•05•

07 : 20 AM

Sekitar lima belas menit naik taksi akhirnya Naya sampai di SMA Abdi Bangsa, Naya menatap sekolah bertingkat dua itu dengan tatapan nanar. 'Haruskah?' -pikirnya.

Ini adalah pertama kalinya Naya bersekolah di sekolah umum, hal ini disebabkan karena keluarga Abyasa hanya memberikannya les privat dan homeschooling saat berada di tingkat SD dan SMP.

Bahkan saat berada di tingkat SMA pun Naya hanya boleh masuk pesantren putri, dan sayangnya malah harus keluar dan melanjutkan nya disini.

"Bismillah" ucap Naya menguatkan dirinya.

Kemudian mulai melangkahkan kakinya melewati gerbang putih SMA Abdi Bangsa. Sampai di koridor Naya bingung untuk mencari ruang guru, Maklum dia murid baru disini.

Naya menoleh kekiri dan kekanan untuk mencari orang yang bisa dia tanyai. Dan untungnya tak lama ada siswi yang berpapasan dengannya.

"Permisi, aku murid baru disini. Aku mau nanya, ruang guru di sebelah mana yah?" tanya Naya dengan senyum ramahnya.

"Oh ruang guru, lo lurus aja terus nanti belok kiri terus jalan sekitar sepuluh meter, nah di sisi kanannya itu udah ruang guru. Nanti bakal ada  tulisan ruang gurunya juga kok" jelas siswi yang berpapasan dengan Naya.

"Ah iyah iyah, terimaksih" siswi yang tadi langsung mengangguk mengerti dan melanjutkan langkahnya.

Begitupun dengan Naya, dia kembali melanjutkan langkah nya untuk segera ke ruang guru agar dia bisa tahu dimana kelasnya nanti.

"Permisi"

Seorang guru wanita dengan paras cantik langsung menoleh ke sumber suara, "Iyah?"

"Selamat pagi bu, Saya Nayara Samira Abyasa. Saya murid pindahan dari pesantren putri Jakarta" ucap Naya seraya tersenyum.

"Ah iyah! saya sudah menunggu kamu Nayara, kemarilah" Naya pun langsung beranjak menghampiri guru wanita itu.

"Saya Bu Devi, saya yang akan menjadi wali kelas kamu. Dan sekarang ibu akan menjelaskan sedikit peraturan di sekolah ini yang tentu saja sangat berbeda dengan sekolah kamu sebelumnya" jelas Bu Devi ramah.

"Baik Bu" balas Naya lagi.

°°

Sepuluh menit lagi mata pelajaran pertama akan dimulai, saat ini Naya tengah mengekor di belakang Bu Devi dan melewati koridor sekolah. 

Naya sangat merasa aneh dengan tatapan para siswa siswi yang sedang berdiri di depan kelasnya, bahkan ada yang sampai mengintip di jendela saat Naya lewat.

"Cantik banget! Wah!!" sahut seorang laki-laki yang baru saja Naya lewati.

"Dia pindahan pesantren yah?" bisik seorang gadis pada temannya

"Kayaknya iyah, jilbabnya lebar banget hahaha"

"Mujanya manis banget, apalagi kalau senyum tuh"

"Jadi ini yang di bilang bidadari surga!?"

"Liat cewek gini jadi pengen langsung halalin dah!!"

"Halah paling penampilan doang yang alim, dalemnya paling ga ada bedanya sama cabe"

Setidaknya itulah celotehan-celotehan yang dapat di dengar oleh Naya selama melewati koridor. Hingga akhirnya sampailah Naya di depan kelasnya, yaitu kelas IPA 1.

Sebelum masuk ke dalam kelas Naya sempat menoleh ke kanan karena merasa ada seseorang yang menatapnya dari arah situ. Naya langsung membulatkan matanya saat mengetahui yang menatapnya daritadi adalah Gavin, suaminya.

Naya tersenyum tipis pada Gavin tanpa dia sadari, sedangkan Gavin hanya memasang wajah datarnya. 'Katanya ga mau ketahuan dulu, tapi malah ngode duluan' pikir Gavin.

"Perkenalkan nama saya Nayara Samira Abyasa, kalian bisa panggil Naya. Semoga kita bisa berteman baik" ucap Naya saat di suruh Bu Devi untuk memperkenalkan dirinya di depan kelas.

"Salam kenal Naya!!" sahut salah satu siswa yang duduk paling belakang.

"Naya udah punya pacar belum?!"

"Naya tinggalnya dimana?!"

"Sudah-sudah! Kenapa pertanyaan kalian pada ngawur!" sanggah Bu Devi sebelum suasana kelas makin riuh.

"Nah sekarang, Naya kamu boleh duduk di samping Riana. Kebetulan bangku samping Riana masih kosong" ucap Bu Devi seraya menunjuk kursi urutan kedua dari belakang.

Naya mengangguk mengerti kemudian beranjak ke bangkunya. Tapi saat dia melewati teman-teman kelasnya, beberapa dari mereka menatap sinis seakan sangat membenci kehadiran Naya.

"Haii" sapa Riana gadis yang juga berkerudung seperti Naya.

"Ha-haii" balas Naya canggung.

"Aku juga murid pindahan disini hehe, kayaknya kita jodoh!" ucap Riana dengan cengirannya.

°°

Bel jam istirahat pertama sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tapi Naya masih terlihat serius dengan buku pelajarannya dan tak memperdulikan Riana yang dari tadi menatapnya tak percaya.

"Nay?" panggil Riana.

