Di sisi lain, Gavin Nikola Wijaya adalah putra kedua dari Abraham wijaya dan Hanna wijaya yang sekarang masih duduk di bangku SMA kelas dua. Gavin hanya memiliki satu saudara yaitu Angga Nikola Wijaya yang sudah bekerja di salah satu perusahaan papa nya.
Gavin merupakan ketua tim basket dari SMA Abdi Bangsa, sebenarnya dia adalah siswa yang biasa saja sebelum menyandang gelar kapten tim basket inti.
Tapi setelah resmi menjadi kapten tim basket inti dari sekolahnya, Gavin tidak bisa menghindari kepopuleran nya dikalangan siswa-siswi SMA Abdi Bangsa.
Menjadi kapten tim basket bukanlah kemauan Gavin melainkan kemauan senior angkatan ketiga yang sudah sangat percaya dengan kemampuan Gavin dalam memimpin. Memimpin orang tauran dan balapan saja dia sanggup apalagi hanya memimpin tim basket.
°°
Baru saja Gavin pulang dari sekolah dengan gaya urak-urakannya, papa nya sudah menyuruhnya untuk ikut duduk di ruang tengah. Gavin yang melihat raut serius dari wajah papanya langsung menurut ketika di suruh duduk.
"Siapa gadis yang kamu bawa ke apartement?" tanya Abraham, Papa Gavin.
Gavin mencoba mencerna pertanyaan yang dilayangkan papanya barusan. Seingat Gavin dia tidak pernah membawa gadis ke apartementnya selain gadis yang dia tolong di gang sempit seminggu yang lalu.
"Maksud papa gadis yang sekolah di pesantren putri itu?" tanya Gavin memastikan.
"Kamu kenal dia?"
"Gak, aku cuma nolongin dia pa. Dia pingsan di ganggu sama preman dan aku juga ga bisa bawa dia ke rumah sakit. Dan karena disitu dekat sama apartement makanya aku bawa dia kesana dulu biar dia sadar, terus aku anterin pulang" jelas Gavin tanpa ragu sedikitpun, toh dia tidak berbohong dan tidak melakukan kesalahan juga.
"Astaga kamu ini, harusnya kamu bawa dia ke rumah sakit atau kerumah kita ini nak!" sahut Hanna yang sedaritadi duduk di sisi Abraham yang sekarang terlihat berpikir keras.
"Kamu tau hasil dari perbuatan kamu?!" tanya Abraham membuat Gavin langsung mengerutkan alisnya.
"Maksud papa apa? Gavin ga ngapa-ngapain dia kok" bela Gavin.
"Haah sudahlah, pokoknya kamu harus mempersiapkan dirimu untuk menikahi gadis itu!" finish Abraham kemudian beranjak pergi meninggalkan Hanna dan Gavin di ruang tamu.
"Mah, maksud papa apa? Nikah apaan?" tanya Gavin yang masih tidak mengerti ucapan dari papanya.
"Gadis itu berasal dari keluarga Abyasa, mereka tidak akan tinggal diam karena cucu dari keluarga mereka telah tercoreng namanya"
"Seseorang telah melihat kalian keluar dari apartement bersama-sama, dan orang itu mengasumsikan bahwa kalian telah berbuat sesuatu yang tidak-tidak, hal itu tentu saja sampai di telinga keluarga Abyasa yang sangat di segani itu" sambung Hanna yang sebenarnya enggan menjelaskan hal ini pada putranya.
"Ya ampun mah, Gavin ga ngapa-ngapain anak orang" pekik Gavin tak terima.
"Mama tau, tapi keinginan keluarga Abyasa tak bisa di tolak nak! Bagi mereka menjaga nama baik keluarga Abyasa adalah nomor satu" tambah Hanna lagi.
"Jadi Gavin harus nikahin gadis itu?" tanya Gavin memastikan lagi.
Dengan raut pasrahnya Hanna mengiyakan pertanyaan Gavin.
Gavin mengusap wajahnya kasar, dia tidak menyangka keputusannya membawa gadis itu ke apartement akan berakibat seperti ini. Sebenarnya Gavin bukan mengkhawatirkan nasibnya tapi dia mengkhawatirkan gadis yang dia tolong itu.
Gavin tau gadis yang dia tolong kemarin pasti lebih terpukul dengan keputusan keluarganya sendiri. Karena gadis itu merupakan gadis baik-baik dan sekarang malah di tuduh yang tidak-tidak oleh keluarganya sendiri.
°°
Besoknya Gavin yang memang memiliki keberanian lebih dari orang normal lainnya, tanpa pikir panjang dia langsung pergi ke Jogja untuk bertemu keluarga Abyasa.
