mengerikannya teriakannya itu"
"Huh..bilang saja kau hanya menyukai jeritan Mommy yang meneriakkan nama mu ketika berada dibawah kungkunganmu" ucap Darren frontal yang sontak membuat Mika tersedak lalu menatap tajam kearah Darren
"Kau membangunkan singa betina yang tertidur son" bisik Felix seraya menepuk bahu putranya itu.
"Mommy tidak menyangka putra tertua Momny sudah pandai berbicara sekarang. Apa kau ingin Mommy mencarikan mu wanita agar bisa kau nikahi. Dengan begitu kau akan tahu bagaimana jeritan seorang wanita ketika berada dibawah mu"
"Mom, usia ku masih 21tahun. Masih terlalu muda buat ku menikah. Lagian aku hanya kesal kepada Daddy yang selalu mempermasalahkan suara Feli. Telingaku lebih sakit mendengar ocehannya dibanding teriakan Feli Mom" Darren beralasan untuk menyelamatkan dirinya dari amukan ratu rumah ini. Jika Feli adalah tuan putri rumah ini yang semua keinginannya harus dipenuhi maka Mika adalah ratu rumah ini. Ucapannya adalah perintah bagi para pria dirumah ini. Dan tentu saja perintahnya tidak bisa dibantah.
"Aaakkkkhhhhh..." kembali terdengar teriakan Feli untuk kedua kalinya.
"Mom, sepertinya putri mu membutuhkan pertolongan. Aku akan memeriksanya." Darren buru-buru beranjak dari kursinya. Selain untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari amukan ratu, ia juga penasaran apa yang membuat Feli berteriak kali ini.
"Feli.." panggil Darren begitu sampai dikamar Feli. Darren melihat sekeliling kamar Feli dan tidak melihat Feli disana. Darren mendekati pintu kamar mandi dan mengetuknya.
"Feli.." panggilnya lagi
"Kakak...tolong aku" terdengar suara Feli dari dalam kamar mandi seperti menahan sakit. Mendengar suara Feli yang seperti kesakitan itu Darren langsung membuka pintu kamar mandi. Darren terpaku melihat pemandangan nyata dihadapannya. Feli yang terduduk dilantai kamar mandi dengan tubuh yang masih basah. Hanya handuk kecil yang melilit ditubuhnya sampai batas pahanya. Darren menelan ludahnya. Darahnya berdesir dan jantungnya berpacu hebat seperti sehabis lari marathon.
"Aa..ada apa denganmu?" Darren berusaha menyembunyikan suaranya yang bergetar.
"Aku terpeleset kakak" rengek Feli seraya merentangkan kedua tangannya kedepan minta digendong oleh Darren
"Aku tidak bisa berdiri. Sepertinya kaki ku keseleo. Mungkin aku tidak akan kesekolah hari ini" ucapnya lagi
Darren membungkuk dan mengangkat Feli kedalam gendongannya. Kembali jantungnya menggila tatkala Feli melingkarkan tangannya dileher Darren. Feli memeluk Darren adalah hal yang biasa. Tapi karena mungkin posisi dan keadaannya yang terlihat sedikit kacau ini membuat fikiran Darren tidak fokus. Wajahnya memerah.
"Wajahmu memerah dan panas" Feli meletakkan satu tangannya diwajah Darren
"Apa kau sakit?" tanya nya lagi menatap lekat wajah Darren. Jarak wajah mereka sangat dekat
Susah payah Darren menelan salivanya. Seluruh tubuhnya mendadak panas atas sentuhan tangan Feli diwajahnya.
"Tidak, aku hanya merasa gerah. Kamar mu sangat panas"
Oh Tuhan ujian macam apa ini. Aku ini pria normal. Terlebih Feli adalah...akhh Mom, Dad maafkan aku. Jerit Darren dalam hati.
Feli mengernyit bingung mendengar ucapan kakaknya itu
"Ini masih terlalu pagi kak, dan kamarku juga AC nya menyala. Bagaimana bisa kau merasa gerah. Mungkin kakak memang sedang sakit. Mooommmmm..." kembali Feli berteriak memanggil Mommy nya.
"Aku baik-baik saja..kenapa kau memanggil Mommy" Darren mendadak panik dan mempercepat langkahnya lalu meletakkan Feli diatas ranjangnya lalu menarikkan selimut untuk menutupi tubuh Feli.
Dan benar saja tidak butuh waktu lama Mommy dan Daddy nya sudah ada dikamar Feli.
"Ada apa..ada apa?" tanya Felix dengan nafas terengah-engah begitu sampai dikamar Feli. Mika dan Felix memang berlari terburu-buru begitu mendengar Feli memanggil Mommy nya.
Mika mengernyit melihat Feli yang duduk diatas ranjang dibalut dengan selimut dengan keadaan rambut masih basah.
"Apa yang terjadi?" tanya nya mendekat kearah Feli dan Darren
"Feli terpeleset Mom, dan sepertinya kakinya terkilir" jawab Darren berusaha terdengar santai.
"Oh astaga itu pasti sakit sekali.Biarkan Momny memeriksanya" Mika berniat melepaskan selimut yang membalut tubuh putrinya itu.
"Nanti saja Mom, sepertinya kakak sedang demam. Wajahnya memerah dan panas. Kakak bahkan mengatakan ia merasa kegerahan padahal ini masih pagi" ucap Feli polos yang membuat Mika dan Felix saling tatap. Sementara Darren hanya mengalihkan tatapnnya kesembarang arah.
"Apa kau baik-baik saja son?" Felix mendekat kearah Darren.
"Perasaan tadi kau baik-baik saja" ucapnya lagi lalu menatap Darren lekat dari ujung kaki ke ujung kepala dan itu membuat Darren tidak nyaman.
"Tatapanmu membuatku tidak nyaman Dad, aku baik-baik saja" ucapnya dingin lalu pergi meninggalkan kamar Feli. Felix mengernyit mendengar nada suara putranya itu. Mika yang tadi menatap lekat kepada putra tertuanya itu hanya diam. Sibuk dalam fikirannya sendiri.
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Reksa Nanta
kalau di luar negeri, ayah dan anak laki lakinya bisa dengan santai bercanda sefrontal ini ya 😅
2024-07-18
1
PeQueena
mika ..kau seorang ibuk.. tentu kau paham akan situasi ini..🤣🤣
2021-11-23
0
Keyvania Eleanor
TINGGAL TUNGGU LEDAKAN SAAT SI NAURA ITU BUKA MULUT & MNCRITAKAN K DARREN RAHASIA MASA LALU,HRUSX MIKA & FELIX JUJUR SBLUM IBLIS MUNCUL & MNGACAUKN KLUARGA MREKA
2021-11-07
0