Fania tidak berani melihat ke arah reza sedikitpun, sesekali ia melihat ke kanan ke arah kasir berharap kak ricko segera kembali ,lalu menunduk kembali fokus ke ponselnya menghindari tatapan pria berparas tampan di depannya.
haduuhh,,, ngapain sih dia ngeliatin begitu?, mana muka aku kucel lagi habis dari kantor, trus ini rambut berantakan gak ya,?,lipstikku masih nempel ga ya di bibir, rasanya pingin ke toilet saja aku.
Fania jadi peduli dengan penampilannya karna merasa tidak nyaman reza yang terus menatapnya.
Reza memperhatikan Fania dengan intens, memindai gadis yang di gadang gadang akan menjadi istri pura puranya.
kenapa dia jadi beda banget ya,dari sikap dan cara bicaranya tadi tidak manja seperti dulu
reza membandingkan fania yang dulu dan sekarang.
tidak lama ricko mulai bergabung kembali dan menghilangkan kecanggungan dan menyelamatkan Fania dari reza yg terus menatapnya.
"nia,,mulai sekarang kamu harus deket sama reza, dia akan jadi suami kamu, ya walaupun ini hanya settingan, kamu tau kan yang di cerikan kaka semalem ibunya reza lagi sakit dan meminta dia segera menikah".
Sejenak Fania terdiam lalu menghembuskan nafas berat dan mengangguk.
"iya kak"
"mungkin ini berat bagi kamu,tapi aku janji tidak akan mempersulit kehidupanmu dengan pernikahan ini". ucap reza
hey,, hey,,belum nikah saja aku sudah merasa sulit tauk
batin fania
"nia,, ini hanya berjalan satu tahun,nanti biar kakak atur semuanya,"ucap ricko
fania hanya terdiam saja,sesekali menggaruk kepalanya yang tidak gatal,memaksakan senyumnya.
akhirnya makanan tiba, dan mereka menikamati makanan tersebut, sesekali ricko menjelaskan perihal rencana untuk pernikahan adik dan sahabatnya di sela sela makannya, dia tidak mau ada masalah nantinya karna ini menyangkut kehidupan adiknya.
fania berada satu mobil dengan ricko menuju rumahnya, setelah selesai membahas perihal pernikahan settingan di cafe tadi.
gadis itu hanya terdiam di sepanjang perjalanan, ricko memakhlumi nya karna semua ini tidak mudah untuk fania.
sampailah mobil itu di rumahnya.
baru memencet bel satu kali, pintu terbuka, siska menyambut mereka,
"kalian sudah pulang". siska menyalami tangan suaminya. lirikan matanya menatap fania yang langsung menuju kamarnya.
tapi hendak mau membuka pintu kamar, seorang anak kecil memanggilnya.
"bibi,, bibiii"
fania menoleh ke arah sumber suara,wajah yang tadinya murung tiba tiba menjadi cerah kembali satu senyuman muncul di wajahnya dengan ceria.
cinta menuju ke arahnya dengan berlari, fania menyambutnya dengan merentangkan tangan dan membungkukkan tubuhnya agar bisa menggapai gadis kecil itu.
"aku kangen sama bibi",cinta mengerucutkan bibirnya membuat fania gemes dan mencium pipi bulat itu.
"jangan panggil bibi,tapi panggil tati".
"iya iya, aku lupa", cinta kembali memeluk tubuh fania.
"sayang, bukannya kangen sana papi dan peluk papi,kok malah lari ke tati nia".
ricko menghampiri cinta yang sedang di gendong fania.
"seharian ini cinta merengek mau main sama fania mas"
saut siska
"kak boleh tidak cinta tidur sma aku",
"mau, mau, boleh, boleh"
gadis kecil itu langsung menjawabnya sebelum ayah dan ibunya menjawab pertanyaan fania.
"ya sudah, mami bolehin,tapi langsung tidur ya jangan bermain, tati nia pasti capek" siska menciun putrinya tersebut sebelum memasuki kamar begitupun ricko.
"ya sudah,yuks kita tidul,, biarkan mami dan papi pacalan lagi", fania terkekeh memasuki kamar dengan menggendong cinta.
cinta melambaikan tangan ke arah orang tuanya smpai pintu kamar d tutup oleh fania.
"bagaimana mas, apa fania setuju menikah sama reza", tanya siska
"dia menyetujuinya sayang,",jawab ricko
kini suami istri itu juga memasuki kmarnya untuk beristirahat.
tangan gadis itu sedang mengelus rambut ponakannya yang sudah tertidur,pikirannya kemana mana mengingat kejadian tadi siang.
kenapa sekarang dia begitu tampan,,tapi tidak dengan sikapnya yang begitu dingin,,iisshh,,, lalu seperti apa pernikahan pura pura yang akan aku jalani dengannya nanti, trus apa aku harus bersikap seperti istri sungguhan apa gimana??, apa dia bilang tadi "tidak akan membuat hidupku sulit", huuhh,,, bahkan memikirkannya sudah membuat ku pusing.
gadis itu larut dalam pikirannya yang berkecamuk hingga tanpa sadar sudah memasuki alam mimpi,berharap mimpi indah mendatanginya.
