PS 5 - Tingkah Aneh Farha

Setelah Farha pergi, aku membongkar lemari bajuku. Lalu, mengeluarkan semua isinya. Tapi semuanya benar-benar kacau! Tidak ada satupun pakaian yang betul-betul milikku. Semua pakaian terdiri dari rok dengan bermacam-macam motif, sarung bunga-bunga, baju-baju kebesaran yang sama sekali bukan gayaku, dan kerudung yang bermacam-macam.

“Mending gue pake celana ini aja deh,” kataku, lalu mengambil baju berwarna merah dan membawanya ke kamar mandi. Kubiarkan bajuku berserakan di depan lemari.

Setelah selesai mandi, aku kembali memakai celana levis yang kupakai dari kemarin. Masa bodoh dengan kebersihan. Bagiku memakai rok gombroh adalah bagian ter-horror yang pernah kubayangkan. Lalu, kukenakan baju panjang berwarna merah kebesaran. Karena merasa tak nyaman, aku buru-buru mengambil pasmina/kerudung panjang, lalu kurobek dan kukepang hingga menjadi ikat pinggang yang modis, lalu kulilitkan di bagian perut.

Setelah berpakaian, aku teringat janjiku kepada Umi. Meski kukatakan pada beliau bahwa ‘Aku tidak janji’ namun ntah mengapa aku merasa bahwa itu semua janji. Senakal-nakalnya aku, aku pasti menepati janji. Aku merutuki diriku sendiri yang mudah betul mengangguk-anggukkan kepala mengiakan semua yang Umi katakan. Ini semua gara-gara Si Renda Merah. Jika saja dia tidak membawaku ke Rumah Umi, aku takkan terjerat janji konyol ini.

Seorang santri menghentikan langkahku dan mencegahku dengan menggunakan bahasa Jawa yang membuatku pusing, karena tidak mengerti.

“Apa? Gue gak ngerti. Minggir!” kataku angkuh.

“Mbak, kerudungnya mana?” tanyanya.

“Di atas,” kataku. “Awas!” lanjutku, dingin.

“Mbak dipakai dulu kerudungnya, baru boleh keluar.” katanya lagi. Dia berbahasa Indonesia dan bersikap mengatur, dia pasti pengurus.

“Gue gak mau, awasss!” teriakku, menyingkirkannya.

Tanpa aku duga santri di depanku ini malah langsung memelukku begitu saja. Ya ampun, aku masih normal. Aku tidak sudi dipeluk-peluk seperti ini oleh perempuan. Orang yang berhak memelukku hanyalah Revan.

Revan? Ah! Iyaaaa! Revannn! Kenapa aku gak kefikiran sama dia? -Batinku.

Aku langsung meraba kantong celanaku dan mendapati ponselku masih ada di sana. Dalam hati aku membatin untuk menelpon Revan seusai berurusan dengan Umi. Saat sibuk bergeming, aku kembali sadar ketika Santri Aneh ini berkata, “Aku mohon, Mbak pakai kerudungnya ya, dan ganti pakai rok.” kata Si Santri.

“Okay-okay fine!” kataku, dia akhirnya melepaskanku.

“Iya untuk kerudung dan big no untuk rok.” lanjutku.

Saat ia hendak protes, dengan cepat kukatakan. “Kalau lo protes gue gak mau pakai dua-duanya.” kataku mengancam. Diapun menyerah dengan menyodorkan kerudung langsung.

“Salamnya mana?” tanya Umi, hangat.

“Eh, ee as-salamu ‘alaikum.” kataku kikuk.

“Wa ‘alaikumus-salam wa rahmatullahi wa barakatuh.” jawab Umi sambil menyodorkan tangannya lalu aku langsung mencium tangannya.

“Ayo Umi, kita salat.” kataku setengah menarik tangan Umi. Jangan kira aku sudah alim, tentu belum. Jikapun aku di pondok ini seumur hidup, kurasa aku takkan pernah bisa berubah.

