Dengan berjalan menyusuri trotoar, Audrey terus melangkahkan kakinya tanpa tujuan yang pasti. Balutan gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya membuatnya mendapatkan tatapan aneh dari para pejalan kaki dan juga para pengendara yang melewatinya begitu saja. Tapi, ia tak perduli akan itu, tatapannya lurus kedepan tanpa mengidahkan orang yang berbisik-bisik tentangnya.
Brakk...
Suara benturan tubuh yang terdengar keras itu membuat atensi orang-orang yang berada disekitarnya berpusat. Disana Audrey tanpa sengaja menabrak sosok pria tinggi dengan pakaian hitam di depannya. Tubuh mungil itu terpental, tanpa adanya rekayasa jika bokongnya menyentuh jalanan trotoar.
"Kamu..." Audrey tak melanjutkan ucapannya ketika melihat garis wajah pria yang berada di depannya.
"Anda baik-baik saja, Nona!" tanya seseorang yang berada di belakang tubuh pria yang menjadi pusat perhatian Audrey. Ia berusaha berdiri sendiri sebelum disentuh oleh pria yang terlihat menjadi bodyguard seorang pria yang mencuri perhatiannya.
Tangan Audrey terangkat, mengkode bodyguard itu jika dirinya dalam keadaan baik-baik saja. "Saya tidak apa-apa!" seru Audrey dengan tatapan yang tak lekang berpindah dari sosok itu. "Kamu harus tanggung jawab," timpalnya dengan bersedekap dada, matanya berusaha menyorot tajam ke arah pria yang juga menyorot ke arahnya sedari tadi.
"Hmmm." Hanya itu yang di dengar oleh indera pendengarannya. Tak ada ucapan lain lagi, dan hal itu mampu membuat Audrey geram di buatnya.
"Karena kamu, Saya harus merasakan sakitnya... hey, kamu mau kemana?" sergah Audrey dengan suara yang mulai meninggi. Apalagi ia melihat pria yang tatap pergi begitu saja dari hadapannya. Meninggalkan dua pria yang juga memakai pakaian hitam di depannya. "Tuan, saya mau anda bertanggung jawab atas apa yang saya alami... Akhh..."
"Jalan," titahnya setelah menarik tubuh Audrey masuk kedalam mobilnya tak lupa menutup kembali pintu mobil jok belakang.
Audrey terdiam sejenak setelah tubuhnya di tarik paksa bahkan sudah terduduk di sebelah pria dewasa yang memiliki garis wajah tegas. Pria itu tampan, dan berhasil membuat sosok Audrey melupakan masalahnya sejenak. "Saya mau di bawa kemana?" pertanyaan bodoh itu keluar begitu saja dari bibir Audrey sembari menatap pria dewasa itu dari samping.
"Menikah." Lagi, suara berat yang menggelegar di telinganya membuat Audrey terjingkat. Wajahnya kebingungan, berusaha mencerna hal yang ia sendiri belum tentu mendengarnya dengan jelas.
"Tuan, jangan menghina saya. Saya memang hampir mau menikah tapi..."
"Kamu menikah dengan saya," sahutnya mengapa tajam ke depan, sedari awal masuk kedalam mobil. Sosok itu terlihat enggan menatap Audrey yang di balut gaun pengantin yang memperlihatkan bahu mulusnya dan belahan dadanya. Jakunnya terlihat seksi di mata Audrey, apalagi ketika pria itu terlihat kesusahan menelan ludahnya sendiri.
Dahi Audrey mengerut panjang disana, tangannya senantiasa menggaruk tengkuknya yang tak gatal mendengar ucapan pria itu. "Anda sadar 'kan, Tuan?" tanyanya menyentuh dahinya tanpa permisi. "Anda tidak panas tapi omongnya kemana-mana," lanjutnya mengedihkan bahunya.
"Persiapkan segalanya, aku tidak ingin ada hal kecil yang terlewatkan," titahnya yang membuat dua bodyguard di depannya mengangguk paham atas kemauan Tuannya.
Mendengar itu, mata Audrey seketika membola sempurna. Sejak tadi, ia berpikir jika semuanya adalah salah. Namun, melihat keseriusan di wajah itu, membuat sosok Audrey merasakan jantungnya berdetak lebih cepat.
Bagaimana tidak, ia tak mengenal pria itu. Dan sekarang ia hanya sebatas tau dan itupun karena ketidaksnegajaan yang dilakukannya.
Audrey memegang pergelangan tangan kekarnya, matanya dengan jelas menatap wajah tampan itu yang ia rasa sangat familiar di ingatannya. Namun, Audrey merasa bodo amat untuk sekarang ini. Yang terpenting baginya adalah membatalkan rencana gila yang dibuat pria itu padanya. "Tuan, bercanda anda sangatlah tidak lucu," celetuk Audrey tenang meskipun nyatanya jantungnya di dalam sana sudah tidak baik-baik saja.
"Balas orang-orang yang sudah menyakitimu setelah ini," ujarnya menatap Audrey sekilas sebelum ia melanjutkan tatapannya ke depan.
Tentu saja Audrey terkejut mendengarnya, pria asing di depannya seolah tau menau dengan keadaannya. Siapa dia? Mengapa terlihat lebih paham atas masalah yang tengah di hadapi oleh Audrey?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Nar Sih
lanjutt kak
2025-04-29
0