3. Kemarahan Vanes terhadap Jihan [REVISI]

"Vanes! Apa yang telah kamu lakukan sama om Juna itu?!" Nada bicara Jihan membuat seluruh seisi kelas menatap Vanes dengan pandangan risi.

"JIHAN!" Bentak Vanes. Kemudian Vanes membawa Jihan ke rooftop sekolah. Nesya ikut di belakangnya.

Plak.

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kanan Jihan. "Aku tahu kamu nggak suka tentang hubunganku sama Juna. Aku paham! Aku pun tidak peduli, kamu suka apa enggak. Karena yang menjalankan hubungan ini tuh aku, Jihan! AKU! BUKAN KAMU! DAN SUDAH MEMPERMALUKAN AKU DI DEPAN TEMAN-TEMAN!"

Nesya mengelus bahu Vanes yang sedang emosi. "Udahlah, Han. Kamu itu nggak usah ikut campur urusan orang lain!"

"ORANG LAIN KATAMU, NES? NESYA! VANES INI SAHABAT KITA. TENTU SAJA AKU KHAWATIR JIKA DIA MENJALIN HUBUNGAN DENGAN OM-OM SEPERTI ITU!"

"KAMU HANYA IRI, JIHAN!" Bentak Nesya.

"AKU TIDAK IRI! AKU HANYA KHAWATIR! APA AKU SALAH KHAWATIR DENGAN SAHABATKU?" Jihan masih berteriak.

Vanes menghembuskan nafasnya. "Jihan! aku tak menyangka kamu bisa seperti itu. Aku tahu kamu khawatir. Tapi kenapa juga kamu harus berteriak di depan teman-teman? Aku benci kamu, Jihan. Ayo Nesya kita pergi!"

Jihan menangis dalam sendiri. Dia tidak menyangka jika sahabatnya itu berani berbuat kasar kepadanya. Dengan mencintai seorang lelaki ternyata dapat mengubah pribadi dari Vanes.

Sementara itu, Vanes sedang di olok dengan teman-temannya.

"Oh ternyata kamu jadi perempuan pemuas nafsunya om-om ya, Van?" Pemilik suara sinis itu adalah Utari dan kedua dayangnya, Andini dan Calen yang sedang tertawa. Seisi kelas ikut tertawa.

"Di bayar berapa, Van? Aku sewa sini nanti malam!" Celetuk Dani kemudian tertawa.

Andini menimpali. "Iya tuh. Lumayan Van buat jajan. Mendingan mainnya juga sama Dani dari pada sama om-om ye gak man teman?" Kemudian gelak tawa terdengar.

Vanes ingin melawan. Tapi dia tahu jika lawannya ini banyak. Dan kejadian ini tak akan terjadi jika mulut Jihan tak berkomentar.

Nesya memilih membawa Vanes keluar dari kelasnya. Membawa Vanes ke arah taman mungkin lebih baik. Namun, di jalan, mereka berdua bertemu dengan Jihan.

Vanes menyeka air matanya saat bertemu dengan Jihan. "Gara-gara mulutmu, aku di caci maki. Harga diriku sudah tidak ada di mata mereka semua. Dan itu semua gara-gara kamu, Jihan. Aku akan membalas perbuatanmu. Ayo Nesya!"

"Vanes! Vanessa! Tunggu!" Panggil Jihan tapi tak di hiraukan.

***

Vanes menangis di pelukan sang kekasih. Seperti rutinitas biasa, Juna menjemput Vanes. Juna terkejut mendapati kekasih kecilnya itu menangis.

"Ada apa, sayang?" Tanya Juna sambil mencium puncak kepala Vanes.

Jas hitam milik Juna telah basah karena air mata. "Aku di bilang perempuan pemuas oleh teman-temanku! Dan mereka bilang begitu karena Jihan."

Juna agak tak terima jika kekasihnya di bilang seperti itu oleh teman-temannya. "Jihan? Sahabat kamu kan?"

Vanes mengangguk di pelukan Juna.

Juna sadar sesuatu. Penghalang di antara hubungannya selama ini adalah Jihan, sahabat Vanes. Dan Juna harus bertindak tegas.

***

Setelah mobil Juna turun di gerbang perumahan tempat Vanes tinggal, Vanes turun dari mobil. Tangannya di cekal oleh Juna.

"Ada apa?" Tanya Vanes.

"Ada saatnya nanti aku menurunkanmu di depan rumahmu." Jawab Juna. Vanes tersenyum simpul. "Jangan sedih, Vanessaku!"

Kemudian Juna mencium kedua pipi Vanes. ******* bibir Vanes yang selalu membuatnya candu. Tangan kiri Juna di gunakan untuk mengunci pintu mobil. Vanes yang sudah terlena mengikuti irama permainan Juna. Belum bosan dengan bibir Vanes, Tangan kanannya di gunakan untuk membuka kancing baju Vanes.

Tin! Tin!

"Argh! Sial! Menganggu saja!" Ucap Juna sambil menepikan mobilnya agar mobil di belakangnya bisa lewat.

Vanes hanya diam sambil merapikan tatanan bajunya. Kancingnya sudah terbuka dua.

"Aku turun ya, Jun?" Tanya Vanes terlebih dahulu. Juna hanya mengangguk.

Vanes pun turun dari mobil Juna kemudian berjalan menuju blok rumahnya terletak.

