Setelah kepergian kak ricko dan kak siska,tinggallah fania dan Reza di kamar itu, perasaan fania sangat gugup , ntah apa karna berdua saja sama reza meskipun ada tante meri tapi beliau belum sadarkan diri, reza duduk di kursi sebelah mamanya dan fania lebih memilih duduk di sofa untuk menghindari rasa gugupnya, sorot matanya hanya memperhatikan reza dan tante mery yang ada di depannya.
kasian sekali tante mery, Ya Tuhan berikanlah kesembuhan pada tante mery.
aku kok gugup gini ya, aku harus apa, mau bicara duluan tapi mau bahas apa,,
seketika otak fania tidak bisa berpikir dengan jernih,
"Edi kemarilah", ucap reza ternyata sedang menghubungi seseorang lewat ponselnya.
dia sedang menghubungi siapa?kok aku keponya,, duuhhh,,, perutku laper,, mana belum sarapan dari pagi lagi.
perut fania berbunyi pertanda cacing yang ada di perutnya mulai berontak. tangan gadis itu memegangi perutnya.
"kamu laper", ucap reza yang tiba tiba ada di sebelah fania,pria itu sudah duduk di sebelahnya membuat fania kaget.
gadis itu hanya menjawab dengan anggukan dan tersenyum samar, rasa malu menerpanya mungkin reza mendengar suara perutnya yang berbunyi, pikirnya.
"ayo ke kantin"
"tapi kak, gaunku,", gak mungkin kan makan di kantin dengan masih memakai gaun pengantin, pikirnya
Reza tersadar dengan pakaian fania, bener juga ucapan istrinya yang baru di nikahinya itu ,bagaimana pandangan orang nanti, pasti fania tidak akan nyaman dengan tatapan orang nantinya.
"ya sudah kamu nunggu di sini, biar aku bawakan makanan ke sini", ucap reza yang hendak berdiri tapi tangannya di pegang oleh fania, sejenak reza melihat arah tangan gadis itu yang memegang pergelangannya lalu dengan cepat fania melepasnya.
"kak apa aku pulang aja dulu, sekalian mengambil semua baju dan keperluan ku di rumahku" , ucapnya meminta izin.
"semua barangmu sudah ada di rumahku, tadi pagi pelayan rumahku sudah memindahkannya.
secepat itukah dia memindahkan barangku, tanpa sepengetahuanku
fania ingin protes tapi percuma kalau dia protes toh kenyataannya memang seharusnya seperti itu, tapi kenapa reza yang sekarang jadi suaminya tidak memberitahu terlebih dulu.pantas saja kak siska tadi berpesan seringlah main ke rumah.
Lalu Reza pergi membeli makan di kantin RS tersebut, dan fania di suruh menunggu di kamar tmpat ibunya di rawat.
Gadis itu memilih tiduran di sofa,,pikirannya melayang layang,
Sesuai perjanjian, kak reza akan menceraikanku setelah satu tahun,, aku bakal jadi janda donk.
Aaahh,,, memikirkannya bikin aku setres sendiri.
mamah papah,,,nia rindu kalian.
Akhirnya tanpa terasa fania tertidur, mungkin karna semalam dia tidur larut malam karna terlalu memikirkan pernikahannya, dan belum lagi pagi pagi sekali siska sang kakak ipar sudah membangunkannya untuk memoles wajah cantiknya.
Cekreek,,
pintu terbuka,sorot mata reza menyapu ruangan dan tampak dari bibirnya tersenyum samar saat mendapati fania tertidur di sofa.
"fania", panggil nya, tangan reza menyentuh pundak gadis itu pelan untuk membangunkannya,tapi gadis itu belum membuka matanya.
Reza memanggil namanya untuk yang ke tiga kalinya.
dan berhasil fania membuka matanya.
Kaget..!!
Reza yang tiba tiba ada di sampingnya,
reflek gadis itu langsung bangun dan duduk.
"ma maaf kak, tadi aku ketiduran" ucapnya terbata bata
haduuhh,,, kenapa aku bisa tertidur sih
"Makan dulu, nanti kau bisa lanjutin tidurnya".
Lalu reza memberi makanan ke fania dan mereka makan bersama.
"kak", panggil fania di sela sela makannya.
"heem", jawab reza
"Umur kak reza berapa".
"29,,kenapa? ". tanyanya, seraya memasukkan makanan di mulutnya.
"gpp kak, lebih tua kak ricko berarti ya",
"iya selisih setahun saja". ucap reza. bicara nya begitu ramah kpda fania
tumben dia gak dingin,kalau gini kan enak,aku seperti mengobrol dengan sesama manusia ,hihi..
gak kayak kemaren, dia bagaikan tembok batako,
"Apa yang kau pikirkan" tanya reza seakan mengerti pikiran fania karna istrinya itu tersenyum sendiri.
"enggaakkk", jawabnya dengan memanjangkan kalimatnya. lalu fokus memakan makanannya.
Reza hanya menggelengkan kepalanya pelan.
dan membatin. "Gadis aneh"
Suara pintu terbuka, dan masuklah sosok lelaki, kalau di lihat pakaiannya begitu rapi, seperti orang kantoran.
fania penasaran siapa lelaki itu, pikirnya
"Permisi tuan" pria itu membungkukkan badannya sebentar,seperti memberi hormat.
Reza hanya menganggukkan kepala dan melanjutkan makannya.
oohh,, mungkin dia salah satu karyawannya,
pikir fania acuh.
"kamu sudah selesai makannya"
"sudah kak",
"Edi mana pesananku" tanya reza kepada Edi tak lain adalah supir pribadinya.
