Saat ini Lulu dan Kaison masih berdebat satu sama lain.
“Kamu hanya mendapatkan 3 partisipasi kill dan itu semua berasal dari sampahan yang kamu lakukan saat wipeout terakhir.” Kata Lulu.
“Sudah kubilang, apa yang kamu tau tentang bermain sebagai Toplane. Kamu hanya bisa mengikuti Daffin sepanjang permainan seperti ekor hewan.” Bantah Kaison.
“Apa kamu bilang! Ekor hewan? Aku bersumpah akan memukulmu jika kita bertemu.” Mendengar perkataan Kaison Lulu seketika marah.
Melihat situasi ini Daffin tidak bisa menahannya lagi, jika terus dibiarkan mereka akan terus mengejek satu sama lain hingga batas yang tidak diketahui. Walaupun mereka selalu berbaikan setelahnya. Karena Lulu selalu melupakan kejadian yang sudah berlalu.
“Hahaha sudah, sudah ayo masuk ke room lagi. Kita bermain lagi.” Daffin tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia hanya bisa mengatakan ini untuk sekarang, setidaknya ini bisa membuat Lulu dan Kaison berhenti berbicara terhadap satu sama lain.
“Aku sepertinya cukup untuk hari ini.” Suara tinggi Lulu kemudian merendah ketika berbicara kepada Daffin. “Aku ada kelas nanti pagi, jadi aku tidak bisa begadang.” Lanjut Lulu.
“Oh begitu baiklah.” Daffin hanya menerima perkataan Lulu dan tidak mencoba memaksanya.
“Kalau begitu aku duluan. Sampai jumpa besok, Kaison jelek.” Ucap Lulu untuk terakhir kalinya, bahkan dia masih sempat mengejek Kaison dan membuat mengejek sambil mengeluarkan lidahnya.
Daffin membalasnya dengan ucapan sampai ketemu besok. Namun, Kaison tidak mengatakan apa pun.
“Sepertinya hanya kita berdua. Ayo cepat masuk ke dalam room.” Ajak Daffin dengan tidak sabar.
“Aku juga akan menyudahi untuk hari ini.” Kaison berbicara dengan cepat menggunakan nada datar.
“Apa? Kenapa?” Tanya Daffin.
“Ini sudah malam, aku harus bangun subuh untuk membeli bahan-bahan dan menyiapkannya untuk besok.” Jawab Kaison.
“Ini kan baru jam-“ Daffin menarik layar ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.02.
Ini sudah masuk jam malam, bahkan ini adalah waktunya untuk orang-orang tidur jika mereka ingin mendapatkan tidur yang cukup.
Kaison adalah seorang koki termuda yang bekerja di sebuah restoran yang tidak terlalu besar, itu bahkan bisa dibilang hanya restoran sekelas bintang 3. Sebagai koki termuda Kaison diharuskan datang lebih awal dan melakukan tugas-tugas yang berat, seperti ke pasar saat subuh, menyiapkan bahan untuk sarapan bahkan dia juga ikut memasak dan mencuci piring.
Daffin sedikit mengetahui tentang kehidupan Kaison, jadi dia juga tidak mencoba berdebat dengannya dan hanya mengiyakannya.
“Baiklah, kita sudahi dulu untuk hari ini.” Ucap Daffin menghela nafasnya, sebenarnya dia ingin memainkan satu permainan lagi dengan Lulu dan Kaison. Namun, semua orang memiliki kehidupannya masing-masing dan mereka harus menjalani itu. Jadi Daffin sangat paham dan tidak suka memaksakan jika mereka tidak bisa.
“Apa kamu juga akan logout?” Tanya Kaison.
Pertanyaan Kaison membuat Daffin bimbang, dia ingin memainkan satu permainan lagi. Namun, ini juga sudah malam dia harus tidur untuk bekerja besok.
“Yah sepertinya aku juga akan tidur.” Jawab Daffin. Namun, perkataan Daffin tidaklah sepenuhnya benar. Karena saat ini dia masih berada di dalam lobby.
“Kalau begitu aku pergi, thank you bro.” Kaison kemudian keluar dari ruang obrolan meninggalkan Daffin sendirian di sana.
Daffin menaruh ponsel di dadanya dan menyatukan lengannya sambil menatap ke atas atap. Tidak ada yang tau apa yang dia pikirkan saat ini, dia hanya menatap itu dengan tatapan kosong namun fokusnya tetap ada di sana.
