....... Rumah K. Abraham Rianto Putra .......
GILANG
Selesai solat ashar, aku bingung sama diri aku sendiri kok aku mimpi seperti itu ya. Siapa juga perempuan itu cantik, manis dan bikin penasaran. Padahal cuma ketemu di mimpi tapi aku merasa nyaman banget kalau dekat dengan dia. Tiap kali lihat wajahnya bikin hati aku tenang. Apalagi kalau dia senyum. Tapi siapa perempuan itu, dia aja gak mau kasih tau nama, alamat, atau apapun yang bisa buat aku bisa nemuin dia. Dia bilang, "Gak usah cari saya, kalau memang saya ini tulang rusuk anda. Saya yakin suatu saat nanti pasti kita bakal bertemu di kehidupan nyata bukan di mimpi seperti ini", dan aku harus apa.
"Kenapa sih aku? Baru bertemu lewat mimpi aja kenapa aku tidak bisa berhenti untuk memikirkannya....huft..."
thok...thok...thok...
"Kak... Kak... Kak...." panggil Bunga
"Ada apa dek?" tanyaku setelah membuka pintu.
"Turun gih, ditunggu mama sama papa. Buruan keburu waktu Magrib ya abis," jawab Bunga
"Iya, kamu kesana dulu gih. Kakak wudhu dulu," perintah ku pada Bunga agar ia turun duluan.
"Jangan lama-lama!" pesan Bunga, setelah itu ia pergi dari kamar Gilang.
"Gara-gara mikirin dia nih, adzan aja sampai tak terdengar. Wudhu dulu deh... huft"
Aku pun bergegas langsung ke kamar mandi, untuk berwudhu. Tak lama kemudian, aku segera bersiap-siap untuk solat berjamaah dan turun ke mushola kecil yang ada di belakang rumah. Di sana aku udah ditunggu, merasa tak enak akupun langsung berdiri ambil posisi dan ku kumandankan iqomah. Dan solat pun berjalan dengan khidmat yang di imami papa. Selesai solat kita membaca Alquran terlebih dahulu. Setelah dirasa cukup, kami beranjak menuju meja makan.
Mama tidak menyewa pembantu untuk membantunya mengurus rumah, cuma ada penjaga rumah dan tukang bersih-bersih yang dua hari sekali datang ke rumah. Jadi mama yang selalu masakin buat kita. Soal rasa, jangan diragukan lagi karena masakan mama adalah masakan terenak bagi kami. Sampai-sampai papa jarang mengajak kita untuk makan di luar, alasannya karena rasa masakan mama tidak ada yang bandingin.
Mama selalu masak makanan yang sehat tanpa bahan pengawet atau penyedap rasa. Mungkin itu yang membuat kami menyukai masakan mama. Kami makan dengan tenang, dan sesekali diselingi dengan ceritaku dang Bunga terkait sekolah kami.
Setelah selesai makan, aku dan Bunga yang bertugas untuk membersihkan semuanya. Itu salah satu cara mama untuk mengajari anak-anaknya supaya bisa hidup mandiri ketika mama dan papa udah tidak bisa mendampingi kami lagi.
Ku bawa semua piring-piring kotor itu ke belakang. Kami berdua saling bagi tugas, Bunga yang nyuci itu semua dan aku yang bersihin meja makan.
Mama dan papa sudah ada di ruang keluarga. Entah apa yang mereka bahas, aku pun tak tau.
Di ruang keluarga
"Pa, mama punya filing kalau Gilang harus tinggal di Madiun," ucap mama tiba-tiba.
"Kenapa harus di Madiun, Ma! Dia di sini aja bantu papa sama Chris ngurus rumah sakit," jawab papa.
"Gak bisa Pa, papa taukan kalau filing mama gak pernah salah kalau itu tentang Gilang," sahut mama lagi.
"Tapi ma. Madiun tu jauh! Bagaimana kalau mama nanti nyari dia?" tanya papa yang belum rela melepas Gilang pergi jauh dari Surabaya.
"Tidak apa-apa, pokoknya papa harus bikin rumah sakit cabang di Madiun. Toh tanah warisan mama dari orang tua mama kan tidak ada yang pakai," jawab mama.
"Emangnya Gilang mau?" tanya papa.
"Kalau mama yang minta dia pasti mau," jawab mama yakin.
"Jangan terlalu percaya diri dulu, tanyain dulu ke Gilang dia mau tidak!" ucap papa.
"Ok, kalau dia mau papa harus turuti mau mama," pinta mama.
"Iya... Papa ngalah deh kalau dia mau," jawab papa pasrah.
"Aku panggilan Gilang dulu," pamit mama. Ia segera kembali ke ruang makan dan memanggil Gilang untuk diajak mengobrol sebentar di ruang keluarga.
"Lang...Gilang... Sudah selesai belum! Kalau sudah segeralah pergi ke ruang keluarga," pinta mama.
"Sudah ma. Iya mah...." jawab Gilang.
Sebelum menghampiri sang mama, Gilang berpamitan dulu pada bunga.
"Dek, kakak nyamperin mama dulu ya," pamit Gilang.
" Iya kak, aku juga mau ke kamar. Bye..." jawab Bunga yang memang sudah selesai dengan tugasnya.
Ada apa ya, kok gue punya filing gk enak ya. Ah cuma perasaan doangkan, coba kesana dulu deh. Batin Gilang.
"Ada apa ma?" tanya Gilang setelah sampai di dekat mamanya.
