Sudah dua minggu Vanes dan Juna kenal. Hubungan keduanya semakin dekat. Jihan yang tahu hanya bisa mendukung secara terpaksa sambil mengarahkan Vanes agar tidak terjerumus.
SMA Perdabar memulangkan muridnya sedikit awal. Tepat pukul waktu makan siang. Vanes hari ini di jemput oleh Juna. Tentu saja untuk membuat Vanes senang. Berbeda dengan Jihan yang menunjukkan senang palsunya. Sedangkan Nesya terkagum dengan Vanes yang akan dijemput oleh seorang manager.
"Van? Itu ya mobilnya?" Nesya tampak berantusias sambil menunjuk sebuah mobil berwarna hitam.
Vanes dan Jihan mengikuti arah telunjuk Nesya.
"Wah iya, Nes! Aku kesana ya? Byee!"
Vanes berlari ke arah mobil hitam tersebut kemudian membuka pintu di samping kemudi. Juna menyambutnya dengan senyuman khasnya. Vanes juga ikut tersenyum.
"Menunggu lama, Sayang?" Tanya Juna sambil menyalakan mesin mobil.
Vanes menggeleng.
Juna tidak menjalankan mobilnya. Suasana gerbang SMP Vanes sudah sepi. Hanya ada kedua sahabat Vanes yang duduk di pinggir pos satpam. Juna memegang tangan kanan Vanes.
"Aku punya sesuatu untukmu, Sayang."
Juna dan Vanes benar-benar dilanda mabuk asmara. Beberapa hari yang lalu Juna menjadikan Vanes sebagai kekasihnya. Kekasih kecilnya. Dan Vanes dengan senang hati menerimanya.
Juna mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru muda. Vanes menatap kotak kecil tersebut. Yang membuatnya menarik perhatian Vanes adalah warnanya. Biru adalah warna kesukaanya.
"Terimalah! ini hadiah kecil dariku."
Vanes tersenyum sambil mengambil alih kotak tersebut dari tangan Juna. Kemudian Vanes membukanya. Sebuah liontin berbandul hati berwarna putih.
Vanes menatap Juna. "Untukku?"
Juna mengusap rambut Vanes. "Tentu saja untukmu, Kekasihku."
***
Flashback ON
"*Vanessa? Kamu senang ku ajak jalan ke Taman ini?"
Vanes yang sedang menikmati hijaunya rerumput menoleh ke arah Juna. "Tentu saja aku sangat senang."
"Oh iya?"
"Iya."
Juna memeluk Vanes dari belakang. Nafas Vanes kian langsung memburu. Ada rasa beda saat Juna menyentuhnya. Juna mengendus leher putih Vanes.
"Ihhh geli tau!"
Juna mencium singkat leher Vanes. "Aku mencintaimu, Vanessa."
Vanes membalikkan tubuhnya hingga berhadapan langsung dengan dada bidang Juna. "Aku juga."
"Kamu mau jadi kekasihku?"
Vanes mengangguk malu.
"Kamu juga mencintaiku?"
Vanes mengangguk lagi.
Dan saat itu dengan sekali hentakan saja Juna mengangkat tubuh Vanes hingga berada di gendongannya. Juna ******* bibir Vanes yang sudah lama membuatnya candu itu. Tentu saja Vanes terkejut dengan perlakuan Juna. Saat hendak melepaskan tautan mulut mereka, Juna semakin memperdalamnya hingga akhirnya Vanes juga terlena dengan permainan Juna*.
Flashback OFF.
***
"Kamu mau makan apa?" Tanya Juna.
Mereka berdua sedang berada di salah satu restoran yang berada di ibu kota. Vanes memilih menu steak dengan minuman jus alpukat. Juna tertawa dan menyamakan pesanannya dengan kekasih kecilnya itu.
"Ayo duduk di dekat jendela!" Ajak Juna sambil menggandeng tangan Vanes.
Vanes menurut. Mereka berdua berjalan beriiringan. Tak peduli dengan tatapan pengunjung yang melihat dengan berbagai pandangan.
"Kamu tidak malu di tatap seperti itu?" Tanya Juna.
Vanes duduk di hadapan Juna. "Tidak. Untuk apa aku malu? Aku kan pakai baju."
Juna mengusap lembut pipi Vanes. "Kamu sangat menggemaskan."
Vanes tersenyum malu.
"Aku mencintaimu!" Ucap Juna lagi.
Juna menatap kekasih kecilnya yang sedang duduk di hadapannya ini. Lelaki ini sadar jika seharusnya dia tidak boleh melakukan hubungan ini. Namun, rasa cinta pada pandangan pertama telah membutakan pikirannya.
Juna juga bisa berbahaya bagi Nadia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Dwi Lina Ningsih
vanesya smp apa sma
2021-01-07
2
ZalikaAngel 🤧🥀❣️
permisi 😉
saya udah like dan vote 5 bintang loh
jadi silakan mampir di novel ku dan tinggalkan jejak ya
-Tersakiti kerna CEO tampan🤧❤️🙏
penuh perjuangan
2020-06-07
1
Mega FeliHapiz Azril
aku suka crtanya gk bertele tele
2020-06-07
2