Aku hanya ingin cepat-cepat selesai salat dan menelepon Revan. Aku akan minta pertolongan padanya. Dia sangat mencintaiku, jadi pastilah ia akan senang membantuku kabur dari sini. Dengan begitu, aku bisa melakukan apapun dan bisa menghilang dari keluarga ‘bahagia’ku.

***

Rencana menelepon Revan harus kutunda. Sebab, sekeluarnya aku dari Rumah Umi, Farha menghampiriku. Dia sudah memakai mukena, kali ini renda mukenanya berwarna biru. Lalu ia mengajakku ikut mengaji dengannya.

“Gue gak bisa ngaji, udah deh sana aja sendiri. Gue ada urusan penting,” kataku.

“Anu Mbak, anu, kalau Mbak ndak ikut aku ngaji, aku dapet hukuman dari Mbak Linda, aku takut, Mbak.” kata Farha lagi. Nada suaranya begitu menyedihkan.

“Linda mana yang berani ngancem lo? Sini gue labrak!” kataku.

Aku tak habis pikir, bisa-bisanya si Linda-Linda itu mengancam Farha dengan alasan aku. Rasanya begitu tidak adil ketika kita yang melakukan sesuatu tapi orang lain yang kena imbasnya. Aku bisa saja membiarkan Farha terkena hukuman tapi kali ini aku sedang memiliki sedikit hati nurani. Jadi, aku berniat untuk membantunya. Lagi pula siapa sebetulnya Linda-Linda yang berani mengacam Farha yang polos?

Saat berjalan, tiba-tiba sandal yang dipakai Farha putus, lalu dia memintaku menunggunya di depan sebuah pondok yang masih beberapa meter di depan karena ia akan meminjam sendal temannya yang ada di pondok itu. Tak lama kemudian dia datang dari depan.

“Mbak, awas!” pekik Farha. Yang kini dia datang dari depan.

Mendengar pekikan Farha aku pun langsung sadar dari lamunanku. Aku yang sedang berada di tengah jalan otomatis menoleh ke belakang, mencari sesuatu yang akan menabrakku hingga aku harus menghindar atau menepi. Dari belakang tak ada tanda-tanda mobil ataupun motor yang hendak menabrakku. Aku mangkel setengah mati, karena merasa dibodohi oleh Farha, lalu kutatap matanya dengan tajam.

“Lo bohongin gue?” tanyaku, sambil melipatkan tanganku di depan dada.

“Ndak berani, Mbak. Ayo, Mbak, minggir, ada putra mau lewat.” kata Farha. Dia menarikku ke tepi jalan. Aku melongo mencoba mengerti apa arti dari ucapannya barusan.

Farha berdiri di sampingku dengan wajah yang sengaja ditundukkan, seperti ketakutan bila wajahnya dikenali seorang penculik. Karena penasaran dengan apa yang terjadi, akhirnya aku mencari keberadaan ‘Putra’ yang sangat menakutkan bagi Farha. Mataku menangkap sosok santri laki-laki yang sedang berjalan ke arah kami, jarak kami masih tergolong cukup jauh.

Aku mencoba mencari benang merah antara sosok laki-laki yang masih jauh dengan pekikkan Farha yang menyeruku untuk menepi. Aku amati laki-laki yang semakin mendekat itu. Tubuhnya tidak terlalu besar jika Farha beralasan takut aku tertabrak sesosok tubuh gembrot yang mirip truk tronton yang sering berlalu lalang di Tanjung Priuk. Atau mungkin laki-laki itu pernah mem-bully Farha? Jika tidak kedua alasan tersebut aku rasa Farha sudah gila.

Aku yang masih tak mengerti, langsung memandang Farha, “Elo, ngapain sih?” tanyaku, pada Farha yang terus menunduk.

“Itu, Mbak, ada Putra.” katanya lagi.