"Sini duduk dulu!" perintah mama.
"Dengerin papa baik-baik, jangan di sela sebelum papa selesai," sambung mama lagi.
"Ok... emang soal apa. Kok terlihat serius gitu," tanya Gilang penasaran.
"Gini Lang, setelah ini kamu kan mau lanjut kuliah kedokteran di Mesir. Nah mama kamu nyuruh buka cabang rumah sakit di Madiun. Setelah kamu lulus nanti kamu yang ngawasin rumah sakit itu. Gimana menurut mu!" jawab papa.
"Di Madiun pa, Gilang kan pengen bantu papa di rumah sakit dan jagain papa. Terus kalau Gilang di Madiun papa dan mama sama siapa," jawab Gilang seadanya.
"Tidak usah terlalu memikirkan kita, mama bisa jagain papa. Soal nemenin kan masih ada Bunga. Kalau rumah sakit kan sudah ada Kak Chris yang ngurus. Mama itu merasa ada yang berharga di sana buat kamu. Itu sangat penting buat masa depan kamu. Kalau kamu tidak mau kamu bakal nyesel seumur hidup. Karena mama merasa perempuan yang bakal jadi istri kamu itu ada di sana. Dan keluarga nya tidak mau kalau kamu ajak anak nya kemari begitu pula dengan perempuan itu," ucap mama
"Memang perempuan cuma satu ma... Di Surabaya juga banyak perempuan, tak usah sampai di Madiun lah," sanggah Gilang.
"Ya terserah kamu, kalau kamu mau masa depan kamu rusak gara-gara kamu salah pilih. Jangan sampai ngeluh ke mama!" ucap mama.
"Mah... Tak ada yang lain kah?" jawab Gilang mencoba untuk mengelak.
"Enggak," ucap mama.
"Ma, jangan paksa terus kasiahan Gilang nya. Kalau anaknya gak mau ya udah, gak usah dipaksa," ucap papa mencoba menengahi.
"Tapi pa, ini demi masa depan Gilang juga. Waktu itu terus berputar, tapi keputusan dan kejadian yang udah berlalu gak bakal bisa diulang lagi," sanggah mama.
"Gilang kan gak mau," jawab papa.
"Mama kasih pilihan buat kamu gilang, kamu ikut mama yang udah jelas atau kamu mau turuti mimpi kamu yang belum jelas itu," ucap mama yang sudah bingung harus membujuk seperti apa lagi.
"......." Gialng hanya diam, masih mencoba untuk memikirkan pilihan yang diberikan mama.
Aku harus bagaimana nih, kalau gak menuruti mama aku yang sial tapi kalau menuruti mama aku harus tinggal di sana sendiri gitu. Walau mama bilang istri aku di sana aku kan gak tau yang mana. Emang perempuan cuma satu apa. Batin Gilang.
"Lang jawab mama, jangan diam aja," ucap mama yang tak kunjung mendapat jawaban dari Gilang.
"Ok deh.... Mama yang selama ini nuntun aku dan tidak pernah mama ngajak aku ke jalan yang tidak benar. Jadi, aku nurut sama mama. Aku mau setelah lulus nanti tinggal di Madiun," jawab Gilang.
"Benar," tanya mama berusaha untuk menyakinkan jawaban dari anaknya.
"Iya ma," jawab Gilang pasrah.
Mama yang mendengar jawaban dari Gilang, langsung saja ia tersenyum dan memeluk gilang.
Eh... kenapa dia tiba-tiba muncul lagi dipikirkan aku? Apa benar perempuan ini yang dimaksud oleh mama? Entahlah, untuk sementara lebih baik aku mengikuti saran dari mama. Batin Gilang saat dalam pelukan sang mama.
" Kamu yakin Gilang dengan keputusan mu?" tanya papa yang mencoba menyakinkan lagi akan keputusan sang anak.
"Iya pa, aku yakin. Udah dulu ma, pa aku masih banyak tugas. Aku balik ke kamar dulu ya," pamit Gilang.
"Iya sayang, kalau sudah selesai langsung tidur! Jangan tidur terlalu malam!" jawab mama memeluk ku lagi dan mencium kening ku.
Setelah itu, Gilang segera pergi ke kamar meninggalkan orang tuanya.
Gilang
Tugas aku masih banyak, jadi aku tidak bisa langsung beristirahat. Segera ku selesaikan tugas-tugas ku. Sesibuknya aku bagiku tugas tetep tugas. Jadi, harus diselesaikan sebelum tambah banyak lagi. Ku cek satu persatu tugas aku setelah merasa semua sudah selesai. Alhamdulillah tugasku sudah selesai semua. Segera aku bereskan dan aku tata buku pelajaran untuk besok dalam tas.
Sebelum tidur, ku lakukan solat isya' terlebih dahulu. Dalam doa ku, ku meminta petunjuk-Nya, siapa perempuan yang akhir-akhir ini menghampiriku dalam mimpi. Yang selalu ganggu pikiran ku. Apa dia perempuan yang mama maksud. Dan Semoga apa yang aku pilihanku tak salah.
Selesai ku meminta pada-Nya. Ku bersekan perlengkapan solatku dan bergegas untuk beristirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Desi Susanti
pakai gue aja thor.kalau sama teman.kecuali sm org tua apa yg d tuakan.
2021-03-21
0
Desi Susanti
kayaknya bgs ni novel.semoga y thor.
2021-03-21
0
Susi Ismawati
mamanya kayak paranormal saja
2020-09-25
0