Bukan Cinta Terlarang
Darren Lionel McKenzie, pemuda tampan penuh kharismatik itu adalah anak tertua dari Felix O'neil McKenzie dan Mikayla McKenzie. Darren memang bukanlah darah daging mereka tapi mereka sangat menyayangi dan mencintai Darren layaknya anak sendiri.
Sesungguhnya Darren adalah anak yang diadopsi oleh Felix saat Darren kecil masih berusia 4tahun. Bahkan sebelum ia menikahi istrinya Mikayla.
Darren adalah anak dari mantan kekasih Felix. Ashley dan juga sahabatnya Sean Lionel Maxton (You are special, diceritakan disana). Dan keduanya sudah meninggal dunia.
Hanya karena kesalahfahaman yang terjadi antara Felix dan mantannya Ashley, Darren harus kehilangan daddy biologisnya sebelum ia lahir. Sean Lionel Maxton yang tak lain adalah sahabat dari Felix.
Dan Felicia Breyonna McKenzie adalah putri pertama mereka. Buah cinta Felix dan Mika. Feli tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan juga sangat manja. Darren sangat menyanyanginya begitu pun sebaliknya. Tapi siapa yang akan menyangka seiring bertambahnya usia Feli merasakan perasaan yang lain terhadap kakaknya itu. Perasaan aneh yang setiap melihat Darren darahnya akan berdesir dan jantungnya berpacu kuat.
Cinta memang sangat rumit. Kita tidak tahu kemana hati kita akan berlabuh dan tiba-tiba saja kita menyadari bahwa kita sedang jatuh cinta. Dan terkadang cinta itu jatuh pada orang yang salah dan waktu yang salah dan jika kita beruntung, cinta kita akan jatuh pada orang yang tepat dan waktu yang tepat juga.
❤❤❤❤❤
"Kakaaaakkkkkkk....."
Teriakan Felicia mengguncang seluruh isi rumah. Daddy nya Felix yang sedang menikmati kopi buatan istri tercintanya Mikayla sampai tersedak dan terbatuk-batuk mendengar teriakan putri satu-satunya dirumah itu. Teriakan Felicia sebenarnya bukanlah hal baru, tapi tetap saja setiap putrinya itu berteriak selalu saja bisa membuat seisi rumah terkejut karena Felicia memang tidak pernah kenal waktu jika ingin berteriak. Baik tengah malam, pagi-pagi buta, siang bolong atau bahkan disaat Mommy, Daddy nya sedang indehoy melepaskan hasrat batin mereka sebagai dua insan manusia yang saling mencintai.
"Kali ini apa lagi yang membuatnya sampai berteriak histeris begitu?" gumam Mommy sambil menata meja untuk mereka sarapan. Mike sudah duduk manis disampingnya menikmati serealnya.
"Sayang aku mohon, tolong katakan pada putri mu itu agar sedikit mengkondisikan suaranya yang melengking itu. Selama ini aku hidup sehat sayang dan kau juga merawat ku dengan baik. Aku tidak ingin jantung ku bermasalah hanya gara-gara mendengar teriakan putri kita itu yang tidak kenal waktu itu" Felix menatap istrinya dengan tatapan memohon seraya mengelus-elus dadanya.
"Dan kau anak muda, kau baru satu hari disini kau sudah berbuat ulah. Katakan apa yang kau perbuat sehingga adikmu berteriak memanggilmu begitu" Felix menatap kesal kearah Darren. Darren memang baru kembali dari study nya di London. Ia sedang menjalani libur akhir semester nya.
Darren yang ditatap Daddy dengan kesal hanya mengidikkan bahu nya acuh seraya beranjak dari kursinya.
"Aku akan memeriksanya" ucapnya datar seraya berjalan menuju kamar adiknya itu.
"Kenapa kau melemparkan kekesalanmu pada putra ku?" hardik Mika
"Aku tidak mungkin melemparkan kekesalanku padamu. Bisa-bisa kau menyuruhku tidur diluar. Dan tidak mungkin juga aku menunjukkan kekesalanku pada Felicia yang selalu membuat jantungan itu. Bisa-bisa dia mendiamkan ku berminggu-minggu. Para wanita dirumah ini terlalu mengerikan" ucapnya jujur
Mika berdengus kesal
"Tapi tetap saja tidak seharusnya kau melemparkan kekesalanmu kepada putraku yang baru saja datang dari study nya itu" sungut Mika. Tidak diragukan lagi betapa Mika menyayangi putra pertamanya itu. Sekalipun Darren bukan putra kandungnya tapi tidak sedikit pun Mika membeda-bedakan ketiga anaknya itu.
"Lalu katakan, haruskah aku melampiaskan kekesalanku pada anak bungsumu Mike yang bisanya hanya mengoceh itu" jujur Felix lagi seraya menatap putra ketiganya yang masih santai menikmati sarapannya. Dan Mike satu-satunya makhluk penghuni rumah itu yang tidak terpengaruh atas teriakan Felicia kakaknya. Tidak terpengaruh atau tidak tahu cara menyuarakan kekesalannya. Hanya Mike dan Tuhan yang tahu.
