PS 2 - Salah Sasaran

“Mbak, tunggu, anu, iku, Mbak kan belum tau daerah sini, nanti bisa nyasar,” kata Farha, dia mengikutiku. Aku hanya diam. Dalam hati aku membenarkan ucapannya, namun aku tak mau punya teman. Karena akan menghambat aksiku.

“Gue gak pikun dan gue masih punya mulut buat tanya.” kataku, ketus.

Farha berlari ke kamarnya, mungkin dia menangis tapi ntahlah aku tidak begitu peduli. Toh itu bukan urusanku. Saat aku hendak menuruni anak tangga terakhir, sebuah tangan mencekalku. Saat menoleh kudapati Farha lagi, dia menyodorkanku atasan mukena yang aku yakin miliknya. Aku mengamati Farha sekilas, kini ia menggunakan mukena berenda cokelat.

“Maksudnya apa nih? Lo nyuruh gue salat, Hah?!” teriakku, di depannya. Dia beringsut sedikit, lalu menyodorkan mukena itu lagi.

“Iku, Mbak, kalo di sini, keluar pondok harus pakai mukena.” cicitnya.

“Kalo gue gak mau?” tanyaku dengan ketusnya.

“Mbak, ndak boleh keluar pondok.” kata Farha lagi. Rupanya berargumen denganku menambah lancar bahasa Indonesianya.

“Gue gak peduli! Gue mau keluar awas! Minggir!” kataku, melewati Farha.

“Pakai kerudung ini, Mbak.” kata Farha, menyerah memberikan mukena itu.

“Oke, gue akan pake kerudung ini tapi elo gak boleh ikutin gue, kalo lo tetap ikutin gue, gue bakal pergi tanpa kerudung.” kataku. Aku menerimanya, karena merasa sedikit kasihan padanya. Aku memakainya asal-asalan karena aku tidak tau cara memakainya. Melihat kerudung itu, aku teringat sekolah dan teman-temanku di sekolah. Dulu saat di sekolah, aku tidak pernah memakai kerudung di hari Jumat sebagaimana mestinya, aku hanya memakainya saat ada Guru BK yang lewat, karena beliau begitu killer dan suka menjambak siswi muslim yang tak memakai kerudung di hari Jumat. Itupun aku hanya memakainya asal.

Aku langsung melengos pergi. Meninggalkan Farha yang masih terdiam di sana. Malam sudah datang. Aku tak tahu harus kemana. Meski begitu aku tetap ingin pergi kemanapun asalkan bisa lenyap dari dunia ini, dunia yang egois, dunia yang hanya mementingkan satu hati tanpa memperdulikan hati yang lain.

“Apa lo liat-liat?” bentakku pada beberapa santri yang mengamatiku dari atas sampai bawah. Menilai penampilanku. Tapi aku tak peduli. Aku langsung pergi.

***

Baru beberapa langkah menjauhi pondok, aku mendengar pengumuman menggunakan bahasa Arab yang tidak aku mengerti dan diakhiri dengan bahasa Jawa yang tak bisa juga aku mengerti. Sekarang aku bingung. Beginilah bila kita tidak memiliki tujuan yang jelas. Saat sedang bingung tiba-tiba aku melihat santri putri berlarian memakai atasan mukena berenda. Mereka membawa peralatan sholat, Al-Qur'an, dan buku bersampul tulisan Arab.

Aku bersembunyi di balik pohon, aku tau bersembunyi di balik pohon mangga itu tidak baik karena pasti ada penghuni di atas sana yang sedang mengamati. Ketika kewarasanku mulai kembali terjaga, aku justru berfikir bila Si Penghuni benar-benar melakukan hal yang tidak-tidak, aku akan bersyukur, dan meminta ia untuk sekalian membunuhku. Namun, sayangnya aku tak mendengar apapun dari atas pepohonan. Mungkin karena arena ini tempat suci, jadi mereka tak berniat berada di sini.

