Jacques Coen Friedrich , siapa yang tidak mengenalnya tampan, dingin, dan aura kepemimpinan yang kental, membuat siapa saja tunduk ketika melihatnya. Sosok Alpha dan Raja yang paling di segani, di hormati, tak ada satu pun orang yang berani menentang seorang Jacques. Jack semakin berbeda, ia berubah 180 derajat dari Jack yang dulu. Sungguh berbanding terbalik dengan Jack yang di kenal para anggota kerajaan dulu.
Jessie Valencia Friedrich, gadis itu termenung di balkon kamarnya, ia merindukan sosok orang tuanya, ia merindukan sosok Jack yang hangat kepadanya, yang selalu ada memeluk , merangkulnya kala ia sedih, yang selalu berusaha membuat Valey tersenyum. Tapi semua itu hanya kenangan, keadaan telah berubah, semuanya telah berubah.
"Jack.. kenapa kau berubah, bahkan kepada ku.. aku adik mu.. saudara kembar mu.. apa kau tak bisa merasakan kesedihan ku lagi Jack" lirih Valey pilu.
"Val... jangan terus menerus seperti ini " kata Ruby berusaha menenangkan Valey.
"Ruby, .. jika Mate ku tidak menerima ku , mungkin aku masih bisa terima walau itu sakit.. tapi jika Jack, jika dia yang menghindari ku , aku tak bisa terima itu Ruby, dia saudara ku.. satu-satunya yang ku miliki, setelah kepergian kedua orang tua ku.." air mata Valey mengalir deras , seiringan dengan rasa sakit yang menjalari relung hatinya, perih bagai luka yang disiram air garam.
Ruby hanya bisa diam, ia tahu keadaan ini sangat sulit bagi Valey, seakan sang pencipta tak puas mempermainkan gadis itu. mulai dari mate yang tak menerimanya, meninggalnya kedua orang tua mereka , sampai perubahan Jack yang membuat Valey semakin tersiksa dengan situasi ini. Tanpa Valey sadari seorang pria menitikkan air mata mendengar perkataan gadis itu, ia sama rapuhnya sama tertekannya,
"Maafkan aku Sweety" lirih pria itu lalu beranjak dari balkon kamarnya.
"Semua ini ,, perubahan ini.. aku tahu mungkin ini menyiksa mu Sweety, tapi satu hal yang harus tetap kau tahu , aku tetap menyayangi mu lebih dari apa pun di dunia ini, perubahan ini semata karena aku tak ingin kehilangan orang yang aku sayangi lagi.. aku tak ingin satu orang pun menyakiti mu.. bersabarlah sedikit lagi.." batin nya lalu melangka menuju ruang rahasianya.
SOMEONE SIDE
Seorang pria menggebrak meja nya penuh amarah membuat meja itu hancur berkeping keping.
"APA !!! BERANI SEKALI DIA !! AKU MEMERINTAHKAN KEPADA KALIAN UNTUK MEMBUNUHNYA !!" teriak pria itu kesal kepada beberapa pria di depannya.
"Maafkan kami Alpha, " orang itu tertunduk, dengan tubuh bergetar ketakutan.
"Ck... Satu kesempatan lagi untuk kalian,aku mau adik ku ini mati.. dia sudah berani menentang ku" kata Pria itu lagi.
"Baik Alpha" mereka mulai lega.
"Pergi lah!"
"Baik Alpha"
Pria itu menghempaskan tubuhnya di kursi kebesaran miliknya, lalu menghela nafasnya kasar. Berubah, ia berubah.. entah karena apa , ada sesuatu di dalam hatinya, jauh sekali berteriak menentang apa yang telah ia lakuakan .. ini bukanlah dirinya, ini bukan lah Raven Delaney Harish.
"Aarrgghhh... kenapa perasaan ini terus menerus mengganggu ku, dia makhluk lemah mana mungkn aku memiliki adik selemah dia " kata Raven berusaha berontak dengan hatinya, ia memang seorang Werewolf namun setelah ritual itu Scott Wolf nya tak lagi memindlinknya. Wolf nya itu hilang , lenyap tak lagi ada setelah ritual itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada ku .. Aarrrgggghhhh!" teriaknya frustasi.