“Iya gue tau namanya Putra, terus kenapa lo ajak gue minggir? Dia gak segembrot itu buat nabrak gue, apa mungkin lo pernah di bully sama dia?” tanyaku lagi. Kini fokusku pada Farha, bukan laki-laki tadi.

“Namanya bukan Putra, Mbak, Putra itu sebutan untuk santri laki-laki.” kata Farha lagi. Matanya masih saja betah menatap tanah walaupun sesekali melirikku, tapi tidak berani melirik ke santri laki-laki yang semakin dekat.

“Ya terus masalahnya apa, sampai lo nunduk begitu?” tanyaku semakin bingung.

Farha menggeleng.

“Wah, benar-benar absurd nih anak. Udah ah, ayo jalan lagi!” kataku, menarik tangan Farha.

“Ada putra, Mbak.” kata Farha lagi.

“Wah, emang susah ya ngomong sama tutup botol. Bodo amat ah, gue tinggal aja.” Kataku hendak pergi. Namun, tanganku dicekal Farha.

“Malu.” kata Farha lagi.

Terpopuler

Comments

Ulfatul Naura

Ulfatul Naura

memang bagus sih ceritanya /Good/

2024-04-13

0

Nafiza

Nafiza

si farha ngomongnya kurang jelas...
ada putra mbak...ada putra mbak...
aku yg baca aja bingung apalagi Nindy😂😂