Setelah tak ada santri lagi yang lewat aku keluar dari tempat persembunyianku. Batinku mengatakan bahwa ini merupakan saat yang tepat untuk memulai aksi bunuh diri. Lalu, sebuah ide terlintas di benakku. Aku memandangi pondok pesantren itu lalu menimbang apakah 4 lantai dapat menghantarkanku ke akhirat. Ketika kurasa cukup berpotensi, akupun langsung mengendap-endap masuk ke dalam pondok karena kuyakin tidak semua santri berada di Masjid. Akhirnya, aku berhasil sampai di lantai paling atas.

“Sial! Kenapa lantai paling atas harus dijeruji sih? Trus gue lompat dari mana coba?” kataku geram.

Akupun turun lagi, kembali ke bawah pohon mangga dengan perasaan kesal setengah mati. Lalu kembali berpikir sambal mengacak kepalaku frustasi, “Apa gue lompat dari lantai 4 aja?” tanyaku pada diri sendiri.

“Lantai 4 cuman buat kamu masuk rumah sakit.” kata suara bariton, mengejutkan.

Aku langsung membalikkan tubuhku. Mencari sosok laki-laki bersuara bariton. Ntah mengapa disaat seperti ini aku berharap pemilik suara bariton itu merupakan pemuda tampan yang siap membantuku. Mataku menangkap sesosok bersarung hijau, baju koko putih, dan berpeci hitam yang semakin menjauh. Jika dilihat dari perawakannya yang tinggi dan kulitnya yang putih, sepertinya dia memang tampan.

“Hei! Lo bisa ngomong pakai bahasa Indonesia?” teriakku. Aku begitu senang, terlebih ketika ia berbicara tak ada kesan medhok dalam bahasannya, itu artinya kemungkinan besar dia dari Jakarta.

Sejak aku sampai di sini, semua orang tidak menggunakan bahasa Indonesia, hanya Sang Kyai, Farha, dan Pemuda itu. Selainnya menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Arab yang tak kumengerti artinya. Dari segi bahasa saja aku merasa seperti dibuang ke sebuah planet macam planet mars yang mau tak mau membuatku semakin sendirian dan kesepian. Sungguh penjara yang lebih penjara dari penjara.

Meski kupanggil berkali-kali, ia tetap tidak menoleh. Aku menghentak-hentakkan kaki kesal. Ternyata aku memang ditakdirkan untuk sendirian. Lihatlah, dia begitu sombong dan tak tahu tata karma. Melihatnya menjauh, aku semakin kesal. Aku mengambil sepatu hak tinggi/high heels sebelah kanan milikku, lalu melemparkan ke arah pemuda itu yang sebentar lagi berbelok ke sebuah gang.

PLETAKKK!

Sial! Lemparanku meleset begitu saja. –Umpatku dalam hati.

“Aduh!” ringis seseorang. Ternyata sepatuku mengenai orang lain. Dia seorang santri perempuan yang juga memakai mukena berenda ungu, ia berjongkok sambil memegangi kepalanya. Aku yakin, high heels-ku pasti mengenai kepalanya. Dia tidak sendiri, ia ditemani santri putri yang juga menggunakan mukena namun berenda merah.

Kabur-enggak, kabur-enggak, kabur-enggak.. Duh, gimana ya? Kabur gak ya? -batinku.

Namun, hatiku membisikkan kalimat jahat untuk menghampiri kedua santri tersebut, ntah untuk menertawakannya atau untuk mengomelinya atas kegagalanku memberikan pelajaran kepada Pemuda Sombong itu. Aku menghampirinya, lalu menyilangkan tangan di dada. Si Renda Merah menatapku tajam, aku balas menatapnya tak kalah tajam. Lalu ia mulai mengamati pakaianku dari atas sampai bawah lalu tersenyum sinis.

“Ngapain lo senyum-senyum? Mau gue antar ke rumah sakit jiwa?” kataku.

Si Renda Merah mendekatiku. Sambil berbicara menggunakan bahasa Jawa yang tak sedikitpun aku mengerti.

