BAB 5 : Motor, Melamun, dan Panggilan Baru

Pagi ini aku kembali menjalani rutinitas: sekolah, bertemu guru, dan menghadapi teman-teman dengan kepribadian yang... ah, kalian tahu sendiri. Ribetnya kadang kayak sinetron.

Tapi yang tak kusangka, makhluk sempurna itu..Leon...masih ada di rumahku. Dia menginap karena hujan kemarin membuat motor kesayangannya basah kuyup. Katanya, motor itu nggak boleh terlalu lama kena air.

Pas aku bangun, dia sudah ada di halaman. Dengan serius dan telaten, dia mengelap setiap bagian motor sport hitamnya. Dan dia... sudah ganti baju. Kayaknya dia pakai sweater hoodie warna army. Cocok banget! Tapi ya wajar sih, semua juga bakal cocok kalau dipakai cowok seganteng Leon.

Baru aku ingat, si Dhika...adikku..sedang menginap di rumah nenek sejak hari Minggu. Mungkin Leon pinjam baju Dhika? Entahlah. Yang jelas, aku harus siap-siap berangkat.

Aku memeriksa isi tas, mengecek semuanya sudah lengkap. Lalu memakaikan sepatu. Saat sedang bersiap turun, aku dengar suara mesin motor Leon dinyalakan. Hah? Dia mau ke mana? Pulang? Nggak tunggu papanya dulu? Atau cuma manasin motor?

Tapi... aku nggak bisa terlalu banyak mikir. Jam sudah menunjukkan 06:20. Kalau telat, bisa-bisa harus ikut upacara telat yang bikin malu itu.

Aku berlari turun. "Bunda, Ayah, Papa! Tiara pergi dulu ya!" teriakku sambil mengambil tas.

"Iya, hati-hati ya, Sayang," jawab mereka serempak.

Bunda menambahkan, “Jangan lari-lari! Nanti jatuh!”

Lalu suara Papa menyusul, “Loh, bukannya tadi Leon udah panasin motor? Gak bareng aja?”

"Aku bisa sendiri kok, Pa!" jawabku, masih setengah lari ke luar.

Tiba-tiba... BRUK!

Aku menabrak seseorang.

“Auuh!”

Dan ternyata, aku menabrak Leon yang berdiri santai dengan tangan masuk ke saku celananya, wajah datar tapi penuh aura tenang.

Gawat... harus bilang apa?

Dia bicara duluan, “Ehem, kamu melamun, Tiara? Gak baik loh.”

“Hehe... iya, Kak. Teman-teman juga suka bilang gitu. Udah kebiasaan.” jawabku gugup sambil nyengir.

Dia memandangi seragam olahragaku. Warnanya merah-hitam. Tiba-tiba dia berkata, “Ayo, aku antar. Kayaknya kamu udah mepet waktu.”

Tanpa bisa menolak, aku membukakan pagar. Leon mengendarai motornya ke luar, lalu aku menutup pagar kembali. Saat itu dia sedang memakai helm—dan entah kenapa, cuma lihat dia pakai helm saja aku bisa terpesona lagi. Tiara, sadarlah!

Dia melirikku dan berkata dalam hati, “Ternyata Tiara sekarang lebih sering melamun.”

Tiiiin! Tiiiin!

Aku tersentak. “Kak Leon! Terkejut tahu. Nanti kalau jantungan gimana?”

Dia menepuk jok belakang, “Justru, aku pengin tahu kamu melamun atau nggak.”

Aku pun naik ke motornya, memegang bahunya erat-erat. Kencang banget, tapi aku takut jatuh. Motor Leon kan bukan motor biasa. Berat, cepat, dan... seksi. Eh?

Kami melaju. Pelan, tapi stabil. Sepertinya dia sengaja mengurangi kecepatan. Aku terdiam sepanjang jalan. Pemandangan pagi hari lumayan indah...trotoar masih rindang, udara belum terlalu panas.

Tiba di perempatan, aku ingat dia belum tahu jalan.