Gavin tentu saja langsung di terima di kediaman Abyasa setelah dia menjelaskan bahwa dia adalah laki-laki yang menolong cucu dari keluarga Abyasa.
"Terlalu cepat untuk kamu berkunjung, saya dengan orang tuamu bahkan belum mendiskusikan tanggal pernikahan kalian" ucap Kakek Wira dengan tenang seperti biasa.
"Maaf tuan Wira, saya kesini bukan untuk membicarakan pernikahan yang seharusnya tidak dilakukan itu. Saya kesini untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara saya dan cucu tuan" jelas Gavin dengan penuh penekanan.
"Saya sudah tahu semuanya, kamu tidak perlu menjelaskannya"
"Tapi sa--" perkataan Gavin terhenti ketika Naya datang dengan di dampingin tante Dita. Terlihat jelas raut Naya yang terlihat sangat sedih, membuat Gavin makin merasa bersalah.
"Ini cucu saya Nayara, saya rasa mulai sekarang kalian harus mendekatkan diri satu sama lain" sambung Kakek Wira.
Baru saja Gavin akan membantah ucapan kakek Wira lagi, tapi Naya langsung mengisyaratkan Gavin untuk diam dan tak membantah perkataan kakeknya.
Naya beranjak dari duduknya untuk menghampiri Gavin dan memintanya Gavin untuk ikut dengannya. Yang dimintapun tentu saja menurut karena melihat keluarga Abyasa yang makin banyak berkumpul.
°°
Sekarang Naya dan Gavin berada di sisi taman yang cukup luas, di kediaman Abyasa. Gavin tak berhenti menatap Naya yang sedaritadi hanya menunduk seakan tak punya semangat hidup.
"Kenapa lo ga ngelawan?" akhirnya setelah beberapa menit saling diam, Gavin memulai obrolan.
"Percuma" lirih Naya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Setidaknya mereka harus denger langsung penjelasan yang sebenarnya dari lo"
"Aku bilang percuma! di otak mereka yang terpenting hanyalah nama baik keluarga Abyasa, dari kecil aku selalu di anggap parasit dalam keluarga ini, dan sekarang aku baru sadar mereka memang ingin menyingkirkan aku dari keluarga mereka! Hanya saja mereka baru menemukan caranya sekarang!" ucap Naya panjang lebar dan sudah meloloskan beberapa tetes air matanya.
"Maksud lo mereka sengaja nikahin lo sama gue biar lo keluar dari keluarga Abyasa?" dengan pasrah Naya mengangguk mengiyakan pertanyaan Gavin.
"Gue ga habis pikir dengan keluarga lo! Mereka it--"
"Aku mohon" lirih Naya memotong perkataan Gavin.
"Aku mohon.. bawa aku keluar dari keluarga ini, aku bakal ngelakuin apa aja supaya kamu mau bawa aku pergi. Aku juga ga makan banyak jadi kamu ga perlu takut uang kamu habis buat ngehidupin aku" sambung Naya dengan tatapan polosnya.
Gavin hanya bisa menganga mendengar permintaan Naya barusan, dia tidak menyangka gadis di hadapannya ini malah memohon untuk dibawa pergi tanpa tau sosok diri Gavin yang sebenarnya. "Semenderita itukah dia di keluarga ini?! " -batin Gavin.
"Kamu mau kan?" tanya Naya lagi karena Gavin tak kunjung membuka suaranya.
"Gu-gue.."
"Kamu ga mau?" tanya Naya dengan wajah memelas.
"Okeh gue bakal bawa lo! Gue bakal bawa lo ngejauh dari keluarga yang bahkan ga mau nganggep lo ada! tapi dengan satu syarat lo ga boleh nyesel sama keputusan lo ini!" finish Gavin hingga membuat Naya langsung tersenyum bahagia.
Gavin yang melihat Naya tersenyum untuk pertama kali langsung terpukau dengan wajah manis Naya, apalagi lesung pipinya yang tak bisa di sembunyikannya ketika ia tersenyum.
"Ma-makasih!" lirih Naya.
"Sama-sama" balas Gavin membalas senyuman Naya.
•••
Aing hobby banget bikin cerita nikah-nikahan wkwkw, jadi maap yah kalau bosan dengan cerita yang kaya gini. Kalau kalian pengen yang pacar-pacaran mampir ke cerita lain aja, jangan disini hehe :)
jangan lupa kasih like dan komen yah :)
makasiii :D
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Lina Aulia Hikmah
bagus bagusss
2023-09-05
0
Nia Kurniasih
bagus
2022-09-12
0
Yayu Rozana
mantap thor
2022-08-20
0