5. Pulang dengan Kenzo

"Apa yang kamu lakukan sama Juna?" Tanya Vanes dengan tatapan mengitimidasi.

Jihan mengerutkan dahinya. "Aku nggak melakukan apa-apa sama Om Juna, Van. Kemarin dia habis ngancem aku, Van. Om Juna nggak baik!"

"Cukup! Sudahlah! Kamu itu selalu mengatakan kepalsuan, Jihan. Aku.."

Ucapan Vanes di potong oleh Nesya. "Bisa saja Jihan ini suka sama Om Juna, Van. Jadi mungkin dia mau nikung kamu."

"NESYA!"

"JIHAN!" Bentak Vanes. "Kamu mau nikung aku? Tega kamu, Han. Aku salah apa sama kamu?" Ucap Vanes.

Nesya dengan rambut kucir kudanya menatap Jihan dari atas hingga bawah. Tertutup semua. Memakai rok panjang. Seragam lengan panjang. Dan hijab. "Di balik bajumu itu ternyata kamu juga bisa jadi penggoda ya?"

Jihan menyeka air matanya. "Aku tidak seperti itu, Nes! Kenapa kalian tidak mau percaya sama aku? Om Juna kemarin habis ngancem aku!"

"Aku nggak percaya!" Sarkas Vanes. "Aku yang lebih mengenal Juna dari pada kamu, Jihan!"

"APA KAMU NGGAK SADAR JIKA UMUR KALIAN TERPAUT JAUH?" Jihan mulai emosi.

"Aku dan Juna saja tak peduli dengan itu. Kenapa kamu peduli?"

"Karena aku itu sahabat kamu, Vanes!" Teriak Jihan frustasi.

Vanes diam. Nesya mendekat ke arah Vanes. Membantu Vanes merapikan rambutnya. Sementara Jihan masih terisak. Nesya menatap datar ke arah Jihan.

"Bahkan kamu telah mempermalukanku di depan teman-teman." Sambung Jihan.

Vanes terkekeh. "Lihat Nes! Dia seakan-akan yang tersiksa. Apa kamu tidak ingat, Han, Jika kamu juga telah mempermalukanku di depan teman-teman juga? Begitulah rasanya di caci maki, Jihan!"

"Jadi kamu benar-benar balas dendam?"

"Tentu saja. Kamu tahu kan sifat asliku bagaimana?" Vanes angkuh.

***

"Kamu pulang sama siapa Van?" Tanya Nesya sambil mengemasi bukunya.

Vanes teringat sesuatu. "Om Kenzo."

Nesya menaikkan satu alisnya. "Siapa Kenzo itu? Baru lagi?"

"Baru saja kenal. Eh enggak sih. Temen Papa." Jawab Vanes.

Nesya menggeleng takjub. "Hebat kamu! Dikelilingi sama orang tajir. Kaya semua. Pasti tampan juga kan?"

"Hahaha bisa aja kamu. Tampanan Kenzo dari pada Juna." Ucap Vanes.

"Lah terus Juna gimana?" Tanya Nesya setengah tergelak. Vanes hanya mengangkat bahu acuh.

Sejak kejadian ciuman di depan gerbang perumahan, Juna jarang memberi kabar. Jarang menghubunginya. Dia juga tak tahu apa nanti Juna akan menjemputnya apa tidak.

Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Vanes tersenyum. Kenzo berdiri sambil bersandar di mobil berwarna putihnya. Kenzo juga tersenyum.

"Om Kenzo?" Sapa Vanes sambil berjalan ke arahnya.

"Vanessa. Ayo masuk!"

"Udah lama, Om?" Tanya Vanes sambil masuk ke dalam mobil Kenzo.

Kenzo tersenyum seraya menggeleng sambil menutup pintu mobil kemudian Kenzo berlari ke arah pintu kemudi. "Udah makan apa belum?"

"Belum. Nanti kan makan di rumah." Jawab Vanes.

"Oh iya."

"Om Kenzo mau ngapain sama Papa?" Vanes kepo.

"Proyek." Jawab Kenzo singkat.

Vanes lebih memilih diam. Kenzo memutar alunan lagu melow. Vanes menghelan nafas gusar. Dia paling tidak suka jika suasana hening dan canggung ini melanda.

