Mulai Membuka Hati

Ternyata yang menabrak Ku ....

"Aldo!" teriakku antara kesel sakit jidat dan kaget sebab dia yang menabrakku.

"Heehehehehe... maaf ya Kak gak senggaja. " Antara ketawa di tahan dan takut aku marah, Aldo minta maaf lagi.

"Lain kali hati - hati !" ujarku kesal.

Akupun bergegas kembali ketujuan awal kekelas. Cindy mengejar dari belakang sambil memukul pundakku.

"Ih kebiasaan loh, pasti mukul pundak! Kamu dari mana Cind ?" tanyaku.

Dengan polos dan tertawa kecil. "Hehehehe, maaf habis kalo gak mukul pundakmu, berasa gak afdol gitu."

Sambil berjalan dia terus saja nyerocos dan sampai di satu pertanyaan. "Sepet amat mukamu Vi? kenapa?" tanya Cindy sambil mengernyitkan dahi penuh tanya.

Sambil menghela nafas. "Huf! tadi Aku di tabrak." belum selesai aku bercerita disela Cindy.

"What! di tabrak, emang apaan yang nabrak? ada yang luka ngak? trus yang nabrak tanggung jawab gak? " sambil muter - muterin wajah dan badanku.

Cindy orangnya emang gitu lucu dan agak aneh dikit trus Dia itu pemerhati banget, walau begitu Cindy juga salah satu sainganku dalam pelajaran kami sering bergantian merebut rangking kelas.

"Aku belum selesai cerita sudah main potong saja , dengerin dulu kenapa baru komen." ujarku sambil terus jalan.

"Heheheheh ... Sorry Selvi cantik Aku tuh cemas tau! waktu Kamu bilang di tabrak." sambil merangkul dan biasa pasti aja nyakitin nyubit pipi.

"Biasa loh ini, kalo gak nyubit pipi nabok pundak Aku, Sakit tau! Jadi, tadi Aku tuh di tabrak Aldo pas mau arah kekelas di lorong perempatan situ " ceritaku sambil kesel

Cindy mulai curiga liat roman wajahku " jangan jangan ada yang jatuh cinta ini , roman romannya sih gitu." Sambil memasang wajah penuh godaan dan ejekan tipis.

Langsung saja aku timpuk dia sambil teriak "Cindy!" geram sekali aku di buatnya gemas aja liat wajahnya. Cindy lari sambil berteriak.

Cie!

Sampai di kelas Kudapat dia lalu kubalas dengan cubitan kecil hingga dia bilang ampun serta tertawa puas habis menggoda Ku.

"Memangnya Aldo itu siapa?" belum juga kujawab dia bertanya lagi, "*Cakep ngak, anak kelas berapa,terus kira-kira sekolah disini juga atau bukan*?"

Ugh, wajahku langsung membiru malu campur gemez sama Cindy , benar-benar aku di hujani pertanyaan yang bertubi - tubi.

"Stop!" sambil Kutaruh jari Ku di depan bibirnya.

Semua mata menuju ke kami yang terlalu berisik saat itu.

"Oke, jawab dulu pertanyaanku tadi." di majukan wajahnya di depanku seraya sedikit berbisik dan matanya menunjukkan rasa penasaran yang sanggat tinggi.

Sambil Kutarik bangku dan kumasukan tas kelaci "Aldo itu anak Siswa baru. Kalo di bilang cakep iya dan ganteng juga iya." Sambil senyum sendiri membayangkan wajahnya.

Aku berbisik ke telingga Cindy "Dia sempurna bangget."

Akupun meninggalkan Cindy menuju aula , kubiarkan Cindy terdiam penuh tanya hingga dia sadar aku sudah jauh didepan segera dia menyusulku.

Hari ini Ospec di hari ke 2 akan di mulai, Aku dan semua anggota Osis mulai berkumpul.

"Assalamuallaikum, Selamat Pagi semua!"

Karena, aku ketua osis jadi yang memimpin pembicaraan dan jalannya ospec pasti aku juga.

