Ari sedang memeriksa beberapa data klien yang diberikan sekretarisnya, ia sudah berdiri dari kursi kerjanya untuk kemudian segera turun menuju lobi. Sesaat ia melihat salah satu alamat restoran tempat pertemuannya dengan salah satu klien. Restoran itu berada di dekat rumah sakit tempat Karina bekerja.
Ari menghela nafas panjang, keraguan itu masih ia rasakan. Apa ia harus ajak Karina untuk bicara baik-baik lagi? hatinya masih sangat menginginkan gadis itu. Jika ia bersikap egois, mungkin jalannya dengan Karina sudah jauh sekarang.
Tapi ia juga tak sampai hati membuat gadis itu merasa tersiksa hidup dengan laki-laki yang tidak Karina cintai. Ia ingin lari dari kenyataan pahitnya perasaan itu, tapi kemana? Arya dan Tomy sahabatnya sudah menikah, tidak bisa diajak ke gunung dengan mendadak seperti dulu. Apa lagi istri Arya sedang hamil sekarang.
Ari melihat jam tangannya, sudah hampir jam makan siang. Mungkin ia bisa mengunjungi Karina sebentar. Untuk sekedar bicara melepas rasa rindunya.
'nanti aku malah terlihat seperti pria lemah di mata Karina’ batin Ari, ia mengusap kasar rambutnya, ‘tapi aku benar-benar ingin menemui Karina’ batinnya lagi.
“persetan dengan itu semua, aku ingin melihatnya saja sebentar” gumam Ari.
Ari segera keluar dari ruangannya, turun menuju parkir dan segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat Karina bekerja. Ia akan menemui kliennya saat jam makan siang, sesuai jadwal yang di atur sekretarisnya.
Ari mengarahkan mobilnya menuju rumah sakit, ia segera menuju ruangan Karina. Ruangan masih kosong saat Ari masuk ke ruang kerja Karina, dokter cantik itu masih sedang bekerja. Ari memilih duduk di kursi di depan kursi kerja Karina. Ia lihat lagi jam tangannya. Sebentar lagi karina akan segera kembali, ia sudah hafal betul jam istirahat Karina.
Betul saja dugaanya, belum sampai 5 menit ia duduk disana, pintu ruangan itu terbuka. Ari tersenyum menyambut kedatangan Karina. Namun senyuman itu berubah menjadi kegetiran saat melihat sosok dokter laki-laki mengekor masuk di belakang Karina.
“Ari” gumam Karina dengan pelan.
Ari melepas nafas singkat, mencoba menenangkan hatinya yang terasa tertusuk sembilu tajam. Selama ini Karina selalu menolaknya, jangan untuk makan bersama. Untuk jalan di lorong rumah sakit saja, dokter itu sering risih dengannya.
Senyuman coba dikembangkan Ari, ia tidak ingin tampak lemah disana. “Hai Karina” ucap Ari dengan tersenyum santai.
“kamu kenapa disini Ri?” tanya Karina.
Karina menelan salivanya, sadar kehadiran Rangga membuat Ari tampak tidak nyaman.
Sementara Rangga bersikap santai melihat Ari. Ia tidak tahu siapa Ari, karena selama ini Karina selalu bisa menyimpan sosok Ari yang menjadi pacarnya, tidak ada satu pun yang tahu tentang Ari, kecuali Dian teman dekatnya disana.
Orang yang melihat Ari pun hanya menganggap Ari sebagai rekan kerja Karina yang memang memiliki kontrak kerja dengan 3A Sahabat.
“aku,” ucap Ari kebingungan.
Ia tidak tahu harus memberi alasan apa sekarang. Jika tidak ada Rangga, ia akan terbuka mengatakan ingin melihat Karina karena merindukan gadis itu. Selama ini ia selalu menghormati Karina yang menyimpan status mereka. Semuanya semata-mata demi kenyamanan Karina yang tidak pernah berpacaran sebelumnya.
“itu,,” gumam Ari yang masih kebingungan. ‘ahh sial’ batin Ari yang terasa otaknya buntu seketika.
“maaf, ini sudah jam istirahat, jika anda mau membahas masalah pekerjaan perusahaan anda dengan Karina, anda bisa membahasnya nanti” ucap Rangga memperingatkan Ari.
Ari melihat ke arah jam tangannya lagi, “oh ya, sudah mau jam istirahat, seharusnya saya mengabari Karina dulu tadi” ucap Ari dengan pelan.
“kalau begitu saya pamit dulu, mungkin nanti-nanti saja kita bahas Karina” gumam Ari dengan sikap datar, seolah tidak ada masalah diantara mereka.
Karina hanya diam, ada perasaan tak rela disana ia rasakan. Saat Ari melangkah keluar dari ruangannya, Karina merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya. ‘Ri, aku mohon jangan pergi lagi’ batinnya.
Namun sayangnya rasa ego itu masih lebih besar di hati Karina, ia hanya bisa bersikap datar melihat kepergian Ari.