Berada satu mobil sama Kenzo memang menyenangkan hatinya. Tapi tidak bisa di pungkiri jika dia rindu dengan Juna walaupun sikapnya yang agresif itu.

Kenzo lebih berwibawa dan arogan dari pada Juna. Kenzo juga menghormati kaum perempuan. Selain itu, Kenzo juga bisa menjadi lebih humoris yang bisa membuat orang di sekitarnya tertawa.

"Oh iya, Vanes. Aku punya kalung yang tadi sengaja ku beli untukmu." Kenzo menyempatkan mengambil sebuah kalung dengan berbandul kerang tiram dari saku jasnya kemudian di berikan kepada Vanes yang duduk di sebelahnya.

Mobil berhenti karena lampu merah. Vanes menerima kalung tersebut menimangnya seraya menatap bandul kalung itu. Indah sekali. Lebih indah dari pada liontin yang di berikan oleh Juna.

"Kalung ini memang indah, Om. Tapi aku tidak bisa menerimanya. Mama mengajarkan untuk tidak boleh menerima barang percuma. Apalagi dengan orang asing." Ucap Vanes.

Kenzo tertawa. "Aku orang asing bagimu? Lupa jika semalam kita sudah bercanda ria?"

"Hahahaha bisa aja." Vanes tertawa.

"Terima saja. Akan aku pakai kan." Kenzo mengambil alih kalung tersebut kemudian memakaikannya kepada leher jenjang Vanes. "Sudah. Makin cantik." Ucap Kenzo sambil melajukan mobilnya.

"Terima kasih, Om!"

Vanes sungguh nyaman dengan perlakuan Kenzo yang sopan. Dia seakan di lindungi oleh seorang kakak. Sikapnya juga lembut membuat Vanes suka. Dia benar-benar merasa jadi seorang adik dan Kenzo seperti kakak yang melindunginya.

"Panggilnya jangan om dong. Kesannya kayak apa gitu." Kata Kenzo sambil cengengesan.

"Aku panggil Kak Kenzo aja. Kan aku anggap om Kenzo itu kayak kakak aku."

Kenzo tersenyum. "Asal kamu nyaman, Vanessa."

***

Juna kalang kabut. Dia menemukan Vanes masuk ke dalam mobil seorang lelaki yang di kira seumuran dengannya. Tentu saja Juna khawatir.

Diikuti mobil tersebut namun dia kehilangan jejak. Apalagi akhir-akhir ini dia juga jarang memberi kabar kepada Vanes.

Juna takut Vanes di rebut oleh seseorang. Vanes hanyalah miliknya. Dia yang mendapatkan Vanes terlebih dahulu. Tak ada yang boleh mengambilnya. Juna semakin bertekad kuat untuk menjadikan Vanes miliknya seutuhnya.

Mobil Juna di tepikan ke bahu jalan. Dia menghela nafas. Pikirannya jadi kemana-kemana. Tekadnya semakin kuat kala teringat Vanes tersenyum kepada lelaki itu. Namun, Dia tidak bisa melihat sosok lelaki tersebut.

Mata liar Juna menangkap sosok Jihan yang berjalan sendiri sambil menunduk. Smrik Juna dapat terlihat. Dia juga harus menyelesaikan masalahnya dengan Jihan itu.

"Gadis itu pasti sama saja seperti Vanes."

Terpopuler

Comments

Dwi Lina Ningsih

Dwi Lina Ningsih

jangan2 kenzo bosnya juna🤭

2021-01-07

1

dewi

dewi

well mungkin banyak yg nyaci vanes dari awal karena sikap bar bar ke jihan tp di lihat dari cara dia yg nanyain jihan dgn membawa jihan pergi dari kelas tu bisa menunjukkan kalo vanes lebih dewasa di banding jihan yg meledak langsung introgasi vanes..siapapun cwek kalo langsung ditanya hal yg privat di depan umum pasti akan marah apalagi yg nanya sahabat yg notabenya udah kenal lama pastinya tau sifat dan karakter temanya

2020-06-13

1

rahman tulit

rahman tulit

smrik apaan sih thor artinya

2020-04-17

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!