GTJ 03

"Tidak-tidak, saya tidak mau menikah dengan anda," teriak Audrey histeris ketika ia dipaksa masuk kedalam gedung mewah yang sudah di sulap epik oleh WO handal. Wanita itu terus memberontak dengan balutan gaun pengantin yang sudah diganti. Yah, Sebelumnya Audrey dipaksa mengganti gaun indahnya dengan gaun yang dipilih pria itu tanpa permisi.

"Maaf, Nona. Anda tidak akan menyesal setelah menikah dengan Tuan kami," ujar seorang wanita yang Audrey yakini sebagai pelayan. Melihat seragamnya saja Audrey sangatlah tau tanpa bertanya terlebih dulu.

Mendengar ucapan itu, Audrey berdecih, ia menatap marah ke arah pelayan yang terus saja memaksanya. Namun, di menit berikutnya, wanita itu terdiam ketika tatapannya mengarah pada dua sosok yang sangat familiar di matanya. Sosok yang sudah membuatnya hancur dan membuatnya menjadi seperti ini pikir Audrey.

"Lepas, aku bisa sendiri," titah Audrey menggemaskan tangan pelayan yang setia memegangnya. Tanpa pencegahan lagi, pelayan yang setia bersama Audrey diam sembari memantau gerak-geriknya dengan seksama.

****

"Paman, kenapa mendadak sekali pernikahannya? Wanita mana yang sudah berhasil membuat paman bertekut lutut seperti ini!" ujar Jay terkekeh geli ketika melihat Pamannya sendiri akhirnya mau menikah seperti pria lainnya. Ia pernah berpikir sebelumnya, jika Pamannya tidak akan pernah menikah apalagi ia terlihat jijik ketika melihat wanita yang mendekatinya. "Kalau tau begini, bukanya lebih enak kalau pernikahannya di adakan bersamaan dengan ku kemarin," lanjutnya sembari menarik tangan Aura dan menggenggamnya.

Jason, pria matang itu tersenyum kecil mendengarnya. Ia menatap pengantin baru itu secara bergantian dengan tatapan yang aneh menurut Aura. Wanita itu menyangka, jika Jason tertarik padanya. Terlihat ketika pria itu menatapnya dengan sorot yang berbeda dari sebelumnya. "Tidak perlu, Jay. Pamanmu ini sangat sanggup membuat pesta megah tanpa bantuan darimu," tegas Jason dengan suara maskulinnya. Suara yang membuat tubuh Aura seketika meremang dibuatnya.

Jay tergelak mendengar penuturan Jason. Meskipun sang Paman tidak menampilkan senyumannya. Namun, ia sangatlah paham dengan sikap pamannya yang bersamanya sejak dulu.

"Audrey, kenapa kamu disini?" tatapan Aura menyipit ketika melihat sosok Audrey mendekat ke arahnya. Matanya menelisik tubuh Audrey dari atas hingga bawah, gaun pengantin lagi pikirnya. "Kamu itu tidak malu datang kesini dan memakai pakaian seperti itu. Atau jangan-jangan kamu masih berusaha mengambil Jay dariku. Dengan memakai pakaian seperti itu, kamu berniat merayu Jay untuk menikahimu," celetuk Aura bersedekap dada, bibirnya tersenyum sinis melihat wajah Audrey yang sudah mulai berubah. Merah, itulah yang dilihat Aura, saudara tirinya tengah menahan emosi di hadapan banyak tamu undangan. "Malu, 'kan?" batin Aura tertawa dalam hati ketika banyak pasang mata yang melihat ke arahnya.

Audrey berdecih dengan cepat ketika mendengar ucapan Aura, "cihh, aku mau merayu dia..." Audrey menunjuk ke arah Jay yang tengah menatapnya. "Sorry ya, aku gak suka barang bekas," lanjutnya tak mau kalah.

Mata Aura membola sempurna ketika mendengarkan perlawanan dari Audrey. Wanita yang ia kenal sebagai sosok yang penurut sekarang terlihat efektif dalam membuatnya jatuh. "Sialan," umpat Aura dengan nada suaranya yang rendah. Ia takut, imagenya tercoreng hanya gara-gara Audrey yang membuatnya marah di depan umum.

"Apa yang kau katakan? Dia calon istriku. Mana mungkin dia tertarik pada Jay!" Jason menarik pinggang Audrey hingga membuat tubuh ramping milik Audrey terbentur dadanya.

Baik Jay dan juga Aura terkejut mendengar ucapan Jason. Keduanya tak menyangka jika Audrey yang akan menjadi istri dari Jason, pria matang dengan sejuta pesonanya.

"Paman, apa paman bercanda? Mana mungkin..."

Cuppp...

"Apa yang kau ragukan lagi? Dia adalah wanita yang aku cintai, Jay," sahut Jason setelah mencium bibir Audrey singkat. Wajahnya santai seperti tidak ada beban, berbeda dengan Audrey yang terkejut setengah mati karena tingkahnya. "Maaf, Sayang. Aku khilaf, " bisik Jason yang masih mampu di dengar oleh Aura dan juga Jay.

Wajah Audrey menolah ke arah lain, wajahnya seketika terasa panas ketika mendapatkan perlakuan demikian. Entahlah, Audrey bingung dengan dirinya sendiri. "Ternyata dia paman, Jay," batin Audrey tersenyum penuh maksut.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

kesempatan mu untuk bls sakit hti mu audry ,

2025-04-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!