“Ngomong gih sana sama tembok!” seruku. Sambal hendak berlalu meninggalkannya. Namun, tiba-tiba dia mencekal lenganku. Ia menarikku ke arah temannya yang sedang terisak.

“Minta maaf, Mbak!” perintahnya, dengan aksen medhok-nya.

“Punya hak apa lo suruh gue minta maaf? Lagi pula, di sini, pihak yang dirugikan itu gue. Coba, kalo gak ada kalian pasti gue bisa kasih pelajaran ke cowok tengik itu!” kataku, tersulut emosi.

“Aku pengurus, Mbak.” kata Si Renda Merah, dari tatapannya kutau ia marah.

“Trus kalo lo pengurus gue harus tunduk sama lo? Helo! Lo bukan Tuhan.” kataku.

“Apa susahnya minta maaf sih, Mbak?” tanya Si Renda Merah.

“Gue gak salah!” kataku, membentaknya. Tak kusangka Si Renda Merah kembali mencekal tanganku. Mungkin ia kira aku lemah. Untuk membuktikan bahwa aku tidak selemah yang difikirkannya akupun menghempaskannya dengan kasar. Namun, ia tidak menyerah. Kali ini dengan kekuatannya yang lebih besar, ia membawaku ke sebuah rumah yang merupakan tempat pertama kali aku kunjungi di sini, Rumah Kyai.

Terpopuler

Comments

Reiva Momi

Reiva Momi

menarik Thor

2021-09-13

0

Nafiza

Nafiza

terkadang kenakalan anak itu disebabkan juga karena kesalahan orangtua dalam mendidik anak-anaknya...kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua membuat anak jadi pembangkang...contoh kecilnya ya seperti tokoh utama dalam cerita ini...

