Di lapangan sudah ada 5 mahasiswa yang berkumpul karena tidak membawa perlengkapan OSPEK. Aliza dan Rangga mengambil barisan akhir dan berdiri bersebelahan.
Seorang maba menghampiri barisan mereka. Karena dia juga tidak membawa perlengkapan Ospek. Sehingga ada 8 maba yang tidak melengkapi atau membawa perlengkapan OSPEK.
Rio, wakil ketua HIMA yang berdiri di depan barisan, akhirnya membuka suara. Setelah beberapa menit diam.
“Sebelumnya kami sudah umumkan kepada kalian, untuk membawa perlengkapan OSPEK. Kami juga sudah tekankan. Akan memberikan sanksi kepada kalian yang tidak mematuhinya. Jadi, disini saya ingin tanya kenapa kalian tidak membawa perlengkapan OSPEK.” ucap Rio tegas dan lantang.
Para maba hanya diam dan menundukkan kepala ketakutan. Mereka menyadari apa yang mereka lakukan salah. Tapi ada beberapa alasan, sehingga mereka tidak melengkapi atau membawa perlengkapan OSPEK.
“JAWAB!” seru Rio yang marah karena tak satupun dari mereka yang jawab.
“Maaf kak!” ucap serempak para maba yang tidak membawa perlengkapan OSPEK.
Terlihat Rio sedang menghembuskan nafasnya dengan kasar untuk menahan amarahnya.
Wahyu yang sudah selesai dengan urusannya, menghampiri mereka di lapangan.
“Aduh! kenapa dia pakai acara kesini segala lagi.” batin Aliza saat melihat Wahyu menghampiri mereka.
Aliza sangat tidak ingin bertemu dengan Wahyu. Bahkan dia berharap agar Wahyu tidak mengenalinya lagi. Dia tak ingin dipermalukan lagi karena Wahyu.
Flashback on
SMP XX
Ketika jam istirahat, terlihat Aliza dan Hilya berjalan beriringan menuju toilet. Kebetulan toilet tersebut melewati kelas Wahyu yang sedang berkumpul di bangku depan kelas bersama teman-temannya.
Aliza yang melihat Wahyu tertawa bersama teman-temannya. Jantungnya yang mulai berdegup cepat. Pipi yang merah merona serta senyum yang mulai terukir di wajahnya. Senyum orang yang jatuh cinta (bayangkan sendiri ya😊!).
“Kak Wahyu tampan sekali! Waktu tertawa saja tampan. Jadi makin suka.” batin Aliza sembari senyum menghiasi wajahnya dan tatapan yang tak lepas dari Wahyu.
Pandangan Aliza seketika dibuyarkan. Seseorang tiba-tiba membuka suara dan mengejutkan Aliza.
“Hei, adik kecil! Kenapa kau menatap kami seperti itu?” ucap teman Wahyu sembari tertawa mengejek.
Aliza melihat ke depan, dan ke belakang. Tak ada siapa-siapa di sana kecuali mereka dan kumpulan Wahyu. Kecuali di belakang Aliza ada beberapa siswa yang tampak berjalan. Namun masih terlihat jauh.
Wahyu yang mendengar ucapan temannya, spontan menoleh. Dan melihat ke arah Aliza.
“Kakak memanggil kami?” tanya Aliza seraya menunjuk dirinya.
“Iya, siapa lagi kalau bukan kamu?” ucap teman Wahyu.
“Tapi kami bukan adik kecil, kak.” protes Aliza yang tidak terima dikatai adik kecil.
“Hei, adik kecil. Apa kau ingin memberiku surat lagi?” tanya Wahyu seraya tersenyum.
Teman-teman Wahyu yang mendengarnya menjadi tertawa. Mereka tidak menyangka ternyata masih ada yang memakai cara surat-suratan untuk menyatakan cinta. Dan lebih lucu lagi yang memberikan surat aadalah junior 2 tahun di bawah mereka.
Mereka merasa tersanjung akan kepopuleran Wahyu dikalangan perempuan seangkatan maupun dikalangan junior mereka.
Mendengar itu, seketika wajah Aliza menjadi merah. dia hanya bisa menunduk menahan rasa malu. Dan berlari meninggalkan Hilya yang kebingungan. Dia bahkan tak tau apa yang terjadi.
Dia pun berlalu meninggalkan Wahyu dan teman-temannya yang asik tertawa. Mengejar Aliza yang sudah meninggalkannya.
Wahyu hanya menatap kepergian Aliza. sedangkan teman-temannya masih asik tertawa.
“Hei, kenapa kalian tertawa terus?” tanya Wahyu heran melihat teman-temannya yang asik tertawa.
'
“Teman kita yang satu ini sangat populer ternyata. Apa benar dia memberimu surat?” tanya teman Wahyu sembari menahan tawanya.
“Iya, memangnya kenapa? apa ada yang salah?” tanya Wahyu santai.
“Wah, wah, wah!Ternyata teman kita ini sudah jatuh cinta pada adik kecil tadi.” ucap temannya sembari tertawa bersama teman Wahyu lainnya.
Wahyu yang mendengar hanya bisa tersenyum. dia sendiri tidak tau apa yang dirasakannya.
Flashback off
Wahyu menghampiri barisan para maba yang tida melengkapi dan membawa perlengkapan OSPEK.
“Apa semuanya sudah berkumpul?” tanya Wahyu sembari memperhatikan barisan di depannya.
“Sudah! ada 8 orang. 3 orang tidak melengkapi. Dan yang sisanya tidak membawa sama sekali.” jawab Rio sembari menatap Wahyu.
Sementara di barisan belakang, terlihat Aliza yang terus menundukkan pandangannya. Berharap Wahyu tidak melihatnya.
*
*
*
Hai semua! ini novel pertamaku. maaf jika banyak yang typo. mohon dukunganya ya. jangan lupa like dan komen😊!
Terima kasih sudah membaca!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
sokileri
wahyuu? its you? udah lama kita ga jumpa di real life🤣
mampir keceritaku juga ya kaa, judulnya FAITH. terima kasih
2021-12-12
3
Alwani Yunita
Apa cuma aku yang dari dulu gak setuju sama ospek atau apalah itu
2021-12-12
1
Lhiya Andha
sukaa, bagus ceritaya..
2020-04-09
1