"Hari ini Kita masuk di hari ke dua buat yang kemaren gak fokus saat perkenalan, kali ini kakak akan berbaik hati memperkenalkan diri lagi agar gak ada kejadian seperti kemaren, banyak yang salah pembina regu dan kali ini kalian harus hafal dengan Nama - nama kami. Buat yang gak hapal siap - siap dapat hukuman ya bawakan Kakak coklat yang banyak," candaku untuk membubarkan ketegangan disana.

"Perkenalkan nama kakak Selvia Anastasya , biasa di panggil selvi dan disini Kakak sebagai ketua osis."

Mataku teralih ke sudut kanan di pojok terlihat Aldo menepok jidadnya menandakan seperti dia merasa sesuatu "Waduh kemaren ternyata."

POV aldo

Hari ini hari ke dua ospec saat di aula kami berbaris dan disana ketua Osisnya sedang memberikan penjelasan kegiatan hari ini.

Oh ternyata gadis yang sedari kemaren memperhatikanku adalah Ketuanya , karena terlihat dari saat dia memimpin pembicaraan di depan aula.

Tapi aku belum tahu namanya, jujur dia mengalihkan pandanganku di hari pertama ospec, bahkan aku sempat baper saat dia menantap tanpa berkedip .

Hai kenalkan Aku Aldo Nugraha Siswa baru di SMK KARTIKA ,lanjut kembali ya .

Mak jlebbbb .....

Aku benar - benar kaget saat dia menyebut namanya, sambil berbisik kecil ku tepok jidatku "Aduh! ternyata dia yang namanya kak Selvi malunya aku ternyata kemaren akju di kerjain."

Aku tidak sadar ternyata dari tadi Aku bergumam sendiri hingga ada tanggan melayang di pundakku.

"Aw! sakit tau main nepok aja," omelku, yang ternyata kakak senior yang baru saja menepok pundak ini.

"Fokus jangan ngomong sendiri, nanti kamu bisa di hukum loh kalau ketahuan," ujarnya.

"Ketuanya galak," bisiknya lagi.

"Eh, I_ ya Kak, terimakasih," jawabku.

Dalam hati aku bergumam, "Baik, Cantik gak judes hehehehehe, gak kayak yang di depan judes, cantik tapi baik juga sih,"

Mungkin judesnya karena dia seorang ketua biar wibawa nya gak jatuh di mata junior macam Aku ini .

POV Selvi

"Oke ,kali ini tugas kalian membuat surat dengan tiga warna amplop biru untuk Kakak yang baik hati dan cocok jadi teman ,merah untuk kakak yang nyebelin dan pink untuk kakak yang paling kamu suka selama menjalani ospec , semua itu akan di kumpul besok pagi ya . Jadi, ngak ada lagi yang ngak tahu atau ngak kenal Nama - Nama seniornya ok."

Riuh jawab mereka serentak membalas tanyaku , setelah aku jelaskan panjang lebar mengenai kegiatan Ospec kali ini tema nya bersih lingkungan."

Selesai Aku bubarkan dari aula mereka semua bergegas untuk membersihkan lingkungan , akupun duduk sejenak di ujung panggung aula sambil menghela nafas tanda lega telah menyampaikan semua kegiatan ospec .

Iya ini ospec pertamaku ke Adik kelas , ya iyalah pertama secara aku baru kelas dua.

"Vi!" panggil Cindy dari arah pintu aula.

Dia berjalan mendatangiku "Ehh , tau gak tadi ada salah satu Siswa ganteng banget, dia nepok jidad saat kamu sebut nama panjangmu."

Wajahnya tiba - tiba sudah ada di depanku dengan penuh rasa penasaran lagi. Benci banget kalo liat Cindy kepo pokoknya aku bisa di buru kemana saja sampai cerita semuanya.

"hust! sana-sana," usirku sembari mendorong wajahnya jauh - jauh.

"Temannya baru habis tegang membuka kegiatan hari ini, bukannya di bawakan minum malah di hujani pertanyaan konyol," timpalku sambil mencubit lengannya.

Kutarik dia segera kekantin, dalam hatiku tertawa karena Cindy merasa sedikit kesakitan atas cubitan kecilku.