2021-06-23

1

Sufisa ~ IG : Sufisa88

Sufisa ~ IG : Sufisa88

seru Thor...🤭🤭

2021-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 PS 1 - Di Balik Jendela
2 PS 2 - Salah Sasaran
3 PS 3 - Pengaduan
4 PS 4 - Tragedi Saling Siram
5 PS 5 - Tingkah Aneh Farha
6 PS 6 - Pertama Kali Mengaji
7 PS 7 - Antre Telepon
8 PS 8 - Pingsan Pembawa Harap
9 PS 9 - Suara Laknat
10 PS 10 - Murah Betul
11 PS 11 - Pingsan Lagi
12 PS 12 - Hadiah untuk Mama
13 PS 13 - Mencari Gus Faiz
14 PS 14 - Mata Pisau
15 PS 15 - Mengorek Informasi dari Farha
16 PS 16 - Gus Faiz Lovers
17 PS 17 - Rembulan
18 PS 18 - Syarat Mustahil
19 PS 19 - Awal yang Baru
20 PS 20 - Sedikit Perubahan
21 PS 21 - Gengsi Tingkat Dewa
22 PS 22 - Proses Menahan
23 PS 23 - Salah Paham
24 PS 24 - Hukuman
25 PS 25 - Pascahukuman
26 PS 26 - Pertemuan
27 PS 27 - Pipi Merah Arum
28 PS 28 - Obat Terjaga
29 PS 29 - Pemilik Suara Merdu
30 PS 30 - Si Santri Menyebalkan
31 PS 31 - Isi Surat
32 PS 32 - Dilema
33 PS 33 - Klarifikasi
34 PS 34 - Sosok Misterius
35 PS 35 - Janji Aaron
36 PS 36 - Bayangan Ilham 1
37 PS 37 - Bayangan Ilham 2
38 PS 38 - Bayangan Ilham 3
39 PS 39 - Diam Tetap Lebih Baik
40 PS 40 - Hilangnya Uang Supri
41 PS 41 - Pahlawan Kesiangan
42 PS 42 - Gagal Bertemu Aaron
43 PS 43 - Sidang
44 PS 44 - Mimpi
45 PS 45 - Pencarian
46 PS 46 - Sidang Kedua
47 PS 47 - Pembelaan Kak Ulfa
48 PS 48 - Balok
49 PS 49 - Menahan Senyum
50 PS 50 - Dokter Spesial
51 PS 51 - Persiapan
52 PS 52 - Awal Perjalanan
53 PS 53 - Identitas Aaron
54 PS 54 - Stasiun
55 PS 55 - Tempat Sembunyi
56 PS 56 - Taman Lampion
57 PS 57 - Jalan Terbaik
58 PS 58 - Ketenangan Sesaat
59 PS 59 - Mendapatkan Ingatan
60 PS 60 - Kebenaran
61 PS 61 - Saling Memaafkan
62 PS 62 - Mia
63 PS 63 - Surat dari Aaron
64 PS 64 - Kepergian Gus Faiz
65 PS 65 - Masalah Terakhir di Pondok
66 PS 66 - Hari Kelulusan
67 PS 67 - Perpisahan
68 PS 68 - Lamaran
69 PS 69 - Persiapan
70 PS 70 - Kebahagiaan
71 PS 71 - EPISODE SPESIAL TERAKHIR
72 PENGUMUMAN
73 BEYOND BLASSED
74 PS2. 1 – Pengantin Baru
75 PS2. 2 – Ponsel
76 PS2. 3 - Tiga Alasan
77 PS2. 4 - Masak Memasak
78 PS2. 5 – Nasihat Sebelum Menikah
79 PS2. 6 - Menikahi Bidadari