Karena dia belum bisa tidur, akhirnya Daffin mengangkat ponselnya lagi dan melihat-lihat Menu Leaderboard. Di sana dia melihat sesuatu yang memunculkan rasa bangga dalam dirinya.
Attack Damage Carry No. 1 Indonesia, Fire.
Tulisan itulah yang membuat dirinya memiliki kebanggaan dalam dirinya saat ini. Daffin kemudian merubah untuk melihat ranking secara keseluruhan, maka dia mengubah tampilan negaranya menjadi Dunia.
Di sana Fire menduduki peringkat kedua, hanya terpaut beberapa poin dari seseorang bernama Devil Archer yang berasal dari Cina. Namun, bagaimanapun Daffin ingin mengejarnya poin milik Devil Archer selalu menjauh dan menjauh. Walaupun begitu, Daffin yakin bahwa dirinya akan bisa berada di puncak suatu hari nanti.
Daffin memang belum pernah bertemu dengan Devil Archer sekalipun dalam permainan, entah ini karena mereka selalu bermain di jam yang berbeda atau memang Tuhan tidak mempertemukan mereka. Daffin juga tidak berteman dengan Devil Archer jadi dia tidak bisa melihat apakah Devil Archer sedang online atau tidak, karena sistem permainan hanya akan menampilkan status online atau offline kepada pemain yang sudah berteman satu sama lain.
Karena bosan, Daffin mulai melihat-lihat menu lain. Di kolom role. Daffin mengubah setting Attack Damage Carry menjadi Support untuk melihat peringkat pemain Support dan yang selalu menarik perhatian Daffin adalah Support No. 1 di dunia memiliki nama yang berlawanan dengan nama permainan yang Daffin gunakan, yaitu Water.
Entah ini sebuah kebetulan atau tidak, tapi ini selalu membuat Daffin terpaku kepadanya. Bahkan Daffin selalu melihat namanya sebelum Daffin keluar dari permainan agar memastikan nama itu tetap berada di sana. Terlebih lagi karena rumor yang beredar yang mengatakan bahwa Water adalah seorang pemain wanita.
Daffin melihat waktu lagi, sudah 10 menit dia melihat-lihat tanpa arah.
‘Aku ingin tidur, tapi aku belum mengantuk. Sepertinya satu permainan lagi tidak ada masalah.’ Ucap Daffin dalam hati.
Daffin membuat Lobby Room untuk melakukan Solo Ranked. Dia kemudian berdoa agar tidak bertemu dengan orang-orang yang aneh.
Dia menunggu 1 menit, 2 menit terlewati.
‘Ini tidak seperti biasanya, biasanya jika aku melakukan Matching itu tidak memakan waktu lama dan langsung dapat.’
Namun Daffin tidak terlalu memikirkannya, dia juga sibuk membuka dan menutup fitur permainan sambil menunggu match.
Tidak lama kemudian gambar kipas besar muncul dilayarnya, dengan 10 foto yang tertutupi. Itu adalah tanda jika match telah ditemukan, Daffin kemudian menekan “OK” untuk menerimanya.
Setelah kesepuluh orang itu menerima match-nya semua pemain akan memasuki fase sebelum permainan dimana fase tersebut adalah Ban and Pick Phase.
Ban and Pick Phase adalah fase dimana ketika pemain dapat melakukan larangan kepada beberapa hero agar tidak dimainkan pada match tersebut dan harus memilih satu hero yang akan dimainkan.
Namun, ketika Daffin melihat nama-nama pemain yang berada di timnya. Dia cukup terkejut, bahkan dia menarik tubuhnya ke posisi duduk karena tidak percaya dengan apa yang ada di depan matanya saat ini.
Daffin mengerutkan dahinya dan menyipitkan matanya, matanya memang sudah lelah dan penglihatannya sudah agak kabur. Namun, dia tidak mungkin salah lihat. Dia mendekatkan layar ponselnya dan menjadi sedikit terkejut.
Water, dia ada di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
𝗘𝘀 𝗸𝗶𝗸𝗼🖕🏻🗿
icon apa icon sinyal?
2022-11-02
1
Little Peony
Like like
2020-10-30
0
nu_rzaqi
udah mampir thor, kasih like dan komen pastinya maaf belum bisa vote, sukses selalu buat author.😊
2020-10-25
2