Ari segera menuju mobilnya, tujuannya kali restoran di perempatan jalan di dekat rumah sakit itu. Jadwal pertemuan dengan kliennya akan dilaksanakan disana. Sesampainya di restoran yang cukup mewah itu, Ari masuk ke ruangan vip yang sudah direservasi oleh sekretarisnya.
Dengan ditemani segelas kopi dingin, Ari menunggu kliennya. Pikirannya menerawang jauh pada sosok Karina. Kenapa laki-laki tadi bersama Karina? apa dia laki-laki yang disukai Karina? tapi selama ini tidak ada laki-laki yang dekat dengan Karina, apa mungkin orang suruhanku yang salah? mereka tidak menyelediki itu semua? pikirannya bekerja keras memikirkan Karina dan Rangga.
Kegalauan dan kegamangan hatinya semakin terasa. Rasa cinta itu masih ia rasakan, bahkan masih teramat dalam untuk Karina.
Ari menunggu kliennya hampir 30 menit, hingga sosok kliennya yang sudah paruh baya datang dengan sosok laki-laki yang sudah sangat mengenal dirinya.
Ari segera memberi hormat kepada kliennya dan juga sosok laki-laki yang bernama Basri Arizal Wongso, ayah Ari sendiri.
“selamat siang om, yah” sapa Ari dengan menyalami kliennya dan mencium tangan ayahnya.
“selamat siang Ri” sambut klien Ari. Klien Ari kemudian menyentuh lengan Ayahnya Ari. “putramu benar-benar luar biasa Bas”
Ayah Ari tersenyum senang dengan pujian itu, Ari sudah cukup membanggakannya dengan berhasil mengembangkan 3A Sahabat menjadi kontraktor besar dalam waktu yang relatif singkat bagi sebuah bisnis kontraktor.
Apa lagi saat 3A Sahabat memenangkan sayembara Bian corp. Nama perusahaan itu menjadi pembahasan berbagai media bisnis.
“dia memang luar biasa” puji ayah Ari, “tapi ia masih keras kepala dan tidak mau membantuku di perusahaanku” sindir ayah Ari dengan polos dan tanpa basa basi.
Ari hanya tersenyum, pujian itu terasa berlebihan baginya, sementara sindiran seperti ayahnya sudah menjadi makanan selama ini. Ia sadar betul jika ayahnya yang paling banyak berperan saat awal-awal 3A Sahabat berdiri. Ayahnya lah sosok yang memperkenalkan 3A Sahabat ke banyak rekan bisnisnya. Terutama bisnis property yang menjadi pendapatan terbesar keluarganya Ari.
“tapi aku masih perlu banyak belajar om, kemampuanku belum seberapa” ucap Ari dengan merendah.
Mereka kemudian duduk untuk makan siang, membahas projek baru perusahaan klien Ari dimana ayahnya Ari akan ikut berinvestasi disana.
Pertemuan mereka berlangsung tidak terlalu
lama, Ari lebih banyak diam, membiarkan 2 orang seniornya itu untuk bicara. Ia hanya sesekali menimpali, baginya pembicaraan ayahnya dengan kliennya itu adalah gudang ilmu untuk menyerap berbagai cara mereka dalam menyusun strategi bisnis.
Setelah selesai membahas projek mereka, Ari bersama ayah dan kliennya keluar dari ruangan VIP.
“om harap projek ini dapat berjalan lancar Ri” ucap klien Ari.
Ari menunduk memberi hormat, “saya akan melakukan yang terbaik untuk projek ini om” ucapnya.
Ayah Ari tertawa tipis, bangga dengan anaknya itu, Ia memukul pelan lengan Ari.
“anak saya ini tidak ada akan mengecewakan kita untuk projek ini” ucapnya tersenyum bangga kepada Ari.
Ari tetap menunduk, tidak mau jumawa dengan pujian itu.
Mereka berpisah di depan ruangan VIP itu, karena ayahnya Ari dan si klien berjalan menuju parkir mobil mereka di belakang restoran. Sementara Ari menuju bagian depan restoran tempat ia memarkir mobil tadi.
Baru berjalan beberapa langkah, mata Ari bertemu dengan mata Karina yang tengah duduk berdua dengan Rangga. Ari tersenyum getir melihat Karina, ternyata benar, ia hanya mainan bagi gadis yang ia cintai itu.
Dulu mulutnya sampai berbusa mengajak Karina makan bersama, dan gadis itu selalu menolaknya dengan berbagai alasan, termasuk karena takut akan dosa. Tapi sekarang ia melihat gadis itu makan berduaan dengan laki-laki lain.
Ari memutar badannya, mencari jalan lain menuju mobilnya yang terpakir di depan restoran. Sementara Karina hanya berwajah datar melihat Ari pergi dari restoran itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Indah050
di patok ayam rin si ari d anggurin...
2020-10-16
1
ina fr
biar lah ari, mungkin ini jalanmu untuk vanesa, walaupun jendes😅😅😅
2020-09-18
3
Seruni Desfa Maharani
salah langkah 😆😆😆typo
2020-09-18
1