80 PS2. 7 - Tempat Hatiku Bermuara
81 PS2. 8 - Menata Masa Depan
82 PS2. 9 - Pertemuan Tak Terduga
83 PS2. 10 - Diorama
84 PS2. 11 - Salah Paham
85 PS2. 12 - Rahasia Kak Ulfa
86 PS2. 13 – Rumah Baru
87 PS2. 14 - Isi Percakapan
88 PS2. 15 - Sarapan untuk Suami
89 PS2. 16 - Begitu Sempit
90 PS2. 17 – Serpihan Masa Lalu
91 PS2. 18 - Sang Penggoda
92 PS2. 19 - Akal Bulus Tak Berujung Baik
93 PS2. 20 - Semanis Ingatan Kita 1
94 PS2. 21 - Rencana Tanpa Persiapan
95 PS2. 22 - Katidaksengajaan yang Menyebalkan
96 PS2. 23 - Semanis Gula
97 PS2. 24 - Perjalanan Panjang
98 PS2. 25 - Pertemuan Tak Terduga
99 PS2. 26 - Meledak
100 PS2. 27 - Awal Besar Sebuah Dendam
101 PS2. 28 - Trauma Rumah Sakit
102 PS2. 29 - Berdamai dengan Masa Lalu
103 PS2. 30 - Kesembuhan Marsya
104 PS2. 31 - Di Balik Pernikahan Farha
105 PS2. 32 - Pertemuan Pertama dengan Farha
106 PS2. 33 - Kejahatan yang Tertanam
107 PS. 34 - Dalang Sabotase
108 PS2. 35 - Mual yang Aneh
109 PS2. 36 - Kabar Gembira
110 PS2. 37 - Rahasia Umum
111 PS2. 38 - Akulah Tungku Tanpa Api
112 PS2. 39 - Keberanian yang Ntah datang dari Mana
113 PS2 40 - Pancingan Berbisa
114 PS2 41 - Penjemputan Secara Paksa
115 PS2 42 - Pulang dan Kembali
116 PS2 43 - Farha yang Malang
117 PS2 44 - Keromantisan Si Balok Es
118 PS2 45 - Haidar, Ghifari, dan Zahra
119 PS2 46 - Singa Betina
120 PS2 47 - Keajaiban Sebuah Ketulusan
121 PS2 48 - Salah Sangka
122 PS2 49 - Dia adalah Suamiku
123 PS2 50 - Terbang ke Angkasa
124 PS2. 51 - Permohonan Maaf Kak Ulfa
125 PS2. 52 - Kedatangan Anak Bi Darsih
126 PS2 53 - Mendadak Reuni
127 PS2. 54 - Kembali Bersama
128 PS2. 55 - Kejujuran Arum
129 PS2. 56 - Bersama Marsya
130 PS2. 57 - Firasat Buruk Tak Berarti
131 PS2. 58 - Kecurigaan
132 PS2. 59 – Pilihan yang Buruk
133 PS2. 60 - Kelahiran
134 PS2. 61 - Kelahiran Haidar
135 PS2 62 – Kembali ke Rumah Mama
136 PS2 63 – Pernikahan Kak Ulfa
137 PS2. 64 - Pertengkaran Kecil
138 PS2 65 – Marsya dan Haidar
139 PS2 66 - Ulang Tahun Haidar
140 PS2. 67 - Kemunafikan
141 PS2 68 - Kebenaran yang Menyesakkan
142 PS2 69 - Ternoda
143 PS2 70 - Ingatan Kosong
144 PS2 71 - Memori yang Kembali
145 PS2 72 - Episode Terakhir
Episodes