"Mau makan apa Kita?" tanya nya lagi.

"Bawel amat," ujarku.

Sambil menggolok. "Yeeeeee , yang bawel kan si amat bukan aku," ujarnya.

Itulah Cindy temanku yang sangat periang selalu menghibur hari-hariku.

Di kantin hanya makan gorengan pisang dan tempe sambil ditemani es jeruk serta Cindy yang bawel .

Ku ambil gawaiku sambil memeriksa siapa tahu ada pesan terlewat, ternyata ada wa dari Amel, sahabat kecil dan juga buku diaryku.

"Oke, ntar aku tunggu dirumah ya? ngak sabar mau mendengar ceritamu," balas Amel.

Ternyata saat melihat hp dan menikmati makanan di depanku ada mata yang mencuri pandang ke arah kami duduk, hehehe kepedean ya aku.

Yes bener banget di ujung lorong belakang kelas dekat kantin Siswa Ospec sedang membersihkan di sekitar situ. Disana ada Aldo yang sedari tadi mencuri pandang melihat ke arah kami atau Aku yang kepedean .

"Selvi! Coba kamu lihat yang putih itu dan ganteng aku salah lihat atau emang bener dia dari tadi curi - curi pandang ke kamu ya?" tanya Cindy membuka pembicaraan.

Ternyata bener perasaanku bukan kepedean. "Oh,iya sepertinya begitu,"ujarku.

"Nah, itu sudah Anak Ospec yang kubilang nepok jidad tadi pas di aula." sambil mengunyah pisang di mulutnya.

Cindy melanjutkan ceritanya."Tadi itu Dia nepok jidadnya sambil bergeming, yang Aku denger aduh ternyata apa gitu pokoknya Dia komat kamit gitu, sampai Ku tegur takut aja di lihat Adrian. Kamu tau sendiri kan Adrian galaknya bagaimana kalo ada yang gak fokus. Auto dapat wejangan dari Dia."

Adrian adalah salah satu anggota Osis Dia menjabat sebagai Wakil Ketua Osis. Sewaktu kelas satu Dia pernah mengutarakan isi hatinya tapi karena Aku nga ada rasa dan memang selama ini fokus sama sekolah. Tapi sampai saat ini pun dia masih sering menyempatkan bertanya tentang perasaanku ke dia.

Back to tema lagi ya ...

"Ah masa iya dia bergumam , Aku tadi cuma lihat dia nepok jidad, ku pikir ada nyamuk atau apalah."dalam hati Aku senyum - senyum dikit inget kejadian kemaren.

"Ih Kamu kok sedikit tersenyum tapi di tahan, eh bukannya Dia yang kemaren nanya ke Kamu sebelum kita ke pos ya?" tanya Cindy lagi dengan wajah detektifnya.

Sambil membayar ke Ibu kantin. "Iya, kemaren tuh Dia habis selesai nengerjakan tugas grupnya. Semua Peserta wajib laporan tuh sama Pembina regu, nah Dia tuh nyamperin Aku nanya yang Namanya Kakak Selvi yang mana ya Kak. Padahal jelas - jelas Aku di depannya , jadi Aku kerjain aja sekalian "

Cindy menyeleseikan makanannya "Oh pantes Dia nepok jidadnya," tertawa senang.

Kami pun kembali ke aula untuk menunggu laporan dari siswa ospec

Sesampai di aula ada Adrian menuju ke arahku, "Boleh pinjam Selvi bentar gak Cind?" tanyanya

"Emang barang mau di pinjem. Eh tapi Aku ikut juga ya?" goda Cinddy ke Adrian.

"Jangan dong Cind, aku mau bicara empat mata ke Selvi." ujar Adrian

Aku mengedipkan mata sebagai kode agar Cindy pergi sejenak.

"Oke, awas ya kalo ada lecet atau kurangnya sama Sahabatku," ancam Cindy sambil bercanda.

Adrian mengernyitkan dahinya "Iya,iya... aman ngak bakal ada lecetnya "

Aku pun menuju sudut panggung aula dan duduk disana, Adrian mengikuti sambil membawa sedikit laporan kegiatan kami dua hari ini.

