Episode 3 Kehidupan Priti

Jam delapan lebih Priti baru sampai di rumah. Si bungsu keluar menyambutnya. Menolong mendorong motor ke ruang tamu. Menutup pintu dan membawakan tasnya ke meja kerja.

"Terima kasih Dek, sudah makan?"

Bungsunya yang baik dan perhatian menjawab lembut, "Sudah, gimana dengan Mom?"

"Alhamdulillah Dek, tadi ditraktir ibu Grace."

Alhamdulillah, gumam anaknya.

Priti memang tak perlu cemas dalam hal masakkan dan makanan. Selain ia selalu mengisi lemari es dengan bahan bahan makanan. Seperti ungkep ayam goreng, ikan, teri medan, telur, tempe, tahu. Berbagai bahan bumbu hingga sayuran yang sudah bersih. Anak perempuannya tinggal memasak saja. Hari sabtu dan minggu biasanya mereka belanja keperluan makanan, membersihkannya dan menyusun di lemari pendingin.

"Mom, minum teh hangatnya."

Ternyata Lili  anaknya yang nomer tiga telah membuatkan teh panas untuknya.

"Wah! terima kasih kak, mom memang pengen minum teh panas."

Priti duduk di meja dan menghirup teh panas buatan putrinya.

Hampir jam sebelas malam ketika Priti mulai mengantuk. Sebelumnya ia memeriksa hangphone yang telah tercharger penuh. Priti mengerutkan kening saat membuka pesan whatsapp. Beruntun masuk pesan serta foto. Priti melihat profile yang ternyata adalah pria yang bertemu di kantor dinas. Priti agak terkejut. Karena ia menyangka pria itu hanya basa basi saja. Ternyata ia mengirim data seluruh kelurganya. Istri dan anak anaknya.

"Ini data data keluarga saya, tolong buatkan ilustrasi programnya ya."

Priti membuka beberapa foto ktp. Tiga orang anak perempuan dan satu wanita seumuran dirinya.

Priti segera membalas, " Terima kasih pak Dokter, besok saya coba buatkan ya. Maaf baru balas, tadi handphone lowbat."

"Ok, nggak apa apa."

Aku.

Hampir jam sebelas ketika aku terkejut oleh suara handphone yang tergeletak tak  jauh dari tubuhku.

Langsung saja kubalas. Priti membalas whatsapp begitu lama. Setelah aku balas, ia melihat dan kemudian menghilang. Perempuan itu mungkin sudah tidur. Sedikit sekali ia menulis pesan, hemmm.

Aku menunggu berharap ada pesan lagi, tapi agaknya perempuan itu sudah tidur.

Padahal aku mengirim pesan sejak siang dan perempuan itu baru membalasnya saat hari telah malam.  Aku menunggu sangat lama. Memeriksa Wa beberapa kali. Aku tak bisa tidur. Ia membuka lagi whatsapp dan melihat nama perempuan itu,  Priti P.

Ia sangat penasaran, dan akhirnya membuka facebook. Ia mencari nama yang sesuai dan menemukannya. Wajahnya sama dengan yang ia lihat tadi siang. Priti  Prisdiana, nama perempuan itu. Aku meminta pertemanan dan menunggu sangat lama hingga ia membuka facebooknya.

Keesokkannya perempuan itu menelpunku, katanya ilustrasinya sudah ready.

"Dok, saya sudah membuat ilustrasinya.  Apakah bisa bertemu untuk melihatnya."

Terdengar suara yang agak terburu buru, "Oh, bagaimana kalau sore setelah isya. Saya sedang meeting di kantor pemda."

"Habis isya, ok baiklah."

Priti menutup telpun. Aku tersenyum, mengirim pesan, "Aku belum mengirim ktpku ya?"

"Oh, iya belum ada ktp bapak."

Aku segera mengirim ktp ku.

Biar dia tahu namaku, dan tidak lagi memanggilku dokter.

Priti membacanya, Ir. Berry Berrianto

Priti  tentunya terkejut, ternyata aku bukan seorang dokter. Wanita itu pasti sedang  menekap mulutnya. Dia selalu memanggilku dengan dokter.

Priti menulis pesan, " Ok, maaf saya pikir dokter."

Aku membalas, "Nggak apa apa."

Priti bilang, ia akan pergi ke mall untuk menghabiskan waktu. Tak terasa senja telah tiba. Priti mengambil handphone untuk menelpunku. Padahal aku menulis pesan untuknya sejak jam dua. Aku melihat ia online jam empat dan menahan senyumku.