2021-06-23

0

Siti Nurhayati

Siti Nurhayati

wkwkwk.. kenapa harus tutup botol sih😂

2021-05-23

0

lihat semua
Episodes
1 PS 1 - Di Balik Jendela
2 PS 2 - Salah Sasaran
3 PS 3 - Pengaduan
4 PS 4 - Tragedi Saling Siram
5 PS 5 - Tingkah Aneh Farha
6 PS 6 - Pertama Kali Mengaji
7 PS 7 - Antre Telepon
8 PS 8 - Pingsan Pembawa Harap
9 PS 9 - Suara Laknat
10 PS 10 - Murah Betul
11 PS 11 - Pingsan Lagi
12 PS 12 - Hadiah untuk Mama
13 PS 13 - Mencari Gus Faiz
14 PS 14 - Mata Pisau
15 PS 15 - Mengorek Informasi dari Farha
16 PS 16 - Gus Faiz Lovers
17 PS 17 - Rembulan
18 PS 18 - Syarat Mustahil
19 PS 19 - Awal yang Baru
20 PS 20 - Sedikit Perubahan
21 PS 21 - Gengsi Tingkat Dewa
22 PS 22 - Proses Menahan
23 PS 23 - Salah Paham
24 PS 24 - Hukuman
25 PS 25 - Pascahukuman
26 PS 26 - Pertemuan
27 PS 27 - Pipi Merah Arum
28 PS 28 - Obat Terjaga
29 PS 29 - Pemilik Suara Merdu
30 PS 30 - Si Santri Menyebalkan
31 PS 31 - Isi Surat
32 PS 32 - Dilema
33 PS 33 - Klarifikasi
34 PS 34 - Sosok Misterius
35 PS 35 - Janji Aaron
36 PS 36 - Bayangan Ilham 1
37 PS 37 - Bayangan Ilham 2
38 PS 38 - Bayangan Ilham 3
39 PS 39 - Diam Tetap Lebih Baik
40 PS 40 - Hilangnya Uang Supri
41 PS 41 - Pahlawan Kesiangan
42 PS 42 - Gagal Bertemu Aaron
43 PS 43 - Sidang
44 PS 44 - Mimpi
45 PS 45 - Pencarian
46 PS 46 - Sidang Kedua
47 PS 47 - Pembelaan Kak Ulfa
48 PS 48 - Balok
49 PS 49 - Menahan Senyum
50 PS 50 - Dokter Spesial
51 PS 51 - Persiapan
52 PS 52 - Awal Perjalanan
53 PS 53 - Identitas Aaron
54 PS 54 - Stasiun
55 PS 55 - Tempat Sembunyi
56 PS 56 - Taman Lampion
57 PS 57 - Jalan Terbaik
58 PS 58 - Ketenangan Sesaat
59 PS 59 - Mendapatkan Ingatan
60 PS 60 - Kebenaran
61 PS 61 - Saling Memaafkan
62 PS 62 - Mia
63 PS 63 - Surat dari Aaron
64 PS 64 - Kepergian Gus Faiz
65 PS 65 - Masalah Terakhir di Pondok
66 PS 66 - Hari Kelulusan
67 PS 67 - Perpisahan
68 PS 68 - Lamaran
69 PS 69 - Persiapan
70 PS 70 - Kebahagiaan
71 PS 71 - EPISODE SPESIAL TERAKHIR
72 PENGUMUMAN
73 BEYOND BLASSED
74 PS2. 1 – Pengantin Baru
75 PS2. 2 – Ponsel
76 PS2. 3 - Tiga Alasan
77 PS2. 4 - Masak Memasak
78 PS2. 5 – Nasihat Sebelum Menikah
79 PS2. 6 - Menikahi Bidadari