Sebenernya Aku males bicara sama Adrian pasti akan merusak suasana yang saat ini di bilang seneng, ngak juga sih.

Aku mulai membuka pembicaraan untuk memecah keheningan "Mau bicara apa Adrian? "

"Buru -buru banget, sebentar aku duduk dulu biar enak ngobrolnya," jawabnya sambil bergegas duduk di sebelahku.

"Ok,"jawabku singkat.

Sumpah males banget bicara sama dia, takut nanya soal perasaanku lagi kedia bagaimana. Sebenernya Adrian juga merupakan salah satu Idola Kaum Hawa di Sekolah Ku. Soalnya sudah ganteng , pinter dan berperestasi dia juga wakil Osis, hanya aku saja yang bingung gak ada sedikitpun rasa untuknya.

"Ini hasil kegiatan kita dua hari ini dan ini data Anak - Anak yang hasil seleksi tanya jawab memiliki ketertarikan di Osis." sambil menyerahkan berkas di tanggannya.

Aku membuka dan melihat lembar demi lembar laporan yang di berikan Adrian. "Lumayan juga ya yang minat bergabung di Osis."

Sambil membaca Nama di kertas itu yang bikin kaget salah satu peminatnya Aldo wow! dalam hati senang banget bakalan sering berinteraksi dengan anak ini, ngak sadar Aku senyum-senyum sendiri sehingga menjadi perhatian Adrian.

"Idih, bahagia banget si Neng? Sepertinya ada yang bikin bahagia hari ini," tanyanya sambil melanjutkan pembicaraan.

"Bahagia ya ada aku disini , apa Kamu sudah membuka hatimu untukku Vi," tanya nya lagi.

Wajahnya saat itu tergambar penuh harapan aku menjawab dan mengiyakan pertanyaannya .

Tanpa sadar di sudut ruang pintu aula ada yang memperhatikan kami karena, Aku mendengar langkanya sehingga aku tersadar kehadirannya. Dia berbalik seakan inggin meninggalkan kebersamaanku dan Adrian

Entah apa yang ada di pikirannya, inggin menghentikannya namun langkah ini terhalang oleh pertanyaan Adrian yang menegaskan ingin jawaban dari ku

"Vi,Selvi! bagaimana?"

Akupun menjawab tanpa berfikir dan segera meninggalkannya mengejar Aldo "Ngak, jawabanku masih sama kita hanya teman itu lebih baik Adrian"

Namun saat Aku sampai di luar aula Aldo sudah tidak ada . gumam Ku dalam hati "Huh, ntah apa sudah yang di pikirkan Aldo tentang ku."

Seandainya bisa di putar lagi seharusnya Cindy tadi ada bersamaku. Ah bangun Selvi jangan terlalu terbawa suasana, mungkin Aldo hanya menganggapmu sama seperti junior lainnya jangan kepedean.

Bersambung .......

Terpopuler

Comments

Nurulfajriyah

Nurulfajriyah

rasa

2021-04-27

0

tata🥀❤

tata🥀❤

semangat thor. aku bawa like dan rate lima nih. mampir yuk ke novel aku.