Updated 145 Episodes

1
PS 1 - Di Balik Jendela
2
PS 2 - Salah Sasaran
3
PS 3 - Pengaduan
4
PS 4 - Tragedi Saling Siram
5
PS 5 - Tingkah Aneh Farha
6
PS 6 - Pertama Kali Mengaji
7
PS 7 - Antre Telepon
8
PS 8 - Pingsan Pembawa Harap
9
PS 9 - Suara Laknat
10
PS 10 - Murah Betul
11
PS 11 - Pingsan Lagi
12
PS 12 - Hadiah untuk Mama
13
PS 13 - Mencari Gus Faiz
14
PS 14 - Mata Pisau
15
PS 15 - Mengorek Informasi dari Farha
16
PS 16 - Gus Faiz Lovers
17
PS 17 - Rembulan
18
PS 18 - Syarat Mustahil
19
PS 19 - Awal yang Baru
20
PS 20 - Sedikit Perubahan
21
PS 21 - Gengsi Tingkat Dewa
22
PS 22 - Proses Menahan
23
PS 23 - Salah Paham
24
PS 24 - Hukuman
25
PS 25 - Pascahukuman
26
PS 26 - Pertemuan
27
PS 27 - Pipi Merah Arum
28
PS 28 - Obat Terjaga
29
PS 29 - Pemilik Suara Merdu
30
PS 30 - Si Santri Menyebalkan
31
PS 31 - Isi Surat
32
PS 32 - Dilema
33
PS 33 - Klarifikasi
34
PS 34 - Sosok Misterius
35
PS 35 - Janji Aaron
36
PS 36 - Bayangan Ilham 1
37
PS 37 - Bayangan Ilham 2
38
PS 38 - Bayangan Ilham 3
39
PS 39 - Diam Tetap Lebih Baik
40
PS 40 - Hilangnya Uang Supri
41
PS 41 - Pahlawan Kesiangan
42
PS 42 - Gagal Bertemu Aaron
43
PS 43 - Sidang
44
PS 44 - Mimpi
45
PS 45 - Pencarian
46
PS 46 - Sidang Kedua
47
PS 47 - Pembelaan Kak Ulfa
48
PS 48 - Balok
49
PS 49 - Menahan Senyum
50
PS 50 - Dokter Spesial
51
PS 51 - Persiapan
52
PS 52 - Awal Perjalanan
53
PS 53 - Identitas Aaron
54
PS 54 - Stasiun
55
PS 55 - Tempat Sembunyi
56
PS 56 - Taman Lampion
57
PS 57 - Jalan Terbaik
58
PS 58 - Ketenangan Sesaat
59
PS 59 - Mendapatkan Ingatan
60
PS 60 - Kebenaran
61
PS 61 - Saling Memaafkan
62
PS 62 - Mia
63
PS 63 - Surat dari Aaron
64
PS 64 - Kepergian Gus Faiz
65
PS 65 - Masalah Terakhir di Pondok
66
PS 66 - Hari Kelulusan
67
PS 67 - Perpisahan
68
PS 68 - Lamaran
69
PS 69 - Persiapan
70
PS 70 - Kebahagiaan
71
PS 71 - EPISODE SPESIAL TERAKHIR
72
PENGUMUMAN
73
BEYOND BLASSED
74
PS2. 1 – Pengantin Baru
75
PS2. 2 – Ponsel
76
PS2. 3 - Tiga Alasan
77
PS2. 4 - Masak Memasak
78
PS2. 5 – Nasihat Sebelum Menikah
79
PS2. 6 - Menikahi Bidadari
80
PS2. 7 - Tempat Hatiku Bermuara
81
PS2. 8 - Menata Masa Depan
82
PS2. 9 - Pertemuan Tak Terduga
83
PS2. 10 - Diorama
84
PS2. 11 - Salah Paham
85
PS2. 12 - Rahasia Kak Ulfa
86
PS2. 13 – Rumah Baru
87
PS2. 14 - Isi Percakapan
88
PS2. 15 - Sarapan untuk Suami
89
PS2. 16 - Begitu Sempit
90
PS2. 17 – Serpihan Masa Lalu
91
PS2. 18 - Sang Penggoda
92
PS2. 19 - Akal Bulus Tak Berujung Baik
93
PS2. 20 - Semanis Ingatan Kita 1
94
PS2. 21 - Rencana Tanpa Persiapan
95
PS2. 22 - Katidaksengajaan yang Menyebalkan
96
PS2. 23 - Semanis Gula
97
PS2. 24 - Perjalanan Panjang
98
PS2. 25 - Pertemuan Tak Terduga
99
PS2. 26 - Meledak
100
PS2. 27 - Awal Besar Sebuah Dendam
101
PS2. 28 - Trauma Rumah Sakit
102
PS2. 29 - Berdamai dengan Masa Lalu
103
PS2. 30 - Kesembuhan Marsya
104
PS2. 31 - Di Balik Pernikahan Farha
105
PS2. 32 - Pertemuan Pertama dengan Farha
106
PS2. 33 - Kejahatan yang Tertanam
107
PS. 34 - Dalang Sabotase
108
PS2. 35 - Mual yang Aneh
109
PS2. 36 - Kabar Gembira
110
PS2. 37 - Rahasia Umum
111
PS2. 38 - Akulah Tungku Tanpa Api
112
PS2. 39 - Keberanian yang Ntah datang dari Mana
113
PS2 40 - Pancingan Berbisa
114
PS2 41 - Penjemputan Secara Paksa
115
PS2 42 - Pulang dan Kembali
116
PS2 43 - Farha yang Malang
117
PS2 44 - Keromantisan Si Balok Es
118
PS2 45 - Haidar, Ghifari, dan Zahra
119
PS2 46 - Singa Betina
120
PS2 47 - Keajaiban Sebuah Ketulusan
121
PS2 48 - Salah Sangka
122
PS2 49 - Dia adalah Suamiku
123
PS2 50 - Terbang ke Angkasa
124
PS2. 51 - Permohonan Maaf Kak Ulfa
125
PS2. 52 - Kedatangan Anak Bi Darsih
126
PS2 53 - Mendadak Reuni
127
PS2. 54 - Kembali Bersama
128
PS2. 55 - Kejujuran Arum
129
PS2. 56 - Bersama Marsya
130
PS2. 57 - Firasat Buruk Tak Berarti
131
PS2. 58 - Kecurigaan
132
PS2. 59 – Pilihan yang Buruk
133
PS2. 60 - Kelahiran
134
PS2. 61 - Kelahiran Haidar
135
PS2 62 – Kembali ke Rumah Mama
136
PS2 63 – Pernikahan Kak Ulfa
137
PS2. 64 - Pertengkaran Kecil
138
PS2 65 – Marsya dan Haidar
139
PS2 66 - Ulang Tahun Haidar
140
PS2. 67 - Kemunafikan
141
PS2 68 - Kebenaran yang Menyesakkan
142
PS2 69 - Ternoda
143
PS2 70 - Ingatan Kosong
144
PS2 71 - Memori yang Kembali
145
PS2 72 - Episode Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!