"Ternyata apa yang dikatakan orang-orang itu benar adanya. Yang namanya pria itu tidak pernah dewasa yang ada hanya bertambah tua"
"Kau menyakiti hati ku honey, apa aku memang terlihat tua?" Felix beranjak dari kursinya dan mendekati Mika
"Ciihhh...tidak kah kau sadar kau sudah mempunyai tiga ekor. Keriput dimata mu sudah mulai terlihat tapi tetap saja tingkah mu seperti Mike"
"Dan kau selalu terlihat cantik disaat marah sayang" Felix memeluk Mika dari belakang dan mencium puncak kepalanya.
"Kau selalu saja pandai merayu" Mika mengelus wajah Felix.
"Aku sudah selesai, aku akan keatas dan mengatakan pada Feli kalau kalian berencana ingin memberikan kami adik lagi" Mike turun dari kursinya dan meleletkan lidahnya kearah Felix.
"Jika wanita dirumah ini terlalu mengerikan, kenapa para pria dirumah ini selalu bersikap dingin kepadaku seperti tidak menyukai ku" gumam Felix yang membuat Mika terkekeh.
¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Tok Tok Tok
"Kau kah itu kak?" terdengar sahutan dari dalam kamar Felicia
"Hmm..apa kakak boleh masuk?" jawab Darren
"Masuklah"
Darren mendorong pintu kamar adiknya itu dan melihat Felicia sedang duduk disudut ranjangnya dengan memeluk erat selimutnya. Feli terlihat gugup, Darren mengetahuinya karena Feli menggigit bibir bawahnya. Kebiasaan Feli jika merasa gugup.
Darren berjalan perlahan memdekat kearah Feli lalu duduk diujung ranjang.
"Katakan Feli, kali ini apa yang membuatmu berteriak?" tanya Darren dengan tersenyum geli melihat wajah gugup Feli.
Sepertinya kali ini, Feli sendiri yang membuat ulah. batin Darren
"Kakak...aku..sepertinya aku..bukan sepertinya tapi aku..kakak aku pipis ditempat tidur" cicit Feli menatap gugup kearah Darren dan kembali menggigit bibir bawahnya.
Untuk sesaat Darren terdiam mendengar penuturan Feli. Butuh waktu buat mencerna maksud ucapan adiknya itu.
"Pipis?" Darren mengernyit bingung.
Feli mengangguk dan sepertinya sudah sedang menahan tangisnya. Mata indahnya sudah mulai berkaca-kaca.
Akhhh...bisa kacau jika Feli menangis
"Memang terdengar sedikit memalukan diusiamu yang sudah remaja kau pipis ditempat tidur, tapi itu bukan masalah besar Feli" ucap Darren lembut menggeser duduknya agar lebih dekat dengan adiknya itu.
"Aku takut" cicit Feli lagi.
Darren mengerutkan dahinya lagi bingung mendengar cicitan adiknya itu.
Darren mengelus rambut adiknya itu
"Kenapa takut? Mommy tidak akan memarahi mu karena masalah sepele seperti ini"
"Baiklah kakak akan kebawah dan memanggil maid untuk membersihkan tempat tidurmu" Darren tersenyum lembut lalu beranjak dari tempatnya tapi Feli menarik ujung bajunya.
"Kenapa, hmm?" tanya Darren
"Pipisku berdarah" Akhirnya kristal bening itu jatuh dari mata indahnya. Feli menangis.
"Hah..berdarah?" pekik Darren panik
"Kenapa bisa?" Darren menarik selimut yang menutupi Feli untuk memeriksa darah yang dimaksud Feli. Darren mengerutkan dahinya karena tidak melihat pipis yang berdarah diranjang adiknya.
"Kakak" panggil Feli dengan sesegukan. Darren menoleh menatapnya. Feli memiringkan badannya. Darren mengernyit hingga akhirnya tatapaannya berhenti di bokong Feli. Piyama yang dikenakan Feli penuh dengan bercak darah.
Mensturasi? tanya Darren dalam hatinya.
Astaga Feli sudah tumbuh menjadi gadis dewasa.
Darren bernafas lega. Ternyata pipis darah yang dimaksud adiknya itu adalah mensturasi pertamanya.
"Ssstt...jangan menangis Feli. Ini tidak apa-apa sayang. Ini bukan hal yang menakutkan. Ini tandanya Feli sudah tumbuh menjadi gadis dewasa. Setiap wanita mengalami fase ini sayang. Jadi setiap bulannya kau akan mengalami hal ini. Ini namanya mensturasi. Dan ini hari pertamamu. Selamat sayang, kau sudah dewasa" Darren menenangkan Feli yang menangis karena gugup dan takut tadi. Daren mengecup kepala adiknya itu.