"Iyah?" balas Naya tanpa menoleh sedikitpun dari bukunya.

"Kamu gila belajar yah?"

"Hah? Maksud kamu apa?" kali ini Naya sudah menoleh pada Riana.

"Ini tuh udah jam istirahat Nay, kamu malah baca buku!"

"Aku cuma mau nandain bukunya kok, biar ga lupa materi-materi pentingnya" jelas Naya.

"Oh gitu, Yaudah aku tungguin! Habis itu kita ke kantin"

"Beneran? Makasih Na hehe" balas Naya dengan cengirannya.

°°

Seperti tadi pagi, lagi-lagi Naya menjadi bahan tatapan dari siswa-siswi yang berada di kantin. Sebenarnya tidak bisa di pungkiri bahwa wajah Naya memang sangat cantik dan manis, apalagi ketika tersenyum hingga menampakan kedua lesung pipinya. Siapa saja pasti terpukau akan parasnya yang seperti itu.

Tapi selain mendapat tatapan kagum dari para penghuni sekolah, Naya juga banyak mendapat tatapan sinis yang cukup membuatnya merasa tidak di inginkan.

°°

Setelah mengantri cukup lama untuk membeli makanannya, akhirnya Naya dan Riana bisa duduk di bangku kantin yang untungnya masih tersisa untuk mereka berdua.

"Nay kamu beneran pindahan dari pesantren yah?" tanya Riana tiba-tiba.

"Iyah Na"

"Pasti beda banget yah disini sama disana?"

"Iyah beda sih, tapi aku juga suka kok disini!" balas Naya seraya tersenyum.

"Boleh gabung ga?" sahut seseorang dari belakang Riana.

Saat Naya dan Riana menoleh pada orang yang menyahut tadi, Riana langsung tersenyum senang sedangkan Naya hanya menatap Riana kebingungan karena terlihat begitu antusias.

"Kak Renan!! Sini gabung aja gapapa" sambut Riana.

Orang yang di panggil Ka Renan oleh Riana itu langsung duduk dan sempat tersenyum pada Naya yang hanya diam tanpa suara.

"Kakak udah tau dia kan?" tanya Riana pada Renan seraya menunjuk Naya dengan dagunya.

"Udah lah, orang sekolah heboh gara-gara dia tadi pagi!" jawab Renan santai dan melirik Naya sekilas.

"Semoga suka yah sekolah disini" sambung Renan.

Naya yang merasa di ajak bicara langsung mengangguk dan tersenyum canggung pada Renan. Selama mereka bertiga makan Renan sesekali melirik Naya yang entah tujuannya untuk apa.

Selesai makan pun Renan tak membiarkan Naya dan Riana langsung pergi, dia menyodorkan handphonenya pada Naya seraya tersenyum.

"Nomor wa lo dong!"

"Aku ga--"

Byuurr..(anggap ini suara air tumpah)

Baru saja Naya akan menyodorkan handphone Renan kembali, tapi handphone tersebut sudah tersiram es jeruk.

"Apa-apaan lo?" sentak Renan.

"Sorry bro ga sengaja! Nanti gue beliin yang baru" dan ternyata yang barusan menumpahkan es jeruk adalah Gavin.

Naya mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba mencerna apa yang sedang terjadi di hadapannya saat ini. 'Ini Gavin sengaja yah?!'

"Lo cari masalah sama gue? Jangan mentang-mentang lo ketua di tim basket terus lo boleh seenaknya!" ujar Renan dengan tatapan tajamnya.

Renan beranjak dari duduknya dan langsung ingin melayangkan pukulannya pada Gavin, tapi dengan segera Riana menengahi mereka berdua.

"Udah-udah! Ka Renan sama Gavin jangan berantem, ini tuh di kantin! Hargain dong orang yang lagi makan" ucap Riana penuh penekanan.

"Ikut gua!" ucap Renan.

Gavin tersenyum miring mendengar ucapan Renan dan langsung mengikut di belakangnya. Sudah bisa di tebak apa yang akan mereka berdua lakukan.

Naya hendak menahan Gavin tapi dia terlalu takut jika akan menimbulkan masalah lain.

"Riana itu gimana? Mereka berdua mau kemana?" tanya Naya sedikit khawatir.

"Hah sudahlah Nay, lupain aja! Setiap orang yang berurusan sama Gavin pasti ujung-ujungnya berantem"

"Berantem?"

"He'em, ga ada yang bisa halangin Gavin kalau soal berantem. Dia mah udah king'nya kalau urusan begitu, gue juga ga yakin Ka Renan bakal mampu ngalahin dia" jelas Riana terlihat pasrah.

"Tapi setidaknya kita harus melerai mereka dulu Na!"

"Iyah, di sekolah kita bisa melerai mereka! Tapi di luar sekolah paling juga ujung-ujung mereka terusin--"

"Udah Nay, kita ke kelas aja udah mau masuk nih!" ajak Riana seraya menarik tangan Naya.

"Gavin kamu kenapa sih?!, Inikan hari pertama aku sekolah!" -batin Naya.

•••

hallo semua, jangan lupa kasih like dan komen yang banyak yah hehe :)

makasih yah ♡♡

Terpopuler

Comments

Ramania

Ramania

anak sultan mah bebas, nyiram hp orang, cengar cengir doang

2020-06-16

7

Nadariah

Nadariah

Gavin cemburu Nay😀

2020-06-10

8

Nadia_HIATUS BYE

Nadia_HIATUS BYE

hehehe

2020-06-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!