"Bisa bertemu di kafe Olivia? saya sekarang ada di sini."

Ketika Priti memeriksa pesan tersebut ternyata dikirim dua jam yang lalu. Segera Priti menulis pesan.

"Pak Berry masih di olivia?"

Langsung aku membalasnya,  "Oh, saya sudah keluar kota sekarang. Maaf ya besok siang saja di kantor dinas."

Lama baru perempuan itu membalas pesanku.

"Baiklah, sampai jumpa besok."

Kubalas dengan cepat, ok.

Aku membuat Priti agak frustasi. Ia mungkin segera   pulang ke rumah, atau ke suatu tempat untuk mencari uang.  Teringat sebentar lagi bulan September. Jika ia tak bisa mengembalikan uang kerjasama yang telah terpakai maka ia akan kehilangan mobilnya. Ia sangat tergantung dengan mobilnya tersebut. Tanpa mobil itu langkahnya terbatas. Priti menangis dalam doa doanya kepada Allah. Semua memang kesalahannya. Tak bisa mengembangkan bisnis yang dipercayakan padanya. Bisnis bangkrut dan ia harus mengembalikan uang kerjasama sebesar seratus lima puluh juta. Mobilnya memang adalah pemberian orang tua, berharga sekitar dua ratus jutaan. Mobil itu juga ia masukkan suratnya ke sebuah bank. Jadi kepalanya serasa ingin pecah memikirkan uang yang harus ia bayarkan pada teman juga pada bank. Beban itu ia pikul sendirian. Suaminya telah meninggal, ia bekerja dan hanya memikirkan anak anaknya.

Saat saat yang menegangkan bagi Priti, dua bulan lagi jatuh tempo perjanjiannya dengan teman itu. Priti sudah mananda tangani kesanggupan untuk membayar pada pertengahan bulan September. Jika tidak maka mobil kesayangannya akan menjadi milik temannya. Jelas sekali uang tidak mengenal saudara apa lagi hanya teman. Semua adalah kesalahannya. Ia menerima kebangkrutannya, menerima harus menganti uang yang dititipkan padanya. Juga harus membayar bank. Sementara ia juga menyekolahkan empat anak. Priti beberapa kali juga sudah mengirim pesan pada sepupunya di kampung. Ia sangat butuh uang penjualan tanah untuk menebus mobilnya. Sepupunya bilang masih terus berusaha.

Pagi pagi teman sekantornya menelpun, mereka harus pergi ke luar kota untuk mengurus proyek yang tertunda.

Priti sempat menimbang nimbang. Ia ada janji denganku. Tapi disisi lain ia sedang mengejar uang yang besar untuk menyelesaikan masalahnya. Ia memutuskan akan pergi dengan ibu Yulia. Urusan denganku  baru mulai, sedangkan urusan proyek dengan bu Yulia sudah mendekati finis. Priti memilih menghabiskan waktu dengan bu Yulia. Ia mengambil mobilnya untuk berusaha mencari uang. Di dalam perjanjian memang Priti boleh memakai mobilnya. Karena ia harus berusaha mencari uang. Bagaiman ia bisa mendapatkan uang sementara  mobil ditahan. itu sama saja dengan mengambil mobilnya. Alasan Priti cukup masuk akal, tetapi Priti harus mengembalikan mobil tersebut ketika sore. Terpaksa Priti menyanggupi perjanjian itu.

Sekitar satu setengah jam mengenderai mobil, akhirnya mereka sampai. Keduanya telah ditunggu untuk berbincang bincang mengenai kerjasama. Kesepakatan akhirnya ditanda tangani, apa apa yang menjadi hak dan kewajiban juga sudah mengerti. Awal bulan Agustus realisasi pembayaran telah dijadwalkan. Paling telat menurut direktur akhir bulan Agustus. Priti berdebar. Jika akhir Agustus mereka menerima pembayaran proyek, artinya mobil kesayangan selamat. Ya Allah, tolong mudahkan proyek ini. Priti berdoa dan memohon pada Rabbnya.

"Semoga proyek kita lancar ya Bu," Priti menatap bu Yulia.

Perempuan temannya itu tahu yang tengah menimpanya. Ia ikut prihatin, tapi tak bisa banyak membantu. Hanya terus menyemangati dan berusaha mendesak direktur untuk segera memulai kerjasama.

"Bu Priti sih terlalu lama di Medan. Kalau kemarin kemarin kita mengurus proyek ini pasti sudah cair."