80 PS2. 7 - Tempat Hatiku Bermuara
81 PS2. 8 - Menata Masa Depan
82 PS2. 9 - Pertemuan Tak Terduga
83 PS2. 10 - Diorama
84 PS2. 11 - Salah Paham
85 PS2. 12 - Rahasia Kak Ulfa
86 PS2. 13 – Rumah Baru
87 PS2. 14 - Isi Percakapan
88 PS2. 15 - Sarapan untuk Suami
89 PS2. 16 - Begitu Sempit
90 PS2. 17 – Serpihan Masa Lalu
91 PS2. 18 - Sang Penggoda
92 PS2. 19 - Akal Bulus Tak Berujung Baik
93 PS2. 20 - Semanis Ingatan Kita 1
94 PS2. 21 - Rencana Tanpa Persiapan
95 PS2. 22 - Katidaksengajaan yang Menyebalkan
96 PS2. 23 - Semanis Gula
97 PS2. 24 - Perjalanan Panjang
98 PS2. 25 - Pertemuan Tak Terduga
99 PS2. 26 - Meledak
100 PS2. 27 - Awal Besar Sebuah Dendam
101 PS2. 28 - Trauma Rumah Sakit
102 PS2. 29 - Berdamai dengan Masa Lalu
103 PS2. 30 - Kesembuhan Marsya
104 PS2. 31 - Di Balik Pernikahan Farha
105 PS2. 32 - Pertemuan Pertama dengan Farha
106 PS2. 33 - Kejahatan yang Tertanam
107 PS. 34 - Dalang Sabotase
108 PS2. 35 - Mual yang Aneh
109 PS2. 36 - Kabar Gembira
110 PS2. 37 - Rahasia Umum
111 PS2. 38 - Akulah Tungku Tanpa Api
112 PS2. 39 - Keberanian yang Ntah datang dari Mana
113 PS2 40 - Pancingan Berbisa
114 PS2 41 - Penjemputan Secara Paksa
115 PS2 42 - Pulang dan Kembali
116 PS2 43 - Farha yang Malang
117 PS2 44 - Keromantisan Si Balok Es
118 PS2 45 - Haidar, Ghifari, dan Zahra
119 PS2 46 - Singa Betina
120 PS2 47 - Keajaiban Sebuah Ketulusan
121 PS2 48 - Salah Sangka
122 PS2 49 - Dia adalah Suamiku
123 PS2 50 - Terbang ke Angkasa
124 PS2. 51 - Permohonan Maaf Kak Ulfa
125 PS2. 52 - Kedatangan Anak Bi Darsih
126 PS2 53 - Mendadak Reuni
127 PS2. 54 - Kembali Bersama
128 PS2. 55 - Kejujuran Arum
129 PS2. 56 - Bersama Marsya
130 PS2. 57 - Firasat Buruk Tak Berarti
131 PS2. 58 - Kecurigaan
132 PS2. 59 – Pilihan yang Buruk
133 PS2. 60 - Kelahiran
134 PS2. 61 - Kelahiran Haidar
135 PS2 62 – Kembali ke Rumah Mama
136 PS2 63 – Pernikahan Kak Ulfa
137 PS2. 64 - Pertengkaran Kecil
138 PS2 65 – Marsya dan Haidar
139 PS2 66 - Ulang Tahun Haidar
140 PS2. 67 - Kemunafikan
141 PS2 68 - Kebenaran yang Menyesakkan
142 PS2 69 - Ternoda
143 PS2 70 - Ingatan Kosong
144 PS2 71 - Memori yang Kembali
145 PS2 72 - Episode Terakhir
Episodes