"gadis buta cantik milik tuan arogan"
mari kita saling mendukung❤😘

2020-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Aku Lulus Sekolah
2 Mulai Membuka Hati
3 Saat dia mengatakan cinta
4 seperti petir di kehidupanku
5 selvi mulai curhat ke amel tentang semuanya
6 dunia selvi berubah menjadi mendung
7 saat kenyataan harus di jalani
8 kehidupan baru akan di jalani
9 2 minggu sebelum ku meninggalkannya
10 kuserahkan seutuhnya
11 penolakan mertuaku
12 Hidupku Seperti Bencana
13 Sabar
14 Koma
15 Berharap Keajaiban
16 Bedrest
17 Agresif
18 Terpaksa
19 Bimbang
20 Tamu Misterius
21 Perasaan Apa Ini
22 Gelisah
23 Ini Bukan Rumah Tapi Penjara Buatku
24 Duniaku Hancur
25 Luka Mendalam
26 Menghilang
27 Prahara
28 Kerinduan Sesak
29 Mendung Tak Berakhir
30 Amel
31 Kehilangan Abrisyam
32 Welcome to Kalimantan
33 Misteri Kelabu
34 Kangen Tapi Nyesek
35 Terungkapnya Fakta
36 Pemaksaan Hampir terjadi
37 Cinta Lama Bersemi Kembali
38 Berhenti Kerja
39 Melepas Rindu
40 Kejadian Setelah Ke Pergian Selvi
41 Kecelakaan
42 Hadirnya Zahra
43 Kritis
44 Seperti Malaikat.
45 Bersama Abrisyam selama 2 hari lebih
46 Lika Liku Hati
47 Kerinduan dengan sejuta cerita
48 Melanjutkan cerita Abrisyam
49 Misteri
50 Senyum Kemenangan yang Sanggat Licik
51 perasaan tanya
52 Mengikuti permintaan pengemar Akhirnya Saya lanjutkan.
53 Di rawat dan pendekatan
54 Surat Cerai
55 Khayalan semu
56 Perceraian dan Pertunangan
57 Seseorang yang Tidak di Harapkan
58 Kenyataan Pahit
59 Prahara pertama di mulai di rumah Aldo
60 Prahara ke 2 di rumah Aldo
61 Kenekatan Aldo
62 Selvi terkejut
63 Aldo Murka
64 Saat Tersulit
65 Akhirnya
66 Zahra menguak tabir
67 Tamparan
68 Sesuatu yang tak terduga
69 Menguak tabir
70 Terkuak Semua Kenyataan.
71 Hak asuh dan kenyataan pahit.
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Awal Aku Lulus Sekolah
2
Mulai Membuka Hati
3
Saat dia mengatakan cinta
4
seperti petir di kehidupanku
5
selvi mulai curhat ke amel tentang semuanya
6
dunia selvi berubah menjadi mendung
7
saat kenyataan harus di jalani
8
kehidupan baru akan di jalani
9
2 minggu sebelum ku meninggalkannya
10
kuserahkan seutuhnya
11
penolakan mertuaku
12
Hidupku Seperti Bencana
13
Sabar
14
Koma
15
Berharap Keajaiban
16
Bedrest
17
Agresif
18
Terpaksa
19
Bimbang
20
Tamu Misterius
21
Perasaan Apa Ini
22
Gelisah
23
Ini Bukan Rumah Tapi Penjara Buatku
24
Duniaku Hancur
25
Luka Mendalam
26
Menghilang
27
Prahara
28
Kerinduan Sesak
29
Mendung Tak Berakhir
30
Amel
31
Kehilangan Abrisyam
32
Welcome to Kalimantan
33
Misteri Kelabu
34
Kangen Tapi Nyesek
35
Terungkapnya Fakta
36
Pemaksaan Hampir terjadi
37
Cinta Lama Bersemi Kembali
38
Berhenti Kerja
39
Melepas Rindu
40
Kejadian Setelah Ke Pergian Selvi
41
Kecelakaan
42
Hadirnya Zahra
43
Kritis
44
Seperti Malaikat.
45
Bersama Abrisyam selama 2 hari lebih
46
Lika Liku Hati
47
Kerinduan dengan sejuta cerita
48
Melanjutkan cerita Abrisyam
49
Misteri
50
Senyum Kemenangan yang Sanggat Licik
51
perasaan tanya
52
Mengikuti permintaan pengemar Akhirnya Saya lanjutkan.
53
Di rawat dan pendekatan
54
Surat Cerai
55
Khayalan semu
56
Perceraian dan Pertunangan
57
Seseorang yang Tidak di Harapkan
58
Kenyataan Pahit
59
Prahara pertama di mulai di rumah Aldo
60
Prahara ke 2 di rumah Aldo
61
Kenekatan Aldo
62
Selvi terkejut
63
Aldo Murka
64
Saat Tersulit
65
Akhirnya
66
Zahra menguak tabir
67
Tamparan
68
Sesuatu yang tak terduga
69
Menguak tabir
70
Terkuak Semua Kenyataan.
71
Hak asuh dan kenyataan pahit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!