Di sebuah taman yang penuh dengan tumbuhan. Seorang perempuan duduk di bangku taman sambil mengagumi indahnya ciptaan Tuhan.
Bahagia, itulah yang ia rasakan. Dia tidak seperti perempuan pada umumnya, yang suka belanja atau ngejar-ngejar cowok yang belum tentu jodohnya. Menurutnya, jodoh itu bukan sekedar di kejar-kejar. Tapi, cukup ia kirimkan doa untuknya agar dia selalu dalam lindungan Allah.
Dalam setiap doanya ia berharap,
Ya Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hamba berharap, apabila sudah waktunya nanti semoga Engkau mempertemukan aku dengan tulang rusuk ku dan menyatukan kami dalam sebuah ikatan pernikahan. Bukan hanya sekedar pasangan sesaat (pacaran).
Di sisi lain taman....
Seorang laki-laki membawa kuas, cat dan perlengkapan melukis lainnya. Dia berjalan sambil mencari objek yang bagus. Kaki itu terus mengajak sang pemilik untuk berjalan. Ketika matanya melihat seorang perempuan yang duduk di bangku taman, kaki itu tiba-tiba berhenti.
Ia perhatikan perempuan yang sedang duduk dan memperhatikan taman. Tak heran jika ia suka duduk di sana karena memang taman ini sangatlah indah. Udara di taman ini juga masih sangat alami.
Dia lagi....., Apa dia aja yang aku jadiin objek batinnya.
Dengan senyum yang begitu tulus dan indah, laki-laki itu mendekati sang perempuan. Dengan langkah pasti ia terus berjalan mendekat. Dan tak terasa laki-laki itu sudah sampai di depan sang perempuan.
"Assalamualaikum...." ucap laki-laki itu.
"Wa'alaikumsalam...." jawab perempuan itu sambil melihat siapa yang ada di depannya itu.
" Bolehkah saya melukismu?" tanya laki-laki to the points.
" ...." diam, ya perempuan itu masih bingung.
Siapa dia? kenapa tiba-tiba dia ingin melukis ku. Batin perempuan itu.
"Kalau kamu tak mau tak apa,. biar aku cari yang lain saja. Maaf telah mengganggu waktu mu, kalau begitu saya permisi. Assalamualaikum..." ucap laki-laki itu lagi.
Tak kunjung mendapat jawaban. Laki-laki itu membalikkan badannya. Langkah kaki laki-laki itu hendak melangkah pergi dari hadapan perempuan itu dan senyum yang menghiasi wajahnya tadi tiba-tiba hilang. Namun, belum sampai kaki itu melangkah.
"Eh... jangan pergi dulu! Kenapa kamu ingin tiba-tiba datang dan ingin melukis ku?" ucap perempuan itu.
"Ku kira kamu tidak mau, karena kamu tak kunjung memberiku jawaban atas pertanyaan ku. Em... aku tadi sudah berkeliling tapi tak kunjung mendapat objek yang bagus untuk ku lukis. Dan entahlah saat melihat mu, aku ingin sekali kamu yang menjadi objek ku melukis. Apakah kamu mau untuk ku lukis?"
"Aku.... (sambil mencoba mempertimbangkan tawaran itu)... Baiklah, aku mau. Tapi, kamu harus menghasilkan lukisan yang sangat bagus," jawab perempuan itu dengan senyum yang sangat manis.
"Ok.... Baiklah,"
Tanpa pikir panjang lagi, laki-laki itu segera mempersiapkan semua perlengkapan lukisnya. Menata semua perlengkapan itu di tempat yang sangat nyaman untuk melukis. Setelah semua tertata rapi, laki-laki itu segera memulai aksinya.
"Kamu jangan bergerak-gerak dulu! Pertahankan posisimu," ucap laki-laki itu sambil sesekali melihat objek lukisannya dan kanvasnya.
Waktu terus berjalan. Ke-dua orang itu masih sibuk dengan aktivitas mereka. Laki-laki itu masih fokus untuk menyelesaikan lukisannya. Sedangkan, perempuan itu sudah mulai bosan karena dia yang harus bertahan dengan posisi yang sama sejak beberapa waktu yang lalu. Akhirnya, karena sudah merasa bosan dengan posisinya perempuan itu segera bertanya.
"Apakah masih lama?" tanya perempuan itu.
"Tidak, tahanlah sebentar lagi," jawab laki-laki itu.
Lukisan itu sudah hampir jadi. Tinggal tahap akhir... dan ya Alhamdulillah lukisan itu selesai juga. Laki-laki itu mencoba mengamati lagi lukisan dan objeknya. Membandingkan apa masih ada yang kurang atau tidak.
Dan ketika tatapan itu mengamati sang objek, ia ingin sekali tertawa. Wajah perempuan itu terlihat sangat kesal. Namun bagi laki-laki itu, wajah itu semakin menggemaskan. Karena tak tega, laki-laki itupun segera menghampiri perempuan itu dengan membawa hasil lukisannya.
"Sudah... Lihat ini, apa kamu suka?" tanya laki-laki itu sambil berdiri di depan perempuan itu dengan menyodorkan lukisan yang dia buat tadi.
"Benarkah! Subhanallah.... ini sangat indah, apa benar ini aku?" ucap perempuan itu yang tak menyangka bahwa lukisan itu akan sebagus itu.
Perempuan itu tersenyum, ia sangat suka dengan hasil lukisan yang telah di buat oleh laki-laki tadi.
"Ya, perempuan dalam lukisan itu adalah kamu. Apakah kamu suka?" tanya laki-laki itu.
"......" perempuan itu hanya diam. Ia masih sibuk memperhatikan hasil lukisan itu.
"Hai... apakah kamu suka dengan hasil lukisan itu? Atau lukisan itu tidak bagus?" tanya laki-laki itu karena tak kunjung mendapat respon.
Sudah beberapa kali bertanya namun tidak ada respon. Akhirnya laki-laki itu memilih kembali ke tempat semula. Ia rapikan semua perlengkapan yang ia gunakan tadi.
Setelah semua tertata rapi seperti semula. Laki-laki itu mendekati perempuan itu lagi. Ia ingin berpamitan untuk pergi, karena urusan dia sudah selesai.
"Hem.... Aku sudah sel..." belum sampai laki-laki itu menyelesaikan ucapannya, namun sudah di potong dengan perempuan tadi.
"Emmm.... Lukisan ini sangat bagus," ucap perempuan itu dengan tersenyum.
"Benerkah..."
"Iya, ini lebih baik dari pada lukisan ku. Karena aku tak bisa melukis seperti dirimu,"
"Terimakasih... Melukis hanya sekedar hobi, dan itu ku lakukan hanya ketika aku lagi banyak pikiran atau mood ku hilang,"
"Wah.... Ketika tidak mood kamu bisa membuat lukisan sebagus ini. Apa lagi kalau mood mu sedang bagus, pasti akan lebih bagus lagi lukisan mu,"
"Entahlah... aku belum pernah mencobanya. Aku tak sering melukis, karena aku masih punya kegiatan lain. Jadi, melukis hanya untuk mengembalikan mood ku yang hancur dan untuk hiburan saja,"
"Sayang sekali... padahal kamu punya bakat dalam bidang ini. Cobalah nanti kamu melukis lagi saat mood mu sedang bagus,"
"Ehm... ya mungkin nanti kalau aku ingat akan aku lakukan,"
"Sudah dulu ya, kita sudah terlalu lama di sini samapi tak terasa sudah menghabiskan banyak waktu. Aku mau pulang dulu,"
"Mau ku antar,"
"Kurasa tak perlu,"
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa, aku bisa pulang sendiri,"
"Baiklah,"
"Oh iya, ini lukisan mu,"
"Buat kamu saja,"
"Tidak, aku tidak memerlukan ini. Simpanlah, siapa tahu ini akan berguna untuk mu suatu saat nanti. Aku pergi, assalamualaikum......''
.............................
Gilang
"Hah..... jam berapa ini?"
Ku lihat jam yang ada di meja dekat tempat tidur ku. Jam itu menunjukkan pukul 02.40, segera aku bangun dan menuju kamar mandi untuk berwudhu. Kulakan kebiasaan ku, solat tahajud dan mengadu pada sang pencipta.
Setelah selesai aku kepikiran dengan kejadian yang baru ku alami. Dan aku baru sadar kalau itu hanya mimpi. Hampir satu tahun ini aku selalu mimpi tentang perempuan itu. Aku tak pernah melihat nya di kehidupan nyata. Tapi dia selalu ada di mimpi ku, dia selalu buat hatiku tenang.
Pukul 03.50
kenapa aku harus memikirkan orang yang tak tau wujudnya ada atau tidak. Ku sibukkan diriku dengan belajar. Ketika aku sedang mencari buku ku. Tiba-tiba ada yang jatuh ke lantai. Ku ambil kertas itu dan ku lihat kertas apa itu. Begitu terkejut nya aku saat melihat kertas itu. Entah dari mana kertas itu datang, Tiba-tiba sudah ada di kamar ku.
Kertas itu adalah lukisan yang sama dengan lukisan yang ada di mimpi ku tadi. Ku perhatikan lukisan itu.
"Ya Allah, apa hubungan ku dengan perempuan ini. Apa dia jodohku? Kalau benar izinkan aku bertemu dengannya di kehidupan nyata. Izinkan aku hidup bersama nya. Dan lindungilah dia, dimana pun dia berada,"
Adzan subuh pun berkumandang.
Ku ambil wudhu dan turun untuk melakukan solat subuh berjamaah. Kami selalu berusaha untuk melakukan solat berjamaah. Apalagi kalau solat subuh dan Maghrib. Karena kesibukan kita masing-masing hanya 2 solat itu yang selalu kita lakukan berjamaah. Sedangkan yang lain hanya kalau kita di rumah semua dan memungkinkan untuk berjamaah.
.............................
Ku lakukan rutinitas ku seperti biasa. Ku bagi tugas dengan adikku untuk membantu mama. Walau kita berasal dari keluarga yang berada, mama dan papa tak pernah memanjakan kita. Mereka mendidik kita dengan baik.
"Nih kak cuci berasnya,"
"Iya.... ma mau masak apa?"
"Mama mau tumis kangkung, goreng tahu dan tempe,"
"Sambelnya jangan lupa ma,"
"Kakak nih, jangan makan pedes terus tar sakit baru tau rasa lho,"
" Gak bakal, kakak kan kalau makan pedes tau batasnya,"
"Ya udah kakak bikin sambelnya, adek yang goreng tahu sama tempe dan mama bikin tumis kangkung,"
"Siap ma...." jawabku dan bunga kompak.
Kita langsung lakukan perintah mama, supaya cepat selesai. Emang sih aku adalah seorang laki-laki, tapi aku juga bisa masak. Ya walaupun tak seenak masakan mama sih. Setelah selesai aku dan bunga pamit untuk bersiap pergi ke sekolah. Sedangkan mama menyelesaikan makanan kita.
.................................
Aktivitas ku berlangsung seperti biasa. Dan aku juga semakin dekat sama perempuan lain selain keluarga ku, walau hanya dalam mimpi. Aku hanya bisa berharap, dan berdoa untuk nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Defani Zulfa
terimakasih atas komentarnya kakak-kakak. Maaf ya masih ada yang salah. Sekarang saya masih berusaha untuk merevisi. Saya minta doa dan dukungannya teman-teman. 🙏🏻😀😀
2020-08-09
1
Nur Salmi
gitu donk.. yg bener g ada istilah pacaran dalam islam.. suka novelnya.. mendidik.
2020-06-13
2
Sevi Hartanti
hmmm beda nih,cwo nya alim,cakep,kaya,pinter, biasanya bar bar
2020-04-21
7