Updated 145 Episodes

1
PS 1 - Di Balik Jendela
2
PS 2 - Salah Sasaran
3
PS 3 - Pengaduan
4
PS 4 - Tragedi Saling Siram
5
PS 5 - Tingkah Aneh Farha
6
PS 6 - Pertama Kali Mengaji
7
PS 7 - Antre Telepon
8
PS 8 - Pingsan Pembawa Harap
9
PS 9 - Suara Laknat
10
PS 10 - Murah Betul
11
PS 11 - Pingsan Lagi
12
PS 12 - Hadiah untuk Mama
13
PS 13 - Mencari Gus Faiz
14
PS 14 - Mata Pisau
15
PS 15 - Mengorek Informasi dari Farha
16
PS 16 - Gus Faiz Lovers
17
PS 17 - Rembulan
18
PS 18 - Syarat Mustahil
19
PS 19 - Awal yang Baru
20
PS 20 - Sedikit Perubahan
21
PS 21 - Gengsi Tingkat Dewa
22
PS 22 - Proses Menahan
23
PS 23 - Salah Paham
24
PS 24 - Hukuman
25
PS 25 - Pascahukuman
26
PS 26 - Pertemuan
27
PS 27 - Pipi Merah Arum
28
PS 28 - Obat Terjaga
29
PS 29 - Pemilik Suara Merdu
30
PS 30 - Si Santri Menyebalkan
31
PS 31 - Isi Surat
32
PS 32 - Dilema
33
PS 33 - Klarifikasi
34
PS 34 - Sosok Misterius
35
PS 35 - Janji Aaron
36
PS 36 - Bayangan Ilham 1
37
PS 37 - Bayangan Ilham 2
38
PS 38 - Bayangan Ilham 3
39
PS 39 - Diam Tetap Lebih Baik
40
PS 40 - Hilangnya Uang Supri
41
PS 41 - Pahlawan Kesiangan
42
PS 42 - Gagal Bertemu Aaron
43
PS 43 - Sidang
44
PS 44 - Mimpi
45
PS 45 - Pencarian
46
PS 46 - Sidang Kedua
47
PS 47 - Pembelaan Kak Ulfa
48
PS 48 - Balok
49
PS 49 - Menahan Senyum
50
PS 50 - Dokter Spesial
51
PS 51 - Persiapan
52
PS 52 - Awal Perjalanan
53
PS 53 - Identitas Aaron
54
PS 54 - Stasiun
55
PS 55 - Tempat Sembunyi
56
PS 56 - Taman Lampion
57
PS 57 - Jalan Terbaik
58
PS 58 - Ketenangan Sesaat
59
PS 59 - Mendapatkan Ingatan
60
PS 60 - Kebenaran
61
PS 61 - Saling Memaafkan
62
PS 62 - Mia
63
PS 63 - Surat dari Aaron
64
PS 64 - Kepergian Gus Faiz
65
PS 65 - Masalah Terakhir di Pondok
66
PS 66 - Hari Kelulusan
67
PS 67 - Perpisahan
68
PS 68 - Lamaran
69
PS 69 - Persiapan
70
PS 70 - Kebahagiaan
71
PS 71 - EPISODE SPESIAL TERAKHIR
72
PENGUMUMAN
73
BEYOND BLASSED
74
PS2. 1 – Pengantin Baru
75
PS2. 2 – Ponsel
76
PS2. 3 - Tiga Alasan
77
PS2. 4 - Masak Memasak
78
PS2. 5 – Nasihat Sebelum Menikah
79
PS2. 6 - Menikahi Bidadari
80
PS2. 7 - Tempat Hatiku Bermuara
81
PS2. 8 - Menata Masa Depan
82
PS2. 9 - Pertemuan Tak Terduga
83
PS2. 10 - Diorama
84
PS2. 11 - Salah Paham
85
PS2. 12 - Rahasia Kak Ulfa
86
PS2. 13 – Rumah Baru
87
PS2. 14 - Isi Percakapan
88
PS2. 15 - Sarapan untuk Suami
89
PS2. 16 - Begitu Sempit
90
PS2. 17 – Serpihan Masa Lalu
91
PS2. 18 - Sang Penggoda
92
PS2. 19 - Akal Bulus Tak Berujung Baik
93
PS2. 20 - Semanis Ingatan Kita 1
94
PS2. 21 - Rencana Tanpa Persiapan
95
PS2. 22 - Katidaksengajaan yang Menyebalkan
96
PS2. 23 - Semanis Gula
97
PS2. 24 - Perjalanan Panjang
98
PS2. 25 - Pertemuan Tak Terduga
99
PS2. 26 - Meledak
100
PS2. 27 - Awal Besar Sebuah Dendam
101
PS2. 28 - Trauma Rumah Sakit
102
PS2. 29 - Berdamai dengan Masa Lalu
103
PS2. 30 - Kesembuhan Marsya
104
PS2. 31 - Di Balik Pernikahan Farha
105
PS2. 32 - Pertemuan Pertama dengan Farha
106
PS2. 33 - Kejahatan yang Tertanam
107
PS. 34 - Dalang Sabotase
108
PS2. 35 - Mual yang Aneh
109
PS2. 36 - Kabar Gembira
110
PS2. 37 - Rahasia Umum
111
PS2. 38 - Akulah Tungku Tanpa Api
112
PS2. 39 - Keberanian yang Ntah datang dari Mana
113
PS2 40 - Pancingan Berbisa
114
PS2 41 - Penjemputan Secara Paksa
115
PS2 42 - Pulang dan Kembali
116
PS2 43 - Farha yang Malang
117
PS2 44 - Keromantisan Si Balok Es
118
PS2 45 - Haidar, Ghifari, dan Zahra
119
PS2 46 - Singa Betina
120
PS2 47 - Keajaiban Sebuah Ketulusan
121
PS2 48 - Salah Sangka
122
PS2 49 - Dia adalah Suamiku
123
PS2 50 - Terbang ke Angkasa
124
PS2. 51 - Permohonan Maaf Kak Ulfa
125
PS2. 52 - Kedatangan Anak Bi Darsih
126
PS2 53 - Mendadak Reuni
127
PS2. 54 - Kembali Bersama
128
PS2. 55 - Kejujuran Arum
129
PS2. 56 - Bersama Marsya
130
PS2. 57 - Firasat Buruk Tak Berarti
131
PS2. 58 - Kecurigaan
132
PS2. 59 – Pilihan yang Buruk
133
PS2. 60 - Kelahiran
134
PS2. 61 - Kelahiran Haidar
135
PS2 62 – Kembali ke Rumah Mama
136
PS2 63 – Pernikahan Kak Ulfa
137
PS2. 64 - Pertengkaran Kecil
138
PS2 65 – Marsya dan Haidar
139
PS2 66 - Ulang Tahun Haidar
140
PS2. 67 - Kemunafikan
141
PS2 68 - Kebenaran yang Menyesakkan
142
PS2 69 - Ternoda
143
PS2 70 - Ingatan Kosong
144
PS2 71 - Memori yang Kembali
145
PS2 72 - Episode Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!