Perubahan yang ada memang membuatnya begitu kuat, tapi obsesinya untuk menguasai dunia para makhluk immortal membuatnya kehilangan akal sehatnya, fikirannya terus di racuni oleh obsesi, dendam dan keserakahan. Hatinya tak lagi lembut, tak lagi ada lebih tepatnya.. tak ada sedikitpun belas kasihan nya, bahkan ia sangat ingin membunuh adiknya sendiri.
"Aku harus menguasai dunia immortal.. aku akan jadi yang terkuat.. dan membalas dendam nenek .. hahahahahaha... lihat saja nanti , lihat saja kehancuran mu " kata Raven licik.
SOMEONE SIDE
Kaki mungil itu berjalan menyentuh pasir yang basah akibat desiran ombak yang berlomba-lomba menuju tepian pantai, mata indah itu menerawang jauh kedepan, melihat betapa bahagianya ia dulu kala kakak tertuanya begitu hangat..
"*Kak... hentikan .. geli"
Gadis kecil itu tertawa geli, pasalnya sang kakak terus menerus menggelitiknya. Tubuhnya menggeliat, berusaha menghindari serangan kakaknya.
"Rasakan ini gadis manis.."
"Aaaaaa... kakak... geli.. ampun.. hahahahaha" perutnya sakit karena terus menerus tertawa.
"Mengakulah... atau aku tak akan berhenti"
"Baiklah.. aku yang mencoret wajah kakak..." gadis itupun mengaku, pasalnya ia sudah tak tahan lagi terus menerus di gelitik oleh kakaknya
"kalau begitu aku akan membalas mu"
Gadis itu dengan gesit berdiri lalu berlari menjauhi sang kakak, yang hendak mencoret wajah nya.
"Wle... ayo tangkap aku .." Gadis kecil itu menjulurkan lidahnya, meledek sang kakak.
"Awas kau ya" lalu kedua kakak beradik itu berlarian di halaman mansion mereka*.
Seitik air matanya jatuh kala mengingat momment itu, hatinya perih kala mengingat jika semuanya telah berubah, semuanya berbeda..kakaknya tak lagi menyayanginya, sosok itu seakan hilang begitu saja berganti sosok kejam yang jahat itu.
"Alyssa" panggil seorang pria, membuat gadis itu menghapus kasar air matanya dan menoleh kearah sumber suara.
"Kakak.." kata Alyssa, ia tersenyum berusaha menutupi kesedihannya, namun Adrian tidak lah bodoh ia tahu jika sang adik sedang sedih, mata itu tak mungkin berbohong, mata itu penuh dengan luka yang begitu perih.
"Kau masih memikirkan nya? " tanya Adrian, lalu memeluk saudara perempuan satu-satunya itu,Alyssa tak bisa berbohong lagi , kakaknya ini selalu tau apa yang ia rasakan.
"Kenapa semuanya berbeda..kenapa ia menjadi jahat kak" lirih gadis itu,Adrian mengelus lembut rambut adiknya itu, ia tahu Alyssa sampai sekarang belum bisa menerima kenyataan jika kakak sulung mereka berubah sejak ritual itu.
"Ssttt.. dia tidak jahat Lysa, ia baik.. ia tetap kakak kita. dia sangat menyayang kita , tak mungkin kak Raven mengusir kita.. aku yakin itu bukan dirinya Lysa" kata Adrian , berusaha menenangkan. Mereka merindukan sosok kakak yang selalu menyayangi mereka, sosok kakak yang selalu melindungi mereka, begitu bnyak kenangan yang membuat mereka tak bisa dengan mudah melupakan sosok Raven. sejahat apapun Raven, dia tetaplah kakak mereka.
Because Blood is Thicker Than Water
karena ikatan keluarga lebih kuat dari apa pun
kata-kata itu benar adanya, ikatan keluarga takkan pernah bisa kau putuskan, takkan pernah bisa kau lepaskan.
JACK SIDE
ack duduk termenung di tepi tebing, matanya melihat indahnya pemandangan kala matahari tenggelam , perubahan yang begitu menyiksa, perubahan yang membuatnya menjadi sosok berbeda.
"Aku lelah dengan semua ini" lirih Jack. Matanya menerawang jauh kedepan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments