03
Ray POV
Orang biasa memanggilku 'Ray' atau Ray Danuputra Darma, aku anak sulung dari Daddy Danu dan mommy Luna, aku memiliki seorang adik laki-laki yang usianya sudah 16 tahun, dan sekarang dan sekarang usiaku 23 tahun.
Aku memimpin sebuah perusahaan terbesar di kota ini, 'AD corporation' sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan mulai merambah ke bidang elektronik.
Semalam aku bertemu dengan teman lama, dan kami sedikit mabuk karena masalah kami masing-masing, begitu juga dengan ku.
Rasanya akan kembali sakit jika aku mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, yang sudah merenggut nyawanya... Kekasih ku, orang yang begitu aku cintai.
Rasanya begitu sulit untuk melupakannya, bahkan sepertinya mustahil, dia terlalu berharga jika sampai tergantikan, itu sebabnya aku mengatakan jika melupakannya adalah hal yang mustahil.
Aku sudah hidup dengan kegelapan ku sendiri, bahkan tidak ada yang bisa menerangi ku, aku hanya melanjutkan hidup ku seperti keinginan nya, yang merelakan hidupnya hanya untuk melindungi ku, dia adalah wanita yang selalu mencintai ku bahkan hingga akhir hidupnya, "Bella" namanya, nama yang sudah aku ukir didalam hatiku, dan tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun.
"Jangan pernah lakukan hal itu lagi...!!!" Teriak ku pada supir ku, dia supir terlama yang pernah menjadi supir ku selama ini. Aku belum bisa mengendarai mobil ku sendiri, aku masih trauma dengan kecelakaan itu. Itu sebabnya aku membutuhkan supir pribadi, walaupun mereka sering kali tidak bertahan lama.
Karena biasanya mereka akan bertahan paling lama semingguan saja. Itu karena aku yang tidak pernah bisa mentolerir kesalahan sedikitpun, tidak akan pernah!! Apalagi jika berhubungan dengan nyawa seseorang, aku pasti akan segera memakinya.
Aku tidak peduli, bahkan orang menilai ku sebagai lelaki yang tanpa ekspresi, dingin, kasar, dan selalu tidak peduli dengan orang lain. Aku bahkan sama sekali tidak peduli dengan ucapan mereka.
"Iya mas Ray , maaf" jawab Anna, dia masih kuliah hanya saja dia mengambil sistem online, jadi tidak terlalu sering berada di kampus, dan di juga merangkap sebagai asisten pribadi dan juga asisten rumah ku. Itu karena memang dia membutuhkan banyak uang untuk kebutuhannya, dia yatim-piatu dia harus mengirimkan uang untuk para adik-adiknya di panti setiap bulannya. Itu bagus, tapi lagi-lagi aku tidak peduli.
"Anna segera siapkan dokumen untuk meeting saya, ambil di meja Amanda(sekretaris), cepet!" Perintah ku pada Anna, dan segera dia menjalankan perintah dari ku, karena selama lebih dari sebulan ini dia sudah menunjukkan kinerjanya, dan aku puas dengan cara kerjanya.
"Mas Ray, ini dokumen yang tadi mas Ray minta" kata Anna sembari menyerahkan laporannya padaku.
Aku menerimanya, dan tidak sengaja aku melihat kearah Anna dan tanpa sadar aku melihat banyak tanda merah di lehernya.
'itu... Apa aku yang melakukannya semalam? Itu kenapa tadi pagi dia tersedak saat aku menanyai nya tentang semalam? Sungguh memalukan! jika itu memang perbuatan ku' batin ku, kini wajahku menjadi terasa panas karena menahan malu.
"Mas Ray, kamu baik-baik saja? Wajahmu merah, apa kamu demam?" Tanya Anna padaku.
"Apa maksudmu?!" Jawabku ketus untuk mengalihkan perhatian nya dariku karena wajah ku semakin terasa panas.
"Apa aku perlu membuatkan mu sesuatu?" Tanya Anna lagi padaku, dia terlihat khawatir, tapi aku tidak mau dia tahu apa yang sedang ada dipikiran ku saat ini.
"Kopi!" Perintah ku dan dengan cepat dia segera keluar dari ruangan ku untuk membuatkannya.
"Huufff..." Kenapa tiba-tiba jadi gugup seperti ini, menyebalkan sekali..." Aku membenarkan letak dasi ku, yang bahkan tidak kenapa-kenapa.
"Apa yang semalam terjadi? Apa benar aku seliar itu sampai melakukan nya pada Anna?" Tanya ku pada diriku sendiri.
"Tok tok tok"
"Pak Ray, diluar ada nona Adeline yang ingin bertemu dengan anda" ucap Amanda sekretaris ku.
"Biarkan dia masuk!" Jawabku seperti biasa tanpa ekspresi dan ketus.
Seorang wanita yang mungkin menurut orang lain sangat cantik,tapi menurutku justru biasa saja, bahkan terkesan menjijikan karena dia terlalu agresif, dan aku sama sekali tidak suka itu.
"Ada apa?!" Tanya ku langsung tanpa basa-basi.
"Huh... Ray kamu tidak berubah, masih saja kasar seperti itu, aku kesini ingin mengajak mu makan siang bersama di restoran Jepang baru yang ada di dekat mall itu, anggap saja untuk pertemanan kita, bukankah kita bersekolah bersama selama tiga tahun di Australia, bagaimana?" Tanyanya.
Namun aku sudah pasti menolaknya, karena aku sama sekali tidak tertarik.
"Tidak mau...!" Jawabku
"Ray... Bisakah kamu lebih lembut sedikit pada perempuan? Kamu benar-benar kasar!!! Kamu harus tahu, jika aku adalah putri tunggal dari keluarga terpandang, Tidak ada pria manapun yang berani menolak ku!!!!" Teriaknya pada ku.
Aku sama sekali tidak ingin melihat wajah nya saat ini. Sangat kebetulan Anna sudah muncul disana dan membawa kopi ku
"Anna, tunjukkan nona Adeline pintu keluar dari sini, pastikan dia keluar dari kantor ini dan tidak akan pernah kembali lagi kesini, bisa?!" Perintah ku mutlak dan aku tahu jika Anna akan langsung mengerjakannya.
"Nona Adeline maaf, tapi Boss saya sudah memerintahkan kepada saya, jadi tolong lah kerjasamanya" Anna menarik lengan Adeline untuk keluar dari sana .
"Ray awas saja!!! Jika kamu bukan pewaris utama kekayaan keluarga Darma aku tidak akan pernah mau mendekatimu!!!! Kamu akan menyesal karena telah melakukan ini padaku Ray...!!!" Teriak Adeline terus karena Anna juga terus menariknya untuk segera keluar dan bukan hanya itu, Anna memastikan jika Adeline benar-benar pergi dari kantorku, aku hanya perlu menikmati kopiku dan kembali dengan pekerjaan ku.
Anna kembali setelah beberapa menit, dia terlihat lelah, bahkan keringatnya mengalir sampai ke lehernya, dan lagi-lagi aku harus melihat tanda merah itu.
'sial!!! Setelah sekian lama aku tidak pernah merasakan apapun pada perempuan, tapi kenapa saat melihat tanda merah sialan itu aku menjadi gugup' batin ku
"Anna, pergilah ke bagian departemen keuangan, temui Fauzan dan ambil laporan keuangan dalam tiga bulan terakhir, sekarang!!" Perintah ku lagi, tiba-tiba aku belum siap untuk bertatap muka dengan Anna, ada sedikit rasa yang menyebalkan di hatiku yang membuat aku kesal pada diriku sendiri.
Anna terlihat sangat ingin menolaknya, aku lihat dia masih kelelahan, karena aku yakin dia baru saja turun ke lantai dasar bahkan sampai ke parkiran untuk memastikan mobil Adeline keluar dari kantor ku, tapi mau bagaimana lagi, aku sedang tidak ingin melihat nya.
"Iya mas Ray" jawabnya sambil melangkah kakinya yang terlihat lelah.
"Astaga apa yang terjadi pada ku.....!!!!" Aku mengusap kasar wajahku dan menjambak rambutku, aku mengutuki diriku sendiri.
"Sepertinya aku perlu kembali ke Club malam tadi, aku akan mengajak Sinta lagi" gumamku.
---------------
like dulu ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Anna Aqila 🏚️ 🌺
kasian kamu Anna
2021-08-16
0
Khanzara Aca
baru aja bbrapa bab udah nongol aja si julid kamu hrs hati2 ray dia kan dah nantangin km gt
2021-06-11
0
❄️ sin rui ❄️
suka sama karakter anna, biarpun abis di kasihwg tanda tapi dia gak gugup gak baper dan gak terpengaruh,, hebattt
2020-11-02
0