“Kak, nanti belok kiri ya, terus lurus sampai lampu merah, habis itu belok kanan.”

Dia hanya mengangguk. Tenang. Fokus.

Sesampainya di sekolah, aku turun. Beberapa teman langsung memperhatikan kami—mereka bisik-bisik, matanya menilai dari ujung kaki ke atas. Tapi aku cuek. Leon juga tidak menanggapi apa pun.

Aku mencoba ngobrol, “Hmm, Kak Leon?”

“Iya, Tiara?”

“Kakak umur berapa?”

Dia menoleh, “Kamu gak tahu atau pura-pura lupa?”

“Gak tahu beneran,” jawabku polos.

“Waktu kamu tanya aku kelas berapa, aku jawab kelas 3 SD. Sekarang coba hitung sendiri.”

Aku berpikir keras, “Kita beda 3 tahun. Aku 16 tahun. Jadi... kakak 19?”

Leon mengangguk, “Minggu depan 20.”

“Wah! Kakak udah mau 20 tahun dan udah kuliah! Keren banget!” aku kagum sendiri.

Dia hanya tersenyum tipis. Lalu menatap ke arah gerbang. “Ayo, masuk! Nanti gerbang ditutup.”

Aku melambai kecil, siap masuk ke sekolah.

Tapi kemudian dia memanggil, “Tiara!”

Aku berbalik, “Iya, Kak?”

“Panggil aku Leon aja. Gak usah pakai ‘Kakak’.”

Aku mengerutkan kening, “Iya... Kak?”

“Leon,” ulangnya tegas. “Aku gak suka dipanggil begitu. Kamu tahu kenapa aku beda.”

Aku terdiam. Tak sepenuhnya mengerti, tapi aku mengangguk. “Baik, Le...Leon. Aku masuk dulu ya!”

Aku berbalik dan masuk ke sekolah. Tapi jantungku masih berdebar kencang. Setiap kali dia berbicara dengan nada lantang dan yakin, hatiku selalu ciut. Tapi... hangat.

BERSAMBUNG...

Episodes
1 BAB 1 : Awalnya
2 BAB 2 : Mengerti
3 BAB 3 : Siapa dia?
4 BAB 4 : Hujan, Jantung, dan Suara yang Kembali
5 BAB 5 : Motor, Melamun, dan Panggilan Baru
6 BAB 6 : Senyuman di Antara Pohon dan Lamunan
7 BAB 7 : Saat Semua Hati Bicara
8 BAB 8 : Saat Semua Tatapan Mengarah Padaku
9 BAB 9 : Dua Tangan yang Menarikku
10 BAB 10 : Jejak yang Ditinggalkan di Sebuah Kafe
11 BAB 11 : Ketenangan
12 BAB 12 : Ulang tahun, bunda
13 BAB 13 : Leon sakit?
14 BAB 14 : Leon sakit? part 2
15 BAB 15 : Tersembunyi di hatiku
16 BAB 16 : Ada di depan mata
17 BAB 17 : Aku yang dulu
18 BAB 18 : Kembali seperti semula
19 BAB 19 : Nenek sakit
20 BAB 20 : Aku mencintaimu
21 BAB 21 : Jadi yang terbaik
22 BAB 22 : Rangga bukan Berrysmile ku
23 BAB 23 : Kekecewaan
24 BAB 24 : Di balik semua itu
25 BAB 25 : Firasat buruk
26 BAB 26 : Dia
27 BAB 27 : Bukan dia kan?
28 BAB 28 : Lebih kenal keluarga
29 BAB 29 : Mimpi
30 BAB 30 : Terungkap
31 BAB 31 : Tahu semuanya
32 BAB 32 : BERAKHIR
33 BAB 33 : Debat
34 BAB 34 : Kami pulang
35 BAB 35 : Makan
36 BAB 36 : Lupakan sejenak
37 BAB 37 : Di perjalanan mengantarnya
38 BAB 38 : Good bye, Malaikat penyembuhku
39 BAB 39 : Berusaha Baik
40 BAB 40 : OH, Leodi?
41 BAB 41 : Salah Paham
42 BAB 42 : Flash Back
43 BAB 43 : Rindu, Leon!
44 BAB 44 : Hanya Kenangan
45 BAB 45 : Tetangga Aneh
46 BAB 46 : Pergi diam-diam
47 BAB 47 : Rumah Sendiri
48 BAB 48 : Panik
49 BAB 49 : Runding
50 BAB 50 : Kembali ke rumah
51 BAB 51 : Tiket
52 BAB 52 : Mustahil
53 BAB 53 : OTW Yogyakarta
54 Comeback
55 Welcome To Yogyakarta
56 Skenario Pengakuan Cinta
57 Malam Pengakuan yang Kandas
58 Hati Kecil Yang Rapuh
59 Melukis Cinta yang Berjarak
60 Belum
61 Bingung
62 Kekhawatiran yang Tidak Berarti
63 Masalah Selesai, Dapatkan kembali Cinta
64 Nekat dan Menyusul Cinta
65 Lamaran
Episodes