Ibu Yulia menyalahkan Priti. Dan perempuan itu beralasan,  ia  takut jika proyek itu gagal. Ia bisa kehilangan mobilnya. Karena itu ia menyempatkan pulang untuk menjual tanah warisan dari ayahnya.

"Perjanjian dengan Lisa bulan September ya, mudah mudahan paling telat pembayaran akhir Agustus."

Keduanya saling menatap, Priti ingin menangis. Ia harus bersabar dua bulan lagi untuk memiliki seutuhnya mobil miliknya. Teringat betapa merananya setiap sore mengembalikan mobilnya ke rumah Lisa. Ia harus naik angkot pulang ke rumah. Kadang kehujanan dan kedinginan. Anak anak juga menderita. Biasanya diantar dan jemput ke sekolah. Saat ini mereka terpaksa naik angkot. Priti beberapa kali meminta maaf pada anak anaknya. Alhamdulillah anak anaknya sangat mengerti dan faham. Mereka tak masalah berangkat dan pulang dengan angkot.

Priti menaro mobilnya di gerasi Lisa kemudian pulang dengan naik motor. Bayangan akhir Agustus ia akan mendapatkan pembayaran proyek membuatnya tabah dan bersabar. Mudah mudahan tanah di kampung juga terjual. Priti terkembang harapannya. Sampai di rumah dan membersihkan diri, baru Priti bisa membuka handphone. Ada beberapa pesan di Whatsaap.

Aku mengiriminya  pesan bahwa aku menunggu ilustrsi. Priti membalas dan meminta maaf, karena ia ada pekerjaan di luar kota.

Dengan cepat aku membalas, "Ok, saya kembali ke kota ini minggu depan, Sore ini saya ke Jakarta."

"Ok, sampai ketemu minggu depan,"  balas Priti sembari mematikan handphone.

Aku menggeleng gelengkan kepala, dia tak selalu membuka hp.  Aku merasa ia sangat acuh  juga sangat sibuk. Ia tak terlalu mengejarku, seperti yang dilakukan yang lain. Membuatku penasaran saja.

Bersambung

Cikidot, terima kasih sudah membaca dan kasih like, komen dan vote

Terpopuler

Comments

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

lanjuuutttttt kak 😁

tinggalin jejak jg di Novelku yaa ASIYAH AKHIR ZAMAN 🥰

2021-09-22

0

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

aku mampir lg. bawa paket lengkap like 5 rate dan favorite

2021-04-09

0

Mommy_Asya

Mommy_Asya

Hadir thor

2021-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2 Bertemu
3 Episode 3 Kehidupan Priti
4 Episode 4 Kejar Aku
5 Episode 5 Di kantor
6 Episode 6. Terkenang Pada Mantan
7 Episode 7. Doa Ibunda
8 Episode 8.Kebahagianku
9 Episode 9.Sentimentil
10 Episode 10.Pendekatan Yang Halus
11 Episode 11.Bersama Keluarga
12 Episode 12. Ketahuan
13 Episode 13.Ditarik Ke Pusat
14 Episode 14. Tante Jessy
15 Episode 15. Persahabatan Atau Cinta
16 Episode 16.Menikahi Pria urakan
17 Episode 17. Cerita Tentang Priti dan Larie
18 Episode 18. Priti Liburan Ke Bangkok.
19 Episode 19. Tersesat Di Mall Asiatique
20 Episode 20. Cabaret Show Lady Boy.
21 Episode 21.Pulang
22 Episode 22.Pristi Menjauh
23 Episode 23.Kebahagian Priti
24 Episode 24. Tragedi Keberangkatan
25 Episode 25.Bali
26 Episode 26. Seminggu Di Bali
27 Episode 27.Setulus Cintaku
28 Episode 28.Bimbang
29 Episode 29. Menikahi Pria Urakan
30 Kebersamaan Yang Indah
31 Sibuk
32 Episode 32. Aku Masih Sibuk
33 Episode 33.Raja Aman
34 Episode 34.Kangen Berat
35 Episode 35. Sekarat
36 Episode 36.Dendam Dewi Lestari
37 Episode 37. Beri Mereka Kesempatan
38 Episode 38. Menjadi Pencuri Di Pasar
39 Episode 39.Menyendiri
40 Episode 40.Waktuku
41 Episode. 41. Pria Urakan Kembali
42 Episode 42. Rehat
43 Episode 43.Kebersamaan Keluarga
44 Episode 44
45 Episode 45.Ngemall Keluarga
46 Episode 146. Ngemall II
47 Episode 47.Selalu Indah
48 Episode 48. Meninggalkan Berry Dan Anak-Anak
49 Episode 49. Menjaga Anak-Anak
50 Episode 50. Kebersamaan
51 Episode 51. Berkemah
52 Episode 52. Kisah Chelsia
53 Episode 53. Saat Hujan Lebat
54 Episode 54. Akibat Dendam Membara
55 Episode 55. Dendam Yang Tak Berkesudahan
56 Episode 56. Pulih
57 Episode 57 Sebuah Janji
58 Episode 58 Perjalanan Religi
59 Episode 59 Perjalanan Religi 2
60 Episode 60. Perjalanan Religi 3
61 Episode 61.Perjalanan Religi 4
62 Episode 62. Test Pack
63 Episode 63. Keluarga
64 Episode 64.Menyambut Sang Baby
65 Episode 65. Tegang Menunggu Kelahiran
66 Episode 66. Tegang Menunggu Kelahiran
67 Episode 67. Ada Yang Jealous
68 Episode 68. Malam-Malam Yang Melelahkan
69 Episode 69. Bayi Urakan
70 Episode 70. Pergi
71 Episode 71.
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2 Bertemu
3
Episode 3 Kehidupan Priti
4
Episode 4 Kejar Aku
5
Episode 5 Di kantor
6
Episode 6. Terkenang Pada Mantan
7
Episode 7. Doa Ibunda
8
Episode 8.Kebahagianku
9
Episode 9.Sentimentil
10
Episode 10.Pendekatan Yang Halus
11
Episode 11.Bersama Keluarga
12
Episode 12. Ketahuan
13
Episode 13.Ditarik Ke Pusat
14
Episode 14. Tante Jessy
15
Episode 15. Persahabatan Atau Cinta
16
Episode 16.Menikahi Pria urakan
17
Episode 17. Cerita Tentang Priti dan Larie
18
Episode 18. Priti Liburan Ke Bangkok.
19
Episode 19. Tersesat Di Mall Asiatique
20
Episode 20. Cabaret Show Lady Boy.
21
Episode 21.Pulang
22
Episode 22.Pristi Menjauh
23
Episode 23.Kebahagian Priti
24
Episode 24. Tragedi Keberangkatan
25
Episode 25.Bali
26
Episode 26. Seminggu Di Bali
27
Episode 27.Setulus Cintaku
28
Episode 28.Bimbang
29
Episode 29. Menikahi Pria Urakan
30
Kebersamaan Yang Indah
31
Sibuk
32
Episode 32. Aku Masih Sibuk
33
Episode 33.Raja Aman
34
Episode 34.Kangen Berat
35
Episode 35. Sekarat
36
Episode 36.Dendam Dewi Lestari
37
Episode 37. Beri Mereka Kesempatan
38
Episode 38. Menjadi Pencuri Di Pasar
39
Episode 39.Menyendiri
40
Episode 40.Waktuku
41
Episode. 41. Pria Urakan Kembali
42
Episode 42. Rehat
43
Episode 43.Kebersamaan Keluarga
44
Episode 44
45
Episode 45.Ngemall Keluarga
46
Episode 146. Ngemall II
47
Episode 47.Selalu Indah
48
Episode 48. Meninggalkan Berry Dan Anak-Anak
49
Episode 49. Menjaga Anak-Anak
50
Episode 50. Kebersamaan
51
Episode 51. Berkemah
52
Episode 52. Kisah Chelsia
53
Episode 53. Saat Hujan Lebat
54
Episode 54. Akibat Dendam Membara
55
Episode 55. Dendam Yang Tak Berkesudahan
56
Episode 56. Pulih
57
Episode 57 Sebuah Janji
58
Episode 58 Perjalanan Religi
59
Episode 59 Perjalanan Religi 2
60
Episode 60. Perjalanan Religi 3
61
Episode 61.Perjalanan Religi 4
62
Episode 62. Test Pack
63
Episode 63. Keluarga
64
Episode 64.Menyambut Sang Baby
65
Episode 65. Tegang Menunggu Kelahiran
66
Episode 66. Tegang Menunggu Kelahiran
67
Episode 67. Ada Yang Jealous
68
Episode 68. Malam-Malam Yang Melelahkan
69
Episode 69. Bayi Urakan
70
Episode 70. Pergi
71
Episode 71.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!