Juna menggeram pelan. Tangannya mencengkram kuat setir mobilnya. Dalam hati, Juna mengutuk siapapun itu yang menganggunya tadi. Lagi-lagi nafsunya tak terpuaskan.

***

"Jihan!"

Mendengar namanya di panggil oleh seseorang, Jihan menoleh. Lelaki yang menggunakan setelan jas berwarna hitam dengan wajah berwibawa dan arogan berdiri di hadapannya.

"Siapa Anda?" Tanya Jihan.

"Saya Juna."

Jihan menatap Juna dari atas hingga ke bawah. Lelaki yang di hadapannya ini benar-benar perfect untuk perempuan yang seumuran dengannya. Pantas saja Vanes langsung menaruh hari jika stylenya seperti ini.

Jihan tersenyum sinis. "Oh jadi anda yang namanya Juna. Ada apa om menemui saya?"

"Jangan ikut campur urusan saya dengan Vanessa walaupun kamu itu sahabatnya." Tegas Juna.

Jihan tak takut sekalipun. "Saya sahabat dari Vanes, Om. Anda tak berhak mengikut campuri urusan saya dengan Vanes."

Halaman sekolah sudah sepi. Hanya ada mereka berdua. Dugaan Juna jika Jihan belum pulang dari sekolah ternyata benar.

"Kamu juga tak berhak ikut campur urusan saya dengan Vanessa."

"Saya dan Vanes adalah sahabat sejak kami kelas 7. Anda hanya baru masuk ke dalam kehidupan Vanes, Om. Anda hanya bagian baru dari hidup Vanes. Anda memang kekasihnya, tapi ikatan persahabatan lebih kuat dari pada ikatan kekasih!"

"Oh iya? Jika memang ikatan sahabat terlalu kuat untuk melawan ikatan kekasih, kenapa Vanessa membencimu?" Juna maju selangkah agar lebih dekat dengan Jihan.

Jihan mundur. "Karena itu semua salah paham, Om! Saya akan menjauhkan Vanes dari anda!"

"Coba saja jika bisa. Kamu tidak akan bisa memisahkan kita, Jihan. Akulah yang akan memisahkan kamu dari Vanessa!" Balas Juna.

"Saya akan tetap berjuang untuk yang terbaik demi sahabat saya. Pengakuan mundur akan selalu terbuka." Ucap Jihan sambil berlalur pergi.

Dengan sekali sabetan, Jihan kembali berdiri di depan Juna karena Juna menarik tangannya dan mencekalnya dengan kuat. "Dengar Jihan! Saya akan mencari tahu asal-usul keluargamu. Dan jika kamu masih tetap saja ingin menghalangi saya untuk Vanessa, saya tak segan-segan mempermalukanmu disini ataupun membunuhmu!"

Dada Jihan kembang kempis. Tepat cekalan tangan dari Juna sudah lepas, Jihan langsung berlari. Berlari menjauh dari Juna. Keyakinannya jika Juna berbahaya benar-benar terbukti. Apalagi melihat wajahnya. Jihan takut.

Tanpa di duga, Aktivitas dari mereka berdua ada yang memantau. Bahkan juga di dokumentasikan.

***

"Vanessa!"

"Iya Ma?" Balas Vanes berteriak dari kamar.

Wanita berkisar berumur 39 tahunan membuka kamar Vanes. Dia adalah Tasya. Mama Vanes.

"Ayo makan!" Ucap Tasya.

"Ayo Ma."

Menikah dengan Dylan -Papa Vanes membuat kebahagian sendiri bagi Tasya. Di tambah dengan hadirnya Vanes 17 tahun lalu, membuat keluarga kecil ini semakin di lengkapi kebahagiaan.

Dylan tampak tersenyum bahagia dengan kedatangan kedua perempuan yang dicintainya. Dylan begitu menyayangi keduanya. Tak segan-segan dia akan membunuh siapapun itu yang berani menyakiti dua perempuan ini.

"Papa!"

"Duduk, Nak. Makanlah yang banyak!" Kata Dylan sambil mengelus rambut putri semata wayangnya.

Mereka bertiga makan dalam diam. Tak ada sepatah kata pun hingga satap makan mereka sudah selesai. Dylan lah yang akhirnya membuka pembicaraan.

"Tadi pas Papa mau masuk ke komplek, ada mobil yang menghalangi di depan gerbang perumahan."

Deg!

"Oh iya, Pa? Siapa mereka?" Tanya Tasya.

Dylan menggeleng. "Papa juga nggak tahu, Ma."

"Ekhem. Ma, Pa, Vanes sudah selesai makan. Vanes mau ke kamar. Selamat Malam."

Vanes khawatir jika papanya itu tahu tentang hubungannya dengan Juna. Vanes ternyata harus lebih waspada dan berhati-hati.

Terpopuler

Comments

Ratna Dewi

Ratna Dewi

ini smp tau sma ya... di awal tdi katanya kelas 11 tpi kq smp usianya jg da 17... ini authornya lgi ngantuk pasti....,😊😊

2020-11-14

0

dewi

dewi

jihan kmu berhak kawatir karena vanes sahabatmu tp caramu yg teriak2 itu mempermalukan sahabatmu ..menasehati org jatuh cinta itu sama aja ngomong dgn orang bego ..harusnya kmu pelan2 bicaranya jgn frontal menentang..cari tau dulu tu cwok bneran suka gak punya cwek gak jgan asal sembur🤣

2020-06-13

3

Hestika

Hestika

masih SMP sdh pacaran, ciuman... OMG

2020-06-05

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!