Satu bulan kemudian setelah melangsungkan resepsi pernikahan yang megah tapi tertutup, Gavin dan Naya pulang ke apartement Gavin yang letaknya tidak jauh dari asrama Naya dulu. Resepsi pernikahan mereka memang di selenggarakan di Jakarta tapi akadnya di selenggarakan di Jogja, yaitu di kediaman keluarga Abyasa.
Sampai di apartement Gavin, Naya sudah di sambut dengan suasana suram, tak ada benda-benda berwarna cerah sama sekali di dekorasi apartement Gavin, yang ada hanya benda-benda yang berwarna hitam putih dan juga abu-abu.
"Maap yah, apartement gue suram banget kan hehe. Soalnya gue juga ga pernah tinggal disini sih, cuma kadang-kadang doang kalau lagi cari pelarian dari rumah" jelas Gavin yang berdiri di belakang Naya dengan memasang cengirannya.
"Mm gitu, gapapa kok. Nanti biar aku bantu rapihin dikit"
"Beneran?" tanya Gavin yang langsung beranjak berdiri di hadapan Naya dan menatapnya, Naya yang ditatap oleh Gavin langsung menunduk malu karena merasa tidak biasa di tatap laki-laki sedekat ini.
"Iyah, kan aku juga bakal tinggal disini. Jadi biar aku yang rapihin, gapapa kan?" tanya Naya dengan suara pelannya.
"Gue sih gapapa, kalau lo perlu bantuan bilang ke gue juga boleh" jawab Gavin seraya memasang senyumnya. Naya pun melanjutkan langkahnya.
"Kamar kita yang ini kan?" tanya Naya seraya menunjuk ruangan yang dulu menjadi tempat istirahatnya saat pingsan, pertanyaan Naya barusan membuat Gavin membulatkan matanya tiba-tiba. 'Kamar kita? Ini dia ngajak sekamar apa gimana?!' -batin Gavin.
"I-iyah" jawab Gavin tergagap.
"Yaudah aku masuk yah" ucap Naya yang kemudian masuk ke kamar tersebut.
Saat masuk di kamar tersebut, Naya kembali menarik nafas panjangnya. Sungguh, selama hidupnya ini adalah kamar yang paling berantakan yang pernah dia lihat selama ini.
"Berantakan yah hehe" sahut Gavin yang memang mengekor di belakang Naya.
"Aku beresin dulu, kamu tunggu di luar" suruh Naya dengan nada yang sedikit datar.
"ini dia lagi marah yah?! imut banget anjirr!!" -batin Gavin seraya keluar dari kamarnya.
Tak butuh waktu lama Naya sudah membereskan kamar Gavin yang sebelumnya berantakan. Dia keluar dari kamar dan mendapati Gavin yang sedang nonton tv sambil main handphone, iya tv nya di anggurin sama Gavin.
"Gavin kamu mandi dulu aja, kamarnya udah beres kok. Aku masak sesuatu dulu, lapar banget soalnya" ucap Naya saat lewat di samping Gavin.
Gavin menoleh pada Naya dan langsung menegakkan duduknya karena menyadari sesuatu.
"Tapi Nay, ga ada yang bisa di masak. Adanya cuma mie doang. Mau gue beliin makanan di luar ga?" sahut Gavin sebelum Naya membuka kulkas di dapur.
Dan lagi-lagi Naya hanya bisa menghela nafasnya, dia berbalik ke arah Gavin dengan memasang senyum manisnya. Membuat Gavin merinding seketika, 'Dia senyum tapi kok gue takut yah?!' batinnya.
"Gapapa, aku masak mie aja, kamu mau juga ga?" sahut Naya lalu mengambil bungkus mie yang terdapat di lemari bagian atas dapur.
"Bo-boleh" balas Gavin
~~
"Minggu depan lo masuk sekolah gue kan?" tanya Gavin sebelum memasukkan mie ke dalam mulutnya.
"Hus.. Kalau lagi makan ga boleh ngomong, nanti keselek!" tegur Naya membuat Gavin langsung mengatupkan bibirnya.
Ya seperti itulah keputusan dari keluarga Abyasa, Naya harus tetap melanjutkan sekolahnya demi masa depannya, hanya saja Naya harus melanjutkannya di tempat yang berbeda.
Karena pesantren Naya sebelumnya tidak menerima santriwati yang telah menikah, sehingga dia mau tak mau harus melanjutkan sekolahnya di SMA Abdi Bangsa yang juga merupakan sekolah Gavin.
Dan satu lagi pesan dari keluarga Abyasa pada Gavin dan Naya, yaitu Naya tidak boleh hamil sebelum mereka lulus SMA. Hal itu di jaga agar Naya bisa menyelesaikan sekolahnya tanpa hambatan. Karena dia masih berada di tingkat SMA kelas dua, sama seperti Gavin.
Selesai makan malam Gavin dan Naya memutuskan untuk beristirahat karena hari ini merupakan hari yang berat bagi mereka berdua, jadi tentu saja mereka kelelahan.
"Nay?" panggil Gavin yang berbaring di samping Naya.
"Iyah?"
"Lo ga nyesel kan nikah sama gue?"
"Aku ga nyesel Gavin, kamu kenapa sih? semenjak ijab kabul tiga hari yang lalu kamu ga berenti nanyain ini terus, aku sampe bosen jawabnya" balas Naya seraya mempoutkan bibirnya.
"Gue cuma takut aja lo nyesel"
"Aku ga bakal nyesel kok! Kita berdua harus yakin Gavin, kalau ini adalah takdir dari Allah yang maha tau segalanya. Ini adalah yang terbaik untuk kita berdua. Meskipun kita di pertemukan dengan cara yang kurang baik, tapi aku berharap hal yang kurang baik itu tidak akan pernah terjadi lagi di kehidupan kita nanti" ucap Naya membuat Gavin langsung mengukir senyumnya.
Sungguh saat ini Gavin merasa menjadi laki-laki paling beruntung karena telah menikahi gadis yang super baik seperti Naya.
04 : 20 AM
"Gavin bangun! Subuhan dulu" ujar Naya seraya mengoyang-goyangkan lengan Gavin yang masih tertidur pulas.
Setelah beberapa saat akhirnya Gavin membuka matanya dan sudah mendapati Naya yang duduk di sampingnya dengan rambut yang terurai. 'Cantik!!'
"Gavin jangan liatin aku kayak gitu" tegur Naya karena tak tahan di tatap terus oleh Gavin.
Gavin terkekeh geli karena melihat Naya yang tersipu malu akibat tatapannya.
"Iyah iyah" ucap Gavin kemudian beranjak ke kamar mandi untuk segera mengambil Wudhu dan sholat berjamaah bersama Naya.
Setelah selesai sholat subuh Gavin merebahkan tubuhnya di sofa yang terdapat di kamar mereka dan di ikuti oleh Naya yang sudah membawa Al-Qur'an di tangannya.
"Ternyata nikah enak yah" ucap Gavin asal.
"Kok gitu?" tanya Naya penasaran.
"Soalnya kalau subuhan ada yang bangunin hehe"
"Emang selama ini ga ada yang bangunin?" tanya Naya lagi.
"Paling alarm doang, itupun kalau ga gue matiin! Mama aja kalau bangunin paling sekali doang karna tau gue ga bakal bangun juga" jelas Gavin dengan santainya.
Plakk..
"Ga boleh gitu, kalau waktunya sholat yah sholat Gavin!!" peringat Naya setelah melayangkan satu pukulannya di paha Gavin.
"Belum apa-apa udah KDRT nih" ucap Gavin seraya mengusap-ngusap pahanya yang mendapat hantaman dari tangan mungil Naya.
"Kamu sih ngomong gitu, ga boleh gitu tau!"
"Iyah iyah, kan sekarang udah enggak. Kan ada lo yang bangunin hehe"
"Kamu alesan mulu"
Setelah selesai dengan adu bacotnya, Naya memutuskan untuk membaca Al-Qur'an seperti biasa, Gavin yang duduk di sebelanya lagi-lagi di buat terpukau dengan suara indah Naya saat melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan begitu fasih, hal itu tentu saja membuat Gavin makin merasa beruntung telah memiliki istri seperti Naya.
°°
Seminggu kemudian, yaitu hari pertama Naya masuk di sekolah Gavin.
"Vin aku berangkatnya naik taksi aja yah!?" sahut Naya seraya mengikat tali sepatunya.
"Iyah iyah" balas Gavin acuh tak acuh.
Sudah semalaman dia membujuk Naya untuk berangkat bersama ke sekolah, tapi Naya tak mengindahkannya.
Sebenarnya bukan tanpa alasan Naya tidak ingin berangkat bersama Gavin, dia hanya tidak ingin hubungannya dengan Gavin terekspos di sekolah, karena hal itu bisa saja menimbulkan masalah jika pernikahannya dengan Gavin di ketahui banyak orang.
Jadi setelah mengukur-ngukur dan berbincang panjang lebar, akhirnya Naya dan Gavin memutuskan untuk tidak mengekspos hubungan mereka.
Setelah selesai memasang sepatunya Naya menghampiri Gavin yang masih duduk di meja makan, Gavin memang tidak terburu-buru untuk ke sekolah karena dia bisa dengan cepat menyalip kemacetan dengan motor nya. Sedangkan Naya harus berangkat lebih awal agar mendapat taksi dan terhindar dari macetnya jakarta.
"Aku pergi dulu, Assalamu'alaikum" pamit Naya seraya mengambil tangan Gavin lalu menciumnya.
"Wa'alaikumsalam, sholeha banget istriku ini" goda Gavin karena tangannya di cium oleh Naya, tapi sayang godaanya itu sama sekali tak mempan, malah Naya langsung berlalu begitu saja.
"Hati-hati" teriak Gavin sebelum Naya menghilang dari balik pintu keluar Apartement.
•••
jangan lupa kasih like dan komen yah :)
makasih udah baca♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Nia Kurniasih
ceritanya menarik ,jadi pengen tahu lebih
2022-09-12
0
Yayu Rozana
lanjut thor
2022-08-20
0
Viiy
uwwu baru kali ini baca novel yg berilmu agama
2021-07-02
1