________
hari ini seperti biasanya fania bekerja di bank,,setelah selesai istirahat siang kembali ia duduk dibtempat kerjanya,ia melirik antrian customer service ternyata belum ada nasabah di sana,ponselnya berbunyi satu pesan masuk, kemudian ia memberanikan diri melihat ponsel di bawah meja.
"nanti aq jemput ,setelah kamu selesai kerja. "
begitulah isi chat tersebut, ternyata nomor baru yang tidak fania kenal, lalu di lihat foto profilnya ternyata hanya gambar sebuah pantai.
ini siapa sih,? apa salah sambung,mana gak ada fotonya lagi
fania membatin dengan menggerakkan bahunya acuh, dan dia kembali fokus pada kerjanya, tanpa membalas pesan tersebut.
setelah beberapa saat, jam 4 sore fania membalikan papan namanya menjadi tulisan "closed" , lalu membereskan berkas berkas yang ada di mejanya.
ponselnya berdering,,,
ini kan nomor yang ngechat aq tadi
lalu di angkatlah ponsel tersebut.
(iya hallo...) sapa fania ramah
(aku udah di depan, cepat keluar,udah pulangkan) ucap reza dingin
(i,, iya), fania menjawab terbata bata.
terputuslah panggilan itu.
iisshhh,,,, main matiin aja ni orang,
suaraa itu,, jangan jangan,,,
ia mulutnya menganga dengan membulatkan matanya sempurna,,
cepat cepat fania keluar kantor, sebelum pulang dia berpamitan dengan teman sesama kerjanya,
langkahnya terburu buru,,hingga sampai d pintu keluar, dia kembali mematung ternyat mobil reza sudah di depan kantornya, jendela mobil terbuka dan reza hanya menganggukkan kepalanya, isyarat fania agar cepat masuk ke mobil.
saat hendak membuka pintu mobil di belakang, reza malah ngelakson mobilnya, hingga membuat fania mengurungkan niatnya, dia melangkah ke pintu depan mobil yang tebuka kaca jendelanya,
"duduk depan, kamu pikir aq sopir".ucapnya dingin
lahh kan emang situ yang nyetir,, jadi situ memang supir
setelah selesai memasang sabuk mobil, reza melajukan mobilnya.
beberapa kali reza membunyikan klakson mobilnya, jalanan begitu semrawut dengan kendaraan yang berjubel, semenjak fania berada di dalam mobil dam melaju, tak sedikitpun kata terucap dari bibir reza.
dia mau membawaku kemana sih, nanya gak ya?, tapi aq malu, ini baru pertemuan kedua kalinya, tapi aq penasaran dia mau membawaku kemana
"kak reza".
gadis itu yang tadinya menoleh ke samping jendela, sekarang menghadap ke reza yang ada di samping kanan.
"heemm".
lelaki itu hanya menjawab sekenanya tapi tidak mengalihkan pandangannya yang terus fokus ke depan.
"kita mau k mana kak".
" ke rumah sakit".
tatapan reza tetap fokus ke depan.
"mau ke mamanya kakak ya"
"iya"
iich,,,!! kenapa sikapnya jadi dingin gini sih,jawabnya cuma sekenanya aja,,nyesel banget aku ngajak ngomong duluan.
fania memilih diam dan lebih mengobrol dengan suara hatinya, lalu mlengos ke samping jendela.
mending ngobrol sama nasabah atau ojol dah,,dari pada sama dia, jawabnya hanya sekata doank. hufs,
reza melirik sekilas, lalu tesenyum tipis ,dia merasakan kalau fania sedang sebal dengan sikapnya.
pasti dia sedang mengumpat di dalam hatinya, kelihatan banget dari mukanya kalau lagi sebel,
reza mengulum senyum samar di hatinya.
"fan"
dia manggil aku kan??,,apa aku gak salah denger
fania tetap tidak menoleh, baginya tadi hanya perasaannya saja kalau ada yang memanggilnya.
dan suara itu terdengar lagi.
"fania"
"ehh, iya", gadis itu menoleh
"kamu umur berapa sekarang", pandangan rehan tetap fokus ke depan.
"23 kak", kenapa? "
"gak pa pa". ucapnya acuh
maksudnya apa coba nanya umurku segala,gak jelas banget.
Reza
fania
ricko (kakak fania)
siska
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
🇰 ͨ🅰︎ͦ🇮 ᷛ🇸ͣ 🅰︎ᷡ🇷💕
seruuuuu keknya aku sukaaa🤣🤣🤣🤣
Wawa Marisa...ehhhh..Fania😍😍😍😍
2021-07-22
1
🇰 ͨ🅰︎ͦ🇮 ᷛ🇸ͣ 🅰︎ᷡ🇷💕
next wa
2021-07-19
0
Dhina ♑
👍👍👍
2021-04-06
0