"Benarkah? Apa semua wanita mengalami hal yang sama denganku?" Feli mulai tenang. Darren mengangguk
"Berarti aku tidak akan mati karena pipisku berdarah ?" tanya nya lagi
Darren terkekeh lalu menggelengkan kepalanya
"Baiklah, kakak akan memanggilkan Mommy buat membantu mu dan menjelaskannya"
Feli mengangguk, lalu Darren pergi dari kamar Feli menuju dapur kembali.
"Mom.."panggil Darren begitu ia sampai dibawah dihadapan Mommy dan Daddy nya.
"Ya sayang" jawab Mika
"Sepertinya Feli membutuhkan sesuatu Mom" Darren menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Felix mengernyit
"Tumben sekali kau tidak bisa mengatasinya Son. Bukan kah kau selalu menyombongkan dirimu itu, bahwa Feli selalu luluh dan patuh padamu" sindir Felix.
Darren dan Mika kompak berdecak kesal.
"Ini diluar kuasa ku Dad" desis Darren
"Ciihh..masih saja sombong" ucap Felix tak mau kalah
" Abaikan saja Daddy mu yang tidak pernah dewasa itu. Katakan sayang, adik mu membutuhkan apa tadi?" Mika melotot tajam kearah Felix
"Feli membutuhkan itu Mom" Darren menggambar bentuk persegi dengan tangannya. Mika dan Felix mengernyit bingung
"Itu mom, busa persegi yang biasa wanita dewasa kenakan" ucap Darren tak jelas.
" Apa maksudmu, Feli membutuhkan busa untuk menyumpal branya. Busa yang biasa Mommy mu kenakan agar dadanya terlihat lebih berisi" ucap Felix dengan tidak tahu malunya yang membuat wajah Mika merah padam karena malu dan marah secara bersamaan.
"Ciihh...Dasar mesum!" Darren mendelik kesal kearah Felix. Felix hanya mengidikkan bahunya acuh
"Jadi katakan dengan jelas putriku membutuhkan apa, biar Daddy tidak salah faham" Felix menatap Darren yang juga sedang menatapnya dengan kesal. Felix terkekeh melihat cara Darren menatapnya.
"Mommy sudah katakan abaikan Daddy mu. Lihat Mommy katakan apa yang dibutuhkan Feli?" Kembali Mika menengahi
"Jangan berani-berani menatap istriku lebih dari tiga detik" ancam Felix kekanakan tapi mampu membuat wajah Mika merona. Darren menatap Mommy dan Daddy nya bergantian dengan raut wajah jijik.
"Mom, Feli membutuhkan diapers yang biasa wanita dewasa kenakan setiap datang bulan, maksudku setiap mengalami mensturasi" ucap Darren lugas. Bisa gila dia lama-lama dihadapan Mommy dan Daddy nya yang selalu jatuh cinta setiap harinya itu.
Kembali Felix berulah dan membuat Darren semakin kesal mendengar tawa Felix yang menggelegar.
"Diapaers? Oh astaga son, diusiamu yang sudah dewasa ini apa kau tidak pernah mempunyai kekasih? Itu bukan diapaers tapi pembalut. PEMBALUT ! Felix meledek Darren dan menekan kata pembalut dalam kalimatnya.
"Dad, kenapa kau selalu membuat ku kesal. Tentu saja aku pernah memiliki kekasih. Mantan kekasihku itu banyak. Aku tampan begini, wanita mana saja yang kuinginkan pasti kudapatkan" ucap Darren sombong yang mendapat dengusan dari Felix
"Hanya saja aku tidak mau direpotkan hal sepele seperti ini" ucapnya jujur seraya menatap Felix yang sedang menyesap kopi hitam miliknya
"Dan asal kau tahu Dad, putra tertuamu ini sudah tidak perjaka lagi"
Dan ucapannya itu berhasil membuat Felix kembali tersedak. Darren tersenyum penuh kemenangan.
"Sialan kau brengsek!" umpat Felix.
"Usia mu masih 18 tahun kau sudah melepaskan keperjakaan mu. Kau mengalahkan ku son" Felix menepuk-nepuk bahu Darren.
Mika geleng-geleng kepala melihat dua pria dihadapannya yang tidak pernah dewasa itu
"Hentikan kekonyolan unfaedah kalian itu. Ayo kita keatas melihat Feli yang sudah tumbuh menjadi gadis dewasa itu"
"Oh astaga aku melupakan hal penting itu..apa tadi kau mengatakan bahwa adikmu mengalami mensturasi pertamanya?" Felix menatap Darren, Darren mengangguk sambil tersenyum
"Oh gadis kecilku sudah tumbuh menjadi gadis dewasa" ucap Felix keBapakan yang diangguki Mika dan Darren secara bersamaan.
T.B.C.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Scorpio💞💙💙💙
Darren sayang banget sama Feli💞
2024-09-15
0
Kecanduan Baca Novel
Ya ampun keluarga unfaedah banget...😜😜
2022-05-10
0
Kecanduan Baca Novel
lgsg otw kesini dari novel Your Special.❤
2022-05-10
0