Updated 65 Episodes

1
BAB 1 : Awalnya
2
BAB 2 : Mengerti
3
BAB 3 : Siapa dia?
4
BAB 4 : Hujan, Jantung, dan Suara yang Kembali
5
BAB 5 : Motor, Melamun, dan Panggilan Baru
6
BAB 6 : Senyuman di Antara Pohon dan Lamunan
7
BAB 7 : Saat Semua Hati Bicara
8
BAB 8 : Saat Semua Tatapan Mengarah Padaku
9
BAB 9 : Dua Tangan yang Menarikku
10
BAB 10 : Jejak yang Ditinggalkan di Sebuah Kafe
11
BAB 11 : Ketenangan
12
BAB 12 : Ulang tahun, bunda
13
BAB 13 : Leon sakit?
14
BAB 14 : Leon sakit? part 2
15
BAB 15 : Tersembunyi di hatiku
16
BAB 16 : Ada di depan mata
17
BAB 17 : Aku yang dulu
18
BAB 18 : Kembali seperti semula
19
BAB 19 : Nenek sakit
20
BAB 20 : Aku mencintaimu
21
BAB 21 : Jadi yang terbaik
22
BAB 22 : Rangga bukan Berrysmile ku
23
BAB 23 : Kekecewaan
24
BAB 24 : Di balik semua itu
25
BAB 25 : Firasat buruk
26
BAB 26 : Dia
27
BAB 27 : Bukan dia kan?
28
BAB 28 : Lebih kenal keluarga
29
BAB 29 : Mimpi
30
BAB 30 : Terungkap
31
BAB 31 : Tahu semuanya
32
BAB 32 : BERAKHIR
33
BAB 33 : Debat
34
BAB 34 : Kami pulang
35
BAB 35 : Makan
36
BAB 36 : Lupakan sejenak
37
BAB 37 : Di perjalanan mengantarnya
38
BAB 38 : Good bye, Malaikat penyembuhku
39
BAB 39 : Berusaha Baik
40
BAB 40 : OH, Leodi?
41
BAB 41 : Salah Paham
42
BAB 42 : Flash Back
43
BAB 43 : Rindu, Leon!
44
BAB 44 : Hanya Kenangan
45
BAB 45 : Tetangga Aneh
46
BAB 46 : Pergi diam-diam
47
BAB 47 : Rumah Sendiri
48
BAB 48 : Panik
49
BAB 49 : Runding
50
BAB 50 : Kembali ke rumah
51
BAB 51 : Tiket
52
BAB 52 : Mustahil
53
BAB 53 : OTW Yogyakarta
54
Comeback
55
Welcome To Yogyakarta
56
Skenario Pengakuan Cinta
57
Malam Pengakuan yang Kandas
58
Hati Kecil Yang Rapuh
59
Melukis Cinta yang Berjarak
60
Belum
61
Bingung
62
Kekhawatiran yang Tidak Berarti
63
Masalah Selesai, Dapatkan kembali Cinta
64
Nekat dan Menyusul Cinta
65
Lamaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!