Edi memberikan paper bag kepada Reza, lalu di berilanlah paper bag itu ke fania,
"apa ini kak" fania hendak membukanya.
"bajumu, gantilah sana" ucap Reza ,matanya melirik ke kamar mandi yang ada di ruangan itu.
Beberapa saat kemudian.
Setelah berganti pakain,fania keluar dari kamar mandi sambil memegang gaun yang bekas dia pakai,dan kembali menghampiri Reza.
Reza sepertinya tengah sibuk dengan laptopnya,jari panjangnya menari di atas huruf mengetikkan sesuatu, walau di akhir pekan, ternyata pria itu masih tidak lepas dari pekerjaannya.
Pria tampan itu mendongak, dan menatap fania,
"kamu pulanglah ke rumah bersama edi". ucap pria itu datar, lalu kembali fokus ke arah laptopnya.
pulang kok aku di suruh pulang,,dan lelaki itu ternyata hanya sopir, kenapa pakaiannya begitu rapi.
huhh,, masalahnya kenapa aku di suruh pulang, dia mengusirku ,apa dia tidak nyaman bersamaku
fania tetap mematung, tidak menjawab perkataan reza,gadis itu sibuk bermonolog dengan hatinya.
"kamu gak denger, ". ucapnya lagi ,reza menatap fania.
"eeh,, iya,, emm,, kak Reza gak ikut pulang", ,ucapnya gugup
"aku mau nemenin mama,siapa tau ntar lagi sadar"
"ya udah,, biar aku temenin,", ucap gadis itu sambil berpindah posisi,hendak duduk di sofa yang tadinya ia hanya berdiri.
"pulang saja,bukankah kamu butuh istirahat", ucap reza
"tapi kak,aku...",
sebelum fania meneruskan kalimatnya,reza langsung menatapnya intens,sepertinya pria itu tidak senang jika di bantah.
"iya,, iya aku pulang".
gadis itu segera berdiri, dan melangkah ke arah ranjang tepat mamanya rehan berbaring,
"tante, fania pulang dulu ya,,semoga tante cepat sadar", gadis itu lalu menyentuh dan meraih tangan mertuanya itu, dan menciumnya walau mertuanya blum sadarkan diri.
Reza memperhatikan tingkah vania, yang menurutnya begitu lucu,berpamitan dengan orang yang belum sadarkan diri dan menyalaminya.
"kak,, aku pulang dulu", ucap fania sedikit menundukkan kepalanya, lalu dengan cepat segera keluar.
kenapa dia sepertinya takut begitu padaku
"saya permisi tuan, "ucap sopir itu, lalu rehan menganggukan kepalanya.
"hemm,, hati hati edi". ucap reza
"baik tuan", edi membungkukan badan nya sebentar lalu keluar menyusul fania yang pergi lebih dulu.
Di parkiran rumah sakit.
"duuh,,, aku kan gak tau mobilnya yang mana,kenapa aku pergi dulu tadi, " ucap fania
pandangan gadis itu menyapu halaman parkir yang di jejeri beberapa mobil,,lalu karna tidak tau mobil sopir suaminya yang mana, gadis itu memilih duduk yang kebetulan ada sebuah kursi panjang.
Aah,,!! lebiih baik aku menunggu sopir itu di sini,, siapa tadi namanya?, biar nanti aku tanya.
sejenak fania melamun.
kenapa dia tadi mengusirku, bukankah aku ini sekarang istrinya,,ups,,aku lupa kalau aku hanya istri pura puranya,,pantes saja di tidak mau aku temenin.
"Nona"
gadis itu terperanjak, karna tiba tiba sopir suaminya ada di depannya.
"eeh,, iya, maaf aku ngelamun". ucapnya sedikit tersenyum.
gadis itu mengikuti sang sopir menuju mobil berwarna hitam.
"mari nona", supir itu mempersilahkan fania untuk masuk ke dalam mobil duduk di belakang kemudi, dan membukakan pintu mobil.
"eeh,,bang, mas,gak usah di bukain juga, aku bisa kok buka sendiri".
panggil dia apa ya enaknya
fania yang merasa tidak enak langsung memegang pintu mobil itu,menurutnya ini terlalu berlebihan,masak pintu mobil aja harus di bukain,dia kan bukan tuan putri, pikirnya,
"enggak nona, sudah menjadi tugas saya" pria itu sedikit membungkukkan badannya.
"bang, mas, hemm,, aku panggil abang aja lah ya"
"panggil saya Edi saja nona"
"kok gitu, kamu kan lebih tua dariku,enggak aah, gak sopan".
"nona kalau tuan tau, nanti tuan bisa marah".
Whats,,apa hubungannya, masak karna soal panggilan saja sudah membuatnya marah
"ya sudah terserah kamu saja" ucap fania dengan sedikit sebal lalu masuk ke dalam mobil, dan cepat cepat menutup pintu mobil itu sendiri sebelum edi melakukannya.
Reza
fania
EDI
mohon maaf jika visualnya menurut kalian tidak sesuai, kalian bisa membayangkan menurut visual pikiran kalian masing masing. 😀
ini visual hanya menurut hayalan author sendiri 😁😂.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
🇰 ͨ🅰︎ͦ🇮 ᷛ🇸ͣ 🅰︎ᷡ🇷⁴
dimaafkan Thor..Krn aku bayanginnya visual Fania ya.. Ayank Sesepku 😍😍😍😍
2021-07-22
4
Dhina ♑
bersama nya
yang menyayangi
yang mencinai
2021-04-07
0
@BUMI_06
semangat
2021-03-22
1